Anda di halaman 1dari 8

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Indonesia juga merupakan negara yang
memiliki sumber daya alam yang melimpah dan tersebar diseluruh wilayah.
Dengan didukung struktur tanah yang subur serta iklim tropis yang dimiliki,
menjadikan tanah di Indonesia sesuai untuk digunakan bercocok tanam. Sektor
pertanian merupakan sektor yang memegang peran penting dalam perekonomian
Indonesia. Menurut Pusdatin (2015), kendala yang dihadapi petani saat ini adalah
rendahnya produktivitas seiring dengan perubahan agroklimat, menyempitnya
lahan produktif, serta menipisnya permodalan dan sulitnya mendapatkan
informasi. Kondisi tersebut memerlukan upaya pemberdayaan melalui kegiatan
penyuluhan pertanian.
Menurut U. Samsudin S penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha
pendidikan yang bersifat di luar bangku sekolah (non-formal) untuk para petani
dan keluarganya di pedesaan. Melalui kegiatan penyuluhan pertanian, petani dan
keluarganya dapat dikembangkan kemampuan, keswadayaan dan kemandiriannya
agar mereka mampu mengelola usahataninya dan mempunyai daya saing yang
tinggi. Tugas dan peran para penyuluh pertanian sebagai jembatan penghubung
informasi pertanian kepada petani. Para penyuluh mempunyai peran strategis
dalam pencapaian kesuksesan pembangunan pertanian.
Dalam merencanakan program penyuluhan, tujuan program perlu
dirumuskan secara spesifik dan jelas. Hal ini dikarenakan perencanaan program
penyuluhan merupakan pedoman bagi penyuluh. Penyuluh harus mampu
mengenali adanya peluang, tantangan, dan kebutuhan masyarakat. Dalam program
penyuluhan semua perubahan harus ikut dikelola, jelas, dan mengarah kepada
transformasi perilaku (Amanah, 2013).
Dari hasil observasi dan wawancara praktik kerja lapangan yang dilakukan
di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sei Balai di tahun 2018 menunjukkan
penurunan kinerja dilihat dari program yang dibuat tidak sepenuhnya dirasakan
oleh masyarakat tani. Kemudian pada tahun 2019 terjadi pergantian Pimpinan

1
2

BPP oleh Bapak Eko Kurniawan, S.Pt dan menunjukkan peningkatan kinerja yang
dapat dirasakan oleh masyarakat tani, seperti program yang dibuat oleh BPP
melibatkan masyarakat secara langsung sehingga program yang dibuat sesuai
dengan kebutuhan masyarakat tani.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapang


1. Mahasiswa dapat menetapkan keadaan wilayah di Kecamatan Sei Balai
Kabupaten Batubara
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi, merumuskan, dan menetapkan
masalah yang ada di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batubara
3. Mahasiswa dapat membuat program penyuluhan pertanian di Kecamatan
Sei Balai Kabupaten Batubara

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapang


Hasil Praktik Kerja Lapang di BPP Sei Balai dapat bermanfaat:
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dilapangan serta menambah
wawasan. Lalu penulis juga dapat memahami perencanaan penyusunan
program penyuluhan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sei Balai,
Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batubara.
2. Bagi petani
Dapat dijadikan bahan referensi dan pertimbangan dalam membuat
rencana kerja kelompok tani.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyuluhan


Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang
mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat adat
dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan
(Setiana, 2005). Penyuluhan tidak sekedar merupakan proses perubahan perilaku
pada diri seseorang tetapi merupakan proses perubahan sosial yang mencangkup
banyak aspek termasuk politik dan ekonomi yang dalam jangka panjang secara
bertahap mampu menciptakan pilihan - pilihan baru untuk memperbaiki
kehidupan masyarakatnya. Perubahan sosial yang dimaksud di sini adalah tidak
saja perubahan (perilaku) yang berlangsung pada diri seseorang akan tetapi juga
perubahan hubungan antar individu dalam masyarakat termasuk struktur, nilai -
nilai dan pranata sosialnya, seperti demokrasi transparansi, supremasi hukum dan
lain-lain. Undang-Undang No. 47 Tahun 2016 menjelaskan penyuluhan adalah
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong serta mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, terknologi, pemodalan, dan sumber daya lainnya.
Peraturan menteri pertanian No. 47 Tahun 2016 menyatakan bahwa
penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi, pasar, teknologi, pemodalan dan sumber daya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Menurut Mardikanto (1993), penyuluhan pertanian adalah
proses penyebaran informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara
berusahan tani deni tercapainya pendapatan dan perbaikan kesejahteraan
keluarganya.
Tujuan penyuluhan pertanian mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan
perubahan-

3
4

perubahan dalam diri petani yang mencakup pengetahuan, kecakapan,


kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap kegiatan Usahatani yang
dilakukan. Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf hidup
masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin (Kartasapoetra,
1987).
Sukandar, dkk (2003) menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan petanian , di antaranya adalah:

a) Apa yang harus dilakukan, apa yang harus dilakukan pada kegiatan
penyuluhan terhadap petani. Misalnya, penyebaran informasi pertanian
yang bermanfaat untuk petani.
b) Dimana penyuluhan pertanian dilakukan, kegiatan penyuluhan seharusnya
dilakukan ditempat keluarga tani itu berada. Misalnya, tempat penjualan
saprodi, rumah PPL, mesjid, gereja, balai desa, tempat perkumpulan
keluarga tani (PKK, kelompok tani, dll).
c) Bilamana kegiatan penyuluhan dilakukan, waktu yang dipilih untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan harus sesuai dengan keperluan serta
kondisi sasaran atau khalayak.
d) Oleh siapa kegiatan penyuluhan dilakukan, penyuluhan dilakukan oleh
seorang penyuluh pertanian yang profesional baik PNS, swasta, atau
sukarelawan.
e) Bagaimana kegiatan penyuluhan dilakukan, agar kegiatan penyuluhan
memperoleh hasil yang maksimal maka harus memenuhi syarat sesuai
dengan keadaan sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat mengenai
sasaran dan waktunya, amanat harus diterima dan dimengerti juga murah
biaya.

2.2 Penyuluh Pertanian


Penyuluh dapat diartikan sebagai seseorang atas nama pemerintah atau
lembaga. Penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi
materi penyuluhan yang disampaikan (Mardikanto, 1993). Menurut Isbandi
(2005) penyuluh atau agent of change adalah seorang petugas lapangan dari
5

instansi/lembaga yang sudah diberi pelatihan dengan kemampuan tertentu sesuai


dengan kegiatan penyuluhan yang telah diberikan.
Penyuluh pertanian berperan sebagai pembimbing petani, organisator,
motivator dan dinamisator petani, pedamping teknis bagi petani, penghubung
komunikasi antara petani dan lembaga penelitian dan pemerintah, serta sebagai
agen pembaruan bagi petani dalam membantu masyarakat petani dalam usaha
mereka meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan dan mutu hasil produksi
usahatani mereka (Suhardiyono, 1992).

2.3 Perencanaan Program Penyuluhan


Perencanaan Program Penyuluhan memberikan kerangka kerja bagi
penyuluh dan semua pihak yang terlibat (termasuk masyarakat) untuk mengambil
keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya
tujuan pembangunan. Programnya harus dirancang secara efektif sesuai dengan
tujuan dan efisien sesuai cara pelaksaannya.
Perencanaan program (Mardikanto, 1993) merupakan suatu prosedur kerja
bersama-sama masyarakat dalam upaya untuk merusmuskan masalah (keadaan-
keadaan yang belum memuaskan) dan upaya pemecahan yang mungkin dapat
dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Perencanaan program sebagai upaya sadar yang dirancang atau dirumuskan
guna tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat) masyarakat, untuk siapa
program tersebut ditujukan.
Beberapa pokok pikiran tentang perencanaan program dapat disimpulkan
sebagai (Mardikanto, 1993) :
1) Suatu proses yang berkelanjutan, berupa serangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang tidak pernah berhenti sampai tercapainya
tujuan (kebutuhan, keinginan, minat) yang dikehendaki
2) Hasil perumusan banyak pihak, artinya dirumuskan oleh penyuluh
bersama-sama masyarakat sasarannya dengan didukukung oleh para
spesialis, praktisi dan penentu kebijaksanaan yang berkaitan dengan
upaya-upaya pembangunan masyarakat setempat
3) Perumusan atas dasar fakta (bukan dugaan), dan dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia yang mungkin dapat digunakan
6

4) Perumusan tentang keadaan, masalah, tujuan, cara mencapai tujuan yang


telah ditetapkan
5) Pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah tujuan, dan cara mencapai
tujuan dan rencana evaluasi atas hasil pelaksanaan program yang telah
dirumuskan
Ukuran dari suatu perencanaan program yang baik pada umumnya
mencakup (Mardikanto, 1993) :
1) Analisis fakta dan keadaan
Perencanaan program baik harus mengungkapkan hasil analisis fakta dan
keadaan yang lengkap menyangkut sumber daya alam, sumber daya
manusia, kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana, dukungan
kebijaksanaan, keadaang sosial, keamanan dan stabilitas politik.
2) Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan
Hasil analisis fakta dan keadaan, biasanya menghasilkan berbagai
masalah (baik masalah yang sudah dirasakan maupun belum dirasakan
masyarakat setempat)
3) Jelas dan menjamin keluwesan
Perencanaan program harus jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-
raguan serta luwes untuk member peluang untuk dimodifikasi
4) Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan
Masyarakat harus tahu manfaat program yaitu yang bertujuan perbaikan
kualitas/kesejahteraan masyarakat agar masyarakat tergerak untuk
berpartisipasi
5) Menjaga keseimbangan
Keputusan harus ditekankan kepada kebutuhan orang banyak, efisien
dan ada pemerataan kegiatannya antara penyuluh dan masyarakat
6) Pekerjaan yang jelas

Perencanaan program harus jelas masyarakat sasarannya, tujuannya,


waktu dan tempat, serta metode yang akan digunakan, tugas dan
tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait dsb
7) Proses yang berkelanjutan
7

Perumusan masalah, pemecahan masalah dan tindak lanjut pada tahapan


berikutnya harus dalam satu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan
8) Merupakan proses belajar dan mengajar
Semua pihak yang terlibat sejak awal (perumusan) hingga akhir
(evaluasi) perlu mendapat kesempatan belajar dan mengajar
9) Merupakan proses koordinasi
Seluruh proses penting utnuk dikoordinasi guna menggerakkan semua
pihak, agar berpartisipasi, dan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan
serta kesemrawutan pelaksana

2.4 Program Penyuluhan Pertanian


Program penyuluhan pertanian merupakan acuan kerja penyuluh pertanian
yang dijabarkan oleh penyuluh yang ada di wilayah kerja masing-masing dalam
rangka memberikan informasi teknologi dan motivasi bagi petani selaku
pengelolaan Usahatani (Mardikanto, 1993). Program penyuluhan pertanian yang
dimuat dalam programa penyuluhan pertanian merupakan rencana tertulis yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendalian pencapaian tujuan penyuluhan pertanian. Dasar hukum perencanaan
program penyuluhan pertanian adalah Undang-undang No. 16 Tahun 2006.
Inti program adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang disusun
melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan masalah
serta kebutuhan pelaku utama (petani, pekebun, peternak) serta dukungan instansi
pihak terkait. Isi dari programa ini adalah kegiatan-kegiatan utama dalam
penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di wilayah kerja (desa, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional) selama satu tahun. Programa penyuluhan
memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus
anggaran masing-masing tingkatan mencakup pengorganisasian dan pengelolaan
sumber daya sebagai dasar pelaksanaan penyuluhan.
8

3. METODE PRAKTIK KERJA LAPANG

3.1. Lokasi, Waktu, Objek dan Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapang
Lokasi praktik kerja lapang ini berada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batubara. Proses penentuan lokasi ini dilakukan
dengan sengaja dengan pertimbangan bahwa BPP Kecamatan Sei Balai
merupakan salah satu BPP yang membuat program-program penyuluhan untuk
meningkatkan hasil pertaniannya. Waktu praktik kerja lapang dilaksanakan pada
bulan September sampai Oktober 2020.
Objek dalam praktik kerja lapang ini adalah peyuluh pertanian lapangan di
Kecamatan Sei Balai. Selanjutnya ruang lingkup praktik kerja lapang adalah untuk
mengamati perencanaan program penyuluhan pertanian di Balai Penyuluh
Pertanian Kecamatan Sei Balai.

3.2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada Praktik Kerja Lapang ini menggunakan
metode observasi partisipatif, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung
bersama para penyuluh pertanian lapangan dalam kegiatan Balai Penyuluh
Pertanian (BPP). Kemudian ikut serta turun ke lapangan untuk bertatap muka
dengan penyuluh dan dan para petani secara langsung, setelah itu melakukan
wawancara kepada penyuluh dan petani untuk melihat permasalahan yang
dihadapi usaha tani padi sawah, usaha tanaman perkebunan rakyat, usaha
peternakan dan perikanan di Kecamatan Sei Balai.

3.3. Jenis dan Sumber Data


Dalam praktik kerja lapang ini menggunakan dua jenis data yaitu, data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil
praktik kerja lapang melalui pengamatan langsung (observasi) dan wawancara
dengan penyuluh dan petani. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal,
dokumen, dan internet yang berkaitan dengan judul laporan.

Anda mungkin juga menyukai