Anda di halaman 1dari 24

EFEKTIVITAS PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP KINERJA

KELOMPOK TANI DESA TEJO AGUNG KECAMATAN METRO TIMUR


KOTA METRO
(Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial Ekonomi)

Oleh
Gusti Intan Aula
1814211027

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, sebagian lahannya merupakan


lahan pertanian. Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor
terpenting karena sebagian besar Indonesia meliputi sector pertanian
dan masyarakatnya pula sebagian besar bergantung pada komoditas
hasil pertanian. Menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2012
tentang pangan, yang disebutkan dalam pasal 1 bahwa pangan
merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayari hasil dari
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan air, baik
yang diolah ataupun yang belum diolah yang diperuntukan sebagai
makanan atau minuman konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan dan
minuman tersebut.

Penyuluhan pertanian merupakan suatu system pemberdayaan petani


yang bersifat non formal bagi petani dan keluarganya, yang memiliki
tujuan untuk membantu petani dalam meningkatkan keterampilan,
pengetahuan yang lebih baik, mengembangkan sikap petani yang
positif terhadap suatu perubahan yang terjadi, serta dapat
menumbuhkan sikap percaya diri dalam diri petani agar dapat
berusaha tani secara mandiri.

Dalam mendukung suatu penyuluhan pertanian maka diperlukannya


suatu kelembagaan pertanian guna mendukung kinerja petani.
Kelembagaan penyuluhan memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan sumberdaya manusia dalam membangun sector
pertanian. Tugas umum yang dijalankan kelembagaan penyuluhan
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi penyuluhan pertanian,
membentuk inovasi-inovasi baru, serta mngawasi kegiatan yang
dilakukan penyuluh pertanian. Penyelenggaraan penyuluhan
pertanianakan berjalan dengan baikapabila terdapat persamaan-
persamaan persepsi antara penyuluh dan petani serta pihak-pihak
lainnya yang bersangkutan.

Efektivitas peran penyuluh pertanian dapat dikatakan sebagai suatu


usaha penyuluh agar dapat mencapai hasil yang memuaskan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Penyuluh pertanian
dijalankan guna dapat melakukan perubahan perilaku petunia, dapat
membantu petani dalam memecakan masalah yang sedang dialami
petani. Maka dari itu, peran utama penyuluh pertanian adalah untuk
membuat petani dan keluarganya menjadi lebih sejahtera dari
sebelumnya. Efektivitas pada dasaranya merupakan taraf tercapainya
hasil, menekankan pada hasil yang dicapai. Peran kelompok tani juga
sangat menentukan efektivitas suatu peran penyuluhan.
Akhir-akhir ini kelompok tani telah diperluas menjadi gabungan
kelompok tani atau biasa dikenal dengan sebutan gapoktan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
67/Permentan/SM.050/12/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan
Petani, maka pembinaan terhadap pelaku utama dan pelaku usaha
bidang pertanian dilaksanakan dalam wadah kelembagaan kelompok
tani. Menurut peraturan tersebut yang harus diperhatikan dalam
pembentukan kelompok tani adalah kesamaan kepentingan,
sumberdaya alam, social ekonomi, keakraban, saling mempercayai dan
keserasian hubungan antar anggota untuk kelestarian kehidupan
berkelompok, sehingga setiap anggota merasa memiliki dan
menikmati manfaat dari setiap kegiatan.

Setiap kelompok tani yang memiliki anggota belum tentu menjanjikan


kinerja yang optimal, karena setiap anggota memiliki perbedaannya
masing-masing seperti perbedaan karakter, gaya hidup, kebiasaa,
motivasi, serta tujuan. Adanya perbedaan tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya sebuah konflik ataupun perpecahan yang
mengakibatkan suasana menjadi tidak harmonis dan semangat kerja
menjadi menurun sehingga dapat menyebabkan kinerja suatu anggota
kelompok menjadi menurun.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapatkan yaitu :


1. Bagaimanakah efektivitas peran penyuluhan pertanian?
2. Bagaimanakah kinerja kelompok tani?
I.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui efektivitas peran penyuluhan pertanian
2. Mengetahui kinerja kelompok tani.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluh Pertanian

Menurut UU No. 16 Tahun 2006 Tentang Sistem penyuluhan bahwa


penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut
penyuluhan adalah proses pemberdayaan bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Strategi penyuluhan disusun dan
ditetapkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya yang meliputi metode pendidikan orang dewasa; penyuluhan
sebagai gerakan masyarakat; penumbuhkembangan dinamika organisasi dan
kepemimpinan; keadilan dan kesetaraan gender; dan peningkatan kapasitas
pelaku utama yang profesional.

Menurut Kartasapoetra (1994) dalam Erwadi (2012:8) penyuluh pertanian


merupakan agen bagi perubahan prilaku petani, yaitu dengan mendorong
masyarakat petani untuk merubah prilakunya menjadi petani dengan
kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang
selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peran
penyuluh, petani diharapkan menyadari akan kekurangannya atau
kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri, dan berperan di
masyarakat dengan lebih baik. Menurut Soedijanto (2003:89) dengan adanya
penyuluhan merupakan syarat yg mutlak harus ada sebagai pilar untuk
mempercepat pembangunan pertanian-pertanian di Indonesia pada saat ini dan
masa yag akan datang. Penyuluhan mampu menjadi kegiatan untuk
melakukan pengembangan SDM petani yang merupakan kunci peningkatan
kinerja pembangunan. Dalam tulisan yang sama Soedijanto menyatakan
penyuluhan dalam pembangunan pertanian harus mampu menjadikan “petani
sebagai manusia” dan petani sebagai subjek dalam pembangunan pertanian.
Dengan demikian citra pertanian seharusnya sebagai proses pemebrdayaan.

Menurut Mardikanto (2007:135) perlu dipahami penyuluhan pertanian


merupakan proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk
memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses
belajar bersama yang berpartisipatif, agar terjadi perubahan prilaku pada diri
semua stakeholder ( individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam
proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya,
mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan.
Perubahan rumusan terhadap pengertian penyuluhan seperti itu, dirasakan
penting karena:
1. Penyuluhan pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
proses pembangunan/ pengembangan masyarakat dalam arti luas.
2. Dalam praktek, pendidikan selalu dikonotasikan sebagai kegiatan
pengajaran yang bersifat “menggurui” yang membedakan status antara
guru/pendidik yang selalu “lebih pintar” dengan murid/ peserta didik
yang harus menerima apa saja yang diajarkan oleh guru/ pendidiknya.
3. Pemangku kepentingan (stakeholder) agribisnis tidak terbatas hanya
petani dan keluarganya.
4. Penyuluhan pertanian bukanlah kegiatan karikatif ( bantuan
cumaCumaatas dasar belas-kasihan ) yang menciptakan
ketergantungan.
5. Pembangunan pertanian harus selalu dapat memperbaiki produktifitas,
pendapatan dan kehidupan petani secara berkelanjutan.

Penyuluh bertugas untuk mendorong, membimbing dan mengarahkan petani/


nelayan agar mampu mandiri dalam mengelola usahataninya karena
penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganesasikan dalam
mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyuluh sangat membantu para petani
untuk dapat menganilisis dan menafsirkan situasi yang sedang berkembang,
sehingga petani/nelayan dapat membuat perkiraan ke depan dan
memilimaliskan kemungkinan masalah yang akan dihadapi. Selain itu
kegiatan penyuluh pertanian sebagai proses belajar petani, nelayan melalui
pendekatan kelompok dan diarahkan untuk untuk terwujudnya kemampuan
kerja sama yang lebih efektif, sehingga mampu menerapkan inovasi,
mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha.

Penyuluh pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para petani


dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan
mereka tadi. Jadi penyuluh tujuannya adalah perubahan perilaku petani,
sehingga merekadapat memperbaiki cara bercocok tanamnya, lebih
beruntungusahataninya dan lebih layak hidupnya, atau yang sering dikatakan
keluarga tani maju dan sejahtera. Peranan penyuluh sangatlah penting
melakukan perubahan perilaku petani terhadap sesuatu (inovasi baru), serta
terampil melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan
produktifitas, pendapatan atau keuntungan, maupun kesejahteraan petani.

Menurut rumusan UU No.16/2006 tentang Sistem Penyuluh Pertanian,


Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) pasal 3 tujuan penyuluh pertanian berupa:
1. Memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan yang
maju dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan, 2.
Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan
kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan
motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran,
dan pendampingan serta fasilitasi, 3. Memberikan kepastian hukum bagi
terselenggaranya penyuluh yang produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi,
partisipatif, terbuka, berswadaya, bermitra sejajar, kesetaraan gender,
berwawasan luas ke depan, berwawasan lingkungan, dan bertanggung gugat
yang dapat menjamin terlaksananya pembangunan pertanian, perikanan, dan
kehutanan, 4. Memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum bagi
pelaku utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluh serta
bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluh, 5. Mengembangkan sumber
daya manusia, yang maju dan sejahtera, sebagai pelaku dan sasaran utama
pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan.

2.2 Peran Penyuluh Pertanian

Pengertian peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu bagian


yang dimainkan oleh suatu individu dalam sebuah peristiwa. Disamping itu,
menurut Lubis (2009:29) Peranan adalah suatu kompleks harapan manusia
terhadap individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu
berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Peran dalam ilmu sosial berarti suatu
fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu,
seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya
tersebut (Djamarah, 1997:31).

Menurut rumusan UU No.16/2006 tentang Sistem Penyuluh Pertanian,


Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) pasal 3 tujuan penyuluh pertanian berupa:
1. Memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan
yang maju dan modern dalam sistem pembangunan yang
berkelanjutan,
2. Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan
kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif,
penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang,
peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi,
3. Memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranya penyuluh yang
produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi, partisipatif, terbuka,
berswadaya, bermitra sejajar, kesetaraan gender, berwawasan luas ke
depan, berwawasan lingkungan, dan bertanggung gugat yang dapat
menjamin terlaksananya pembangunan pertanian, perikanan, dan
kehutanan,
4. Memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum bagi pelaku
utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluh serta
bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluh,
5. Mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan sejahtera,
sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian, perikanan,
dan kehutanan.

2.3 Kelompok Tani

Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang atau petani yang terdiri atas
petani dewasa petani dewasa dan perempuan maupun petani taruna atau
pemuda tani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas
dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada pada lingkungan
pengaruh dan pmpinang seorang kontak petani (Setiana,2005). Sedangkan
menurut (Perek, 1984) kelompok tani merupakan sekumpulan orang-orang
yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan
mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y sprot mendefinisikan kelompok
sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lainnya. Kurt lewin
berpendapat bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa
individu, yang mempunayi kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya
dengan cara dan dasar kesatuan persepsi . intraksi antar anggota kelompok
dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok.

Pengembangan kelompok merupakan serangkaian proses kegiatan


memampukan / memberdayakan kumpulan anggota masyarakat yang
mempunyai tujuan bersama. Proses pengembangan kelompok dimulai dari
proses pengenalan akan program, berlanjut pada kajian keadaan pedesaan
secara partisipatif dan diperkuat ketika masyarakat merasa mereka perlu
berbagi tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan yang
dibutuhkan untuk menjawab permasalahan yang mereka hadapi. Kelompok
tani secara tidak langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan produktivitas usaha tani melalui pengelolaan usaha tani secara
bersamaan. Kelompok tani juga digunakan sebagai media belajar organisasi
dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok tani, para petani dapat
bersama - sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa
pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil.
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani,
sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan
oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok
tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara
optimal. Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani juga
dikemukakan oleh Mosher (1968).

Wilayah kerja Kelompok tani sedapat mungkin di wilayah administratif


desa/kecamatan, tetapi sebaiknya tidak melewati batas wilayah
kabupaten/kota. Penggabungan kelompok tani ke dalam Kelompok tani
dilakukan agar kelompok tani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna,
dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau
perluasan usaha tani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerja sama
dalamm peningkatan posisi tawar. Fungsi gapoktan antara lain : a. Merupakan
satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar (kuantitas,
kualitas, kontinuitas dan harga). b. Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi,
benih bersertifikat, pestisida dan lainnya) serta menyalurkan kepada para
petani melalui kelompoknya. c. Penyediaan modal usaha dan menyalurkan
secara kredit/ pinjaman kepada para petani yang memerlukan. d. Melakukan
proses pengolahan produk para anggota (penggilingan, grading, pengepakan
dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai tambah. e. Menyelenggarakan
perdagangan, memasarkan/menjual produk petani kepada pedagang/industri
hilir.
Kelompok tani merupakan sebuah usaha dalam membentuk kegiatan bersama
yang lebih formal. Setiap kelompok tani akan mempunyai anggotaanggota
kelompok tani yang terdiri dari petani. Mereka akan berkolaborasi untuk
menghasilkan ide-ide berusaha tani yang baik dan memberikan keuntungan
yang besar untuk kelompok dan anggotanya. Banyak hal positif yang akan
tercipta ketika usaha tani ini dilakukan secara bersama, atau dapat disebut
secara berkelompok. Dengan begitu diharapkan pembangunan pertanian akan
berjalan dengan cepat sesuai dengan salah satu tujuannya yaitu dengan
meningkatkan kesejahteraan petani

2.4 Penelitian Relevan

NO. NAMA TAHUN JUDUL HASIL


1. EDI SYAHPUTRA 2014 EFEKTIVITAS Tujuan dari penelitian
PROGRAM ini adalah: 1.
PENYULUH Mengetahui
PERTANIAN karakteristik umum
LAPANGAN DI Petani Binaan dalam
WILAYAH KERJA Program Penyuluhan
BALAI Peratanian BPP
PENYULUHAN Kecamatan Beutong
PERTANIAN Kabupaten Nagan
(WKBPP) Raya. 2. Menganalisis
KECAMATAN efektivitas Program
BEUTONG Penyuluhan Pertanian
KABUPATEN pada Petani Binaan di
NAGAN RAYA Kecamatan Beutong.
3. Menganalisis
hubungan
karakteristik Petani
binaan dengan
efektivitas Program
Penyuluhan Pertanian.
Metode pengumpulan
data menggunakan
kuisioner, observasi,
wawancara, dan
okumentasi. Jumlah
responden yang
diambil dalam
penelitian ini adalah
39 orang petani yang
ada diwilayah kerja
balai penyuluhan
pertanian Kecamatan
Beutong. Berdasarkan
hasil wawancara
dengan responden,
Seluruh responden
menjadi petani dengan
tujuan untuk
memperoleh
pendapatan tambahan
dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya,
dan ingin
mengembangkan
usaha yang mereka
jalankan. Berdasarkan
pada hasil penelitian
mengenai efektivitas
program penyuluhan
pertanian di
Kecamatan Beutong
dengan Kelompok
tani, maka diperoleh
beberapa kesimpulan :
Karakteristik umum
petani yang menjadi
anggota kelompok
tani memiliki proporsi
yang sama antara
perempuan dan laki-
laki, dengan usia lebih
dari 40 tahun,
pendidikan terakhir
SMU/SMK, Jenis
usahatani yang
dijalankan adalah padi
sawah, dan Lama
berusahatani antara 1-
5 tahun dan
Efektivitas Program
Penyuluhan pertanian
di Kecamatan
Beutong, dari segi
realisasi program
yang paling efektif
diperoleh petani
adalah kegiatan
pelatihan. Dari segi
ketercapaian tujuan,
secara keseluruhan
kegiatan penyuluhan
dapat dikatakan
efektif. Dan program
yang paling tinggi
efektivitasnya adalah
kegiatan evaluasi
kelompok tani.
2. NIA LITA M 2019 PERAN Tujuan dari
SIANTURI PENYULUH pengkajian ini antara
DALAM lain:
PENGEMBANGAN 1. Mengetahui tingkat
KELOMPOKTANI peran penyuluh dalam
DI KECAMATAN pengembangan
ULU BARUMUN Kelompoktani di
KABUPATEN Kecamatan Ulu
PADANG LAWAS Barumun Kabupaten
PROVINSI Padang Lawas
SUMATERA 2. Mengetahui
hubungan peran
UTARA
penyuluh terhadap
Pengembangan
Kelompoktani
di Kecamatan Ulu
Barumun Kabupaten
Padang Lawas.
[09:58, 4/27/2021]
Gusti Intan Aula:
Dalam pencapaian
hasil penelitian
penulis melakukan
penelitian dengan
menggunakan cara
penelitian Deskriptif
Kuantitatif, penelitian
yang berusaha
mendeskripsikan
suatu gejala,
peristiwa, kejadian
yang terjadi saat
sekarang.
Penelitian deskriptif
kuantitatif
memusatkan perhatian
kepada masalah-
masalah
aktual sebagaimana
adanya pada saat
penelitian
berlangsung. Melalui
penelitian
deskriptif, peneliti
berusaha
mendeskripsipkan
peristiwa dan kejadian
yang menjadi
pusat perhatian tanpa
memberikan
perlakuan khusus
terhadap peristiwa
tersebut.
Variabel yang diteliti
bisa tunggal ( satu
variabel) bisa juga
lebih dan Satu
variabel. Data yang
diambil di dalam
pelaksanaan
pengkajian terdiri dari
data primer dan
data sekunder.
Pengumpulan data
primer dilakukan
dengan melibatkan
petani serta
anggota keluarganya,
sehingga diharapkan
data yang diperoleh
betul- betul akurat.
Data sekunder data
yang diperoleh dari
instansi yang terkait
dan literatur yang
relevan. Kegiatan
penyuluh melalui
pendekatan kelompok
dimaksudkan untuk
mendorong
terbentuknya
kelembagaan petani
yang mampu
membangun sinergi
antar petani dan antar
poktan dalam rangka
mencapai efisiensi
usaha. Selanjutnya,
dalam rangka
meningkatkan
kemampuan poktan
dilakukan pembinaan
dan
pendampingan oleh
penyuluh pertanian,
dengan melaksanakan
penilaian klasifikasi
kemampuan poktan
secara berkelanjutan
yang disesuaikan
dengan kondisi
perkembangannya
3. JORDANIEL I 2018 PERAN Tujuan penelitian
TURNIP PENYULUH sebagai berikut :
PERTANIAN 1. Untuk mengetahui
DALAM peran penyuluh
PENINGKATAN pertanian di dalam
KAPASITAS peningkatan kapasitas
KELOMPOK TANI managerial dan teknis
DI KECAMATAN kelompok tani di
SERBAJADI, daerah penelitian.
KABUPATEN 2. Untuk mengetahui
SERDANG hambatan yang
BEDAGAI, dihadapi penyuluh
PROVINSI pertanian dalam
SUMATERA peningkatan kapasitas
UTARA kelompok tani di
daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui
sikap anggota
kelompok tani
terhadap peran
penyuluh
pertanian di daerah
penelitian.
Unit sampling pada
penelitian ini adalah
penyuluh pertanian
lapangan dan
kelompok tani.
Seluruh penyuluh
pertanian lapangan di
Kecamatan Serbajadi
yang berjumlah 6
orang menjadi subjek
penelitian. Sampel
kelompok tani
ditentukan dengan
metode pengambilan
sampel secara
Disproportionate
Stratified
Random Sampling.
Metode ini digunakan
karena unsur dalam
populasi kelompok
tani tidak homogen
dan berstrata secara
tidak proporsional.
Pada daerah penelitian
dapat ditemui
kelompok tani yang
ada berada pada 3
kelas kelompok tani
yang
berbeda. Sampel
diambil dari setiap
kelas kelompok tani
yang ada, yaitu 2 dari
kelas Madya, 3 dari
kelas Lanjut, dan 5
dari kelas Pemula.
[10:03, 4/27/2021]
Gusti Intan Aula:
Data yang diperoleh
didalam penelitian ini
terdiri dari data
primer dan data
sekunder. Data primer
diperoleh dari PPL,
pengurus dan anggota
kelompok tani
Kecamatan Serbajadi
melalui pengamatan
dan wawancara
langsung dengan
menggunakan daftar
pertanyaan (kuisioner)
yang telah
dipersiapkan
sebelumnya.
Data sekunder
diperoleh dari
lembaga atau instansi
terkait seperti, Kantor
BPP,
Kantor Camat
Serbajadi, serta
literatur atau buku-
buku yang
berhubungan dengan
program penyuluhan
dan indikator
penilaian kemampuan
kelompok tani. Peran
penyuluh pertanian
dalam peningkatan
kapasitas manajerial
dan
teknis kelompok tani
di Kecamatan
Serbajadi adalah
“Tinggi” dengan skor
rata-rata 127,27.
Hambatan-hambatan
yang dihadapi
penyuluh dalam upaya
peningkatan
kapasitas kelompok
tani adalah sebagai
berikut :
a. Kurangnya sarana
dan prasarana
pendukung kegiatan
penyuluhan kepada
kelompok tani yang
ada pada setiap desa.
Sarana dan prasarana
seperti
kantor dan
perlengkapannya,
kendaraan, alat bantu
peraga penyuluhan
belum sesuai dengan
jumlah dan jenis yang
dibutuhkan.
b. Metode
penyampaian
penyuluhan masih
sulit dimengerti oleh
para
anggota kelompok
tani sehingga
menyebabkan
penyuluh harus
menjelaskan secara
berulang-ulang
tentang materi yang
disampaikan.
c. Kesulitan untuk
menyesuaikan jadwal
pertemuan yang akan
diadakan
penyuluh dikarenakan
sebagian besar
anggota kelompok
tani sibuk dalam
pekerjaannya masing-
masing.

2.5 Kerangka Berfikir


Penyuluh pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang
melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. Dimana penyuluhan pertanian
diartikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Penyuluh pertanian memiliki banyak tugas salah satunya yaitu menumbuhkan


kelompok tani/gapoktan dari aspek kualitas dan kuantitas serta meningkatkan
kelas kelompok tani. Dalam mengembangkan kelompok tani berdasarkan
kelasnya tersebut, penyuluh pertanian memiliki peran sebagai pembimbing
petani, organisator dan dinamisator, teknisi, dan sebagai media penghubung
antara lembaga penelitian dengan petani.Peran- peran penyuluh tersebut
mempengaruhi aspek- aspek managerial dan teknis yang harus dipenuhi oleh
kelompok tani itu sendiri.

Dalam pelaksanaan peran- peran penyuluhan tersebut, dapat ditemui


hambatan-hambatan baik di dalam kelompok tani itu sendiri maupun
hambatan yang dihadapi penyuluh dalam melaksanakan perannya untuk
mengembagkan kelompok tani. Dengan mengetahui hambatan yang dihadapi
penyuluh, diharapakan adanya langkah antisipasi di masa depan sebagai
upaya peningkatan kelas kelompok tani di daerah penelitian. Secara skematis
bagan kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar 1.

Peran Penyuluh Pertanian

Pemberdayaan Anggota Unsur PeranPenyuluh Pertanian :


Kelompok Tani : 1. Menumbuhkembangkan
Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini yaitu :


1. Diperkirakan terdapat pengaruh efektivitas peran penyuluhan pertanian
terhadap kinerja kelompok tani.
2. Diperkirakan tidak terdapat pengaruh efektivitas peran penyuluhan
pertanian terhadap kinerja kelompok tani.

Anda mungkin juga menyukai