Anda di halaman 1dari 7

TEPUNG MOCAF ALTERNATIF PENGGANTI TERIGU

Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta) merupakan tanaman tropis yang berasal dari
Brasil, Amerika Selatan. Singkong merupakan salah satu sumber energi kaya karbohidrat walau
memiliki kadar protein rendah. Oleh karena itu singkong menjadi makanan pokok di beberapa
negara afrika termasuk beberapa wilayah Indonesia. Singkong dikenal ada dua macam, yaitu
singkong kuning dan singkong putih. Singkong kuning sering disebut singkong mentega.
Singkong putih memiliki susunan lebih padat dan keras, singkong ini lebih tepat untuk keripik.
Singkong ini saat dimasak cenderung lembut dan pulen, layaknya mentega. Singkong rebus enak
disantap sebagai pengganti kentang atau sebagai pelengkap masakan. Bila diolah menjadi
tepung, singkong dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu.
Selain itu, singkong juga mengandung bahan tertentu yang bermanfaat bagi industri dan
pakan ternak, karena mengandung air sekitar 60 %, pati sekitar 25-35 %, protein, mineral, serat,
kalsium dan fosfat. Singkong merupakan sumber energi yang lebih tinggi dibanding padi,
jagung, ubijalar dan shorgum. Singkong mengandung HCN (asam sianida) yang terdapat di
dalam umbi dan daun. Untuk keperluan makanan dan pakan ternak digunakan singkong berkadar
HCN rendah atau kurang dari 50 ppm (1 mgper liter), singkong berkadar HCN tinggi digunakan
sebagai bahan industri.
Mocaf (Modified Cassava Flour) atau tepung singkong hasil modifikasi sebagai produk
olahan terbaru dari singkong juga merupakan temuan pertama di dunia, karena mocaf sanggup
mengganti kebutuhan tepung gandum yang selama ini masih di impor. Untuk membuat 1 kg
mocaf diperlukan 3 kg singkong segar dan untuk membuat 1 kg mie misalnya, mocaf mampu
mensubstitusi 50 % tepung gandum atau terigu. Sementara untuk membuat kue, terigu bisa
diganti seluruhnya oleh mocaf.
Prinsip pembuatan mocaf adalah dengan memodifikasi sel ubikayu secara fermentasi,
sehingga menyebabkan perubahan karakteristik yang lebih baik dari tepung yang dihasilkan
berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi dan kemudahan melarut. Secara
umum proses pembuatan mocaf meliputi tahap-tahap penimbangan, pengupasan, pemotongan,
perendaman (Fermentasi), pengeringan, penepungan dan pengayakan.
Selama proses fermentasi terjadi penghilangan komponen warna, seperti pigmen (khusus
singkong kuning) dan protein yang dapat menyebabkan warna coklat ketika pemanasan.
Dampaknya adalah warna Mocaf yang dihasilkan lebih putih jika dibandingkan dengan warna
tepung ubikayu biasa juga tidak berbau (netral). Selain itu, proses ini akan menghasilkan tepung
yang secara karakteristik dan kualitas hampir menyerupai tepung terigu sehingga produk Mocaf
sangat cocok untuk menggantikan bahan terigu untuk kebutuhan industri makanan.
Sejak diperkenalkan 2 tahun lampau, industri mocaf tumbuh diberbagai daerah seperti
Pati dan Magelang di Jawa Tengah, Ciamis dan Sukabumi Jawa Barat serta Trenggalek di Jawa
Timur, mereka umumnya industri skala rumahan yang membangun sarana produksi di lahan 60
m2. Hingga sekarang mereka belum sanggup memenuhi tingginya permintaan.
Nilai mocaf luar biasa besarnya, sebab aroma dan citarasa mocaf setara terigu. Seluruh
kebutuhan terigu kita yang mencapai 6 juta ton per tahun mengandalkan impor. Dengan
ditemukannya mocaf, diharapkan mengurangi arus devisa ke mancanegara.
Mocaf merupakan inovasi dan peluang baru dalam agroindustri khususnya tanaman
singkong/ubikayu, karena bahan baku mudah didapat dimana saja, harganya murah,
pengolahannya relatif mudah, permintaan banyak dari produsen kue, mie dan penganan lainnya

sehingga produsen kewalahan dan tidak terlayani mengingat keterbatasan sarana dan prasarana
karena skala usahanya kebanyakan masih bersifat skala rumah tangga (Home Industry).
Oleh karena itu, pengolahan hasil pertanian dengan dibuat menjadi berbagai produk hasil
olahan merupakan salah satu alternatif bentuk pengawetan, persediaan bahan pangan dan dapat
meningkatkan nilai tambah dari produk olahan tersebut.
Pembuatan Tepung Mocaf dengan Starter Bimo CF
Singkong merupakan jenis umbi yang dapat dibuat tepung dan pati agar olahan umbi tahan
lama dan mudah disimpan. Tepung dan pati merupakan dua produk berbeda, baik dari cara
pembuatan maupun pemanfaatannya. Namun masyarakat sering menganggap bahwa tepung dan
pati itu sama saja. Pembuatan tepung pada prinsipnya adalah mengubah bentuk umbi segar
menjadi butiran halus yang kering, sedangkan pembuatan pati dilakukan dengan mengambil sari
dari umbinya. Jadi, pembuatan tepung tidak menyisakan limbah padat, sedangkan pembuatan
pati menyisakan limbah padat atau ampas.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tepung mocaf, antara lain :
1. Pengupasan dan pencucian
Singkong yang akan digunakan sebagai bahan baku tepung kasava (mocaf) harus cukup umur
berkisar 8-10 bulan dipanen. Singkong yang sudah terpilih dikupas kulitnya kemudian di cuci
hingga bersih menggunakan sikat, agar kotoran yang menempel pada umbi menjadi bersih
kemudian rendam dalam air bersih.
2. Perajangan / Penyawutan
Singkong yang telah dicuci kemudian dirajang menjadi bentuk chip (irisan melintang yang
tipis) dengan ketebalan 1-1,5 mm atau singkong disawut (Gangsor /isrud-Sunda).
Pengirisan/penyawutan bertujuan untuk mempermudah dalam pengeringan chip/sawut singkong.
3. Fermentasi dengan Starter BIMO-CF
Proses fermentasi dengan starter ini sangat menentukan keberhasilan dalam pembuatan tepung
kasava Bimo (mocaf), karena tanpa melalui proses fermentasi, maka tepung yang dihasilkan
bukan mocaf tetapi tepung kasava biasa. Starter yang digunakan untuk perendaman /fermentasi
dosisnya 10 gram per 10 liter air per 10 kg singkong segar. Jadi kalau kita ingin membuka
industri pembuatan mocaf, setiap satu ton singkong diperlukan 1 kg starter BIMO-CF. Selama
proses fermentasi terjadi penghilangan komponen warna, seperti pigmen (khusus singkong
kuning) dan protein yang dapat menyebabkan warna coklat ketika pemanasan. Dampaknya
adalah warna Mocaf yang dihasilkan lebih putih jika dibandingkan dengan warna tepung ubikayu
biasa juga tidak berbau (netral). Selain itu, proses ini akan menghasilkan tepung yang secara
karakteristik dan kualitas hampir menyerupai tepung terigu sehingga produk Mocaf sangat cocok
untuk menggantikan bahan terigu untuk kebutuhan industri makanan. Fermentasi dilaksanakan
selama 12 jam.
4. Pengepresan
Singkong yang telah mengalami perendaman/di fermentasi diangkat kemudian di tiriskan lalu
dipres agar airnya berkurang. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan chips/sawutan
singkong. Alat yang digunakan untuk mengepres adalah spinner, dengan kekuatan listrik
sehingga spinner berputar dan air yang terkandung dalam massa singkong keluar dan mengalir
melalui lubang pembuangannya, sehingga singkong menjadi sepa/kesat.
5. Pengeringan
Singkong yang telah di pres kemudian dijemur pada sinar matahari efektif selama dua hari
hingga singkong mudah patah apabila diremas. Proses pengeringan dapat juga dilakukan dengan

oven dengan suhu 50 derajat Celsius, cara ini digunakan apabila cuaca hujan. Kualitas terbaik
adalah pengeringan dengan sinar matahari.
6. Penepungan dan Pengayakan
Setelah chp/sawutan singkong kering, langkah selanjutnya adalah dimasukkan kedalam mesin
penepung apabila kapasitas dan volumenya banyak. Tingkat kehalusan tepung adalah 100
mesh.Selain dengan mesin penepung untuk kapasitas sedikit dapat digunakan alat penumbuk
batu/kayu (Jubleg-Sunda), dengan alat ini untuk mencapai tingkat kehalusan 100 mesh perlu
diayak dengan kalo/pengayak tepung.
7. Pengemasan
Agar tepung mocaf dapat tahan lama, maka perlu dikemas dalam kantong plastik kedap udara
yang menarik agar konsumen tertarik untuk membelinya.
Tahapan pembuatan tepung mocaf
Ada 2 tahap pembuatan tepung mocaf yaitu bakteri asam laktat Merusak granula pati
dan dinding sel umbi singkong, Perusakan itu justru berdampak baik lantaran mengubah struktur
sel dan karakteristik singkong. Setelah 8 jam fermentasi, singkong yang semula berbau tajam
berubah struktur, kekentalan dan daya rehidrasi. Tepung yang dihasilkan pun mudah larut.
Menurut Dr. Achmad Subagio, peneliti mocaf dari Universitas Jember Jatim, bahwa : Citarasa
menjadi netral-bau dan rasa singkong hilang sampai 70 %. Semua jenis singkong dapat diolah
menjadi mocaf. Namun, yang terbaik adalah singkong yang berkadar asam sianida rendah,
kurang dari 1 %.
Sianida menyebabkan rasa pahit, jika kadar sianida rendah, mudah dibuang saat proses
fermentasi sehingga citarasa pahit pada tepung tidak terlalu kuat. Berdasarkan hasil penelitian
Achmad, tepung modifikasi terbaik dihasilkan dari umbi singkong berumur 8 12 bulan.
Tepung terbaik juga dihasilkan dari singkong tanpa bercak hitam, sebab kerusakan itu
mengurangi derajat keputihan tepung. Umur singkong sangat menentukan rendemen dan kualitas
tepung. Rendemen singkong muda amat rendah dan sebaliknya, itu karena bobot kering singkong
juga rendah. Singkong yang terlalu tua rendemen relatif lebih tinggi, tetapi viskositas tepung
singkong tua lebih tinggi. Setelah dicuci dan diiris setebal -1,5 mm, singkong dimasukkan
kedalam karung bobot sebuah karung 20-25 kg. Kantong plastik transparan juga dapat digunakan
sebagai wadah, tetapi harus berlubang-lubang permukaan plastik dengan ujung paku yang
dibakar.Tujuan lubang agar seluruh permukaan singkong terendam dalam larutan bakteri asam
laktat selama fermentasi berlangsung. Irisan singkong direndam dalam air yang telah ditambah
dengan senyawa aktif dari starter Bimo-CF untuk memacu pertumbuhan mikroba.
Pengatur pH
Jika menggunakan 1 m3 air tanah, tambahkan 1 sendok teh senyawa aktif. Jika yang
digunakan air gunung setiap 1 meter kubik air itu membutuhkan satu sendok makan senyawa
aktif yang berisi mineral, nutrisi dan pengatur pH agar kurang dari 5. Bila semua irisan singkong
terendam semua tambahkan senyawa aktif B, yakni starter fermentasi terdiri atas media kultur
dan mikroba. Untuk membuat senyawa aktif B, rendamlah 1 ons irisan singkong segar dalam air
yang telah dicampur masing-masing 1 sendok teh enzim dan kultur mikroba. Perendaman selama
24-30 jam untuk menghasilkan senyawa aktif B. Senyawa aktif B dapat digunakan sekaligus
untuk 1 meter kubik air lama perendaman 8-10 jam. Irisan singkong kemudian dipindahkan ke
larutan C berisi garam dan kapur. Pemindahan itu untuk menaikkan pH sekaligus menghentikan
proses fermentasi. Dosis larutan C hanya 1 sendok maka per meter kubik air, lama perendaman

Cuma 10 menit. Setelah itu singkong dikeringkan dan digiling. Tepung hasil penggilingan diayak
ukuran minimal 80 mesh ukuran yang paling bagus adalah 100 mesh. Hasil saringan itu dikemas
dengan dua lapis karung plastik Polipropilene (PP) atau Polietilene (PE) yang baik, bersih dan
memenuhi syarat ekspor. Tepung itulah yang digunakan oleh para produsen kue, mie dan
penganan lain.
Keunggulan Tepung Mocaf:
Bebas gluten, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita obesitas, penderita penyakit gula, dll.
Mengandung serat tinggi, Mengandung Kalsium tinggi & Tekstur lembut
Prospek Pengembangan
Tepung mocaf memiliki prospek pengembangan yang bagus, pertama dilihat dari
ketersediaan singkong sebagai bahan baku yang berlimpah sehingga kemungkinan kelangkaan
produk dapat dihindari karena tidak tergantung dari impor seperti gandum; kedua yaitu harga
tepung mocaf relatif lebih murah dibanding dengan harga tepung terigu maupun tepung beras,
sehingga biaya pembuatan produk dapat lebih rendah. Harga Mocaf berkisar antara Rp. 4.500
Rp 5.500/kg. Sedangkan terigu Rp 7.000/kg dan yang ketiga adalah pasar lokalnya sangat
prospektif karena begitu banyak industri makanan yang menggunakan bahan baku tepung. Dari
beberapa alasan di atas dapat disimpulkan bahwanlahirnya teknologi produksi tepung Mocaf
membuka Peluang Bisnisbesar. Keberadaan tepung mocaf sebagai alternatif dari tepung terigu
akan bermanfaat bagi industri pengolahanMakanan Nasional. Jenis dan karakteristik yang
hampir sama dengan terigu, namun dengan harga yang jauh lebih murah membuat tepung mocaf
menjadi pilihan yang sangat menarik.
Kini telah ditemukan cara cepat membuat tepung Mocaf ini:
Mocaf: Fermentasi 1 Jam
Istanbul, Turki, pertengahan Desember 2009. Daniel Gyurta, perenang berkebangsaan Hungaria,
mencetak rekor dunia baru renang 200 m gaya dada putra dengan catatan waktu 2 menit 00,67
detik. Itu lebih cepat 1,31 detik di banding rekor perenang Australia, Christian Sprenger, 5 bulan
sebelumnya. Makin ringkasnya waktu juga terjadi pada proses fermentasi mocaf. Jika semula
butuh 7 - 8 jam, kini cukup 1 jam.
Proses fermentasi modified cassava flour (mocaf) selama 7 - 8 jam melibatkan 3 kali
penambahan bakteri alias enzim. Enzim pertama berfungsi menetralisir air agar nyaman bagi
bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Enzim kedua, berfungsi merombak pati dan dinding
sel singkong. Sementara enzim ketiga bertugas menghentikan fermentasi. Ada juga proses yang
hanya memanfaatkan 1 kali penambahan bakteri, tapi waktu fermentasi relatif sama: 7 - 8 jam.
Di tangan Ir Iskandar Mamoen MS, periset di Departemen Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat, proses fermentasi mocaf lebih cepat,
cukup 1 jam. Penambahan mikroba, Iskandar menyebutnya bioaktivator, pun cukup sekali.
Iskandar yang meriset pemanfaatan bioaktivator untuk proses fementasi mocaf sejak Maret 2009,
menyebut tepung buatannya itu sebagai motes alias modifikasi tepung singkong.
Peran enzim selulase
Iskandar menggunakan bioaktivator berupa kumpulan beberapa spesies mikroba. Sebut saja
Lactobacillus sp, selubizing phospate bacteria - bakteri pelarut fosfat, Azetobacter sp, dan ragi.
Iskandar enggan menyebutkan asal isolasi bakteri itu. Mikroba-mikroba itu menghasilkan asam

laktat yang berperan dalam meningkatkan proses dekomposisi atau pemecahan lignin dan
selulosa. Selain asam laktat, bioaktivator menghasilkan enzim selulase.
Tanpa pemecahan selulosa, proses pengolahan singkong sekadar menghasilkan tepung
gaplek. Aroma singkongnya pun masih menyengat. Dengan fermentasi menggunakan asam laktat
tidak hanya didapat mocaf yang bertekstur halus - karena selulosa hancur - tapi juga aroma
singkong hilang dan warna tepung putih.
Hasilnya ujicoba menunjukkan MOCAF dapat digunakan sebagai food ingredient dengan
penggunaan yang sangat luas. MOCAF ternyata tidak hanya bisa dipakai sebagai bahan
pelengkap, namun dapat langsung digunakan sebagai bahan baku dari berbagai jenis makanan,
mulai dari mie, bakery, cookies hingga makanan semi basah. Dengan sedikit perubahan dalam
formula, atau prosesnya, karena produk ini tidak-lah sama persis karakteristiknya dengan tepung
terigu, beras atau yang lainnya, dapat dihasilkan produk yang bermutu optimal.
Untuk cita rasanya, hasil uji organoleptik dengan resep standar menunjukkan bahwa
panelis tidak mengetahui bahwa kue-kue tersebut dibuat dari MOCAF yang berasal dari ubi
kayu. Kue-kue berbahan baku MOCAF ini mempunyai ketahanan terhadap dehidrasi yang
tinggi, sehingga mampu disimpan dalam 3-4 hari tanpa perubahan tekstur yang berarti.
MOCAF juga telah diujicoba untuk digunakan beragam kue kering, seperti cookies,
nastar, dan kastengel, dimana 100% tepungnya menggunakan MOCAF. Hasilnya menunjukkan
bahwa kue kering yang dihasilkan mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan
produk yang dibuat menggunakan tepung terigu tipe berprotein rendah (soft wheat). Hanya saja,
MOCAF memerlukan mentega atau margarin sedikit lebih banyak dibandingkan tepung terigu
untuk mendapatkan tekstur yang baik. Untuk cita rasanya, hasil uji organoleptik dengan resep
standar menunjukkan bahwa panelis tidak mengetahui bahwa kue-kue tersebut dibuat dari
MOCAF yang berasal dari ubi kayu.
Untuk kue basah, telah diujicoba aplikasi MOCAF pada kue lapis tradisional yang
umumnya berbahan baku tepung beras, atau tepung terigu dengan ditambah tapioka. Hasilnya
menunjukkan bahwa MOCAF dapat menggantikan tepung beras maupun tepung terigu 100%.
Kue lapis yang dihasilkan bertekstur lembut dan tidak keras. Hasil ini menunjukkan bahwa
MOCAF dapat pula menggantikan tepung beras yang saat ini kian mahal.
Disamping itu, telah juga dilakukan uji coba substitusi tepung terigu dengan MOCAF
dengan skala pabrik. Hasilnya menunjukkan bahwa hingga 15% MOCAF dapat mensubstitusi
terigu pada mie dengan mutu baik, dan hingga 25% untuk mie berkelas rendah, baik dari mutu
fisik maupun organoleptik. Secara teknispun, proses pembuatan mie tidak mengalami kendala
yang berarti jika MOCAF digunakan untuk mensubstitusi terigu.
Alternatif aplikasi MOCAF sebagai food ingredient yang lain adalah penggunaannya
pada makanan bayi. Dengan sifat-sifat yang dimiliki bahan ini, secara teknis tidaklah sulit untuk
mengaplikasikan pada produk ini. Namun demikian, mengingat makanan bayi mempunyai
spesifikasi yang khusus maka diperlukan kajian yang cermat agar hal ini terwujud, misalnya:
kajian tentang oligosakarida penyebab flatulensi yang diramalkan sudah terpecahkan selama
fermentasi. Kajian ini penting sehingga bayi tidak mengalami kembung ketika mengkonsumsi
produk ini.
Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung.
Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung.
Tanaman palawija ini telah dikenal dan dibudidayakan secara luas di hampir seluruh wilayah

Indonesia. Selama lima tahun terakhir, produksi singkong Indonesia terus meningkat secara
konsisten. Pada tahun 2011, bedasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi singkong
nasional mencapai 24,08 juta ton.
Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati
35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%, karenanya
merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit kandungan zat gizi seperti
protein. Singkong segar mengandung senyawa glokosida sianogenik dan bila terjadi proses
oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan glukosa dan asam sianida (HCN) yang
ditandai dengan bercak warna biru, akan menjadi toxin (racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN
lebih dari 50 ppm.
Di samping itu, ubikayu segar mengandung senyawa polifenol dan bila terjadi oksidasi
akan menyebabkan warna coklat (browning secara enzimatis) oleh enzim fenolase, sehingga
warna tepung kurang putih. Berdasarkan kadar amilosa, ubikayu dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu ubikayu gembur (kadar amilosa lebih dari 20%) yang ditandai secara fisik bila kulit ari
yang berwarna coklat terkelupas dan kulit tebalnya mudah dikupas, dan ubikayu kenyal (kadar
amilosa kurang dari 20%) yang ditandai bila kulit ari warna coklat tidak terkelupas (lengket pada
kulit tebalnya) dan kulit tebalnya sulit dikupas.
Bahan baku singkong tersedia melimpah dan murah diseluruh Indonesia. Karena
singkong mudah ditanam disemua jenis tanah yang ada diseluruh pelosok Nusantara. Selama ini
hasil panen singkong lebih banyak dibuat gaplek dari pada diolah menjadi bahan baku setengah
jadi atau produk lain yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi. Padahal teknologi fermentasi
atau mengolah singkong menjadi produk lain, misalnya menjadi tepung Mocaf (Modified
Cassava Flour).
Kebutuhan bahan pangan tepung-tepungan di Indonesia, sangatlah besar. Contohnya
kebutuhan impor tepung terigu sekarang sudah jutaan ton dan terus meningkat setiap tahun. Jika
di kalkulasikan kebutuhan impor tepung terigu 30% bisa digantikan tepung Mocaf dalam negeri,
maka begitu besar sumbangan penghematan devisa yang bisa dilakukan oleh tepung Mocaf
untuk Negara. Disamping itu akan tercipta peluang wirausaha membuat tepung Mocaf secara
mandiri yang otomatis bisa menyerap ribuan bahkan mungkin ratusan ribu tenaga kerja ditingkat
Desa. Sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat urbanisasi para tenaga kerja muda ke Kota.
Prinsip pembuatan tepung Mocaf adalah dengan memodifikasi sel ubi kayu atau singkong
secara fermentasi, sehingga menyebabkan perubahan karakteristik yang lebih baik dari tepung
yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan
melarut. Secara umum proses pembuatan mocaf meliputi tahap-tahap penimbangan, pengupasan,
pemotongan, perendaman (Fermentasi) menggunakan media biang yang di hasil kan oleh
singkong itu sendiri ,tidak menggunakan zat atau bahan lainnya, proses selanjutnya pengeringan.
Selama proses fermentasi terjadi penghilangan komponen penimbul warna, seperti
pigmen (khususnya pada ketela kuning), dan protein yang dapat menyebabkan warna coklat
ketika pemanasan. Dampaknya adalah warna Mocaf yang dihasilkan lebih putih jika
dibandingkan dengan warna tepung ubi kayu biasa dan juga berbau netral (tidak berbau apek
khas singkong). Selain itu, proses ini akan menghasilkan tepung yang secara karakteristik dan
kualitas hampir menyerupai tepung dari terigu. Sehingga produk Mocaf sangat cocok untuk
menggantikan bahan terigu untuk kebutuhan industri makanan.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa Mocaf dapat digunakan sebagai bahan baku, baik
substitusi maupun seluruhnya, dari berbagai jenis produk bakery seperti kue kering (cookies,
nastar, dan kaastengel dll), kue basah (cake, kue lapis, brownies, spongy), dan roti tawar. Selain

itu tepung Mocaf juga dapat digunakan dalam pembuatan bihun, dan campuran produk lain
berbahan baku gandum atau tepung beras. Hasil produk berbahan mocaf ini tidak jauh berbeda
dengan produk yang menggunakan bahan tepung terigu maupun tepung beras.

Anda mungkin juga menyukai