PENDAHULUAN
pangan, dimana padi merupakan tanaman pangan utama selain sagu, jagung dan umbi-
umbian. Sifat unggul yang dimiliki tanaman padi adalah tanaman yang adaptasinya cukup
luas dan kemampuan produktivitasnya tinggi. Padi juga memiliki kontribusi yang positif
Padi merupakan tanaman pangan yang dapat dimasak menjadi beras sehingga dapat
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan padi terus
memerhatikan dari cara penanaman, hama dan penyakit yang mengganggu, kondisi lahan dan
sebagainya. Dan hal yang tidak kalah penting adalah penanganan panen dan pasca panen.
Apabila tanaman padi di panen sebelum waktunya maka bulir padi masih belum
bernas dengan sempurna atau masih kopong. Dan apabila tanaman padi di panen melebihi
waktunya maka bulir-bulir padi akan berjatuhan sehingga akan memengaruhi produktivitas
padi tersebut baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dalam panen padi juga harus
penilis ingin mengetahui tentang penentuan panen, pelaksanaan panen dan pasca penen pada
a. Untuk mengetahui dan mempelajari panen dan pasca panen serta penentuan waktu
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan rumput berumpun. Sejarah menunjukkan
bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun Sebelum Masehi.
Bukti lainnya penemuan fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hanstinapur Uttar Pradesh
India sekitar 100-800 Sebelum Masehi. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi
adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam (Purwono dan Purnamawati
Padi merupakan tanaman yang penting dalam makanan dunia, karena padi memasok setengah
dari harian kalri dari populasi dan padi di dunia merupakan makanan pokok setelah gandum
si Pakistan dan dikenal sebagai ratu antara sereal (Abbas, dkk., 2011). Menurut Kastanja
(2011) menjelaskan bahwa padi mengandung 8 g protein dan 73 g karbohidrat dalam setiap
100 g. Sebagai bahan pangan utama, keseimbangan produksi sangat dibutuhkan agar kualitas
dan kuantitasnya tetap terjaga. Selain itu peningkatan teknologi, perbaikan varietas,
perbaikan teknik budidaya, dan pasca panen perlu dilakukan secara berkesinambungan agar
mengakibatkan tingkat konsumsi beras di Indonesia juga meningkat hingga mencapai 137
Setiap tanaman pasti akan mengalami panen dan pasca panen. Penanganan panen dan pasca
panen memiliki peranan penting dalam peningkatan jumlah produksi padi melalui penurunan
hasil dan peningkatan kualitas dan kuantitas hasil. Panen merupakan kegiatan akhir dari
budidaya tanaman atau bercocok tanam, namun panen juga merupakan kegiatan awal dari
kegiatan pasca panen, dimana dalam kegiatan ini kita melakukan persiapan pengelolaan,
penyimpanan dan pemasaran sehingga komoditas yang baru kita panen akan sampai ditangan
konsumen melalui jalur pemasaran. Saat panen yang tepat adalah ketika biji telah masak atau
90-85% malai padi telah menguning. Benih padi yang telah dipanen masih bercampur dengan
Menurut BPS dalam Hasbi (2012) masalah utama yang dihadapi petani dalam penanganan
pasca panen adalah tingginya kehilangan hasil sekitar 21% dan rendahnya mutu gabah dan
beras yang dihasilkan. Besarnya kehilanga padi dikarenakan sebagian besar petani
prosesnya masih kurang baik dan benar. Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah produksi
pangan yaitu mengurangi jumlah kehilangan hasil dalam penangana panen dan pasca panen
Untuk mendapatkan hasil padi yang berkualitas tinggi memerlukan waktu yang tepat, cara
panen yang benar dan penganan pasca panen yang baik karena kualitas dan produktivitas padi
pasca panen. Dimana kegiatan pasca panen padi meliputi (1) pemanenan, (2) perontokan, (3)
perawatan atau pengeringan, (4) pengangkutan, (5) penggilingan, (6) penyimpanan, (7)
standardisasi, (8) pengolahan dan (9) penanganan limbah. Hal ini penting dilakukan,
mengingat pasca panen bertujuan untuk menekan kehilangan hasil, daya simpan, daya guna
hari Jum’at tanggal 21 Maret 2014 pada jam 07.00 sampai selesai dan bertempat di
- kalkulator
- Pilih beberapa contoh dan amati secara teliti ciri-ciri dan buat gambar (foto tanaman) dan
tuliskan beberapa kriteria yag bisa dijadikan pedoman bahwa tanaman padi sudah siap
dipanen.
- Laksanakan pemanenan padi dengan alat yang disediakan. Tuliskan naman alat panen dan
- Ukur luas petak dan timbang hasil bersih padi perluas petak yang dipanen.
4.1 Hasil
Tahap Pekerjaan :
Secara umum, padi dapat di panen pada umur 110-115 hari setelah tanam dan memiliki
4. Bulir padi terasa keras bila ditekan, apabila di kupas maka akan tampak isi butir gabah
Selain itu panen padi juga dapat dilihat dari pengamatan visual dan teoritis.
Hasil Pekerjaan :
1. Padi yang sesuai dengan kriteria yang ada diatas siap untuk dipanen.
2. Padi tersebut apabila cara panennya baik maka akan mengoptimalkan hasil produksi.
Keterangan :
Padi yang apabila dipanen sebelum waktunya akan mengurangi jumlah produksi sedangkan
padi yang di panen melebihi umur yang biasanya maka akan mengurangi jumlah produksi
juga. Jadi, untuk menghasilkan produksi yang baik dan memiliki kualitas dan kuantitas yang
Tahap Pekerjaan :
1. Secara manual
2. Secara Mekanis
Hasil Pekerjaan:
1. Secara manual
c. Kurang efisien
c. Lebih efisien
Keterangan :
Sebaiknya panen padi menggunakan mesin saja, untuk menghemat waktu, tenaga kerja, dan
3.
Tahap Pekerjaan :
Hasil Pekerjaan :
3
Penghitungan hasil padi per ukuran luas petak sampel:
Keterangan:
4.
Tahap Pekerjaan:
2. Padi yang tadi sudah di pengakas diambil dan dimasukkan ke dalam mesin perontok padi
Hasil Pekerjaan :
Diketahui: luas lahan sampel = 4m2 , luas lahan= 1 ha= 10.000 m2 , hasil panen = 1,042 kg
Keterangan : potensi yang dimiliki dari 1 ha padi tersebut adalah 2.605 kg/m2 = 2,605 ton/ha
4.2 Pembahasan
Panen padi harus dilakukan pada umur yang tepat, menggunakan alat dan mesin yang
memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis serta menerapkan sistem
panene yang tepat. Ketidaktepatan dalam pemanenan padi mengakibatkan kehilangan hasil
yang tinggi dan mutu hasil yang rendah. Pada tahap ini tingkat kehilangan hasil bisa
mencapai 9.52 % apabila pemanenan padi dilakukan tidak tepat. Misalnya saja memanen padi
lebih awal atau melebihi batas waktu yang biasanya, hal ini mampu menurunkan jumlah
produksi padi.
Pemanenan padi dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Dan terlihat di Agroteknopark Jubung bahwa padi yang ada disana telah memenuhi syarat
atau kriteria panen padi seperti malai padi mulai menunduk yang bisa diartikan bahwa padi
tersebut memiliki bulir-bulir padi ayang bernas. Ketika butir gabah ditekan tersa keras dan
apabila dikupas maka akan tampak isi butir gabah berwarna putih dan keras bila digigit. Dan
ciri lain yang dimiliki adalah warna daun yang menguning serta umur yang lebih dari 110
hari.
Pemanenan padi di Agroteknopark Jubung menggunakan dua cara yaitu secra manual dan
secara mekanis. Dimana secara manual mengguanakan sabit dan yang mekanis menggunakan
reaper dengan jenis mini rice combine yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Pemotongan padi dilakukan dengan cara potong atas, potong tengah dan potong bawah
tergantung cara perontokan. Apabila cara perontokannya dilakukan dengan cara digembot
maka padi dipotong dengan cara potong bawah. Namun apabila padi akan dirontokkan
dengan mesin power thresher maka tanaman padi dipotong dengan cara potong tengah atau
potong atas. Cara memotong padi dengan menggunakan sabit atau bergerigi, yaitu:
Ø Pegang rumpun padi yang akan dipotong dengan tangan kiri, kira-kira 1/3 bagian tanaman.
Ø Tempatkan mata sabit pada bagian batang bawah atau tengah atau atas tanaman
(tergantung cara perontokan) dan tarik pisau tersebut dengan tangan kanan hingga jerami
terputus.
Ø Sebelum mengoperasikan mesin reaper, potong atau panen padi terlebih dahulu dengan
memutarnya mesin.
Ø Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen.
Ø Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar serta
Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari masing-masing cara yang dilakukan baik secara
manual maupun secara mekanis. Kelebihan dan kekurangan pemanenan secara manual yang
menggunakan sabit, yaitu menghemat pengeluaran, dan pemangkasan lebih merata. Namun
kelemahannya, waktu yang dibutuhkan cukup lama, tingkat kehilangan hasil meningkat,
tenaga kerja yang dibutuhkan juga banyak, kuarang efisien. Sedangkan kelebihan pada
pemanenan secara mekanis yaitu, effisiensi pemanenan lebih tinggi baik dari segi waktu,
tenaga kerja maupun tingkat kehilangan hasil yang sedikit. Meskipun begitu, dalam
merata.
c. Peontokan padi
Pada proses perontokan padi di Agroteknopark Jubung, para petani disana menggunakan
mesin yang bernama power threasher. Power threser ini merupakan mesin perontok padi yang
menggunakan sumber tenaga penggerak enjin. Berikut ini cara penggunaan power threser :
a. Pemotongan tangkai pendek disarankan untuk merontok dengan mesin perontok tipe
“throw in” dimana semua bagian yang akan dirontok masuk ke dalam ruang perontok.
b. Pemotongan tangkai panjang disarankan untuk merontok secara manual dengan alat
atau mesin yang mempunyai tipe “Hold on” dimana tangki jerami dipegang, hanya bagian
c. Setelah mesin dihidupkan, atur putaran silinder perontok sesuai dengan yang
d. Putaran silinder perontok akan mengisap jerami padi yang dimasukkan dari pintu
pemasukan.
e. Jerami akan berputar-putar di dalam ruang perontok, tergesek terpukul dan terbawa
oleh gigi perontok dan sirip pembawa menuju pintu pengeluaran jerami.
f. Butiran padi yang rontok dari jerami akan jatuh melalui saringan perontok, sedang
g. Butiran padi, potongan jerami dan kotoran yang lolos dari saringan perontok akan jatuh
h. Butiran hampa atau benda-benda ringan lainnya akan tertiup terbuang melalui pintu
sedangkan butir padi akan jatuh dan tertampung pada pintu pengeluaran padi bernas.
Kelebihan dari penggunaan dengan cara mekanis ini adalah kapasitas kerja lebih besar dan
efisiensi kerja lebih tinggi. Selain itu tenaga untuk operasional tidak membutuhkan tenaga
banyak bisa dilakukan dengan 1 orang. Namun disisi lain ada kekurangan dari penggunaan
dengan cara mekanis ini yaitu biasa produksi atau yang dikeluarkan lebih besar.
Setelah melakukan panen, maka tanaman padi yang telah di pangkas mengalami penumpukan
dan pengumpulan. Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap pasca panen setelah
Agroteknopark Jubung, padi yang sudah di panen di bawa ke suatu tempat untuk dilakukan
perontokan menggunakan mesin perontok power thresher. Hasil panen padi yang telah
dirontokkan oleh pekerja atau petani dibawa ke perusahaan. Disana padi akan diproses untuk
diolah menjadi kebutuhan pangan berupa beras ataupu di ambil benihnya untuk ditanam
kembali. Padi yang telah diolah menjadi bersa, kemudian dijual ke pasar lokal baik dalam
kota maupun diluar kota. Dan selain itu beras yang telah diperoleh ekspor ke luar negeri
5.1 Kesimpulan
padi, seperti umur, kadar air, bernas atau tidaknya, daun menguning atau tidak. Pemanenan di
Agroteknopark Jubung dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan cara
mekanis. Dengan cara manual menggunakan sabit sedangkan dengan cara mekanis
mengguanakn mesi reaper dengan jenis mini rice combine. Selain itu cara perontokan yang
dilakukan disana sudah menggunakan mesin perontok power threaser. Untuk hasil panen,
pgabah padi diolah hingga menjadi beras ataupu benih. Beras yang mereaka peroleh, mereka
jual ke pasar lokal baik dalam kota maupun di luar kota dan bahkan di ekspor ke luar negeri
seperti Jepang.
DAFTAR PUTAKA
Abbas, dkk. 2011. Effect of Processing on Nutritional Value of Rice (Oryza sativa). World
Hasbi. 2012. Perbaikan Teknologi Pascapanen Padi di Lahan Suboptimal. Jurnal Lahan
Ishaq, Iskandar. 2009. Petunjujuk Teknis Penangkaran Padi. Jawa Barat : Balai Pengkajian
Kastanja, Ariance Y. 2011. Kajian Penerapan Teknik Budidaya Padi Gogo Varietas Lokal.
Manalu, dkk. 2012. Pengujian Paket Teknologi Budidaya Padi (Oriza sativa L.). E-jurnal
Neni Marlina dkk. 2012. Respons Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap Takaran
PupukOrganik Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System of Rice Intensification(SRI)
Purwono dkk. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya