SEMINAR PROPOSAL
Oleh :
NIM : 23020319130044
Tanggal Seminar :
Disetujui oleh :
Prof. Dr. Ir. Siswanto Imam Santoso, M.P. Dr. Ir. Wulan Sumekar, M.S.
NIP. 195511071983031001 NIP. 19570119183122001
ii
ABSTRAK
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga
petani agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penyuluh menjadi perantara
yang dapat menafsirkan pengetahuan kepada para petani. Penyuluh sebagai orang
mediator, komunikator dan motivator serta evaluator bagi para petani (Talibo et
al., 2016).
petani dan penyuluh yang lebih intensif. Penyuluhan dengan metode kelompok
petani ke dalam kelompok tani ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi usaha, karena semakin besar skala usaha yang dijalankan, maka semakin
efektif dan efisien juga usaha tersebut (Krisna dan Harry, 2014). Kelompok-
kelompok tani yang ada di Indonesia saat ini telah mencapai angka 646.040
kelompok tani, 64.323 Gabungan kelompok tani dan 11.883 Kelompok Ekonomi
secara berkelompok untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif atas dasar
2013 menyebutkan bahwa terdapat tiga arah pengembangan kelompok tani, yaitu
(1) penguatan kelompok tani menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri;
ditentukan oleh kinerja penyuluh (Sasmi dan Susanto, 2018). Kinerja penyuluh
pengembangan kelompok tani. Selain itu, terdapat beberapa faktor sosial yang
pembinaan dan norma dalam kelompok (Machmudah et al., 2019). Dengan kata
sosial.
hanya tersedia 73.713 tenaga penyuluh pertanian dari 82.719 desa yang berpotensi
2020). Seorang penyuluh rata-rata harus menangani petani sedikitnya dua desa,
yang mana setiap desa terdiri dari beberapa kelompok tani. Kondisi seperti ini
dapat dikatakan kurang efektif. Berdasarkan Undang Undang No. 19 Tahun 2013
Indonesia harus memiliki rasio 1:1, yang artinya setiap satu penyuluh
pengembangan kelompok tani, yang mana berdampak juga pada persepsi dari
kelompoknya itu sendiri. Persepsi petani tersebut dapat menjadi faktor yang
(Krisnawati et al., 2013). Persepsi yang baik dapat meningkatkan motivasi petani
untuk terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan
Berdasarkan pada studi literatur yang telah dilakukan, belum ada penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran penyuluh pada
TUNJAUAN PUSTAKA
Kelompok Tani
kegiatannya. Salah satu kelembagaan yang ada dalam pertanian adalah kelompok
tani. Kelompok tani biasanya dibentuk dan dijalankan oleh para petani. Kelompok
tani merupakan kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan
dan kesamaan kondisi lingkungan baik sosial, ekonomi, dan sumber daya (Intani,
2013). Kelompok tani terdiri dari beberapa anggota yang memiliki kesamaan,
seperti kesamaan latar belakang, kesamaan kebutuhan dan tujuan, serta kesamaan
bersama. Kelompok tani dapat menjadi tempat untuk memperkuat kerjasama antar
petani, antar kelompok tani dan dengan pihak lain (Maulana, 2019). Dengan
adanya kelembagaan kelompok tani ini, setiap kegiatan pertanian mulai dari hulu
kelompok tani, pengadaan sarana produksi dan penjualan hasil dapat dilakukan
secara bersama. Hal ini berdampak pada volume sarana produksi dan volume hasil
rendah. Jumlah minimal anggota dari kelompok tani sendiri adalah 20 sampai 25
memiliki jaminan kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan dengan petani yang
tidak berkelompok. Hal ini dikarenakan kelompok tani menjadi salah satu upaya
kelompok kelas pemula, kelas lanjut, kelas madya dan kelas utama. Penentuan
dan menaati perjanjian dengan pihak lain, (3) kemampuan memupuk modal dan
melembaga antara kelompok dengan KUD dan juga (5) kemampuan menerapkan
Kemampuan dari kelompok tani perlu terus diperbaiki agar kelas kelompok tani
Data terbaru dari jumlah kelompok tani yang ada di Indonesia adalah
sebanyak 646.040 kelompok tani, yang mana sebesar 55,64% adalah kelompok
tani pemula, 23,59% kelompok lanjut, 4,17% kelompok madya, 0,43% kelompok
7
utama dan lain-lain sebesar 16,17% (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian, 2020). Masih sedikitnya kelompok tani yang berada di kelas utama dan
masih banyak yang berada di kelas pemula dan lanjut menunjukkan bahwa
sehingga memiliki kesejahteraan hidup yang lebih baik (Asnawati et al., 2021).
tahun 2020 sebesar 2,65% masih jauh dari target akhir jangka menengah yang
pertumbuhan ketersediaan pangan strategis dalam negeri tahun 2020 baru tercapai
Penyuluhan pertanian
alih teknologi dan inovasi melalui metode dan teknik tertentu hingga mampu
sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mau dan
pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk
8
Salah satu langkah efektif yang dapat dilakukan dalam rangka mempercepat
inovasi dan teknologi baru kepada petani. Metode penyuluhan melalui kelompok
dirasa paling tepat untuk dilakukan kepada petani, karena bentuknya yang lebih
bersifat diskusi, sehingga lebih mudah mendapatkan umpan balik secara langsung
terhadap tingkat adopsi inovasi dalam pertanian. Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi dukungan penyuluhan maka semakin tinggi pula tingkat adopsi inovasi
dalam pertanian.
penyuluh pertanian di Indonesia dapat dikatakan belum ideal dan belum sesuai.
Tercatat dari 82.719 desa yang berpotensi di bidang pertanian, hanya tersedia
negeri sipil mencapai 26.319 orang, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh
9
dan sisanya adalah penyuluh swasta (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
pendampingan yang dilakukan tidak dapat berjalan dengan efektif dan optimal.
penyuluhan kepada kelompok tani dengan optimal, karena secara tidak langsung
dapat membimbing serta mengarahkan petani dengan baik dan cekatan dalam
menjalankan usahanya.
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, yang menandakan bahwa
kompetensi yang dimiliki oleh penyuluh masih tergolong rendah (Anwas, 2013).
media sosial dan dukungan dari lembaga, yang mana semakin positif dukungan
Peran Penyuluh
evaluator bagi para petani (Talibo et al., 2017). Dengan memahami peranannya
mendidik, dan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para petani.
Maka dari itu penyuluh pertanian harus mempunyai wawasan yang luas dan
berkompeten (Makmur et al., 2019). Mendidik dalam hal ini bukan berarti
lebih tinggi, tetapi petani memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan
dengan penyuluh.
keperluan yang dibutuhkan oleh petani. Peran sebagai fasilitator yaitu peran
perbaikan dan kemajuan untuk usahatani (Haryanto et al., 2018). Peran fasilitator
mediator. Peran penyuluh sebagai mediator menjadi peran yang sangat sentral dan
sangat dominan. Hal ini dikarenakan peran utama dalam penyuluhan adalah
sebagai perantara atau mediator terkait informasi baik untuk petani maupun dari
terkait hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan usahatani, seperti bantuan subsidi,
Peran komunikator ini sama halnya dengan peran mediator, yaitu sebagai
penghubung. Seperti yang kita tahu bahwa antara pemerintah dengan petani
sehingga informasi yang diterima sesuai dengan yang apa yang dimaksud. Selain
itu, hubungan antara penyuluh dengan petani harus tetap terjaga. Hubungan yang
baik antara penyuluh pertanian dengan petani harus bisa terjalin, sehingga
tergerak untuk berpartisipasi dalam kegiatan usahatani (Faqih, 2014). Pada era
dengan perkembangan yang sangat pesat ini, pertanian tidak hanya dilihat dari sisi
13
produksi saja, melainkan dilihat dari sisi ekonominya. Hal inilah yang
Peranan penyuluh sebagai motivator yaitu penyuluh harus bisa membina dan
sehingga petani dapat mengubah pola berpikir dan pola kerja baru yang lebih
evaluator tidak kalah penting dengan peranan lainnya, karena penyuluh dapat
laporan dari kegiatan yang terlaksana dan sebagai saran untuk memperbaiki
kegiatan selanjutnya. Kegiatan pengukuran dan penilaian ini dapat dilakukan pada
dalam melakukan pendampingan petani serta memiliki hubungan yang kuat antara
2017). Sesuai dengan tugas pokok penyuluh, bahwa penyuluh harus mampu
Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek yang penting bagi psikologis manusia
muncul dari adanya sebuah respon terhadap stimulus. Persepsi dimulai dari
Persepsi dan motivasi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena
keduanya saling mempengaruhi satu sama lain baik secara langsung maupun tidak
Persepsi terdiri dari tiga proses yang saling berkaitan, yakni seleksi,
dari itu, petani tidak dapat dengan mudah menerima adopsi inovasi yang ada.
Inovasi baru membutuhkan suatu proses persepsi agar dapat diadopsi oleh para
mempersepsikan benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini
pengetahuan, sikap dan keaktifan dari penyuluh (Kholil dan Hendra, 2019).
Adakalanya, persepsi tidak datang dari diri seseorang melainkan datang dari
dari pengalaman pribadi maupun pengalaman dari petani lain. Intensitas interaksi
antar petani dapat menjadi karakteristik utama yang mendorong persepsi petani
terhadap sesuatu (Hendrawati et al., 2014). Maka dari itu, kelompok tani memiliki
peran penting dalam proses adopsi inovasi dari petani. Namun, tidak semua petani
petani untuk terlibat dalam kegiatan kelompok tani (Ngadha et al., 2019).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
dari beberapa kelompok tani dengan tujuan untuk menyatukan petani dan
produksi usahatani.
kelompoknya, sehingga tercipta kelompok tani yang kuat dan mandiri, mampu
Programa Penyuluhan
Program Pendampingan
Analisis Deskriptif
Kelompok
Hipotesis
Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Lokasi penelitian ini diambil karena Desa
dengan komoditas yang seragam yaitu padi dan jagung. Persebaran data jumlah
kelompok tani berdasarkan desa di Kecamatan Blora dapat dilihat dalam Tabel 1.
16. Tempelan 1 50
17. Tegalgunung 3 166
18. Karangjati 6 352
19. Temurejo 8 737
20. Tempurejo 6 340
21. Patalan 5 474
22. Tambaksari 9 681
23. Purwosari 7 675
24. Ngadirejo 2 35
25. Sendangharjo 6 641
26. Tempuran 4 289
27. Plantungan 4 291
28. Ngampel 6 531
(BPP Kecamatan Blora, 2021)
gabungan kelompok tani yang bernama Gapoktan Ngalab Berkah. Gapoktan ini
dengan jumlah anggota sebanyak 1.151 petani (BPP Kecamatan Blora, 2021).
Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
mendapatkan gambaran atau informasi dari sampel yang mewakili suatu daerah
populasi dengan benar. Keberhasilan dari metode survey ini tergantung pada
Teknik pegambilan sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
untuk setiap sub populasi sesuai dengan ukuran populasinya (Novita et al., 2016).
dalam Imron (2020) bahwa apabila jumlah populasi ≥ 100 orang, maka sampel
dapat diambil 10-15% atau 20-25 % dari total populasi agar hasilnya lebih baik
dan akurat. Maka, diambil sampel sebanyak 10% dari populasi yang berjumlah
1.151 petani dari 11 kelompok tani, yaitu 115 petani. Pembagian jumlah sampel
180
160 15
14
140 13
13
120 12
11
100
9 9
80 154 7
144 6 134
60 127 117 6
107
40 76 86 86
63 57
20
0
Rukun Rukun Rukun Rukun Siti Sido Tani Tani Sumber Siti Suka
Tani 1 Tani 2 Tani 3 Tani 4 Jenar Utomo Makmur Makmur Rejeki Jenar Tani
1 1 2 2
Sumber data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
diperoleh secara tidak langsung, baik berupa keterangan maupun literatur yang
kelompok, fungsi dan tujuannya serta hasil pencapaiannya. Untuk data pengaruh
aplikasi SPSS.
a) Uji Validitas
akan diukur (Janna dan Herianto, 2021). Terdapat 3 tipe uji validitas, yaitu
lebih kecil dari alpha, maka dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk
signifikansi lebih besar dari alpha, maka dinyatakan tidak valid dan tidak
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu alat ukur kuesioner sebagai indikator atas
gejala yang sama di lain kesempatan (Dewi dan Budiarta, 2015). Uji
Keterangan:
Y = Persepsi Petani (Skor)
α0 = Konstanta
α1- α6 = Koefisien Regresi
X1 = Peran Edukator (Skor)
X2 = Peran Fasilitator (Skor)
X3 = Peran Mediator (Skor)
X4 = Peran Komunikator (Skor)
X5 = Peran Motivator (Skor)
X6 = Peran Evaluator (Skor)
e = Standar Error
a) Uji t
kecil dari level of error dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka
b) Uji F
output Anova dan F tabel. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari
level of error dan nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka H1
dependen (Hakim dan Saragih, 2019). Uji ini digunakan untuk melihat
variabel terikat.
a) Uji Normalitas
mengetahui apakah nilai residu atau perbedaan dari data yang ada
dari nilai alpha, maka data tersebut berdistribusi normal, dan juga
sebaliknya.
b) Uji Multikolinearitas
(VIF) dan Tolerance yang ada pada aplikasi SPSS. Apabila nilai VIF
kurang dari 10 nilai Tolerance lebih dari 0,1 maka tidak ada gejala
multikolinearitas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Merupakan uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi terjadinya
residual). Kaidah dari pengujian ini yaitu hasil plot (titik-titik) yang
skor, yaitu sangat setuju (SS) = 5, setuju (S) = 4, kurang setuju (KS) =
mendapatkan skor 1.
kelompok tani.
29
10) Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang dibentuk atas dasar
DAFTAR PUSTAKA
Setyasih, E. P., Watemin dan P. Utami. 2020. Peran penyuluh pertanian terhadap
kinerja kelompok tani di Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.
Prosiding Semnas Pertanian. 283-288.
Sulaeman, E. S., B. Murti dan Waryana. 2015. Peran kepemimpinan, media sosial,
akses informasi serta petugas dan fasilitator kesehatan dalam pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan. J. Pemberdayaan. 9 (4): 353 – 361.
Sundari, T. 2015. Analisis biaya dan pendapatan usaha tani wortel di Kabupaten
Karanganyar. J. SEPA. 7 (2): 119 – 126.
Suwarningmas, N. P. W., I. D. P. O. Suardi dan I. G. S. A. Putra. 2017. Peran
penyuluh pertanian dalam pembinaan kelompok wanita tani (KWT). J.
Agribisnis dan Agrowisata. 6 (3): 433 – 440.
Tahoni, T. T. dan Y. P. V. Mambur. 2020. Peran penyuluh pertanian dalam
peningkatan produktivitas kelompok tani di Desa Oesoko Kecamatan Insana
Utara. J. Agrimor. 5 (4): 72 – 74.
Talibo, R., B. F. J. Sondakh, A. A. Sajow dan J. Lainawa. 2017. Analisis persepsi
petani peternak sapi potong terhadap peran penyuluh di Kecamatan Sangkub
Kabupaten Bolaan Mongondow Utara. J. Zootek. 37 (2): 513 – 525.
Timbulus, M. V. G., M. L. Sondakh dan G. A. J. Rumagit. 2016. Persepsi petani
terhadap peran penyuluh pertanian di Desa Rasi Kecamatan Ratahan
Kabupaten Minahasa Tenggara. J. Agri-Sosioekonomi. 12 (2): 19 – 40.
Triyanto, E., H. Sismoro dan A. D. Laksito. 2019. Implementasi algoritma regresi
linear berganda untuk memprediksi produksi padi di Kabupaten Bantul. J.
Teknologi dan Sistem Informasi Univrab. 4 (2): 73 – 86.
Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan. Presiden Republik Indonesia
Undang Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani. Presiden Republik Indonesia
Vintarno, J., Y. S. Sugandi dan J. Adiwisastra. 2019. Perkembangan penyuluhan
pertanian dalam mendukunng pertumbuhan pertanian di Indonesia. J.
Pemikiran dan Penelitian. 1 (3): 90 – 96.
Yusup, F. 2018. Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif. J.
Ilmiah Kependidikan. 7 (1): 17 – 23.
Zulfikar, S. Amanah dan P. S. Asngari. 2018. Persepsi petani terhadap kompetensi
penyuluh pertanian tanaman pangan di Kabupaten Aceh Utara. J.
Penyuluhan. 14 (1): 159 – 174.
35