Anda di halaman 1dari 2

Kementerian Pertanian

Badan Peneli an dan Pengembangan Pertanian


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
2018

° Pengelolaan/pemilihan varietas yang tepat,


pengelolaan kultur teknis dan pengendalian
biologis.
° Penggunaan pes sida dilaksanakan bila
D. Pemupukan
populasi hama melampaui batas ambang
° Pemupukan menggunakan rekomendasi untuk kendali.
padi, sedangkan tanaman kedelai memperoleh
manfaat dari pemupukan padi.
G. Panen
° Dosis pupuk yang digunakan adalah 200 kg
Urea/ha + 250 kg Ponska/ha + 1 ton pupuk ° Panen dilakukan pada saat matang fisiologis,
organik/ha. yaitu untuk padi gogo bilamana 90% bulir padi
telah menguning; untuk kedelai bila polong
° Cara pemupukan padi gogo + kedelai : 1/3
pada batang utama berwarna coklat dan 95%
bagian dosis pupuk Urea dan seluruh dosis
daun telah menguning.
pupuk Ponska diberikan setelah tanaman
tumbuh berumur + 10 hari, kemudian 2/3 ° Panen padi dapat dilakukan secara manual atau
bagian dosis pupuk Urea sisanya diberikan mekanisasi menggunakan combine harvester,
setelah tanaman berumur 35 hari. Pupuk sedangkan kedelai dilakukan secara manual.
organik diberikan setelah tanam sebagai ° Gabah dan polong yang dihasilkan dike ringkan
penutup lubang tanam padi dan kedelai. dengan dryer atau dijemur hingga mencapai
kadar air sekitar 15%.
Tumpangsari
PADI DAN KEDELAI
SISTEM TANAM RAPAT
E. Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara manual,
mekanis atau herbisida pra tumbuh (1 mst) dan
pasca tumbuh (2 mst). Penyiangan I umur + 15 hari Chendy Tafakresnanto & Zainal Arifin
dan penyiangan II umur + 25 hari.
BPTP JAWA TIMUR
JL. Raya Karangploso Km.04, Malang, Jawa Timur
(0341) 494052
F. Pengendalian Hama Dan Penyakit bptp-ja m@litbang.pertanian.go.id
ja m.litbang.pertanian.go.id
Menerapkan kaidah pengendalian hama
dan penyakit terpadu (PHT), melipu : Science.Innova on.Networks
# Produksi KSPP BPTP Ja m 2018 www.litbang.pertanian.go.id
PENDAHULUAN toleran terhadap naungan, b) toleran terhadap C. Penanaman
keterbatasan air/kekeringan, dan (c) tahan ° Setelah terjadi hujan 3 kali atau tanah dalam
Lahan kering berpotensi menghasilkan
terhadap blas (khusus pada lahan kering). kapasitas lapang, dilakukan tanam padi secara
bahan pangan yang cukup dan bervariasi, dak
hanya padi gogo tetapi juga jagung dan kedelai, Pada lahan sawah yang ditanam di musim tugal atau dengan alat tanam ATABELA atau
bila dikelola menggunakan teknologi efek f kemarau (MK I/MK II), selain menggunakan Drum Seeder, 10 hari kemudian tanam kedelai
dengan strategi pengembangan yang tepat. Pola varietas Inpago dapat menggunakan varietas dalam tumpangsari dengan padi.
tanam yang dikembangkan di lahan kering harus Inpari yang tahan kekeringan, seper : Limboto, ° Sistem tanam padi 4 baris dengan jarak tanam
memperhitungkan tenggang waktu antara panen Towu , Batutegi, Situbagendit, Inpari 10, Inpari 13, (20 cm x 10 cm) x 100 cm, populasi tanaman
dan tanam yang sesingkat-singkatnya sehingga Inpari 19, Inpari 20, Inpari 32, Inpari 33, Inpari 42 mencapai sekitar 250.000 rumpun/ha. Kedelai
memungkinkan untuk meningkatkan intensitas dan Inpari 43, Inpago (4 s/d 9). Sementara itu, di ditanam dengan sistem tanam 3 baris dengan
tanam. Pola tanam di lahan kering dengan lahan kering pada musim hujan (MH) dak jarak tanam (30 cm x 15 cm) x 100 cm, populasi
menerapkan sistem tanam tumpangsari lebih dianjurkan menggunakan varietas Inpari karena tanaman mencapai sekitar 111.100
produk f karena pada pola tanam ini populasi pada wilayah endemik penyakit blas, sebaiknya tanaman/ha.
tanaman lebih banyak dan beragam. Dengan menggunakan varietas padi gogo (Inpago 1 s/d 12),
Rindang 1 Agritan, Rindang 2 Agritan, Ja luhur, ° Jarak antar tanaman 50 cm.
sistem tanam tumpangsari dapat mengurangi
resiko kegagalan panen atau kerugian salah satu Limboto, Towu , Batutegi, Situ bagendit, Situ ° Barisan tanaman sebaiknya searah matahari,
tanaman serta mengurangi biaya produksi dan Patenggang. agar memperoleh cahaya matahari yang
meningkatkan pendapatan usahatani. Sistem Untuk varietas kedelai yang digunakan di maksimal.
tanam tumpangsari dapat juga dilakukan di lahan lahan sawah (MK I/MK II) adalah Dena 1, Dena 2, ° Kebutuhan benih padi sebanyak 50 kg/ha
sawah pada musim kemarau (MK I/MK II) yaitu Dering 1, Anjasmoro, Kaba, Grobogan, dan Devon, dengan 3-5 biji per lubang, dan kebutuhan
dengan memperbaiki pola tanam palawija secara sedangkan di lahan kering (MH) adalah Dena 1, benih kedelai sebanyak 40 kg/ha dengan 2 biji
monokultur menjadi tumpangsari padi gogo dan Dering 1, Deja 1, Anjasmoro, Dega 1, Grobogan, per lubang.
jagung, padi gogo dan kedelai atau kedelai dan Argomulyo, dan Devon 1. ° Untuk lahan yang belum pernah ditanami
jagung.
kedelai. Sebelum tanam, benih kedelai perlu
diinokulasi rhizobium dengan cara benih
BUDIDAYA TUMPANGSARI dibasahi dengan air secukupnya kemudian
PADI DAN KEDELAI dicampur inokulan rhizobium dan diaduk
Pada pertanaman tumpangsari padi secara merata.
dengan kedelai di musim hujan, penanaman B. Pengolahan Tanah
kedelai secara tugal. ° Untuk lahan sawah, pengolahan tanah dapat
dilakukan dengan olah tanah minimum (OTM) /
A. Varietas Padi dan Kedelai tanpa olah tanah (TOT) dengan membersihkan
lahan dari tunggul jerami dan rumput,
Varietas padi dan kedelai dengan jarak menggunakan herbisida pra tumbuh.
tanam lebih rapat dengan kondisi air terbatas,
° Pada lahan kering, sebelum turun hujan, tanah
sehingga menggunakan varietas yang memiliki
karakteris k, antara lain sebagai berikut : (a) diolah dengan cangkul atau garpu, diratakan.

Tumpangsari padi dengan kedelai

Anda mungkin juga menyukai