Anda di halaman 1dari 35

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERANAN PENYULUH

PERTANIAN DI DESA MEKAR JAYA KECAMATAN


GEDUNG SURIAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT
(Tugas Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi)

Oleh
Winengsih Sri Rahayu
2114211012

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian cukup diperhatikan oleh pemerintah melalui pemberian


subsidi dan bantuan, untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan sektor
pertanian. Kemajuan terhadap sektor pertanian terlihat masih terlalu lambat.
Banyak faktor yang berasal dari luar seperti peranan penyuluh, kebijakan
pemerintah, dan pasar dalam usaha tani yang sangat berpengaruh pada
sektor pertanian, namun pelaku pembangunan pertanian paling penting
adalah petani. Pelaku utama dalam aspek pembangunan adalah pertanian
adalah petani. Kondisi tenaga kerja di bidang pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan berada dalam kondisi yang
memprihatinkan. Berbagai usaha dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan produksi melalui kemudahan pinjaman, bantuan alat, serta
dana bahkan bantuan bibit unggulpun sering diberikan oleh pemerintah.
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah bukan tidak berdampak, namun
pemerintah melupakan aspek penting dalam pembangunan pertanian yaitu
petani dan penyuluh sebagai sumber informasi dan sarana pendidikan
informal bagi petani. (Wigas, 2021)

Penyuluhan merupakan pendidikan non formal bagi petani yang meliputi


kegiatan dalam ahli pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh kepada
petani dan keluarganya yang berlangsung melalui proses belajar mengajar
(Mardikanto, 2009). Kegiatan penyuluhan sebagai sautu sistem pendidikan
non formal dimaksud agar sasaran penyuluhan yaitu petani dan keluarganya
bersedia merubah perilaku mereka meliputi perubahan pada aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penyuluh pertanian harus ahli
pertanian yang berkompeten, disamping bisa membimbing para petani,
penyuluh juga memberikan motivasi, memberikan informasi dan
meningkatkan kesadaran petani sehingga dapat mendorong minat belajar
mereka dalam menghadapi permasalahan di lapangan (Mardikanto, 2009).

Penyuluhan pada hakekatnya adalah suatu cara proses penyebaran informasi


yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusaha tani
demi tercapainya peningkatan produktifitas, pendapatan petani dan
perbaikan kesejahteraan masyarakat atau keluarga yang diupayakan melalui
kegiatan pembangunan pertanian. Penyebaran informasi yang dimaksud
mencakup informasi tentang ilmu dan teknologi inovasi yang bermanfaat,
analisis ekonomi dan upaya rekayasa sosial yang berkaitan dengan
pengembangan usaha tani serta peraturan dan kebijakan pendukung.
Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang
kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang
menjadi dinamis serta mampan untuk memperbaiki kehidupan dan
penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu
menolong dirinya sendiri (Soeharto, 2005).

Petani adalah pelaku utama dalam kegiatan produksi pertanian serta bagian
dari masyarakat Indonesia yang perlu ditingkatkan kesejahteraan dan
kecerdasannya, salah satu upaya peningkatan kecerdasan tersebut
dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan. Dengan adanya penyuluh
diharapkan semua informasi pertanian yang berkembang dapat diserap dan
diterima oleh petani, semakin banyak informasi yang dimanfaatkan oleh
petani maka semakin efektif penyuluhan tersebut (Mushero, 2008).

Peran penyuluh sebagai edukasi, inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi,


pemantauan, evaluasi, maupun sebagai penasehat petani yang sesuai dengan
karakteristik atau ciri petani termasuk potensi wilayah (Mardikanto, 2009).
Untuk meningkatkan efektivitas dari kegiatan penyuluhan dan guna
menumbuh dan mengembangkan peran serta petani dalam pembangunan
pertanian, maka perlu dilakukan pembinaan terhadap petani sehingga
nantinya akan mampu untuk tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan
ekonomi yang memadai dan selanjutnya akan mampu menopang
kesejahteraan keluarganya.

Peran penyuluh dalam kegiatan penyuluhan diharapkan dapat membantu


memecahkan masalah usahtani yang dihadapi petani. Pengetahuan dan
wawasan yang memadai hanya dapat digunakan untuk memecahkan
sebagian dari masalah yang dihadapi petani. Peranan penyuluh pertanian
adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat
keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi
yang diperlukan petani, selain itu penyuluh pertanian juga berperan untuk
membantu petani dalam peningkatan usaha taninya (Van Den Ban &
Hawkins, 1999).

Penyuluh pertanian merupakan agen perubahan yang langsung berhubungan


dengan petani. Salah satu fungsi penyuluh pertanian mengajak petani agar
mau melakukan tindakan-tindakan yang bermanfaat bagi usaha taninya
Penyuluh dapat mempengaruhi melalui perannya sebagai fasilitator,
supervisor dan advisor. Berbagai peran tersebut diterapkan oleh penyuluh
pertanian dengan kadar yang berbeda. Dari beberapa peranan penyuluh
tersebut menimbulkan persepsi dari para petani, baik itu persepsi positif
maupun negatif (Wigas,2021)

Persepsi pada hakekatnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh


setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik
lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.
Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa
persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukan
pencatatan yang benar terhadap suatu situasi (Thoha, 1999). Penafsiran
situasi dalam persepsi dapat berupa penyimpulan informasi atau pesan yang
didapat dari pengalaman belajar tentang obyek peristiwa atau hubungan-
hubungan seperti komunikasi intrapersonal yaitu komunikasi yang terjadi
dalam diri seseorang. Persepsi akan mempengaruhi seseorang dalam
berpikir, bertindak, serta berkomunikasi dengan pihak lain. Adanya
penafsiran pesan, berpikir, bertindak dan komunikasi dengan pihak
lain mempengaruhi tingkat adopsi seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani terhadap peranan


penyuluh meliputi faktor internal karakteristik petani (umur,
pendidikan formal, non formal, status kepemilikan lahan,
pengalaman usahatani). Faktor eksternal, sistem sosial (keterlibatan
petani dalam kelompok tani dan pengetahuan petani). Pengetahuan
dan pemahaman mengenai peran penyuluh serta persepsi petani
terhadap faktor-faktor tersebut sangat penting, karena dengan
adanya pemahaman terhadap peran penyuluh dan persepsi petani
terhadap peran penyuluh pertanian, dapat diketahui faktor- faktor
yang mendukung peningkatan peranan penyuluh pertanian dalam
pelaksanaan tugas untuk mewujudkan keberhasilan kegiatan
penyuluhan pertanian. Peran penyuluh sebagai pemberi informasi,
edukasi, fasilitasi, konsultasi, dan evaluasi. Melalui penelitian ini
mahasiswa diharapkan mampu mengetahui persepsi petani terhadap
peranan penyuluh pertanian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi rumusan


masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi petani terhadap peranan penyuluh pertanian di
di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gedung Surian, Kabupaten
Lampung Barat?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani
terhadap peranan penyuluh pertanian di di Desa Mekar Jaya,
Kecamatan Gedung Surian, Kabupaten Lampung Barat?
3. Bagaimana pengaruh persepsi petani terhadap peranan penyuluh
di di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gedung Surian, Kabupaten
Lampung Barat?
C. Tujuan Penelitan

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui persepsi petani terhadap peranan penyuluh


pertanian di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gedung Surian,
Kabupaten Lampung Barat.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani
terhadap peranan penyuluh di Desa Mekar Jaya, Kecamatan
Gedung Surian, Kabupaten Lampung Barat.
3. Mengetahui persepsi petani yang mempengaruhi peranan
penyuluh di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gedung Surian,
Kabupaten Lampung Barat.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti penerangan,


sedangkan dalam makna ilmiah penyuluh memiliki arti sebagai ilmu
tentang perilaku manusia (behavioural science) (Amanah, 2007).
Kegiatan penyuluhan adalah keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi guna memberikan informasi yang bertujuan membantu
sesama mengambil suatu keputusan yang benar (Van den Ban, 1999).
Menurut Vallera (1987), penyuluh disebut juga sebagai agen
perubahan. Agen perubahan mempunyai peran yang sangat penting
dalam ekstensi sistem penyuluhan. Agen perubahan berfungsi sebagai
mata rantai komunikasi antardua (atau lebih) sisitem sosial yaitu
menghubungkan antara suatu sistem sosial yang mempelopori
perubahan dengan sistem sosial masyarakat yang dibinanya dalam
usaha perubahan tersebut. Usaha-usaha pembangunan suatu
masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang yang
mempelopori, menggerakkan dan menyebarluaskan proses perubahan
tersebut. Mereka adalah orang-orang yang disebut sebagai agen
perubahan. Nama yang diberikan sesuai dengan misi yang ingin
dibawa, yakni membuat suatu perubahan yang berarti bagi
sekelompok orang.

Sebagai komponen dalam melakukan kegiatan penyuluhan, seorang


penyuluh pertanian adalah sumber atau komunikator. Peran seorang
penyuluh pertanian akan menjadi semakin penting manakala dikaitkan
dengan fungsinya sebagai agen perubahan. Penyuluh pertanian datang
ke tengah suatu masyarakat membawa sejumlah ide dan gagasan.
Umumnya ide dan gagasan tersebut mengandung hal-hal yang baru
bagi masyarakat yang di datanginya. Tujuan penyebarluasan ide dan
gagasan itu adalah untuk melakukan perubahan kehidupan masyarakat
dari apa yang ada kini menuju keadaan yang lebih baik lagi. Usaha
perubahan tersebut termasuk ke dalam apa yang dikenal sebagai
perubahan sosial (social change). Oleh karena itulah para penyuluh,
yakni orang-orang yang mempelopori perubahan sosial disebut
sebagai agen perubahan (agent of change).

Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan


dorongan kepada para petani, agar mau mengubah cara berpikir, cara
bekerja dan cara hidup yang lama dengan cara-cara baru yang lebih
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi
pertanian yang lebih maju. Penyuluh pertanian yang juga disebut
sebagai agen peruabahan adalah seorang atau pihak tertentu yang
membawa perspektif orang luar terhadap situasi perubahan organisasi.
Sedangkan Roger dan Shoemaker (1983) (Mardikanto 1993)
mendefinisikan penyuluh sebagai seorang yang secara proesional
mempengaruhi keputusan-keputusan inovasi dalam arah yang
dikehendaki oleh lembaga penyuluhan.

Penyuluhan dapat dilakukan dalam berbagai bidang, salah satunya


bidang pertanian. Makna penyuluhan pertanian berarti proses
pemberian penerangan kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang
belum diketahui secara jelas. Kegiatan penyuluhan pertanian tidak
sekedar pemberian penerangan, penyuluhan pertanian harus dilakukan
sampai segala sesuatunya dapat dipahami, dihayati, dan dilaksanakan
oleh petani dan keluarganya untuk meningkatkan kualitas usahatani
dan kehidupannya. Penyuluhan juga merupakan sistem belajar untuk
yang tidak mau menjadi mau, tidak tahu menjadi tahu, dan tidak bisa
menjadi bisa, dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
(Mardikanto, 1993).

Penyuluhan pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah


perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan
mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya dalam
usaha atau kegiatan - kegiatan dalam lingkup pertanian sehingga para
petani mampu meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya
Penyuluhan pertanian juga merupakan suatu cara atau usaha
pendidikan yang bersifat di luar bangku sekolah (non formal) untuk
para petani dan keluarganya di pedesaan. Sedangkan penyuluh
pertanian adalah orang yang bertugas dalam memberikan dorongan
kepada para petani agar mampu merubah cara berpikir, cara kerja, dan
cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan, baik pengetahuan
para petani melalui budidaya maupun teknologi. (Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Maluku,2019).

2. Petani

(Mosher 1991) mengemukakan bahwa dalam menjalankan usaha


taninya, setiap petani memegang dua peranan yakni petani sebagai juru
tani (cultivator) dan sekaligus sebagai seorang pengelola (manajer).
Peranan petani sebagai juru tani yaitu memelihara tanaman dan hewan
guna mendapatkan hasil-hasilnya yang bermanfaat. Sedangkan
peranan petani sebagai pengelola (manajer) yaitu apabila keterampilan
bercocok tanam sebagai juru tanam pada umumnya yakni keterampilan
tangan, otot, dan mata, maka keterampilan sebagai pengelola
mencakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan. Tercakup
didalamnya terutama pengambilan keputusan atau penetapan pilihan
dari alternatif-alternatif yang ada.

Mosher juga membagi pertanian dalam dua golongan, yaitu pertanian


primitif dan pertanian modern. Pertanian primitif diartikan sebagai
petani yang bekerja mengikuti metode-metode yang berasal dari orang-
orang tua dan tidak menerima pemberitahuan (inovasi). Mereka yang
mengharapkan bantuan alam untuk mengelolah pertaniannya.
Sedangkan pertanian modern diartikan sebagai yang menguasai
pertumbuhan tanaman dan aktif mencari metode-metode baru serta
dapat menerima pembaruan (inovasi) dalam bidang pertanian. Petani
macam inilah yang dapat berkembang dalam rangka menunjang
ekonomi baik dibidang pertanian maupun dibidang-bidang lainnya.

Hermanto (1989) memberikan pengertian tentang petani yang


mengatakan bahwa petani adalah setiap orang yang melakukan usaha
untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya
dibidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian,
peternakan, perikanan (termasuk penangkapan ikan) dan
mengutamakan hasil laut. Jadi yang dimaksud petani dalam penelitian
ini adalah orang yang matapencahariannya bercocok tanam (baik
subsistem ataupun komersil), yaitu mereka yang mengelola usaha di
bidang pertanian (tanaman pangan). Kegiatannya meliputi membuka
lahan hingga pemasaran hasil pertanian.

Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah


pertanian. Menurut Anwas (2000) mengemukakan bahwa petani
adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya
atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan
dari kegiatan itu.

3. Peranan Penyuluh Pertanian

Peranan (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status)


seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukan menunjukkan dia menjalankan perannya. Hak dan
kewajiban harus saling berkaitan yang dijalankan seseorang sesuai
dengan ketentuan peranan yang seharusnya dilakukan dan sesuai
dengan harapan peranan yang dilakukan (Departemen Pertanian,
2009).

Hal senada disampaikan oleh Soekanto (1983) (Asngari 2001) bahwa


peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya menunjukkan dia menjalankan peranannya. Hak dan
kewajiban itu merupakan dua hal yang saling berkaitan. Kehidupan
sehari-hari seseorang menduduki satu posisi tertentu dalam struktur
sistem sosial ini disebut posisi peranan (role position). Rangkaian
tingkah laki dilakukan karena adanya peranan tersebut.

Mosher (1997) menguraikan tentang peran penyuluh pertanian yaitu


(1) sebagai guru artinya seorang penyuluh harus terampil
menyampaikan inovasi untuk mengubah perilaku sasarannya, (2)
sebagai penganalisa atau analisator artinya seorang penyuluh harus
memiliki keahlian untuk melakukan pengamatan terhadap keadaan,
masalah dan kebutuhan masyarakat sasaran serta mampu memecahkan
maslaah petani, (3) sebagai penasehat atau konsultan, artinya seorang
penyuluh harus ketrampilan dan keahlian untuk memilih alternative
perubahan yang paling tepat, yang secara teknis dapat dilaksanakan,
secara ekonomis menguntungkan dan dapat diterima oleh nilai-nilai
budaya sosial setempat, dan (4) sebagai organisator, artinya seorang
penyuluh harus mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk menjalin
hubungan baik dengan segenap lapisan masyarakat, mampu
menumbuhkan kesadaran dan menggerakkan partisipasi masyarakat,
mampu berinisiatif terciptanya perubahan-perubahan, dan
memobilisasi sumberdaya, mengarahkan dan membina kegiatan
maupun mengembangkan kelembagaan yang efektif untuk
melaksanakan perubahan terencana serta sebagai pengembang
kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap hubungan
masyarakat petani.
Peranan penyuluh pertanian adalah membantu petani membentuk
pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara
berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan petani. Peranan utama penyuluhan lebih dipandang sebagai
proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan
cara menambah pilihan bagi mereka, dan menolong petani
mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing masing
pilihan tersebut. (Mosher, 1997)

Rasyid (2001) belum optimalnya peranan penyuluhan pertanian dapat


disebabkan oleh rendahnya tingkat partisipasi petani terhadap
penyuluh pertanian sebagai akibat rendahnya mutu pelayanan
penyuluhan pertanian. Selain itu lemah dan tidak sistematisnya sistem
pendanaan sehingga menjadi salah satu penyebab rendahnya kinerja
penyuluh pertanian dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penyuluh
pertanian ke depan adalah penyuluh pertanian yang dapat menciptakan
dirinya sebagai mitra dan fasilitator petani dengan melakukan peranan
yang sesuai antara lain sebagai penyedia jasa pendidikan (educator),
motivator, konsultan (pembimbing), dan pendamping petani.

4. Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang membuat seseorang Persepsi


adalah suatu proses yang dilalui oleh suatu stimulus yang diterima
panca indera yang kemudian diorganisasikan dan diinterprestasikan
sehingga individu menyadari yang diinderanya itu. Persepsi antuk
memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan rangsangan-
rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan
lengkap tentang duniannya. Schiffman dan Kanuk (2000:146).
Harihantono (2001) mendefinisikan persepsi sebagai pandangan
individu terhadap suati objek (stimulus). Akibat adanya stimulus,
individu memberikan respon berupa penerimaan atau penolakan
terhadap stimulus tersebut. persepsi berhubungan dengan pendapat
dan penilaian individu terhadap suatu stimulus tersebut. Hal senada
juga dikemukakan oleh Robbins (2006) sejumlah faktor juga dapat
berperan dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi.
Diantara karaktersitik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah
sikap, kepribadian, motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman dan
harapan.

Persepsi terkait erat dengan masalah sikap, karena persepsi merupakan


komponen kognitif sikap. Berdasarkan psikologi sosial sikap diartikan
sebagai derajat atau tingkat kesesuaian atau ketidaksesuaian seseorang
terhadap objek tertentu. Kesesuaian atau ketidaksesuaian ini
dinyatakan dalam skala yang menunjukkan sangat setuju atau sangat
tidak setuju terhadap objek sikap. Rakhmat (2000) mengartikan
persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi memberikan makna pada rangsangan inderawi.
Menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan
sensasi tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi (harapan), motivasi,
dan memori. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi,
interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang diterima.
Melihat pendapat para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengertian persepsi dalam penelitian ini adalah pandangan seseorang
terhadap informasi tentang lingkungannya baik melalui penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan,


yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya, namun proses itu tidak berhenti
sampai disitu saja, melainkan stimulus itu dilanjutkan atau diteruskan
ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologis,
sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar,
dan individu mengalami persepsi (Walgito, 1990)
5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Petani

Menurut Glimer (1975, dalam Walgito, 2007), menyatakan bahwa


persepsi visual seseorang banyak tergantung pada:
a). Faktor yang berkaitan langsung dengan diri pribadi antara lain,
pendidikan, pembawaan, pengalaman masa lalu, kemahiran,
latihan, ekologis, umur, motivasi, kebutuhan, harapan, interaksi
pihak luar atau keadaan sosial, religius, dan ekonomi.
b). Ciri dunia objek perangsang tertentu seperti ukuran, bentuk, jarak,
pengulangan rangsangan, dan intensitasnya.

Menurut Tagiuri dan Petrollo (1959, dalam Walgito, 2004), terdapat


beberapa faktor yang berpengaruh dengan persepsi individu
diantaranya adalah keyakinan, proses belajar, cakrawala pengalaman,
pengetahuan, selain itu juga faktor kepribadian individu
mempengaruhi persepsi setiap individu. Faktor pengalaman, proses
belajar, atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur tentang apa
yang dilihat, sedangkan pengetahuan cakrawalanya memberikan arti
terhadap objek psikologik tersebut, melalui komponen kognitif ini
akan timbul ide, kemudian konsep dari apa yang dilihat.

Apabila seorang individu memandang pada sesuatu objek dan


mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu
itu. Karakteristik yang mempengaruhi persepsi adalah sikap,
kepentingan atau minat, pengalaman, harapan, dan motif. Selain
faktor-faktor yang berperan dalam persepsi, menurut Walgito, (2004)
terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi interpersonal
seperti:
a). Pengalaman. Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang
hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam
memperbaiki persepsi.
b). Motivasi. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi
interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai dunia yang
adil, artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) pengertian motif
dan motivasi sebagai berikut: Motif adalah alasan atau sebab
seseorang melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah dorongan
yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan
dengan tujuan tertentu, bisa dikatakan juga bahwa motivasi
merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan
perbuatan.
c). Kepribadian. Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi, yaitu
usaha untuk mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak
sadar, orang mengeluarkan perasaan kepada orang lain.

Hariyanto, (2001) menyatakan bahwa persepsi berhubungan dengan


pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus yang akan
berakibat terhadap motivasi, kemauan dan perasaan terhadap stimulus
tersebut. Hal senada juga dikemukakan oleh Robbins, (2006) sejumlah
faktor juga dapat berperan dalam membentuk dan juga kadang
memutar balik persepsi. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi
persepsi adalah sikap, kepribadian, motivasi, kepentingan atau minat,
pengalaman dan harapan.

Rahmat (2000) menyebutkan jika ingin memahami suatu peristiwa


kita tidak boleh meneliti fakta-fakta secara terpisah akan tetapi kita
harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk
memahami seseorang kita harus melihat konteksnya, lingkungannya,
dan masalah yang dihadapinya. Persepsi yang benar terhadap suatu
objek sangat diperlukan karena persepsi merupakan dasar
pembentukan sikap dan perilaku.
6. Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu terkait Persepsi Petani Terhadap Peranan


Penyuluh cukup banyak. Oleh karena itu, untuk membantu penelitian
ini, peneliti membahas beberapa penelitian terdahulu yang dapat
dilihat pada tabel 1

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Tahun Judul Penelitian Tujuan, Metode, dan Hasil


Penelitian
1. Wigas Persepsi Petani Tujuan dari penelitian ini
Zulfikar Majid Terhadap Peranan adalah untuk menganalisis
(2021) Penyuluh Pertanian persepsi petani terhadap
di Kecamatan Metro peranan penyuluh , serta
Kibang Kabupaten menganalisis apa saja yang
Lampung Timur berhubungan dengan persepsi
petani terhadap peranan
penyuluh pertanian. Metode
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif dan
Hasil penelitian ini
menunjukan, persepsi petani
terhadap peranan penyuluh di
Kecamatan Metro Kibang
dalam seluruh aspek masuk
ke dalam klasifikasi baik
2. Krisnawati, Persepsi Petani Tujuan dari penelitian ini
Purnaning Sih, terhadap Peranan adalah untuk menganalisis
Asgari 2014 Penyuluh Pertanian faktor-faktor yang
di Desa Sidomulyo mempengaruhi persepsi
dan Muari, Distrik petani terhadap peranan
Oransbari, penyuluh pertanian (teknisi,
Kabupaten fasilitator dan advisor).
Manokwari Selatan Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
survei dan menggunakan
paradigma kuantitatif.
Dengan hasil penelitian yaitu
(1) sebagian besar anggota
kelompok tani di Desa
Sidomulyo dan Muari Distrik
Tabel 1 Lanjutan

No Nama, Tahun Judul Penelitian Tujuan, Metode, dan Hasil


Penelitian
Oransbari masih berada pada
usia produktif masa bekerja
2) persepsi petani terhadap
peranan penyuluh pertanian
sebagai teknisi, fasilitator dan
advisor dikategorikan baik.
(3) ada hubungan antara faktor
internal karakteristik petani
dan faktor eksternal (sistem
sosial) terhadap persepsi petani
terhadap peranan penyuluh
pertanian sebagai teknisi,
fasilitator dan advisor
3. Meksy V. G. Persepsi Petani Tujuan dari penelitian ini
Timbulus Mex Terhadap Peran adalah untuk mengetahui
L. Sondakh Penyuluh persepsi petani terhadap peran
Grace A.J. Pertanian di Desa penyuluh pertanian di Desa
Rumagit Rasi Kecamatan Rasi, Kecamatan Ratahan,
(2016) Ratahan Kabupaten Minahasa
Kabupaten Tenggara. Metode
Minahasa pengambilan sampel dalam
Tenggara penelitian ini menggunakan
metode non-probabilitas Hasil
penelitian ini menunjukan
bahwa total skor tingkat
persepsi petani mengenai peran
penyuluh pertanian sebesar
3678 dan berada pada indeks
persepsi 81 persen, dengan
demikian persepsi petani
tergolong sangat baik.
4. Jaka Sumarno Peran Penyuluh Tujuan dari penelitian ini
Awaludin Hipi, Pertanian dan adalah untuk menganalisis
Ari Widya Babinsa TNI peran pendampingan Babinsa
Handayani dan Menurut TNI dan penyuluh pertanian
Ari Abdul Perspektif Petani lapang (PPL) terhadap
Rouf (2019) pada Pelaksanaan pelaksanaan program UPSUS
Program UPSUS dan keberhasilan target UPSUS
Padi Di Gorontalo (peningkatan produksi).
Metode yang digunakan adalah
simple random sampling,
Standar Nilai Prestasi Kerja
(NPK) dan metode analisis
Tabel 1 Lanjutan

No. Nama, Tahun Judul Penelitian Tujuan, Metode dan Hasil


Penelitian
produksi dengan hasil
penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata Babinsa TNI
dan penyuluh pertanian
memiliki prestasi kerja yang
Baik. Pendampingan Babinsa
TNI pada pelaksanaan
program UPSUS berpengaruh
signifikan terhadap
peningkatan produksi dan
peningkatan efisiensi teknis
produksi padi. Pendampingan
penyuluh pertanian juga
berpengaruh positif terhadap
peningkatan produksi dan
efisiensi teknis produksi padi.
5. Timbulu, Persepsi Petani Tujuan dari penelitian ini
Sondakh, terhadap Peran adalah untuk mengetahui
Rumagit, Penyuluh Pertanian persepsi petani terhadap
(2016) di Desa Rasi peran penyuluh pertanian di
Kecamatan Desa Rasi, Kecamatan
Ratahan Kabupaten Ratahan, Kabupaten
Minahasa Tenggara Minahasa Tenggara. Metode
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non-
probabilitas. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa total
skor tingkat persepsi petani
mengenai peran penyuluh
pertanian berada pada indeks
persepsi 81 persen dan
tergolong sangat baik,
6. Damianus Persepsi Petani Tujuan dari Penelitian ini
Ebang Koten, Terhadap Peran adalah untuk mengetahui; 1)
Serman Penyuluh Pertanian Karakteristik usahatani
Nikolaus dan Dalam tanaman hortikultura 2)
S. P. N Nainiti Meningkatkan Persepsi petani terhadap
(2020) Produktifitas peran penyuluh pertanian
Usahatani sebagai edukator, informator,
Hortikultura Sayur pendamping, konsultan, dan
Sawi di Desa pembimbing 3) Persepsi
Tiwatobi petani terhadap peran
kecamatan Ile penyuluh pertanian
Tabel 1 Lanjutan

No. Nama, Tahun Judul Penelitian Tujuan, Metode dan Hasil


Penelitian
Mandiri Kabupaten dalam meningkatkan
Flores Timur produktivitas usahatani
hortikultura sayur, dan 4)
Kendala apa saja yang
dihadapi para petani dalam
meningkatkan produktivitas
usahatani hortikultura sayur.
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
metode survei Hasil
penelitian adalah Persepsi
petani terhadap Peran
Penyuluh Pertanian dalam
meningkatkan produktivitas
usahatani hortikultura sayur
di Desa Tiwatobi termasuk
kategori “kurang baik”
Semua responden
menghadapi masalah yang
sama yakni kurangnya
keterlibatan pemerintah
daerah, penyuluh pertanian,
bantuan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan petani,
keterbatasan modal,
kurangnya tenaga kerja dan
waktu, keterampilan dan
pengalaman petani, serta
pasar.
B. Kerangka Pemikiran

Penyuluhan pertanian sudah ada sejak lama di indonesia, tentunya


keberhasilan penyuluhan di suatau wilayah dengan wilayah lainnya akan
berbeda, begitu juga dengan peranan yang diberikan oleh penyuluh tidak
akan sama dari waktu ke waktu. Melalui peranan penyuluh terbentuklah
hubungan antara penyuluh dengan petani, penyuluh yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan petani dan petani yang membutuhkan penyuluh
untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui usahatani selalu terhubung
Peranan penyuluh sangat beragam peran/tugas penyuluhan dalam suatu
konsep yaitu edukasi, diseminasi informasi /inovasi, fasilitasi, konsultasi,
supervisi dan evaluasi (Mardikanto 1998). Edukasi meliputi peranan
penyuluh sebagai edukator atau pengajar, diseminasi informasi /inovasi
menyatakan penyuluh harus mampu berperan sebagai informan atau
inovator, serta penyuluh harus mampu berperan sebagai fasilitator dan
konsultasi atau yang memberikan fasilitas mauapun pelayanan konsultasi,
dan peranan supervisi dan evaluasi dimana penyuluh harus mampu berperan
aktif sebagai pengawas dan pengevaluasi.

Menurut Thoha (1999) Persepsi pada hakekatnya merupakan proses kognitif


yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang
lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan
dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada
pengenalan bahwa persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap
situasi, dan bukan pencatatan yang benar terhadap suatu situasi. Persepsi
petani terhadap peranan penyuluh pertanian di Desa Mekar Jaya Kabupaten
Lampung Barat merupakan interpretasi petani terhadap peranan penyuluh
dalam mengembangkan pertanian potensial daerah apakah peranannya
sudah maksimal atau belum. Sebab persepsi petani dapat menjadi penilaian
yang nyata apakah penyuluh benar-benar berperan dalam pertanian di
daerah tersebut, dan tentunya persepsi petani akan memunculkan hasil yang
beragam dengan berbagai kemungkinan faktor– faktor yang mempengaruhi
persepsi.
Sebagai tolak ukur keberhasilan penyuluhan maka ada dua variabel dalam
penelitian ini yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah faktor-
faktor yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap peranan penyuluh
seperti umur, tingkat pendidikan, pengalaman, dan keterlibatan petani dalam
kelompok tani. dan Variabel Y adalah persepsi petani terhadap peranan
penyuluh pertanian, yang didasarkan pada enam konsep peranan menurut
mardikanto (2009) yaitu : edukasi , diseminasi informasi/inovasi, fasilitasi,
konsultasi, supervisi dan evaluasi.

Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terhadap Peranan Penyuluh Pertanian


di Desa Mekar Jaya Kabupaten Lampung Barat tersaji dalam gambar 1

Penyuluh Pertanian

Peran Penyuluh

Petani

Faktor – faktor yang mempengaruhi


persepsi petani (X)
Internal
x.1.1 Umur
x.1.2 Tingkat pendidikan
x.1.3 Pengalaman
Eksternal
x.1.4 Keterlibatan petani dalam kelompok
tani

Peranan penyuluh (Y2) Persepsi petani yang


y.2.1 Edukator mempengaruhi peranan
y.2.2 Inovator penyuluh (y1)
y.2.3 Fasilitator
y.2.4.Konsultan y.1.1 Tingkat pemahaman
y.2.5.Pembina y.1.2 Tingkat motivasi
y.2.6.Evaluator y.1.3 Tingkat penerapan

Gambar 1. Kerangka Pikir Persepsi Petani Terhadap Peranan Penyuluh Pertanian


di Desa Mekar Jaya Kabupaten Lampung Barat
C. Hipotesis

Berdasarkan Kerangka Pemikiran serta Permasalahan yang akan dikaji,


maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga terdapat pengaruh adanya faktor – faktor yang mempengaruhi
persepsi petani yaitu faktor internal (x1.1 umur, x1.2 tingkat
pendidikan,x1.3 pengalaman) dan faktor eksternal (x 1.4 keterlibatan
petani dalam kelompok tani) terhadap persepsi petani yang
mempengaruhi peranan penyuluh yaitu (y.1.1 tingkat pemahaman,
y.1.2 tingkat motivasi, dan
y.1.3 tingkat penerapan) serta peranan penyuluh Pertanian yaitu (y.2)
2. Diduga terdapat pengaruh persepsi petani yaitu (y1.1 tingkat
pemahaman, y1.2 tingkat motivasi, dan y.1.3 tingkat penerapan)
terhadap peranan penyuluh Pertanian (y2)
III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang


dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan
tujuan penelitian. Penelitian ini memuat variabel-variabel yang ada dalam
penelitian yang terdiri dari variabel X dan Y. Variabel bebas (independent
variable) atau variabel X adalah variabel yang dipandang sebagai penyebab
munculnya variabel terikat yang diduga sebagai akibatnya variabel terikat
(dependent variable). Variabel intervening (antara) Y adalah variabel yang
terletak antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya variabel dependen.
Variabel X dari faktor - faktor yang mempengaruhi persepsi petani, variabel
(Y1) dari persepsi petani yang mempengaruhi peranan penyuluh. Variabel
(Y2) yaitu Peranan penyuluh. Dari beberapa hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini dapat diuraikan konsep dasar dan definisi operasional dalam
penelitian ini antara lain:

1. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan persepsi petani

Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan


(mempengaruhi) terjadinya sesuatu. Faktor – faktor yang berhubungan
dengan persepsi petani terhadap peran penyuluh terdiri dari umur,
tingkat pendidikan, pengalaman dan keterlibatan petani dalam
kelompok tani. (Mardikanto,2009). Uraian tentang Faktor – Faktor
yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap peran penyuluh
terdapat pada tabel 2
Tabel 2 Definisi Operasional, indikator, pengukurandan klasifikasi
(faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi petani) (X).

Subvariabel Definisi Indikator Klasifikasi


Operasional Pengukuran
Umur (x1.1) Lama waktu hidup Penunjang Muda
atau ada (sejak jawaban yang
dilahirkan atau dapat dilihsiat Dewasa
diadakan) dari KTP, SIM,
KK, dan kartu Tua
identitas
lainnya
Tingkat Tahap 1. SD Dasar
Pendidikan berkelanjutan yang
(x 1.2) ditetapkan 2. SMP/SMA Menengah
berdasarkan tingkat
perkembangan 3. S1 Tinggi
peserta didik
Pengalaman Sesuatu yang 1. Pengetahuann Sangat baik
(x1.3) pernah (dialami,
dijalani,ditanggung) 2. Pemahaman Baik
bisa berupa
peristiwa baik 3.Keterampilan Kurang
maupun buruk baik
Keterlibatan Keikutsertaan 1. Partisipasi Sangat baik
petani dalam petani dalam
kelompok tani sebuah organisasi 2. Tanggung Baik
(x1.4) dalam ruang jawab
lingkup pertanian Kurang
3. Kehadiran baik

2. Persepsi Petani yang Mempengaruhi Peranan Penyuluh

Persepsi pada hakekatnya merupakan proses kognitif yang dialami


oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang
lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah
terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan penafsiran yang
unik terhadap situasi, dan bukan pencatatan yang benar terhadap suatu
situasi. Persepsi petani mempengaruhi peranan penyuluh sebagai
fasilitator, educator, innovator, konsultan, Pembina, dan evaluator.
Persepsi petani yang mempengaruhi peranan peyuluh adalah: tingkat
pemahaman (y.1.1), tingkat motivasi (y.1.2) dan tingkat penerapan
(y.1.3). Uraian tentang variable persepsi petani yang mempengaruhi
perananan penyuluh dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3. Definisi Operasional, indikator, pengukuran, dan klasifikasi


(Persepsi Petani yang Mempengaruhi Peranan Penyuluh) (y1).

Subvariabel Definisi Indikator Klasifikasi


Operasional Pengukuran
Tingkat Kemampuan 1. daya ingat Sangat baik
Pemahaman seseorang dalam
(y.1.1) menangkap, 2. pengetahuan Baik
menyimpulkan,
melihat 3. keterampilan Kurang baik
hubungan dan
menerapkan apa
yang dimengerti
Tingkat Dorongan yang 1. tanggung jawab Sangat baik
Motivasi timbul pada diri
(y.1.2) seseorang secara 2. prestasi Baik
sadar maupun
tak sadar untuk 3. peluang Kurang baik
melakukan
sesuatu dengan
tujuan tertentu
Tingkat Perbuatan 1. realisasi Sangat baik
Penerapan mempraktekan
(y.1.3) suatu teori, 2. kelayakan Baik
metode untuk
mencapai tujuan 3. keberhasilan Kurang baik
tertentu dan
untuk suatu
kepentingan
yang diinginkan

3. Peranan Penyuluh

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) apabila


seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya menunjukkan dia menjalankan peranannya. Hak dan
kewajiban harus saling berkaitan yang dijalankan sesuai dengan
harapan peranan yang dilakukan (Departemen Pertanian, 2009).
Peranan penyuluh pertanian adalah membantu petani membentuk
pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara
berkomunikasi. Peranan Penyuluh adalah sebagai fasilitator, educator,
innovator, konsultan, Pembina, dan evaluator. Uraian tentang peranan
penyuluh pada petani dapat dilihat pada tabel 4

tabel 4 Definisi Operasional, indikator, pengukuran, dan klasifikasi


(Peranan Penyuluh) (Y2)

Subvariabel Definisi Indikator klasifikasi


Operasional Pengukuran
Edukator Peranan yang 1. Materi disampaikan Sangat baik
(y.2.1) dilakukan untuk secara jelas dan
meningkatkan terperinci Baik
pengetahuan, 2. Materi mencakup
memberikan segala aspek yang Kurang baik
tindakan, dapa meningkatkan
sehingga terjadi keterampilan petani
perubahan 3. Materi sesuai
perilaku dengan kebutuhan
petani
Inovator Seseorang yang 1. Informasi Sangat baik
(y.2.2) memperkenalkan mempengaruhi
gagasan, dan produktivitas petani Baik
metode, yang 2. Informasi
baru disampaikan secara Kurang baik
rutin
3. Informasi
memberikan
kemudahan
Fasilitator Seseorang yang 1. Memfasilitasi Sangat baik
(y.2.3) menyediakan permasalahan petani
fasilitas atau 2. Penghubung dengan Baik
sebagai pihak pihak
pendukung pertanian Kurang baik
3. Mengembangkan
motivasi petani
Konsultan Seseorang yang 1. Waktu dan Sangat baik
(y.2.4) memecahkan kesempatan
masalah atau 2. Respon yang cepat Baik
sekedar 3. Gagasan dan solusi
memberikan mudah dipahami Kurang baik
Tabel 4 Lanjutan
Subvariabel Definisi Indikator pengukuran Klasifikasi
operasional
Alternatif-
alternatif
pemecahan
masalah
Pembina Seseorang 1. Mendampingi Sangat baik
(y.2.5) yang 2. Pembinaan teknis
melakukan 3. Alternatif Baik
kegiatan secara pemecahan
bersama-sama masalah Kurang baik
untuk melihat
juga
mengetahui
perkembangan
dari usaha
yang
dilakukan serta
melihat
masalah apa
yang terjadi
Evaluator Seseorang 1. Efektivitas Sangat baik
(y.2.6) yang mengkaji 2. Kecukupan
ulang suatu 3. Penerapan Baik
kegiatan
Kurang baik

B. Metode dan Lokasi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif


dengan pendekatan inferensial, dan dilakukan secara survei. Lokasi dipilih
berkaitan dengan topik atau judul yang ada secara purposive (sengaja).
Penelitian ini di laksanakan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Gedung
Surian Kabuapten Lampung Barat.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Penentuan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2016) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.dan dalam menentukan sampel menggunakan rumus slovin
sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒²

Keterangan
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = nilai kritis

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Desa Mekar
Jaya, populasi petani yang ada di Desa Mekar Jaya adalah sebanyak 182
orang, berdasarkan rumus diatas dan dengan menggunakan tingkat taraf
nyata 90% (tingkat signifikansi 10%),maka diperoleh sampel sebagai
berikut:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒²

182
𝑛=
1 + 182 (0,1)²

182
𝑛=
1 + 182 (0,01)

182
𝑛=
2,82

𝑛 = 64,53 = 65 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 orang. Populasi dalam
penelitian ini tersebar di Desa Mekar Jaya. Adapun teknik penentuan
sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling
yaitu penentuan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan
kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Selanjutnya untuk penentuan
sampel petani dilakukan dengan observasi di lapangan

D. jenis dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data antara lain:

1. Data Primer

Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data


kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan Sugiyono (2018). Data primer adalah jenis data yang
diambil secara langsung dari seorang narasumber atau responden
baik melalui survei, wawancara, dan pengamatan langsung terhadap
objek penelitian yaitu semua data primer yang dibutuhkan peneliti.

2. Data Sekunder

menurut Hasan (2002: 58) Data Sekunder atau data pembantu adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber yang ada. Digunakan untuk mendukung
informasi utama yang telah diperoleh yaitu informasi yang diperoleh
dari bahan pustaka, literatur, penelitian sebelumnya, dan buku. dan
masih banyak lagi.

E. Metode Pengumpulan Data

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk pengumpulan data


penelitian Menurut Sugiyono (2015:193) bahwa metode pengumpulan data
adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
dimana metode menunjuk pada suatu cara sehingga bisa diperlihatkan
penggunaannya melalui angket penelitian, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi, dan sebagainya. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data interview (wawancara), observasi dokumentasi dan
angket.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut:

1. Observasi
Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan Teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak
terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Melalui kegiatan observasi peneliti dapat belajar tentang perilaku
dan makna dari perilaku tersebut. Dalam penelian ini observasi
dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan untuk
mengetahui bagaimana persepsi petani terhadap peranan penyuluh
di Desa Mekar Jaya Kecamatan Gedung Surian.

2. Wawancara
Menurut Moelong (2012:186) menjelaskan Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan untuk membantu mengumpulkan data dari
segi waktu dan penarikan kesimpulan

3. Angket
Sugiyono (2015:199), menyatakan bahwa angket atau kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab atau ditanggapi. Dalam penelitian ini
angket berfungsi sebagai alat untuk mencari informasi berdasarkan
pengalaman pribadi yang tertuang dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan yang sesuai dengan keadaan responden. Angket dalam
penelitian ini ditujukan kepada petani di Desa Mekar Jaya
menyesuaikan dengan jumlah sampel, teknik angket ini digunakan
untuk memperkuat data

4. Dokumentasi
Menurut Sukardi (2003:81), dokumentasi digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber
tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat
responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari.
Dokumentasi ini dapat diperoleh dalam bentuk foto, arsip, dan lain
sebagainya yang dapat mendukung penelitian yang berkaitan
dengan petani di Desa Mekar Jaya.
DAFTAR PUSTAKA

Amanah, S. 2007. Makna penyuluhan dan traspormasi perilaku manusia. Jurnal


penyuluhan. 3 (1):120-121
Anwas Adiwilaga. 2000. Pengantar Ilmu Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta.
Ardiansyah, A., Gitosaputro, S., & Yanfika, H. (2014). Persepsi petani terhadap
kinerja penyuluh di BP3K sebagai model CoE (Center of Excellence)
Kecamatan Metro Barat Kota Metro. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal
of Agribusiness Science, 2(2), 182-189.
Asngari PS,. 2001. “Peranan Agen Pembaharu/ Penyuluh dalam Usaha
Memberdaakan (empowerment) Sumberdaya Manusia Pengelola
Agribisnis”. Orasi Ilmiah, Bogor: Fakultas Peternakan Istitut Pertanian
Bogor
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 2019
Ban, AW Van Den. dan HS. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian.
Kanisius.Yogyakarta.
[Deptan] Departemen Pertanian, 2009. Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Jakarta.Departemen
Pertanian
Harihantono. 2001. “Persepsi, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Air
Sungai”. [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Hermanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Krisnawati. 2014. Persepsi Petani terhadap Peranan Penyuluh Pertanian di Desa
Sidomulyo dan Muari, Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan.
JurnalSosio Konsepsia.Vol. 3 No. 1.
Mardikanto T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Mardikanto, Totok, 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta
Mosher, A. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV
Yasaguna.Jakarta
Mushero, Heroni. 2008. Pemberdayaan Petani Melalui Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN). http://
heronimushero.wordpress.com/2008/03/05/pemberdayaan -petani-
melaluigabungan-kelompok-tani-gapoktan
Nur Jaya, Muhammad (2018) “Eksistensi Penyuluh Pertanian Dalam
Pelaksanaan Komunikasi Pembangunan Partisipatif Untuk Keberdayaan
Petani” Jurnal Agribisnis Terpadu- Vol. 11 No. 2 Desember 2018 Sekolah
Tinggi Ilmu Komunikasi. Muhammadiyah Jayapura. Provinsi Papua
Rakhmat D. 2000. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius. Rasyid, M.A. 2001.
Sangat Diperlukan Kegiatan Penyuluhan
Pertanian.Ekstensia.Vol 13 tahun VII. September 2001.
Robbins SP, 2006. Perilaku Orgnisasi. Jakarta: PT. Indeks
Rogers EM., F. Shoemaker. 1971. Communication of Innovation. New York: The
Free Press; A Division of Macmillan Publishing Co., Inc.
Schiffman dan Kanuk (2000:146) dalam Dewi Urip Wahyuni 2008. Pengaruh
Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat.
Sarwono. 2011. Psikologi Remaja.Edisi Revisi.: Rajawali Pers. Jakarta Thoha
Miftah., (2010), Pembinaan Organisasi, proses dianosa dan
intervensi,Manajemen Kepemimpinan. Gava Media. Yogyakarta
Timbulus, Meksy dkk. 2016. Persepsi Petani terhadap Peran Penyuluh Pertanian
di Desa Rasi Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal
Agri-Sosioekonomi. Universitas Sam Ratulangi. Vol.12 No. 2A.
Valera, Martinez, Plopino. 1987. An Introduction to Extension Delivery System.
Manila:Island Publishing House.
Walgito, B. 1990. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Andi Offset. Yogyakarta
Wigas,Z.M.2021.Persepsi Petani Terhadap Peran Penyuluh di Kecamatan Metro Kibang
Kabupaten Lampung Timur. digilibunila. Lampung.

Anda mungkin juga menyukai