Anda di halaman 1dari 6

Kursus Tani dalam Meningkatkan Efisiensi Kegiatan Produksi Pertanian

Kelompok : Finca Rahmadyah Putri Dimas


Ilham Luthfan Fadhil
Fakhriyah Achintya
Vonny Annisa Hadi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia sebagai negara agraris potensi sumberdaya pertanian yang melimpah
dan seharusnya dapat dijadikan modal dasar untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Sektor pertanian sangat penting dalam perekonomian
nasional. Namun saat ini petani mengalami masalah mendasar yaitu rendahnya
produksi. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor yang tidak mendukung
produksi. Di antaranya adalah masih rendahnya pengetahuan, keterampilan, dan
motivasi petani merupakan salah satu penyebab ketertinggalan petani tersebut dalam
berbagai hal, baik dalam segi ekonomi, manajemen maupun akses-akses kemajuan
lainnya, sehingga rendahnya produksi hasil pertanian di Indonesia. Dengan demikian,
petani sangat membutuhkan informasi dan pengetahuan untuk menyiasati hal
tersebut. Mereka sangat membutuhkan suatu program yang bisa memberi mereka
wawasan untuk memaksimalkan produksi mereka, salah satunya adalah kursus tani.
Kursus tani atau penyuluhan pertanian pada hakekatnya adalah kegiatan yang
menawarkan inovasi dimana inovasi tersebut diterima dan diadopsi oleh petani.
Banyak cara untuk menawarkan inovasi, salah satunya dengan metode penyuluhan
yang sering dilakukan penyuluh yaitu Kursus Tani (Tapari, 2015).
Kursus tani ini juga dapat mendukung program Kementerian Pertanian yang telah
menetapkan target percepatan pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai
tahun 2015 2017.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas penulis menentukan dua rumusan masalah yang akan
diteliti. Rumusan masalah itu adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kursus tani mampu memberikan informasi kepada petani dalam
rangka meningkatkan produksinya?

b. Bagaimana metode kursus tani dalam meningkatkan efisiensi kegiatan


produksi padi
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan karya ilmiah ini adalah :
a. Mencari tahu efektivitas kursus tani
b. Me petani untuk bekerja lebih efisien dalam bertani.
1.4 MANFAAT
Ada 4 manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini. Manfaat tersebut adalah:
a. Dapat megetahui metode kursus tani dalam meningkatkan efisiensi kegiatan
produksi padi
b. Dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai kegiatan produksi padi.
c. Petani akan bekerja menjadi lebih efisien
d. Anggota khursus tani akan menjadi lebih akrab satu sama lain dan saling
bertukar ilmu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kursus Tani
Penyuluhan pertanian pada hakekatnya adalah kegiatan menawarkan inovasi
dimana inovasi tersebut diterima dan diadopsi oleh petani. Banyak cara untuk
menawarkan inovasi, salah satunya dengan meotada penyuluhan yang sering
dilakukan penyulu yaitu Kursus Tani. Pengertian kursus tani adalah proses belajar
mengajar yang khusus diperuntukkan bagi petani dan keluarganya yang
diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu (Tapari,
2015).
2.2 Efesiensi produk pertanian
Soekartawi (2001) mengemukakan bahwa prinsip optimalisasi penggunaan
faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi
tersebut seefisien mungkin. Dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan petani perlu
memanfaatkan faktor produksi secara efektif dan efisien untuk produksi
usahataninya. Efisiensi produksi hendaknya penting diperhatikan oleh petani.
Upaya-upaya

peningkatan

produksi

tanaman

pangan

melalui

jalur

ekstensifikasi tampaknya semakin sulit, terbatasnya lahan pertanian produktif dan


alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian yang sulit dibendung karena
berbagai alasan. Upaya peningkatan produksi tanaman pangan melalui efisiensi
produksi menjadi salah satu pilihan yang tepat. Dengan efisiensi, petani dapat
menggunakan input produksi sesuai dengan ketentuan untuk mendapat produksi yang
optimal.
2.3 Faktor-faktor produksi
Faktor produksi yang digunakan untuk usaha tani meliputi: tanah (land),
modal (capital), tenaga kerja (labour), dan managemen (management) yang berfungsi
mengkoordinir ketiga faktor produksi untuk memperoleh hasil produksi optimal.

a) Tanah sebagai faktor produksi.


Salah satu faktor yang memiliki tingkat produktifitas adalah lahan garapan.
Hal ini menyebabkan usaha pertanian yang mempunyai tanah sedikit di
daerah tertentu produksinya atau pendapatan yang diperoleh juga sedikit
(Mubyarto, 1985).
b) Modal sebagai faktor produksi.
Dalam konteks usaha tani, modal dimaksudkan sebagai barang ekonomi
untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dan mempertahankan
pendapatan yang telah diperolehnya. Mubyarto (1985) menyatakan bahwa
modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor lain (tanah +
tenaga kerja) menghasilkan barang-barang yaitu berupa hasil pertanian.
Soekartawi mengelompokan modal menjadi dua golongan, yang terdiri
dari: (1) Barang yang tidak habis dalam sekali produksi. Misalnya,
peralatan pertanian, bangunan, yang dihitung biaya perawatan dan
penyusutan selama 1 tahun dan (2) Barang yang langsung habis dalam
proses produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan sebagainya.
(Soekartawi, 1984).
c) Tenaga kerja sebagai faktor produksi.
Dalam usaha tani tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang
utama, dimaksudkan
adalah mengenai kedudukan si petani dalam usaha tani. Petani dalam usaha
tani tidak hanya
menyumbangkan tenaga saja, tapi lebih dari pada itu. Petani adalah
pemimpin (manager)
usaha tani, mengatur organisasi produksi secara keseluruhan. Jadi disini
kedudukan petani
sangat menentukan dalam usahatani (Mubyarto, 1985).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Penentuan Sampel
3.2 Metode Pelaksanaan
Langkah-langkah strategis untuk mewujudkan program kursus tani dapat ditempuh
dengan beberapa mekanisme berikut
A. Tahapan pembentukan kursus tani dan sosialisasi
1. Menjalin kerjasama antara gabungan kelompok tani dengan Dinas
Pertanian Republik Indonesua
2. Membentuk struktur kepengurusan
3. Sosialisasi
B. Tahapan Pelaksanaan pelatihan
1. Pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan pertanian mulai dari
proses persiapan, pengolahan hasil pertanian dari berbagai komoditi
pertanian.

Dari tahapan diatas dilaksanakan mulai dari tahapan pembentukan kursus tani.
Hal pertama yang dilakukan adalah menjalin kemitraan antara gabungan kelompok
tani dengan Dinas Pertanian. kerjasama ini bertujuan untuk membentuk struktur
kepengurusan kursus tani. Kelompok tani dan karang taruna memberikan sosialisasi
tujuannya untuk memberikan pandangan kepada petani tentang pentingya
pengetahuan dan strategi dalam bertani. Sedangkan gabungan kelompok tani menjadi
koordinator pelaksana, selanjutnya dinas pertanian menyediakan tenaga penyuluh
pertanian yang profesional, teknologi pertanian modern dari teknologi pra tanam
hingga

pascapanen,

dan

memberikan

modal

awal

kepada

petani

untuk

mengembangkan ketrampilannya. Mahasiswa fakultas pertanian juga dapat


membantu menjadi tenaga penyuluh.

TUJUAN:
Tujuan kursus tani adalah sebagai berikut:

Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan petani dalam memecahkan masalahmasalah yang dijumpai dalam usaha taninya.

Meningkatkan

pengetahuan,

kecakapan

dan

ketrampilan

petani

dalam

menerapkan teknologi yang lebih menguntungkan.

Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan wanita tani dalam membantu


memecahkan masalah-masalah usaha tani yanng dihadapi keluarganya.

Menyiapkan pemuda-pemudi tani sebagai petani-petani yang dinamis dan


terampil dimasa yang akan datang.

Menumbuhkan calon-calon kontak tani-nelayan yang bersedia dan mampu


menyebarluasklan teknologi pertanian yang lebih menguntungkan.

Menggugah dan mengembangkan kesadaran swadaya keluarga tani.

Menumbuh-kembangkan kepentingan keluarga tani.


MANFAAT :

Efektif untuk menyebarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan


sistematis,

Mendorong tumbuhnya kepemimpinan petani,


Lulusan bisa dijadikan sebagai kader dalam penumbuhan kelompok tani.

Anda mungkin juga menyukai