Anda di halaman 1dari 20

KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA DAN

PELAYANAN BPP (BALAI PENYULUH PERTANIAN)


GEGERBITUNG

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

MUHAMAD HAFIZ MUBAROK

2130311021
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2023

KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA DAN


PELAYANAN BPP (BALAI PENYULUH PERTANIAN)
GEGERBITUNG

Oleh:
MUHAMAD HAFIZ MUBAROK
2130311021
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2023

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA


DAN PELAYANAN BPP (BALAI PENYULUH
PERTANIAN) GEGERBITUNG
Nama Mahasiswa : Muhamad hafiz mubarok
NIM : 2130311021
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Tanggal Pelaksanaan : 07 Agustus – 21 September 2023

Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapang,

Asrul Tsani, S.P.,M.P. Diat


NIP : 117203026 sujatman
NIP

Mengetahui,

Ketua Program Studi,

Ema Hilma Meilani, S.P.,


M.P
NIP : 11710327
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Balai Penyuluhan Pertanian Di dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun
2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Dan sejak
diimplementasikannya Undang Undang tersebut, para penyuluh pertanian seperti
punya “rumah” sendiri, karena Undang Undang tersebut mengamanatkan adanya
kelembagaan penyuluh mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai
tingkat kecamatan. Menindaklanjuti Permendagri No.43 Tahun 2017 tentang
pedoman nomenklatur, tugas dan fungsi urusan pangan dab Dinas urusan
Pertanian daerah provinsi dan kabupaten/kota dan Permendagri No.12 Tahun
2017 tentang pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah
yang penyediaan aparatur menjadi kewenagan Pemerintah Pusat serta fungsi
penyuluh pertanian Pertanian di Kab/Kota di dalam fungsi Dinas yang
menyelenggarakan urusan bidang pertanian dan ditangani oleh bidang atau seksi
penyuluhan pertanian.
Dalam pelaksanaan operasional penyuluhan pertanian agar dibentuk unit
pelaksana teknis Dinas (UPTD) dengan nomenklatur Balai Pelaksana Penyuluh
Pertanian Kota Bontang. Pembentukan UPTD ditetapkan oleh pemerintah
daerah dengan peraturan Walikota Bontang pada dinas ketahanan Pangan,
Perikanan dan Pertanian sebagai pelaksana fungsi penyuluh pertanian (satu Kota
Bontang Cukup membentuk satu UPTD bidang penyuluhan Pertanian)
Sebagaimana telah disebutkan di atas, konsep BPP berfungsi sebagai
tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha dalam
menyusun programa penyuluhan tingkat kecamatan sejalan dengan programa
penyuluhan Kota Bontang, pelaksanaan penyuluhan berdasarkan programa
penyuluham, menyediankan dan menyebarkan informasi dan kemitraan pelaku
utama dan pelaku usaha, memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan
kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha, memfasilitasi peningkatan kapasitas
penyuluh ASN, Penyuluh Swadaya dan Penyuluh Swasta melalui proses
pembelajaran berkelanjutan, dan proses pembelajaran melalui percontohan dan
pengembangan model usahatani bagi pelaku utama dan usaha.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun tujuan dilaksankannya praktik kerja lapang ini yaitu:
1. Mengkaji apa itu penyuluh pertanian, fungsi dan peranan bpp untuk
petani dan yang memliki usaha dibidang pertanian.
2. Mengkaji metode penyuluhan di bpp gegerbitung
3. Mengetahui kepuasan petani terhadap pelayanan bpp gegerbitung

Manfaat Praktik Kerja Lapangan


Adapun manfaat dilaksanakannya praktik kerja lapang ini yaitu:

1. Mengetahui peran dan fungsi balai penyuluh pertanian berdasarkan


dilapangan secara langsung.
2. Mengetahui penting nya ada penyuluh pertanian di suatu wilayah
3. Mengetahui metode penyuluhan yang baik dan diterima oleh masyrakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian penyuluhan
Penyuluhan merupakan cara pendidikan non-formal bagi masyarakat,
khususnya untuk para petani dan keluarganya di pedesaan dengan tujuan agar
sasaran mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki usaha taninya, sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Pendapat Mardikanto penyuluhan
merupakan sistem belajar untuk menjadi mau, tahu, dan bisa menyelesaikan
masalah yang dihadapi (Mardikanto, 1993). Tujuan dari penyuluhan pertanian
adalah menumbuhkan perubahan perilaku petani dan keluarganya, sehingga
akan tumbuh minat untuk mengembangkan kemauan guna melaksanakan
kegiatan usaha taninya agar tercapai produktivitas usaha yang tinggi. Perubahan
perilaku yang ada diharapkan petani lebih terbuka dalam menerima petunjuk dan
bimbingan serta lebih aktif dan dinamis dalam melaksanakan usaha taninya
(Azwar,S. 2001)..

Penyuluhan juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku (sikap,


pengetahuan dan keterampilan) petani, sehingga fungsi penyuluhan dapat
tercapai, yaitu sebagai penyebar inovasi, penghubung antara petani, penyuluh
dan lembaga penelitian, melaksanakan proses pendidikan khusus, yaitu
pendidikan praktis dalam bidang pertanian dan mengubah perilaku lebih
menguntungkan

(Levis, 1996). Penyuluhan pertanian sebenarnya merupakan perubahan


perilaku melalui pendidikan non-formal. Penyuluhan sebagai proses pendidikan
memiliki ciri-ciri antara lain:

1). Penyuluhan adalah sistem pendidikan non-formal (di luar sekolah) yang
terencana, dapat dilakukan di mana saja, tidak terikat waktu, disesuaikan dengan
kebutuhan sasaran dan pendidikan dapat berasal dari salah satu anggota peserta
didik; Penyuluhan merupakan pendidikan orang dewasa (Mardikanto, 1993).
Menurut Kartasapoetra (1994), tujuan penyuluhan pertanian dibedakan
menjadi 2 yaitu;

1. Tujuan jangka pendek, yaitu menimbulkan dan merubah pengetahuan,


kecakapan, sikap dan bentuk tidakan petani serta merubah sifat petani yang pasif
dan statis menjadi aktif dan dinamis.

2. Tujuan jangka panjang, yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat tani atau
agar kesejahteraan hidup petani lebih terjamin.

Menurut Mardikanto (1993), tujuan penyuluhan berdasarkan tingkatannya


meliputi : 1). Tujuan dasar atau tujuan akhir yang seharusnya terjadi di dalam
masyarakat, yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat; 2). Tujuan umum,
seperti perubahan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan demi meningkatkan
produksi dan pendapatan petani; 3). Tujuan pedoman, yaitu arah tujuan dari
kegiatan penyuluhan itu sendiri.

Berdasarkan beberapa definisi tentang penyuluh tersebut maka dapat


disimpulkan bahwa penyuluh adalah orang yang menyebar informasi ,inovasi
dan juga bisa di artikan sebagai penghubung petani dan lembaga penelitian. Dan
juga bisa diartikan sebagai pemberi tambahan ilmu di lapangan untuk
meningkatkan pengetahuan petani.

Permentan Nomor 21 tahun 2021 tentang SMIPP (Sistem Manajemen Informasi


Penyuluhan Pertanian) menggantikan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
16/PERMENTAN/OT.140/2/2013 tentang Pedoman Sistem Manajemen Informasi
Penyuluhan Pertanian di Lingkungan Kementerian Pertanian. Karena sudah tidak sesuai
dengan perubahan lingkungan strategis serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan
program pembangunan pertanian melalui pemanfaatan sistem manajemen informasi
penyuluhan pertanian yang terintegrasi.
Gambar 1. Sekretariat poktan “ bongas mandiri “ kp,bongas rt.006 rw.004 desa
gegerbitung

Penyuluhan pertanian

adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan
keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu
memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan
meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya.[1] Menurut U.Samsudin
S penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha pendidikan yang bersifat di
luar bangku sekolah (non formal) untuk para petani dan keluarganya di
pedesaan.[1] Menurut A.T. Mosher dalam penyuluhan terkandung arti aktivitas
pendidikan di luar bangku sekolah (non formal).

Prinsip-Prinsip penyuluhan
Prinsip adalah suatu pernyataan tentang kebijaksanaan yang dijadikan pedoman
dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten
(Mathews, 1995). Prinsip berlaku umum, dapat diterima secara umum, dan telah
diyakini kebenarannya dari berbagai pengamatan dalam kondisi yang beragam.
Prinsip dapat dijadikan sebagai landasan pokok yang benar bagi pelaksanaan
kegiatan.

1. Menurut Valera, et al (1987) Prinsip Penyuluhan Pertanian adalah


2. bekerja dengan klien, bukan untuk klien

3. bekerjasama dan melakukan koordinasi dengan organisasi pembangunan


lainnya
4. pertukaran informasi yang bersifat dua arah
5. bekerja dengan kelompok-kelompok sasaran yang berbeda-beda di
masyarakat
6. bekerja melalui apa yang klien ketahui dan miliki
7. masyarakat harus ikut serta dalam semua aspek kegiatan pendidikan dan
penyuluhan.

Prinsip penyuluhan (Dahama dan Bhatnagar,1980) mencakup:

1. Minat dan kebutuhan. Penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu


kepada minat dan kebutuhan masyarakat. Harus dikaji, apa yang
benar-benar menjadi minat dan kebutuhan setiap individu maupun
segenap warga masyarakatnya, sesuai dengan sumberdaya, serta
minat dan kebutuhan yang perlu mendapat prioritas dipenuhi
terlebih dahulu.
2. Keragaman budaya masyarakat. Penyuluhan akan efektif jika mampu
melibatkan /menyentuh organisasi masyarakat bawah, sejak dari
keluarga/kekerabatan.
3. Keragaan budaya. Penyuluhan harus memperhatikan keragaman
budaya. Perencanaan penyuluhan harus selalu disesuaikan dengan
budaya lokal. Perencanaan penyuluhan yang seragam untuk seluruh
wilayah akan menemui hambatan pada keragaman budaya.
4. Perubahan budaya. Setiap kegiatan penyuluhan akan mengakibatkan
perubahan budaya. Kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan dengan
bijak dan hati-hati agar perubahan yang terjadi tidak menimbulkan
kejutan-kejutan. Penyuluh perlu memperhatikan nilai-nilai budaya
lokal seperti tabu, kebiasaan-kebiasaan, dll.
5. Kerjasama dan partisipasi. Penyuluhan akan efektif jika mampu
menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerja sama
dalam melaksanakan program penyuluhan yang dirancang.
6. Demokrasi dalam penerapan ilmu. Penyuluh harus memberi
kesempatan pada masyarakat untuk menawar setiap ilmu alternatif
yang ingin diterapkan, penggunaan metode penyuluhan, dan
pengambilan keputusan yang akan dilakukan masyarakat sasarannya.
7. Belajar sambil bekerja. Penyuluhan harus diupayakan agar
masyarakat dapat belajar sambil bekerja atau belajar dari
pengalaman yang ia kerjakan. Penyuluhan menyampaikan informasi
atau konsep-konsep teoritis dan memberi kesempatan pada sasaran
untuk mencoba memperoleh pengalaman melalui pelaksanaan
kegiatan secara nyata.
8. Penggunaan metode yang sesuai. Penyuluhan harus dilakukan
dengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi
(lingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya)
sasarannya. Suatu metode tidak efektif dan efisien diterapkan untuk
semua kondisi sasaran.
9. Penyuluhan harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan
kepemimpinan lokal atau memanfaatkan pemimpin lokal yang telah
ada untuk membantu kegiatannya.
10. Spesialis yang terlatih. Penyuluh harus benar-benar orang yang telah
memperoleh latihan khusus tentang sesuatu yang sesuai dengan
fungsinya sebagai penyuluh. Penyuluh yang disiapkan untuk
menangani kegiatan khusus akan lebih efektif dibanding yang
disiapkan untuk melakukan beragam kegiatan (meski masih terkait
dengan pertanian).
11. Penyuluhan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan.
Kepuasan akan sangat menentukan keikutsertaan sasaran pada
program-program penyuluhan selanjutnya.
12. Segenap keluarga. Penyuluhan harus memperhatikan keluarga
sebagai satu kesatuan dari unit sosial. , Dalam hal ini terkandung
pengertian-pengertian :
 Penyuluhan harus dapat mempengaruhi segenap anggota keluarga,
 Setiap anggota keluarga memiliki peran/pengaruh dalam
pengambilan keputusan,
 Penyuluhan harus mampu mengembangkan pemahaman bersama.
 Penyuluhan mengajarkan pengelolaan keuangan keluarga,
 Penyuluhan mendorong keseimbangan antara kebutuhan keluaga
dan kebutuhan usaha perikanan,
 Penyuluh harus mampu mendidik anggota keluarga yang masih
muda,
 Penyuluh harus mengembangkan kegiatan-kegiatan keluarga,
 Memperkokoh kesatuan keluarga, baik masalah sosial, ekonomi,
maupun budaya, dan
 Mengembangkan pelayanan keluarga terhadap masyarakatnya.

Manfaat adanya penyuluh di suatu daerah antara lain :


Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Kegiatan penyuluhan mencakup tidak hanya penyebarluasan pesan-pesan
pembangunan, tetapi meliputi bidang konsultasi, demonstrasi usaha, pelatihan, dan
aktivitas lainnya yang bersifat persuasif untuk secara sistematik dapat merubah perilaku
para petani agar semakin maju dan tangguh. Kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan
dengan mengedepankan proses komunikasi dua arah, yaitu antara penyuluh dan para
petani harus mau saling bertukar kedudukan. Penyuluh harus memiliki kemampuan
dalam pengemasan pesan, yang berkaitan erat dengan metode penyuluhan yang dipilih.

Kontribusi terhadap peningkatan produktifitas ada tiga. Pertama, sarana,


prasarana seperti irigasi kombinasi dengan inovasi teknologi. Peningkatannya sekitar 25
persen," kata I Wayan Ediana mengutip Dedi Nursyamsi saat peluncuran Gerakan
KostraTani di Sukabumi, Peningkatan produktifitas bisa ditempuh dengan regulasi
melalui peraturan presiden hingga menteri, gubernur dan bupati dengan kontribusi
sekitar 25 persen. Hanya saja ternyata, pengungkit terbesar adalah SDM pertanian,
hingga 50 persen.Sosialisasi digelar Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian, khususnya Pusat Pelatihan Pertanian (Pusluhtan) menyasar lima provinsi.
Kepala Pusluhtan Leli Nuryati menginstruksikan pekan ini fokus pada tiga provinsi.
Tim untuk sosialisasi di Sumatra Barat dipimpin I Wayan Ediana, sementara di
Kalimantan Selatan dipimpin oleh Kasubbid Kelembagaan Petani, Dwi Hayanti dan
Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan, Peningkatan produktifitas bisa ditempuh
dengan regulasi melalui peraturan presiden hingga menteri, gubernur dan bupati dengan
kontribusi sekitar 25 persen. Hanya saja ternyata, pengungkit terbesar adalah SDM
pertanian, hingga 50 persen. Sosialisasi digelar Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian, khususnya Pusat Pelatihan Pertanian (Pusluhtan) menyasar lima
provinsi. Kepala Pusluhtan Leli Nuryati menginstruksikan pekan ini fokus pada tiga
provinsi. Tim untuk sosialisasi di Sumatra Barat dipimpin I Wayan Ediana, sementara
di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Kasubbid Kelembagaan Petani, Dwi Hayanti dan
Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan,

BAB III MATERI DAN METODE


Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ((pkl) kepuasan masyarakat
terhadap kinerja dan pelayanan bpp (balai penyuluh pertanian) gegerbitung
ini dilaksanakan sesuai prosedur, yakni 30 hari dan saya lebihkan jadi 33
hari dari 07 agustus – 21 september 2023. Lalu untuk tempatnya sendiri di
bpp gegerbitung yang beralamat di Jl. Veteran No. 84 Gegerbitung -
Sukabumi Kode Pos 43197, Desa Gegerbitung, Kecamatan Gegerbitung,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, 43197.

Praktik Kerja Lapangan berlangsung selama 30 hari efektif pada awal


agustus hingga september di bpp gegerbitung, dan 3 harinya kami mengikuti
acara pspp ( pelatihan seribu petani dan penyuluh ). Realisasi waktu
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1Realisasi Waktu Pelaksanaan PKL

No Nama Bulan
Kegiatan
agustus 2023 Agustus September
2023 2022

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembekalan
Materi

2. Pengurusan .
Surat

3. Penyusunan
proposal
Pelaksanaan
PKL

4. Pelaksanaan
PKL di
lapangan

5. Penyusunan
Laporan

Alat dan Bahan


Alat merupakan media yang berfungsi untuk membantu dalam
pengambilan data. Obyek merupakan segala sesuatu yang dijadikan sebagai
sumber penelitian. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat
dan obyek untuk menunjang pelaksanaan dan pengambilan data yang
dibutuhkan. Alat dan obyek yang dibutuhkan dalam Praktik Kerja Lapangan
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Alat dan Obyek Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

No Alat Kegunaan
1. Alat
a. Alat-alat tulis Menulis data yang diperlukan
b. Laptop Untuk mengolah data
c. Kamera Untuk alat dokumentasi kegiatan dan
obyek penelitian
d. Tallysheet Penuntun untuk mencatat
data dan informasi
hasil pengamatan di lapangan
e. Kuesioner Media untuk mengambil data primer
f. Literatur Pelengkap data primer dan acuan serta
panduan selama kegiatan Praktik
Kerja Lapangan
Obyek

a. kelompok tani Obyek penelitian


2. b. metode Obyek penelitian
penyuluhan

Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data merupakan cara untuk mendapatkan data dan
informasi guna melengkapi laporan hasil Praktik Kerja Lapang yang telah
dilaksanakan di bpp gegerbitung Kabupaten Sukabumi pada pengamatan
kelompok tani dan melihat secara langsung metode-metode penyuluhan bpp
gegerbitung secara langsung.

Pengambilan data untuk Praktik Kerja Lapangan dilakukan dengan


beberapa metode yang sesuai dengan data yang diambil. Metode yang
digunakan adalah observasi, wawancara kuesioner, studi literatur, dan
partisipasi langsung dalam pengambilan data primer dan sekunder.

Obvservasi
Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang harus
dijalankan dengan melakukan- usaha-usaha pengamatan secara langsung ke
kelompok tani Kegiatan oberservasi dilakukan untuk menemukan beberapa
fakta yang ada di lapangan, kegiatan penyuluhan keterlibatan kelompok
tani dan beberapa aspek dalam pengamatan pengelolaan pertanian .
Kegiatan observasi yang dilakukan berkaitan dengan melihat metode yang
digunakan penyuluh untuk menyampaikan materi kepada kelompok tani
supaya di terima dengan baik dan ter-arah .

Kegiatan observasi dilakukan dengan yang lokasi yang kondisional dan


lokasi khusus. Lokasi observasi khusus dilakukan ketika adanya bantuan
pemerintah untuk di salurkan ke poktan biasanya di laksanakan di kantor bpp
gegerbitung kegiatan observasi secara umum biasanya di laksakan langsung
di rumah ketua poktan ataupun di kebun salasatu anggota poktan, yang
bertujuan untuk secara langsung apa saja yang di rasakan oleh petani dan
mengetahui apa saja kendala di lapangangan yang di rasakan oleh petani.

Wawancara
Wawancara merupakan metode dalam mengambil data yang digunakan
dalam memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya. Pengambilan data
dengan wawancara dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung
kepada pihak yang bersangkutan (poktan) mengenai metode yang digunakan
penyuluh untuk menyampaikan informasi. Teknik yang digunakan biasanya
langsung mendatangi para petani ketika sedang bekerja di ladang sambil
ngopi manis yang mempunyai arti ( ngobrol pintar masalah agribisnis ) jadi
sebelum mengunjungi petani dan peternak penyuluh bertanya terlebih dahulu
kepada poktan mengenai masalah yang di hadapi oleh para petani dan
peternak agar nanti kami dapat membawakan materi penyuluhan sesuai
masalah yang di hadapi oleh petani dan peternak tersebut Dengan metode
wawancara ini kami bisa secara langsung mengobrol dengan para petani
mengenai masalah yang mereka hadapi di lapangan, biasa penyuluh suka
menginformasikan terlebih dahulu jika akan berkunjung ke lapangan.

ada beberapa metode metode penyuluhan yang saya lihat ketika di


lapangan diantaranya :

1. Ngopi manis ( ngobrol pintar masalah agribisnis )


Jadi di dalam metode ini para penyuluh membaur dengan petani dalam
membahas berbagi masalah yang petani atau peternak hadapi, dengan
metode ini penyuluh memberikan materinya dengan penyampaian
yang santai sambil meminum kopi, hal ini berdampak materi yang di
berikan menajdi gampang diterima oleh petani dan peternak itu sendiri
2. Kepala bpp gegerbitung sendiri memiliki moto “jangan kendor
melayani petani’’, yang memiliki arti dalam segi apapun para
penyuluh di gegerbitung harus tetap melayani petani dan peternak
yang ada sehingga dapat memenuhi kebutuhan para petani dan
peternak dengan tepat agar hasil panen yang didapat dari petani dan
peternak mendapatkan hasil yang baik. Para penyuluh di gegerbitung
melayani para petani dan peternak entah dari segi masalah yang ada di
lapangan, seperti penanganan hama, solusi sulit pakan ternak karena
kemarau. Penyuluh mencari semua solusi dari permasalahan petani itu
sendiri.
Seperti contoh selama saya pkl ada anggota poktan yang memeliki
hewan ternak sapi yang akan melahirkan pak kepala bpp gegerbitung
di hubungi oleh anggota poktan untuk membantu persalinan tersebut
meskipun rumah anggota poktan tersebut sangat jauh dan diluar batas
jam kerja bpp, namun kepala bpp tetap melayani dan membantu
persalinan hingga selesai.

Analisis Data
Analisis data yang digunakan kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
dengan menggunakan kualitatif dilakukan dengan metode wawancara yang
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian. Metode ini melibatkan interaksi antara peneliti dan responden
melalui pertanyaan-pertanyaan terstruktur atau tidak terstruktur yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Metode
wawancara dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon, email,
atau video. Metode wawancara yang dilakukan pada studi ini ialah
wawancara secara tatap muka dengan mendatangi langsung petani dan
peternak.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara memberikan quisioner
sebagai instrumen penelitian, quisioner menjadi wadah yang efektif dan
episien. mengenai data yang didapatkan secara jelas yang dilihat dari hasil
quisioner yang diberikan langsung kepada petani dan peternak, pengelolaan
hasil quisioner yang dilakukan oleh penulis. Analisis kuantitatif menekankan
pada pemahaman peneliti atau penulis terhadap permasalahan yang dikaji.
Analisis data kuantitatif dilakukan untuk mendeskripsikan persepsi
masyarakat dan melakukan rekapitulasi kuesioner yang telah dilakukan.
Analisis kuantitatif digunakan untuk merekapitulasi hasil kuisioner dan
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif sehingga analisis
kuantitatif termasuk metode yang sudah terstruktur. Analisis kuantitatif lebih
menekankan pada gambaran angka-angka yang lebih mendetail dan lebih
jelas.

Anda mungkin juga menyukai