Anda di halaman 1dari 5

Slide 1

Kelompok 3
”Unsur-Unsur dan Gambaran Umum Pelaksaan Penyuluhan”
Slide 2
Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian
Unsur-unsur penyuluhan pertanian pada prinsipnya merupakan semua faktor yang terdapat
pada kegiatan penyuluhan yang meliputi sumber, materi, metode, sasaran dan tujuan
penyuluhan pertanian (Ibrahim dkk, 2003).

Slide 3
a. Sumber penyuluhan pertanian.
Sumber penyuluhan pertanian merupakan sumber penghasil materi awal sebelum
dilakukan penyuluhan pertanian (Ibrahim dkk, 2003). Dijelaskan lebih lanjut bahwa sumber
penyuluhan pertanian dapat berupa penyuluh pertanian, petani, lembaga penelitian
pemerintah/swasta yang melakukan penelitian pertanian guna menghasilkan teknologi
pertanian.

Slide 4
b. Materi penyuluhan pertanian.
Materi penyuluhan, pada hakekatnya merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan
oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya (Mardikanto, 1993). Undang-Undang
No. 16 Tahun 2006 menyebutkan bahwa materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang
akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam
berbagai bentuk yang meliputi : informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,
hukum, dan kelestarian lingkungan

Materi penyuluhan pertanian pada umumnya berasal dari berbagai sumber yang
memerlukan proses adaptasi terlebih dahulu sesuai dengan lokasi atau wilayah kerja
penyuluhan yang bersangkutan (Ibrahim dkk, 2003). Dijelaskan lebih lanjut bahwa materi
penyuluhan hendaknya disesuaikan dengan yang dibutuhkan petani, sehingga petani mau
menerima, mempelajari dan menerapkan materi penyuluhan, khususnya dalam pengelolaan
usahataninya.

Slide 5
c. Metoda penyuluhan pertanian.
Metode penyuluhan merupakan cara-cara penyampaian materi penyuluhan secara
sistematis hingga materi penyuluhan dapat dimengerti dan diterima petani sasaran (Ibrahim
dkk, 2003). Metode penyuluhan yang akan dipilih harus selalu disesuaikan dengan
karakteristik penerima manfaatnya, sumberdaya yang tersedia atau yang dapat
dimanfaatkan, serta keadaan lingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselenggarakan
kegiatan penyuluhan tersebut (Mardikanto, 2009).
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52 Tahun 2009, pertimbangan yang
digunakan dalam pemilihan metoda penyuluhan pertanian pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu 1) tahapan dan kemampuan adopsi, 2) sasaran, 3)
sumber daya, 4) keadaan daerah dan 5) kebijakan pemerintah.

Slide 6
d. Teknik penyuluhan pertanian.
Teknik penyuluhan pertanian adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh sumber
atau penyuluh pertanian dalam memilih serta menata simbol dan isi pesan, menentukan
pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan
(Kusnadi, 1999). Dijelaskan lebih lanjut bahwa bagi sasaran penyuluhan pertanian teknik
penyuluhan pertanian berguna untuk memudahkan menerima pesan. Sedangkan bagi
penyuluh pertanian berguna untuk mengembangkan bakat dalam bidang sastra dan
kesenian, serta meningkatkan kegencaran mengkomunikasikan inovasi dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan pertanian.

Slide 7
e. Media penyuluhan pertanian.
Media penyuluhan pertanian adalah segala bentuk benda yang berisi pesan atau informasi
yang dapat membantu kegiatan penyuluhan pertanian (Kementerian Pertanian,
2010). Jenis-jenis media penyuluhan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : 1) benda
sesungguhnya dan tiruan, seperti benda sesungguhnya, maket dll, 2) tercetak, seperti
poster, folder, diagram, buku dll, 3) audio, seperti kaset, CD dll dan 4) audio visual, seperti
film, video, televisi dll.
Kementerian Pertanian (2010) menyatakan bahwa manfaat media penyuluhan
pertanian, antara lain 1) menghindarkan salah tafsir (salah pengertian), 2) memberi
informasi yang lebih jelas, mudah ditangkap dan lebih mudah diingat, 3) membangkitkan
keinginan, minat, motivasi serta rangsangan untuk mengadopsi pesan yang disampaikan, 4)
membantu memusatkan perhatian, meningkatkan pengertian dan pemahaman pesan yang
disampaikan, dan 5) membantu keberhasilan penyuluhan pertanian dalam menyampaikan
materi penyuluhan pertanian kepada petani.
Slide 8
f. Sasaran penyuluhan pertanian.
Mardikanto (1993) menyatakan bahwa sasaran penyuluhan dibedakan menjadi 3
kelompok sasaran, yaitu 1). sasaran utama, yaitu sasaran penyuluhan yang secara langsung
terlibat dalam kegiatan bertani dan pengelolaan usaha tani. Termasuk dalam kelompok ini
adalah petani dan keluarganya, 2) sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian, yaitu yang
bukan pelaksana kegiatan bertani dan berusaha tani. Termasuk dalam kelompok ini adalah
penguasa (pemimpin wilayah), tokoh-tokoh informal, para peneliti dan para ilmuwa serta
lembaga perkreditan dan 3) sasaran pendukung penyuluhan pertanian, yaitu pihak-pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung tidak memiliki hubungan kegiatan dengan
pembangunan pertanian, tetapi dapat diminta bantuannya guna melancarkan penyuluhan
pertanian. Termasuk kelompok ini adalah para pekerja sosial (seniman), konsumen hasil-
hasil pertanian, dan biro iklan.
Mardikanto (2009), telah mengganti istilah “sasaran penyuluhan” menjadi penerima
manfaat (beneficiaries). Dijelaskan lebih lanjut bahwa salah satu makna yang terkandung
adalah penerima manfaat tidak berada dalam posisi dibawah penentu kebijakan dan para
penyuluh, melainkan dalam kedudukan setara dan bahkan sering justru lebih tinggi
kedudukannya, dalam arti memiliki kebebasan untuk mengikuti ataupun menolak inovasi
yang disampaikan penyuluhnya. Selain itu proses belajar yang berlangsung antara penyuluh
dan penerima manfaatnya bukanlah bersifat vertikal (penyuluh menggurui penerima
manfaatnya), melainkan proses belajar bersama yang partisipatif.

Slide 9
g. Tujuan penyuluhan pertanian.

Tujuan akhir dari penyuluhan pertanian adalah terwujudnya “better farmer’s community”
yaitu masyarakat tani yang kehidupannya sejahtera (Padmowihardjo, 1999). Dijelaskan
lebih lanjut bahwa penyuluhan pertanian bertujuan untuk better farming (bertani yang
baik), better business (berusaha tani lebih menguntungkan), better living (hidup lebih
sejahtera), dan better community (bermasyarakat lebih baik).
Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah terjadinya perubahan perilaku petani dan
keluarganya (Marzuki, 1999). Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap (Ibrahim dkk, 2003). Dijelaskan lebih lanjut bahwa
pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan
yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi
perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang
bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari yang tidak mau menjadi
mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan.
Slide 10
h. Evaluasi penyuluhan pertanian.
Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh
informasi yang relevan dan mengetahui sejauh mana perubahan perilaku petani dan
hambatan yang dihadapi petani, sejauhmana efektivitas rancangan program penyuluhan
pertanian dalam merencanakan program kerja petani (Padmowihardjo, 1999).
Evaluasi harus dilandasi oleh data atau fakta yang dapat dipercaya. Karena itu,
pengumpulan data/fakta harus dilakukan sebaik-baiknya dalam arti tepat (valid) dan teliti
(reliable) (Mardikanto, 2009).
Manfaat evaluasi penyuluhan adalah untuk mengetahui perubahan perilaku petani setelah
penyuluhan (Padmowihardjo, 1999). Mardikanto (2009) menyatakan bahwa melalui
kegiatan evaluasi, dapat mengambil kesimpulan tentang segala sesuatu yang telah terjadi,
sekaligus memberikan landasan dan arahan bagi kegiatan lanjutan yang perlu dilakukan.

Slide 11
Reference :

Ibrahim, Jabal Tarik. Arman Sudiyono. dan Harpowo. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan
Pertanian. Banyumedia Publishing, UMM Press, Malang.
Kusnadi, Tarya. 1999. Teknik Penyuluhan Pertanian. Universitas terbuka, Jakarta. (Modul
Pokok LUHT 4231/2SKS/modul 1-6).
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University
Press. Surakarta.
Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press.
Surakarta.
Marzuki, Syamsiah. 1999. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka, Jakarta.
(Materi Pokok LUHT 4211/3SKS/modul 1-9).
Padmowihardjo, Soedijanto. 1999. Media Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka,
Jakarta. (Materi Pokok LUHT 4330/3SKS/modul 1-9).
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52/Permentan/OT.140./12/2009 tentang Metode
Penyuluhan Pertanian.
Suksesmina. 2012. Media Tertayang. Diakses 25 September
2012. http://suksesmina.wordpress.com/2012/01/20/media-tertayang-2/
Sutoyo. 2011. Hakekat Media Penyuluhan. Diakses 25 September
2012. http://sutoyoagribisnis.blogspot.com/2011/08/media-penyuluhan-pertanian.html
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (SP3K).

Slide 12
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai