Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan bahan pangan terus meningkat sejalan dengan pertambahan

jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan. Permasalahan pemenuhan

kebutuhan pangan di Indonesia merupakan salah satu aspek yang menjadi

prioritas untuk diselesaikan, karena pangan dapat berpengaruh kepada kualitas

sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia merupakan salah satu modal

penting untuk kemajuan Indonesia itu sendiri dimasa yang akan datang. Sapi

potong merupakan salah satu ternak yang menghasilkan daging yang digunakan

untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di Indonesia.

Kabupaten Pasuruan adalah salah satu kabupaten yang terletak di

Provinsi Jawa Timur. Wilayah Kabupaten Pasuruan dengan luas 1.474,015 km2

terletak antara 112º33’55” hingga 113º05’37” Bujur Timur dan antara 7º 32’ 34”

hingga 7º 57’ 20” Lintang Selatan. Tambaksari adalah salah satu Desa di

Kecamatan Porwodadi Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Desa Tambaksari di daerah Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan adalah

salah satu daerah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai

petani dan peternak. Luas wilayah Desa Tambaksari berdasarkan atas tanah non

sawah yaitu 290,88 Ha. Luas tersebut menunjukkan bahwa Desa Tambaksari

memiliki lahan yang cukup luas untuk pakan ternak.

Potensi ternak yang dibudidayakan di Desa Tambaksari yaitu sapi potong

dengan populasi 258 ekor. Populasi tersebut tentu dibutuhkan pakan yang

mendukung. Potensi pakan pada saat musim kemarau yang ada di Desa

Tambaksari yaitu pisang dimana masyarakat setelah panen pisang, batang

pisang tersebut dibuang kesungai atau dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan.

Perlu sebuah inovasi untuk pengolahan pakan batang pisang agar tidak terbuang

1
secara percuma ke sungai dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif sapi

potong pada saat musim kemarau. Populasi tanaman pisang di Desa Tambaksari

yaitu 40 Ha.

Kelemahan batang pisang sebagai bahan pakan untuk ternak sapi  jika

diberikan secara langsung dalam bentuk alami adalah nilai palatabilitas yang

rendah, adanya tannin suatu senyawa phenol yang akan mengganggu

kecernaan bahan organik, khususnya protein dengan terbentuknya ikatan

kompleks tannin protein berlebihan yang sulit dicerna di dalam sistem

pencernaan sapi, dan kandungan serat kasar yang tinggi. Salah satu teknologi

yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala pemanfaatan batang pisang

sebagai komponen ransum sapi adalah aplikasi teknologi bioproses dengan

metode fermentasi anaerob (ensilage) dengan hasil akhir berbentuk silase/pakan

fermentasi batang pisanguntuk sapi potong.

Persaingan penggunaan lahan dewasa ini menyebabkan terbatasnya lahan

untuk penanaman hijauan pakan ternak, sehingga ternak sebagai komoditi

pemenuhan kebutuhan protein hewani sering mengalami kekurangan pakan

terutama pada musim kemarau seperti yang dialami oleh peternak poktan

Ampelsari Makmur Jaya Satu Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Pasuruan. Berlimpahnya limbah pertanian seperti gedebog pisang

hanya dimanfaatkan dengan cara diberikan begitu saja. Populasi pisang di Desa

Tambaksari memang sangat berlimpah. Dengan berlimpahnya limbah gedebog

pisang, anggota poktan Ampelsari Makmur Jaya Satu dapat membuat pakan

fermentasi gedebog pisang untuk sapi potong sesuai prosedur dengan jumlah

pakan fermentasi gedebog pisang yang buat yaitu 100 kg dan takaran pemberian

ke ternak sapi potong yaitu 2-4 kg/hari.

2
Mengukur sejauhmana keberhasilan kegiatan penyuluhan dengan materi

pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang, maka perlu dilakukan evaluasi

terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut, terutama dalam aspek peningkatan

sikap dari peternak Kelompok Tani Ampelsari Makmur Jaya I. Kegiatan evaluasi

ini diharapkan dapat menjawab dan dapat mengukur serta menilai bahwa

kegiatan pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang untuk sapi potong sangat

bermanfaat bagi peternak sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternaknya.

Sehubungan dengan hal di atas maka munculah evaluasi pelaksanaan

penyuluhan dengan judul “Sikap Peternak tentang Penyuluhan Pakan

Fermentasi Gedebog Pisang”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan berdasarkan uraian di atas adalah sebagai


berikut :

1. Bagaimana sikap peternak tentang penyuluhan pembuatan pakan fermentasi

gedebog pisang ?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan permasalahan adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui sikap peternak pada kegiatan penyuluhan pembuatan pakan

fermentasi gedebog pisang untuk sapi potong di Desa Tambaksari

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purwodadi Provinsi Jawa Timur.

3
1.4 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa, kajian evaluasi ini merupakan bagian dari proses

pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang

kegiatan pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang dapat meningkatan

sikap peternak. Serta menambah wawasan dalam bidang sosial maupun

ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Bagi Pelaku Utama/Sasaran/Peternak, pelaksanaan penyuluhan dengan

materi pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang dapat mengatasi

permasalahan kekurangan pakan untuk sapi potong saat musim kemarau.

3. Bagi Pemerintah dan Instansi Terkait, dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan masukan dalam perbaikan, pelaksanaan penyuluhan

pertanian.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

2.1 Penyuluhan Pertanian

2.1.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut

penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha

agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam

mengakses pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai

upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup (UU Nomor 16 Tahun 2006: 3).

Penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk

memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses

belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri

semua stakeholders (individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam

proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya,

mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan

(Mardikanto, 2009: 22-23).

2.1.2 Sasaran Penyuluhan Pertanian

Sasaran penyuluhan pertanian (UU Nomor 16 Tahun 2006: 6) sebagai

berikut :

1. Pihak yang berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran

utama dan sasaran antara.

2. Sasaran utama yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.

5
3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang

meliputi kelompok atau pemerhati pertanian, perikanan dan kehutanan serta

generasi muda dan tokoh masyarakat.

Beberapa karakteristik penerima yang perlu dicermati (Mardikanto, 2009:

50) sebagai berikut:

1. Karakteristik pribadi, yang mencakup: jenis kelamin, umur, suku/etnis,

agama.

2. Status sosial ekonomi, yang meliputi: tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan dan keterlibatannya dalam kelompok/organisasi

kemasyarakatan.

3. Prilaku keinovatifan dikelompokkan Rogers (1971) yang terdiri dari : perintis

(inovator), pelopor (early adopter), penganut dini (early majority), penganut

lambat y(late majority) dan kelompok yang tidak bersedia berubah

(laggard).

4. Moral ekonomi: moral subsistensi dan moral rasionalitas.

2.2 Evaluasi Penyuluhan Pertanian

2.2.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses bukan hasil (produk), hasil yang diperoleh

dari kegiatan evaluasi ialah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai

atau arti sedangkan kegiatan pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi

(Arifin, 2017: 5). Pokok-pokok pengertian tentang evaluasi (Mardikanto, 2009:

382) mencakup tentang: (1) kegiatan pengamatan dan analisis terhadap suatu

keadaan, peristiwa, gejala alam atau sesuatu obyek, (2) membandingkan segala

sesuatu yang diamati dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah

diketahui atau miliki dan (3) melakukan penilaian atas segala sesuatu yang

diamati berdasarkan hasil perbandingan atau pengukuran yang dilakukan.

6
2.2.2 Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang

ditetapkan atau untuk mengetahui tingkat kesenjangan antara keadaan yang

telah dicapai dengan keadaan yang dikehendaki atau seharusnya dapat dicapai,

sehingga dengan demikian akan dapat diketahui tingkat efektivitas dan efisiensi

kegiatan yang telah dilaksanakan untuk selanjutnya, dapat segera diambil

langkah-langkah guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan seperti

yang dikehendaki (Stufflebeam, 1971 dalam Mardikanto, 2009: 310).

2.2.3 Manfaat Evaluasi

Manfaat evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah kegiatan penyuluhan.

2. Perbaikan programa, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan

pelaksanaan penyuluhan.

3. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.

2.2.4 Ragam Evaluasi Penyuluhan

Mardikanto (2009: 384-391) menyebutkan bahwasanya ragam evaluasi

sebagai berikut :

1. Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif

Evaluasi formatif merupakan suatu evaluasi yang dilaksanakan terhadap

program atau kegiatan yang telah dirumuskan, sebelum program atau kegiatan

itu sendiri dilaksanakan. Sedangkan evaluasi sumatif merupakan suatu

kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah program selesai dilaksanakan.

2. On-going evaluation dan Ex-post evaluation

On-going evaluation merupakan suatu evaluasi yang dilaksanakan pada

saat program atau kegiatan itu masih/sedang dilaksanakan. Sedangkan ex-post

7
evaluation yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan

yang direncanakan telah selesai dikerjakan.

3. Evaluasi intern dan evaluasi ekstern

Evaluasi intern adalah evaluasi yang dilakukan dengan orang-orang yang

terlibat langsung dengan program yang bersangkutan. Sedangkan evaluasi

esktern adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak luar.

4. Evaluasi teknis dan evaluasi ekonomi

Evaluasi teknis (fisik) adalah kegiatan evaluasi yang sasaran dan

ukurannya menggunakan ukuran teknis. Sedangkan evaluasi ekonomi atau

keuangan, sasarannya adalah pengelolaan keuangan dan menggunakan

ukuran-ukuran ekonomi.

5. Evaluasi program, pemantauan dan evaluasi dampak program

Evaluasi program merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji

kembali draft/usulan program yang sudah dirumuskan, sebelum program itu

dilaksanakan. Pemantauan program diartikan sebagai proses pengumpulan

keputusan-keputusan yang terjadi selama proses pelaksanaan program.

Sedangkan evaluasi dampak program umumnya diarahkan untuk mengevaluasi

tujuan program atau dampak kegiatan yang telah dihasilkan oleh pelaksanaan

program yang telah direncanakan.

6. Evaluasi proses dan evaluasi hasil

Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi

seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilaksanakan itu sesuai dengan

proses kegiatan yang seharusnya dilaksankan sebagaimana telah dirumuskan

di dalam programnya. Evaluasi hasil yaitu yaitu evaluasi yang dilakukan untuk

mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah

dapat dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.

8
2.2.5 Prinsip Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu keadaan, gejala,atau

kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut Mardikanto (2009: 399-400), kegiatan

evaluasi harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi yang terdiri atas :

1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan

dari kegiatan perencanaan program. Artinya, tujuan evaluasi harus selaras

dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan

programnya.

2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan :

a. Obyektif, artinya selalu berdasarkan pada fakta.

b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standardized).

c. Menggunakan metoda pengumpulan data yang tepat dan teliti.

3. Setiap evaluasi, harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk

mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.

4. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk :

a. Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian

tujuan dan tingkat penyimpangan pelaksanaannya.

b. Uraian kualitatif, agar dapat diketahui faktor-faktor; penentu keberhasilan,

penyebab kegagalan, dan faktor penunjang serta penghambat

keberhasilan tujuan program yang direncanakan.

5. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya:

a. Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai untuk

meningkatkan efektivitas (tercapainya tujuan) program.

b. Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdayanya

sehingga tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci, tetapi

tidak banyak manfaatnya bagi tercapainya tujuan, melainkan harus

dipusatkan pada kegiatan-kegiatan yang strategis memiliki dampak yang

9
luas dan besar bagi tercapainya tujuan program. (dalam Kusnadi. D.

2007. Modul Evaluasi Penyuluhan Pertanian STPP Bogor).

2.3 Aspek Teknis

2.3.1 Sapi Potong

Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama

sebagai penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging.

Adapun ciri-ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau

balok, kualitas dagingnya maksimum, laju pertumbuhan cepat, cepat mencapai

dewasa, efisiensi pakannya tinggi, dan mudah dipasarkan. Menurut Abidin (2006:

98) sapi potong adalah jenis sapi khusus dipelihara untuk digemukkan karena

karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

baik.

Sapi-sapi ini umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, dipelihara secara

intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh pertambahan bobot badan

ideal untuk dipotong. Sistem pemeliharaan sapi potong dapat dibedakan menjadi

tiga, yaitu sistem pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif. Sistem

ekstensif semua aktivitasnya dilakukan di padang penggembalaan yang sama.

Sistem semi intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan dengan cara

digembalakan dan pakan disediakan oleh peternak, atau gabungan dari sistem

ekstensif dan intensif. Sementara sistem intensif adalah pemeliharaan sapi-sapi

dengan cara dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh peternak

(Susirini, 2008: 115).

2.3.2 Limbah Pisang

Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan sumber pakan yang

penting, karena selain produktivitasnya tinggi juga menghasilkan produk

limbah/sampingan yang beragam, sehingga relatif tersedia sepanjang tahun.

10
Secara kumulatif, fraksi batang, daun atau anakan dapat menghasilkan bahan

pakan (BK) sebesar 11,2 ton/ha, dengan pola ketersediaan sepanjang tahun.

Luas areal tanam tanaman pisang diperkirakan mencapai 74.751 ha, sehingga

potensi pakan asal tanaman pisang secara nasional mencapai sekitar 800.000

ton/tahun.

Beberapa daerah penting penghasil pisang antara lain yang terbesar

adalah Jawa Barat dan Jawa Timur (>10.000 ha), Jawa Tengah, Lampung, Nusa

Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Banten (4.000–8.000 ha), serta Sumatera

Utara, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Selatan

(1.300–2.600 ha) (Ginting, 2004: 87). Pakan alternatif yang berasal dari limbah

pertanian maupun perkebunan mulai banyak dimanfaatkan seperti limbah yang

berasal dari tanaman pisang (Musa paradisiaca) yang dapat dimanfaatkan

sebagai pakan mulai dari batang pisang bagian bawah (bongkol), tengah dan

bagian atas termasuk daunnya.

2.3.3 Fermentasi Gedebog Pisang

Fermentasi merupakan proses perombakan struktur keras secara fisik,

kimia dan biologi, sehingga bahan dengan struktur yang komplek akan berubah

menjadi lebih sederhana dan hal tersebut menyebabkan daya cerna ternak

menjadi lebih efisien (Purnama dan Note, 2006: 103).

Melalui teknologi fermentasi, kemungkinan kadar protein bahan baku

tersebut di atas dapat ditingkatkan dan kadar serat kasarnya dapat diturunkan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa fermentasi lumpur sawit

dengan Aspergillus niger dapat meningkatkan kadar protein sejati (protein kasar

dikurangi nitrogen terlarut x 6,25) dari 10,4% menjadi 17% dan menurunkan

kadar serat ADF dan NDF, masing-masing dari 44,3 dan 62,8% menjadi 39,9 dan

52,1% (Pasaribu et al., 1998: 108).

11
Bahan-bahan untuk membuat pakan fermentasi dari gedebong pisang: 1)

pohon gedebog pisang yang beratnya ± 10 kg, 2) Garam dapur/premix, 3) Gula

pasir, 4) Dedak padi 2 kg, 5) Air sebanyak 1 liter, 6) EM-4 sebanyak 4 tutup botol.

Alat yang digunakan: 1) Ember, 2) Parang, 3) Terpal, 4) Kantong plastik. Cara

pembuatan pakan fermentasi dari gedebog pisang: 1) Potong kecil gedebong

pisang, 2) Masukkan 5 sdm pasir dalam 1 liter air didalam ember yang telah

disediakan, 3) Tambahkan 4 tutup botol EM-4 kemudian aduk rata, 4) Taburkan

dedak ke gedebong pisang yang sudah dipotong, 5) Taburkan 5 sdm garam

dapur kemudian campur rata, 6) Campur rata EM-4 dan gula ke gedebong

pisang, 7) Simpan gedebong pisang selama 3 hari ke dalam kantong plastik dan

siap digunakan.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Fermentasi Gedebog Pisang.


Kandungan Nutrisi
Bahan Kering 5,25
Abu 17,85
Lemak Kasar 0,58
Protein Kasar 7,08
Serat Kasar 27,67
BETN 46,57
Sumber: (Sutowo, Adelina, dan Febrina, 2016: 42-46).

2.4 Aspek Sosial

2.5.1 Sikap

A. Pengertian Sikap

Sikap adalah suatu disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan diri

seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya (baik lingkungan

manusia atau masyarakatnya, baik lingkungan alamiahnya, maupun lingkungan

fisiknya). Walaupun berada dalam diri seorang individu, sikap biasanya juga

dipengaruhi oleh nilai-budaya, dan sering juga bersumber kepada sistem nilai-

budaya (Koentjaraningrat, 2004).

12
Sikap dikatakan sebagai respon evaluatif. Respon hanya akan timbul

apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya

reaksi individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan

sebagai sikap timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang

memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-

negatif yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap

(Azwar, 2013: 5).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah

suatu respon atau reaksi seseorang dari suatu stimulus yang diberikan dan akan

mendasari seseorang tersebut untuk melakukan sesuatu atau menimbulkan

perilaku.

B. Komponen sikap

Menurut Notoatmodjo (2010) dalam buku Ilmu Perilaku Kesehatan

menyebutkan bahwa sikap mempunyai 3 komponen yaitu:

1. Komponen Kognitif

Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan

apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif ini adalah olahan pikiran

manusia atau seseorang terhadap kondisi eksternal atau stimulus yang

menghasilkan pengetahuan. Komponen kognitif ini bisa didapatkan dari

tempat-tempat yang memberikan informasi pendidikan seperti sekolah, media

massa, dan kelompok atau komunitas pengendali suatu penyakit. Sebagai

contoh, seseorang dengan pendidikan sekolah dasar akan sangat berbeda

dalam mengambil sikap jika dibandingkan dengan seseorang dengan

pendidikan tinggi.

2. Komponen Afektif

Komponen Afektif adalah aspek emosional yang berkaitan dengan

penilaian terhadap apa yang diketahui manusia. Setelah seseorang

13
mempunyai pemahaman atau pengetahuan terhadap stimulus atau kondisi

eksternalnya, maka selanjutnya akan mengolahnya lagi dengan melibatkan

emosionalnya. Komponen ini dapat didapatkan ketika seseorang terpapar

dengan suatu lembaga pemberantas suatu penyakit atau suatu penyakit telah

menimpanya. Sebagai contoh adalah, jika seseorang terkena suatu penyakit,

maka dia akan terpengaruh secara emosional seperti sedih, kurang berguna,

dan tekat untuk sembuh.

3. Komponen Konatif

Komponen Konatif adalah aspek visional yang berhubungan dengan

kecenderungan atau kemauan bertindak. Komponen ini biasanya didapatkan

jika seseorang telah bergabung dengan suatu lembaga kesehatan, salah satu

keluarga terkena suatu penyakit, atau terdapat suatu wabah suatu penyakit di

tempatnya.

C. Dimensi Sikap

Dimensi sikap yaitu arah, intensitas, kekuasaan, konsistensi dan

spontanitasnya (Azwar, 2016: 87-89). Berikut ini merupakan penjelasan dari

dimensi sikap, yaitu sebagai berikut:

1. Sikap Mempunyai Arah

Sikap terpilah menjadi 2 (dua) arah kesetujuan yaitu apakah setuju

atau tidak setuju, mendukung atau tidak mendukung. Orang yang setuju atau

mendukung berarti memiliki sikap yang arahnya positif. Orang yang tidak

setuju atau tidak mendukung berarti mempunyai sikap yang arahnya negatif.

2. Sikap Memiliki Intensitas

Intensitas sikap memiliki kedalaman atau kekuatan siakp terhadap

sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda. Dua

orang yang sama sukanya terhadap sesuatu yaitu sama-sama memiliki sikap

yang berarah negatif belum tentu memiliki sikap yang berarah negatif belum

14
tentu memiliki sikap negatif yang sama intensitasnya. Sikap yang positif dapat

berbeda kedalamannya bagi setiap orang, mulai dari agak setuju sampai pada

kesetujuan yang ekstrim.

3. Sikap Memiliki Kaluasaan

Sikap memiliki kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu objek

sikap. Objek sikap tersebut dapat mengenai sedikit aspek dan sangat spesifik

tetapi, dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada objek sikap.

Seseorang dapat mempunyai sikap favorabel terhadap suatu program secara

menyeluruh sedangkan orang lain mungkin mempunyai sikap positif yang

lebih terbatas (sempit) dengan hanya setuju pada aspek-aspek tertentu saja.

4. Sikap Memiliki Konsistensi

Sikap memiliki kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan

dengan responnya terhadap objek sikap termaksud. Konsistensi sikap

diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu. Sikap harus bertahan dalam

diri individu untuk waktu yang relatif panjang. Sikap yang sangat cepat

berubah atau labil dan tidak bisa bertahan lama disebut sebagai sikap yang

inkonsisten. Konsistensi juga diperlihatkan oleh tidak adanya kebimbangan

dalam bersikap.

5. Sikap Memiliki Spontanitas

Spontanitas sikap meliputi sejauhmana kesiapan individu untuk

menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas

yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa harus melakukan

pengungkapan. Hal ini tampak dari pengamatan terhadap indikator sikap.

Skala sikap umumnya harus dijawab dengan “setuju” atau “tidak setuju”

spontanitas sikap ini pada umumnya tidak dapat terlihat.

15
D. Karakteristik sikap

Allport (1924) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa sikap

memiliki 4 karakter, yaitu:

1. Sikap merupakan kecenderungan berpikir, berpersepsi, dan bertindak. Dalam

hal ini, sikap adalah perputaran dan pengembangan pemikiran manusia

terhadap suatu masalah yang menjadi dasar orang tersebut untuk bertindak.

2. Sikap mempunyai daya pendorong (motivasi). Dari sikap inilah manusia

memiliki motivasi untuk bertindak dan berubah. Sebagai contoh, jika

seseorang tidak setuju terhadap suatu hal, maka dia akan mengambil

tindakan untuk menolak hal tersebut.

3. Sikap relatif lebih menetap, dibanding emosi dan pikiran. Dalam hal ini, sikap

dapat digambarkan sebagai karakter manusia yang tidak mudah berubah.

4. Sikap mengandung aspek penilaian atau evaluatif terhadap objek. Sikap

sangat terpengaruh terhadap penilaian seseorang terhadap sesuatu. Jika

seseorang pernah mendapatkan suatu masalah yang sama sebelumnya,

maka dia akan menjadikan masalah terdahulu sebagai acuan dalam

mengambil sikap terhadap masalah sekarang.

E. Proses Terbentuknya Sikap

Sikap sosial terbentuknya dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh

individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak

sosial. Proses interaksi sosial terjadi karena adanya hubungan saling

mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan

timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu

sebagai anggota masyarakat. Interaksi sosial itu meliputi hubungan antara

individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya.

Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologis yang dihadapinya (Azwar, 2013: 30).

16
F. Pengukuran Sikap

Pengukuran dan pemahaman sikap hendaknya perlu disesuaikan

dengan dimensi sikap. Namun hal ini sulit untuk dilakukan. Banyak diantara skala

yang digunakan dalam pengukuran sikap hanya mengungkapkan dimensi arah

dan dimensi intensitas saja. Pengukuran sikap hanya menunjukkan sikap positif

atau negatif dan memberikan tafsiran mengenai derajat kesetujuan atau

ketidaksetujuan terhadap respon individu (Azwar, 2016: 89). Cara pengukuran

sikap menurut Azwar (2016: 89-93) adalah:

1. Observasi Perilaku

Perilaku ternyata menjadi indikator yang baik bagi sikap. Hal ini

berlaku apabila sikap berada dalam kondisi ekstrim. Umumnya konsistensi

antara sikap dan perilaku lebih mengikuti postulat konsistensi. Hal ini

tergantung pada yang mengatakan bahwa perilaku hanya akan konsisten

pada sikap apabila kondisi dan situasi memungkinkan.

2. Penanyaan Langsung

Sikap seseorang dapat diketahui dengan menanyakan langsung

(direct questions-ing) pada yang bersangkutan. Orang akan mengemukakan

pendapat dan jawaban yang sebenarnya secara terbuka hanya apabila situasi

dan kondisi memungkinkan. Apabila situasi dan kondisi memungkinkan untuk

mengatakan hal sebenarnya tanpa rasa takut, serta tidak terlihat adanya

keuntungan untuk berkata lain. Keadaan yang seperti itu cenderung

memberikan jawaban yang sebenarnya sesuai yang dirasakan.

3. Pengungkapan Langsung

Metode penanya langsung adalah pengungkapan langsung (direct

assesment) secara tertulis yang dapat dilakukan dengan menggunakan aitem

ganda (Ajzen, dalam Anwar, 2016: 93). Prosedur pengungkapan langsung

dengan aitem tunggal sangat sederhana. Responden diminta menjawab

17
langsung suatu pernyataan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju atau

tidak setuju. Penyajian dan pemberian responnya yang dilakukan secara

tertulis memungkinkan individu untuk menyatakan sikap secara lebih jujur bila

tidak perlu menuliskan nama atau identitasnya.

18
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan evaluasi pelaksanaan penyuluhan tentang sikap peternak dalam

kegiatan pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang untuk sapi potong telah

dilaksanakan tanggal 30 November 2018. Kegiatan evaluasi program

penyuluhan pertanian yang telah dilaksanakan di Kelompok Tani Ampelsari

Makmur Jaya I Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan

Provinsi Jawa Timur.

3.2 Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan evaluasi pelaksanaan tentang sikap peternak

dalam kegiatan pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang untuk sapi potong

adalah peternak kelompoktani Ampelsari Makmur Jaya I di Desa Tambaksari

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi peternak yang ada di kelompoktani Ampelsari Makmur Jaya I

adalah 28 orang. Sampel yang digunakan yaitu sampel jenuh atau sensus

dimana diambil dari seluruh populasi peternak poktan Ampelsari Makmur Jaya

Satu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi ini terdiri atas data primer

dan data sekunder. Teknik pengumpulan data pada pelaksanaan evaluasi ini

adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut :

19
1. Observasi, yaitu Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan

pengamatan langsung terhadap obyek pengkajian yakni suatu kajian

sebenarnya.

2. Angket/kuisioner, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan instrumen

berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden

dalam hubungannya dengan masalah yang dikaji.

3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melalui tanya jawab

dengan responden.

4. Studi literatur, yakni teknik dengan cara mempelajari bahan/buku sebagai

rujukan untuk memperoleh informasi teorotis yang ada hubungannya dengan

masalah yang dikaji.

3.5 Instrumen Evaluasi

Jenis instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah berupa

kuesioner. Kuesioner merupakan instrumen penelitian yang digunakan dalam

bentuk pertanyaan telah tervalidasi dan reliabilitas yang mampu menjawab tujuan

dari penelitian yang dilakukan (Sani, 2016: 55). Skala pengukur yang akan

digunakan untuk mengevaluasi aspek sikap adalah Lickert scale, data yang

diperoleh adalah data kuantitatif (angka). Seperti halnya skala lainnya, dalam

lickert scale responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah

disediakan.

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas

3.6.1 Validitas

Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan

seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang dievaluasi/diteliti,

uji validitas merupakan prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan

20
dipakai untuk mengukur variabel evaluasi valid atau tidak. Menurut Sugiyono

(2009), bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data

yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan

oleh peneliti. Uji validitas yang telah dilakukan pada instrumen evaluasi ini

menggunakan formula analisa korelasi Pearson dengan langkah berikut:

1. Membagi kuesioner berisi butir-butir pertanyaan pada 28 orang responden

2. Setelah kuesioner dijawab oleh responden, data yang diperoleh diolah di

komputer menggunakan perangkat lunak MS Excel/SPSS 21 mengikuti

formula analisa korelasi Pearson sebagai berikut:

N ∑ xy−∑ x ∑ y
r xy = 2 2
√ N ∑ x −(∑ x) √ N ∑ y −(∑ y )
2 2

Keterangan:

r_xy = Koefisien Korelasi

x = Skor item

x = Skor total

N = Banyaknya subjek

3. Interpretasi kriteria keputusan uji adalah melihat hasil output MS Excel/SPSS

Jika nilai r > 0,300 maka butir pertanyaan valid.

Hasil Uji validitas dari kuesioner yang disusun sebanyak 26 pertanyaan

dengan 28 responden dari luar kelompok sampel terdapat 26 pertanyaan valid

dan 1 pertanyaan dinyatakan tidak valid. Dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Pertanyaan


No Aspek Jumlah Valid Tidak Nilai
pertanyaa Valid
n
1 Sikap 26 25 1 >0,30 – 0,99
Jumlah 25 1
Sumber: Data Primer diolah oleh Penulis, 2019

21
3.6.2 Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah uji statistik yang dipakai guna menentukan

reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu

variabel, atau sejauh mana pengukuran dapat dipercaya jika dilakukan

pengukuran pada waktu yang berbeda pada kelompok subyek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama. Langkah uji reliabilitas yang telah dilakukan

sebagai berikut:

1. Membagi kuesioner berisi butir-butir pertanyaan pada 28 orang responden.

2. Setelah kuesioner dijawab oleh responden, data yang diperoleh diolah di

komputer menggunakan perangkat lunak MS Excel/SPSS dengan formula

Koefisien Alpha (Croanbach’s Alpha) sebagai berikut :

2
n ∑ si
r i=( )(
n−1
1−
∑ st2 )
Keterangan :

n = Jumlah butir pertanyaan

〖s_i〗^2 = Varians butir

〖s_t〗^2 = Varians total

3. Kriteria keputusan uji dengan melihat hasil analisis pada output SPSS Versi

21 yaitu melihat nilai Croanbach’s Alpha keseluruhan instrumen. Instrumen

memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai reliabilitas instrumen yang diperoleh

> 0,60 (Ratnaningsih, 2010).

Berdasarkan hasil analisis 28 responden dengan jumlah pertanyaan 25

pertanyaan diperoleh nilai Cronbach’ Alpha 0,984. Karena nilai dari hasil

analisis >0,60 maka instrumen pertanyaan yang digunakan reliabel, sehingga

instrumen tersebut dapat digunakan dalam pengukuran sikap peternak

tentang pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang untuk sapi potong.

22
3.7 Teknik Analisis Data

Analisis untuk mengetahui sikap peternak tentang penyuluhan pembuatan

pakan fermentasi gedebog pisang yaitu statistik deskriptif. Statistik deskriptif

adalah statistik yang digunakan untuk mengalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau

generasi (Sugiyono, 2016: 147). Penyajian hasil data pengukuran dideskripsikan

dalam bentuk tendensi sentral (mean) atau rata-rata hitung adalah rata aritmis

dari semua skor yang diperoleh individu dalam sampel. Mean diperoleh dengan

cara menjumlahkan semua skor kemudian dibagi dengan banyaknya data

observasi yang disimbolkan dengan n (Muljono, 2013: 31). Penjelasan teknik

analisis data disajikan di bawah ini :

Menjumlah skor maksimum dan skor minimum sesuai dengan jumlah

pernyataan dari setiap instrumen yang disebar. Jawaban dari responden

terhadap instrumen yan telah disebar memiliki nilai interval kategogi dari masing-

masing indikator/aspek dengan distribusi sebagai berikut:

1. Kognitif

“XX” responden menjawab sangat setuju :5

“XX” responden menjawab setuju :4

“XX” responden menjawab ragu-ragu :3

“XX” responden menjawab tidak setuju :2

“XX” responden menjawab sangat tidak setuju :1

2. Afektif

“XX” responden menjawab sangat setuju :5

“XX” responden menjawab setuju :4

“XX” responden menjawab ragu-ragu :3

“XX” responden menjawab tidak setuju :2

23
“XX” responden menjawab sangat tidak setuju :1

3. Konatif

“XX” responden menjawab sangat setuju :5

“XX” responden menjawab setuju :4

“XX” responden menjawab ragu-ragu :3

“XX” responden menjawab tidak setuju :2

“XX” responden menjawab sangat tidak setuju :1

Data didistribusikan kemudian dilakukan analisis dengna menghtung rata-

rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden sebagai aspek

kajian sosial sikap (kognitif, afektif dan konatif) sebagai berikut:

1. Kognitif

Skor Maksimum : Skor jawaban tertinggi X ∑ data observasi.

Skor Minimum : Skor jawaban tertinggi X ∑ data observasi.

Skor Maksimum : 5 x 11 = 55

Skor Minumum : 1 x 11 = 11

2. Afektif

Skor Maksimum : Skor jawaban tertinggi X ∑ data observasi.

Skor Minimum : Skor jawaban tertinggi X ∑ data observasi.

Skor Maksimum : 5 x 7 = 35

Skor Minumum :1x7=7

3. Konatif

Skor Maksimum : Skor jawaban tertinggi X ∑ data observasi.

Skor Minimum : Skor jawaban tertinggi X ∑ data observasi.

Skor Maksimum : 5 x 7 = 35

Skor Minumum : 1 x 7 = 11

24
Penentun jarak interval Sikap menggunakan rumus jarak kelas interval
sebagai berikut:
Skor ideal ( tertinggi ) −skor terendah( minimal)
∑ Kelas interval

Penentuan jarak interval aspek kognitif disajikan di bawah ini :

55−11
=22
2

Tabel 3. Interval Nilai Sikap Aspek Kognitif


No Jumlah Skor Jawaban Kriteria
1 0 – 22 Tidak Menerima
2 23 – 55 Menerima
Sumber: Data yang Diolah, 2019.

Penentuan jarak interval aspek afektif dan konatif disajikan di bawah ini :

35−7
=14
2

Tabel 4. Interval Nilai Sikap Aspek Afektif dan Konatif


No Jumlah Skor Jawaban Kriteria
1 0 – 14 Tidak Menerima
2 15 – 35 Menerima
Sumber: Data yang Diolah, 2019.

25
3.8 Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir

26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Potensi Desa Tambaksari

4.1.1 Demografi Desa Tambaksari

Secara geografis, Tambaksari adalah Desa yang berada di Kecamatan

Purwodadi Kabupaten Pasuruan Jawa Timur dengan luas lahan 773 Ha yang

terdiri dari daerah dataran dengan ketinggian 670 mdpl, curah hujan 2.000

mm/tahun dan keadaan suhu rata-rata 26 0 C. Kesuburan tanah di Desa

Tambaksari mencapai 422 Ha dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Sumber rejo Kecamatan Purwosari

Sebelah Selatan : Desa Jatisari Kecamatan Purwodadi

Sebelah Barat : Hutan R. Soerjo Kecamatan Purwodadi

Sebelah Timur : Desa Pucangsari Kecamatan Purwodadi

Secara orbitasi atau jarak dari pusat pemerintahan Desa Tambaksari

sebagai berikut:

Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 12 Km

Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 40 Km

Jarak ke Ibu Kota Provinsi : 67 Km

Desa Tambaksari dibagi menjadi 4 Dusun dan setiap Dusun dibagi

menjadi beberapa RT, sebagai berikut:

Dusun Krai : Terdiri dari 4 RT 2 RW

Dusun Ampelsari : Terdiri dari 8 RT 2 RW

Dusun Gunung Malang : Terdiri dari 6 RT 2 RW

Dusun Tambakwatu : Terdiri dari 8 RT 2 RW

27
Luas wilayah Desa Tambaksari menurut penggunaannya dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaanya


No Penggunaan Luas (Ha)
1 Pemukiman
a. Pemukiman KPR/BTN 203
b. Pemukiman Umum -
2 Bangunan
a. Perkantoran 0,25
b. Sekolahan 0,85
c. Pasar -
d. Terminal -
e. Tempat Peribadatan (Masjid, Gereja) 0,35
f. Kuburan 2,5
g. Jalan 0,39
3 Pertanian Sawah
a. Sawah Pengairan Teknis -
b. Sawah Pengairan ½ Teknis 0,7
c. Sawah Tadah Hujan -
d. Sawah Pasang Surut -
4 Ladang/Tegalan 328
5 Perkebunan 98
6 Hutan
a. Hutan Milik Rakyat -
b. Hutan Lundung 250
c. Hutan Mangrove -
7 Rekreasi dan Olahraga
a. Lapangan Sepak Bola 0,25
b. Lapangan Bola Volly/Basket/Tenis -
c. Taman Rekreasi -
8 Perikanan Darat/Air Tawar
a. Tambak -
b. Kolam 0,25
c. Empang -
9 Daerah Resapan Air -
10 Potensi Pariwisata yang Dimiliki -
a. Wisata Bahari -
b. Wisata Pegunungan 78
11 Lahan Kritis/Tandus -
12 Lahan Terlantar/Tidur -
13 Lain-lain -
Jumlah Keseluruhan 962,54
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa total lahan di Desa Tambaksari

962,54 dengan luas lahan yang paling banyak digunakan untuk tegalan/ladang

yang mencapai 328 Ha.

28
4.1.2 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Tambaksari sejumlah 4.854 orang

yang dibagi menurut golongan usia dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin


No Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan Penduduk
1 0 – 12 Bulan 47 56 103
2 13 – 4 Tahun 121 147 268
3 5 – 6 Tahun 133 126 259
4 7 – 12 Tahun 174 181 355
5 13 – 15 Tahun 132 148 280
6 16 – 18 Tahun 199 161 360
7 19 – 25 Tahun 141 144 285
8 26 – 35 Tahun 348 301 649
9 36 – 45 Tahun 277 336 613
10 46 – 50 Tahun 194 207 401
11 51 – 60 Tahun 216 182 398
12 61 – 75 Tahun 163 204 367
13 75 Ke atas 147 116 263
Jumlah 2.379 2.475 4.854
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

Pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa penduduk terbanyak berusia 26 – 35

Tahun yaitu 649 orang jadi dapat disimpulkan bahwa penduduk di Desa

Tambaksari merupakan pada tahapan usia produktif. Sedangkan jika dilihat dari

jenis kelamin, penduduk di Desa Tambaksari ini mempunyai penduduk

perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Tingkat pendidikan

penduduk di Desa Tambaksari disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penduduk


No Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pendidikan Umum
a. SD/Sederajat 1.563 1.598 2.161
b. SLTP/Sederajat 438 472 900
c. SLTA/Sederajat 314 324 638
d. Akademi/Sederajat 9 13 22
e. Universitas/Perguruan Tinggi 15 17 32
Jumlah 2.339 2.424 4.763
2 Pendidikan Khusus
a. Pondok Pesantren 18 24 42
b. SLB 1 - 1
c. Kejar Paket A 21 27 58
Jumlah 40 51 91
Jumlah Seluruhnya 2.379 2.475 4.854
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

29
Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Tambaksari rata-

rata menempuh pendidikan umum dengan jumlah terbanyak yaitu lulusan

SD/Sederajat dengan total 2.161 kemudian diikuti dengan STP/Sederajat dengan

total 900 orang. Sedangkan penduduk jika dilihat dari jenis pekerjaan disajikan

pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


No Status Jumlah (Orang)
1 Subsektor Pertanian Tanaman Pangan
a. Pemilik Tanah Sawah 48
b. Pemilik Tanah Tegalan/Ladang 569
c. Penyewa/Penggarap 37
d. Buruh Tani 124
Jumlah 778
2 Subsektor Perkebunan
a. Pemilik Tanah Perkebunan 3
b. Pekerja/Buruh Perkebunan 48
Jumlah 51
3 Subsektor Peternakan
a. Pemilik Ternak Sapi 234
b. Pemilik Ternak Kambing 72
c. Buruh/Pekerja Usaha Peternakan 15
Jumlah 322
4 Subsektor Industri
a. Pemilik Usaha Kerajinan Kecil 3
b. Pemilik Usaha Industri Rumah Tangga 2
c. Buruh/Pekerja Industri Kecil 12
d. Buruh/Pekerja Industri Besar 411
Jumlah 428
5 Subsektor Jasa/Perdagangan
a. Jasa Pemerintahan atau Non Pemerintahan
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) 55
2) Pegawai Desa 11
3) TNI 12
4) POLRI 1
5) Pensiunan TNI/POLRI/PNS 7
6) Pegawai Swasta 411
Jumlah 431
b. Usaha disektor jasa/Perdagangan
1) Perkreditan Rakyat 1
2) Warung 34
3) Kios 28
4) Toko 24
5) Angkutan Bermotor 46
6) Mobil Kendaran Umum 1
7) Tukang Kayu 18
8) Tukang Batu 34
9) Tukang Jahit 10
10) Tukang Cukur 4
11) Salon Kecantikan 3
12) Konstruksi 2
13) Persewaan 10
14) Lain-lain 3
Jumlah 1.146
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

30
Pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Tambaksari

bermata pencaharian beraneka ragam mulai dari bidang pertanian, perkebunan,

peternakan, industri dan dibidang jasa/perdagangan. Sedangkan kelompoktani

yang ada di Desa Tambaksari disajikan Pada Tabel 9.

Tabel 9. Kelompoktani/Gapoktan
No Nama Kelompok Jumlah Anggota
1 Sumber Lestari 60
2 Muda Bhakti 20
3 Avocado 20
4 Ampelsari Makmur I 30
5 Ampelsari Makmur II 30
6 Manunggal Karso 45
7 KWT Sri Rejeki 24
8 Sumber Rejeki 26
9 KWT Sumber Rejeki 26
10 Warga Makmur I 25
11 Warga Makmur II 26
12 Taruna Tani 30
13 KWT Melati 32
14 Kelompok Tani I 28
15 Kelompok Tani II 33
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

Pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa kelompoktani yang ada di Desa

Tambaksari sebanyak 14 kelompoktani dan 1 Gapoktan (Gabungan

Kelompoktani) yang bernama Sumber Lestari dengan jumlah anggota sebanyak

60 orang.

4.1.3 Potensi Pertanian

Potensi pertanian di Desa Tambaksari sangatlah beragam mulai dari hasil

palawija, sayur-sayuran, buah-buahan dan perkebunan. Berikut disajikan potensi

irigasi yang digunakan untuk sawah penduduk pada Tabel 10.

Tabel 10. Potensi Irigasi


No Jenis Potensi Irigasi Ada/Tidak
1 Danau Tidak
2 Sungai Ada
3 Mata Air Ada
4 Sumur Ladang Tidak
5 Embung-embung Tidak
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

31
Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa potensi irigasi yang digunakan

untuk sawah sebanyak 2 yaitu dari sungai dan mata air. Sedangkan hasil

palawija di Desa Tambaksari disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Palawija


No Jenis Palawija Hasil Panen Ton/Ha
1 Kedelai -
2 Kacang Tanah 1,0
3 Koro Bengkuk -
4 Kacang Tunggak 0,7
5 Sorgum -
6 Kacang Hijau -
7 Jagung 1,2
8 Ubi Jalar 0,8
9 Talas 0,5
10 Ubi Kayu 5
Jumlah 9,2
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

Pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa di Desa Tambaksari menghasilkan

6 jenis palawija yaitu kacang tanah, kacang tunggak, jagung, ubi jalar, talas dan

ubi kayu. Hasil palawija yang terbanyak adalah ubi kayu yaitu mencapai 5

Ton/Ha. Sedangkan hasil palawija keseluruhan mencapai 9,2 Ton/Ha. Hasil

tanaman sayuran di Desa Tambaksari disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Tanaman Sayuran


No Jenis Tanaman Sayuran Hasil Panen Ton/Ha
1 Tomat 0,8
2 Terong 0,8
3 Bawang Merah 1
4 Cabai 1,2
Jumlah 3,8
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

Pada Tabel 12 dapat diketahui bahwa di Desa Tambaksari menghasilkan

4 jenis tanaman sayuran yaitu tomat, terong, bawang merah dan cabai. Hasil

tanaman sayuran yang terbanyak adalah cabai yaitu mencapai 1,2 Ton/Ha.

Sedangkan hasil keseluruhan tanaman sayuran mencapai 3,8 Ton/Ha. Hasil

panen tanaman buah-buahan disajikan pada Tabel 12.

32
Tabel 13. Hasil Tanaman Buah-buahan
No Jenis Tanaman Sayuran Hasil Panen Ton/Ha
1 Pisang 4
2 Rambutan 0,25
Jumlah 4,25
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

Pada Tabel 12 dapat diketahui bahwa hasil tanaman buah-buahan di

Desa Tambaksari terdapat 2 jenis yaitu pisang dan rambutan. Pisang yang

dihasilkan di Desa Tambaksari menunjukkan angka 4 Ton/Ha. Sedangkan total

keseluruhan sebanyal 4,25 Ton/Ha. Sedangkan hasil tanaman perkebunan

disajikan pada Tabel 13.

Tabel 14. Hasil Tanaman Perkebunan


No Jenis Tanaman Perkebunan Perkebunan Rakyat
Luas (Ha) Hasil (Ton/Ha)
1 Kelapa 1,5 1,2
2 Kopi 6 0,34
3 Kapuk 5 0,30
4 Cengkeh 1 0,55
Jumlah 13,5 2,39
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

Pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa hasil tanaman perkebunan di Desa

Tambaksari terdapat 4 jenis yaitu kelapa, kopi, kapuk dan cengkeh dengan

tanaman terluas adalah kopi yaitu 6 Ha. Sedangkan hasil terbanyak adalah

kelapa yang mencapai 1,2 Ton/Ha.

4.1.4 Potensi Peternakan

Potensi peternakan di Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Pasuruan menurut jenis ternak yang dibudidayakan beserta jumlah

peternak disajikan pada Tabel 14.

Tabel 15. Potensi Peternakan


No Jenis Ternak Jumlah Ternak (Ekor) Jumlah KK Pemilik Ternak
1 Sapi 258 84
2 Kambing 367 34
3 Ayam 900 1
Jumlah 1.525 119
Sumber: Profil Desa Tambaksari, 2017.

33
Pada Tabel 14 dapat diketahui bahwa jenis ternak yang dipelihara

penduduk di Desa Tambaksari terdiri dari sapi dengan jumlah 258 ekor, kambing

dengan jumlah 367 ekor dan ayam dengan jumlah 900 ekor.

4.2 Menetapkan Tujuan Evaluasi

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, ditetapkan tujuan pelaksanaan

evaluasi yaitu, evaluasi penilaian sikap peternak di Kelompok Tani Ampelsari

Makmur Jaya I tentang Kegiatan Penyuluhan Pembuatan Pakan Fermentasi

Gedebog Pisang. Kegiatan evaluasi ini untuk mengetahui sikap peternak setelah

pelaksanaan penyuluhan.

4.3 Memilih Metode

Kelompok Tani di Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Pasuruan memiliki 14 Kelompoktani, dari jumlah kelompoktani tersebut diambil 1

sampel yaitu Kelompok Tani Ampelsari Makmur Jaya I dengan pertimbangan

sebagai berikut : (1) anggota Kelompok Tani Ampelsari Makmur Jaya I aktif

ditandai dengan kegiatan pertemuan kelompok dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1

(satu) bulan, (2) setiap anggota kelompok memiliki ternak sapi potong sebanyak

2-3 ekor dan (3) ketersediaan tanaman pisang seluas 4 Ha.

4.4 Menyusun Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi merupakan alat yang dipergunakan untuk melakukan

pengukuran fakta (data) lapangan yang relevan dengan tujuan yang ingin

dicapai. Instrumen yang digunakan adalah berupa kuesioner tertutup dengan

Skala Likert. Dimana pilihan jawaban sudah disediakan dengan kriteria jawaban

yang disediakan berjumlah 5 (lima) yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R

(Ragu-ragu/Netral), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju).

34
Metode ini mencoba menempatkan sikap peternak di Kelompok Tani

Ampelsari Makmur Jaya I pada rentangan kontinum yaitu dari yang sangat

favorable hingga sangat unfavorable terhadap suatu obyek sikap. Caranya

dengan memberikan petani tersebut dengan sejumlah item sikap, yang telah

ditentukan derajad favorabilitasnya. Dasar penyusunan instrumen mengacu pada

petunjuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang pembuatan pakan

fermentasi gedebog pisang untuk pakan sapi potong.

4.5 Merekap dan Mentabulasi Data

Perekapan data dilaksanakan setelah kuesioner diisi oleh responden

(Kelompok Tani Ampelsari Makmur Jaya I). Kemudian dilakukan tabulasi data

dengan cara menyusun data ke dalam bentuk tabel di Ms.Excel. Tujuan tabulasi

data adalah agar data yang diperoleh bisa lebih mudah disusun, dijumlah dan

mempermudah penataan data untuk disajikan dan dianalisis. Tabulasi data ditulis

sesuai dengan angka pada jawaban (1, 2, 3, 4 dan 5) angka tersebut mempunyai

nilai atau bobot sesuai dengan soalnya.

4.5.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen. Hasil uji validitas yang menunjukkan kuesioner sudah valid

kemudian akan digunakan dalam evaluasi Sikap Peternak tentang Pembuatan

Pakan Fermentasi Gedebog Pisang di Kelompok Tani Ampelsari Makmur Jaya I

Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan.

4.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kereabilitas

suatu instrumen. Hasil uji reabilitas yang menunjukkan kuesioner sudah reabiltas

kemudian akan digunakan dalam evaluasi Sikap Peternak tentang Pembuatan

35
Pakan Fermentasi Gedebog Pisang di Kelompok Tani Ampelsari Makmur Jaya I

Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan.

4.6 Analisis Data

Proses analisis data dilakukan dengan cara mengubah jawaban dari setiap soal

menjadi bobot nilai atau skor sesuai dengan petunjuk pelaksanaan evaluasi

pengukuran sikap peternak tentang penyuluhan pembuatan pakan fermentasi

gedebog pisang. Analisis data ini dilakukan melalui 2 (dua) tahapan yaitu

sebelum pelaksanaan penyuluhan dan setelah pelaksanaan penyuluhan. Hasil

analisis data pengukuran sikap peternak tentang penyuluhan pembuatan pakan

fermentasi gedebog pisang disajikan pada Tabel 15.

Tabel 16. Pengukuran Sikap Sebelum Penyuluhan (Pre Test)


No Komponen Hasil Pengukuran (Orang) Prosentase (%)
Sikap Menerima Tidak Menerima Menerima Tidak Menerima
1 Kognitif 27 1 96,42 3,58
2 Afektif 26 2 92,86 7,14
3 Konatif 26 2 92,86 7,14
Sumber : Data yang Diolah, 2019.

Pada Tabel 15 dapat diketahui bahwa (1) komponen sikap kognitif dari 28

responden yang menerima sejumlah 27 orang dan 1 orang sisanya tidak

menerima, (2) komponen sikap afektif dari 28 responden yang menerima

sejumlah 26 orang dan 2 orang sisanya tidak menerima dan (3) komponen sikap

konatif dari 28 responden yang menerima sebanyak 26 orang dan 2 orang

sisanya tidak menerima. Sedangkan untuk hasil pengukuran setelah penyuluhan

terkait sikap peternak tentang penyuluhan pembuatan pakan fermentasi gedebog

pisang disajikan pada Tabel 16.

36
Tabel 17. Pengukuran Sikap Setelah Penyuluhan (Post Test)
No Komponen Hasil Pengukuran (Orang) Prosentase (%)
Sikap Menerima Tidak Menerima Menerima Tidak Menerima
1 Kognitif 28 0 100 0
2 Afektif 28 0 100 0
3 Konatif 28 0 100 0
Sumber : Data yang Diolah, 2019.

Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa setelah pelaksanaan penyuluhan

pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang dari segi komponen kognitif, afektif

dan konatif sikap dari responden sejumlah 28 orang menerima teknologi yang

telah disuluhkan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa dengan

proses pelaksanaan penyuluhan dapat meningkatkan sikap peternak tentang

cara pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang.

37
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi sikap tentang pelaksanaan penyuluhan

pembuatan pakan fermentasi gedebog pisang di Kelompok Tani Ampelsari

Makmur Jaya I Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan

dapat disimpulkan bahwasanya sikap peternak yang diukur melalui 3 komponen

yaitu kognitif, afektif dan konatif dari sebelum pelaksanaan penyuluhan dan

sesudah mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan sebelum penyuluhan pada

(1) komponen kognitif sebelum penyuluhan 96,42% responden yang menerima

dan setelah pelaksanaan penyuluhan meningkat 100% serta (2) komponen

afektif dan konatif sebelum pelaksanaan penyuluhan 92,86% responden yang

menerima dan setelah pelaksanaan penyuluhan meningkat 100%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh mahasiswa

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang memberikan saran

yaitu sebaiknya kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian hendaknya

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya karena salah satu bagian yang penting dari

tugas seorang penyuluh sebagai acuan dalam menentukan kebijakan

selanjutnya.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2006. Pakan Sapi Potong. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta.

Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya edisi ke 2. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2016. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka


Belajar.

Ginting. 2004. Tanaman Pisang. ITB Bogor.

Heni,Yusri. 2011. IMPROVING OUR SAFETY CULTURE: Cara Cerdas


Membangun Budaya Keselamatan yang Kokoh. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 2004. KEBUDAYAAN, MENTALITAS DAN PEMBANGUNAN.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kusnadi. D. 2007. Modul Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bogor: Sekolah Tinggi


Penyuluhan Pertanian Bogor.

Mardikanto. T, 2009. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Jakarta: Sebelas


Maret University Press.

Muljono, P. 2013. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Grasindo. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Pasaribu, T., A. P. Sinurat, T. Purwadaria, Supriyati, J. Rosida, dan H. Hamid.


1998. Peningkatan Nilai Gizi Lumpur Sawit Melalui Proses Fermentasi:
Pengaruh Jenis Kapang, Suhu, dan Lama Proses Enzimatis. J. Ilmu Ternak
Vet. (In press).

Purnama.J dan T. P. Note., 2006. Jerami Fermentasi Sebagai Pakan Alternatif 


Bagi Ternak Sapi Pada Musim Kemarau. www.database.deptan.go.id.
Akses 10 Oktober 2013.

Rusmi,Tri Widayatun. 2009. Ilmu Perilaku M.A. 104. Jakarta: CV Sagung Seto.

Republik Indonesia., 2006. Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang


Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).

Sani, F. 2016. Metode Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperiment. CV Budi


Utama. Yogyakarta.

Sugiarto, Happy Tjandra. 2004. MOTIV-8: Koleksi Motivasi untuk Karier dan
Kehidupan yang Lebih Baik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sugiyono, 2004. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

39
Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. PT Alfabet.
Bandung.

Susirini. 2008. Sapi Potong. Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret.


Surakarta.

Sutowo, I., Adelina, T., Dan Febrina, D. 2016. Kualitas Nutrisi Silase Limbah
Pisang (Batang Dan Bonggol) Dan Level Molases Yang Berbeda Sebagai
Pakan Alternatif Ternak Ruminansia. https://media.neliti.com/media/publi
cations/125342-ID-kualitas-nutrisi-silase-limbah-pisang-ba.pdf [Diakses
tanggal 7 Januari 2019].

Thomas ,S. 2005. Programa & Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Jakarta :


Universitas Terbuka.

Wigati, Mulat Abdullah. 2008. Sosiologi VIII. Jakarta: Grasindo.

40
Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 2. Lapor Diri di BPP Kecamatan Purwodadi

Sum
ber: Dokumentasi Pribadi, 2018.

Gambar 3. Koordinasi dengan Kordinator BPP Purwodadi

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018.

41
Gambar 4. Uji Validitas dan Reabilitas

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018.

Gambar 5. Pelaksanaan Evaluasi

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018.

42
Lampiran 2. Surat Keterangan

43
Lampiran 3. Daftar Hadir

44
Lampiran 4. Lembar Persiapan Menyuluh

45
Lampiran 5. Sinopsis

46
Lampiran 6. Lembar Pengesahan Materi Penyuluhan Pertanian

47
Lampiran 7. Pelaksanaan Penyuluhan

48
Lampiran 8. Media Penyuluhan

49
50
Lampiran 9. Instrumen Evaluasi

INSTRUMEN EVALUASI
Judul Penyuluhan : Pembuatan Pakan Fermentasi dari
Batang Pisang
Tujuan Penyuluhan : Peternak mau membuat pakan
fermentasi dari batang pisang
Objek Evaluasi Penyuluhan Pertanian : Penyuluhan pembuatan pakan
fermentasi dari batang pisang
Tujuan Evaluasi Penyuluhan Pertanian :
1. Mengetahui sikap peternak tentang pembuatan pakan fermentasi dari batang
pisang
Model Evaluasi :
Model evaluasi yang digunakan menggunakan model evaluasi sumatif,
dimana proses evaluasi penyuluhan pertanian dilaksanakan setelah kegiatan
penyuluhan selesai. Model evaluasi sumatif ini menjelaskan bagaimana kegiatan-
kegiatan penyuluhan yang telah selesai dilakukan untuk dilakukan evaluasi
sebagai upaya penilaian atau pengukuran terhadap aspek tertentu yang
kemudian dilanjutkan dengan proses perbaikan.
Sasaran Evaluasi : Kelompok Ampelsari Sumber
Makmur I Desa
Tambaksari Kec.Purwodadi
Kab. Pasuruan Jawa Timur
Metode Pelaksanaan : Observasi dengan membagikan
kuesioner tertutup kepada sasaran
pada saat sebelum pelaksanaan
penyuluhan dan sesudah
penyuluhan.
Teknik Pengambilan Sampel : Sensus
Analisis Data : Deskriptif

51
Lampiran 10. Matriks Perencanaan Penjaringan Data Evaluasi

Matriks Perencanaan Menjaring Data Evaluasi

No Tujuan Pertanyaan Data yang Sumber Instrumen


Evaluasi /Indikator diperlukan Data
1 Mengetahui Kognitif Pernyataan Kuesioner
sikap peternak keyakinan sasaran
tentang tentang pembuatan
pembuatan fermentasi batang
fermentasi pisang
batang pisang Afektif Pernyataan Kuesioner
perasaan sasaran
tentang pembuatan
fermentasi batang
pisang
Konatif Pernyataan intensi Kuesioner
perilaku sasaran
tentang pembuatan
fermentasi batang
pisang

52
Lampiran 11. Kisi-Kisi Kuesioner

No Variabel/Tujuan Sub Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan/Pernyataan Nomor


Soal
1 2 3 4 5 6 7
1 Mengetahui sikap Kognitif Pengetahuan Dapat mendefinisikan Fermentasi batang pisang adalah 1
peternak tentang (Keyakinan) fermentasi batang suatu cara pengawetan batang
pembuatan pisang pisang yang dapat digunakan untuk
pakan ternak
fermentasi batang
pisang
Mengetahui prinsip Pembuatan fermentasi batang 2
pembuatan pisang tidak diperbolehkan terkena
fermentasi batang udara atau harus disimpan di ruang
pisang tertutup
Mengetahui alat Alat yang digunakan dalam 3
digunakan untuk pembuatan fermentasi batang
membuat fermentasi pisang adalah ember, parang, terpal
batang pisang dan kantong plastik
Mengetahui bahan Bahan-bahan yang diperlukan dalam 4
yang digunakan untuk pembuatan fermentasi batang
membuat fermentasi pisang adalah batang pisang, dedak
batang pisang padi, garam, gula pasir, EM4 dan air
Mengetahui cara Pembuatan fermentasi batang 5
pembuatan pisang diawali dengan pencacahan
fermentasi batang batang pisang, pelarutan gula pasir
pisang dengan air dan EM4, menaburkan
dedak padi di atas batang pisang,
menaburkan garam di atasnya
hingga rata dan terakhir mencampur
larutan (gula, air dan EM4) di atas
batang pisang
Mengetahui teknik Fermentasi batang pisang yang 6
penyimpanan telah dibuat harus disimpan di dalam
fermentasi batang wadah/ruang yang tertutup atau
pisang tidak terkena udara

53
Mengetahui ciri-ciri Hasil fermentasi batang pisang yang 7
fermentasi batang baik menunjukkan bau harum dan
pisang yang baik berwana kuning kecoklatan
Pemahaman Memahami formulasi Pembuatan fermentasi batang 8
pembuatan pisang menggunakan bahan utama
fermentasi batang yaitu batang pisang dengan dedak
pisang padi dengan perbandingan 5 : 1.
Serta bahan penunjang gula pasir
dan garam 5 sdm/10 kg batang, air 1
liter dan EM4 sebanyak 4 tutup botol
Memahami manfaat Pembuatan fermentasi batang 9
atau keunggulan pisang dapat meningkatkan
fermentasi batang kandungan nutrisi serta mengurangi
pisang biaya yang dikeluarkan untuk pakan
ternak
Menyadari Menyadari Pemanfaatan batang pisang sebagai 10
pemanfaatan bahan pakan ternak perlu dilakukan untuk
lokal sebagai pakan mengurangi biaya produksi
perlu dilakukan
Menyadari Pembuatan fermentasi batang 11
pembuatan pisang sangat perlu dilakukan,
fermentasi batang karena dengan proses fermentasi ini
pisang perlu akan meningkatkan kandungan
dilakukan untuk nutrisi atau gizi yang ada di dalam
meningkatkan batang pisang
kandungan nutrisi
Afektif (Perasaan) Menerima Peternak tertarik Saya tertarik untuk membuat 12
membuat fermentasi fermentasi batang pisang karena
dari batang pisang bahannya mudah didapatkan
Peternak beriminat Saya senang membuat fermentasi 13
membuat fermentasi dari batang pisang karena biaya
dari batang pisang yang dibutuhkan murah
Peternak merasa Saya senang membuat fermentasi 14
mudah dalam batang pisang karena sangat mudah
membuat fermentasi untuk dilakukan
batang pisang

54
Menanggapi Peternak merasa Saya senang membuat fermentasi 15
memperoleh batang batang pisang karena batang pisang
pisang dengan mudah selalu tersedia
Peternak ingin Saya tertarik membuat fermentasi 16
membuat fermentasi batang pisang secara berkelompok
batang pisang secara karena dapat membuat dengan
berkelompok jumlah yang banyak
Peternak merasa Saya senang dengan penyuluhan 17
penyuluhan yang telah dilakukan karena
pembuatan mendapat inovasi baru dalam
fermentasi batang pemanfaatan batang pisang melalui
pisang bermanfaat proses fermentasi
Menilai Pembuatan Saya berminat membuat fermentasi 18
fermentasi batang batang pisang secara bergotong
pisang secara gotong royong karena menghemat waktu
royong dapat dan tenaga
menghemat tenaga
Pembuatan Saya tertarik membuat fermentasi 19
fermentasi batang batang pisang karena dapat
pisang dapat mengurangi biaya pakan dan dapat
menguntungkan menambah penghasilan

Konatif (Perilaku) Bertindak Membuat fermentasi Saya mau dan bersedia membuat
batang pisang untuk fermentasi batang pisang tanpa 20
kepentingan pribadi adanya unsur paksaan
Membuat fermentasi Saya mau membuat fermentasi 21
batang pisang secara batang pisang bersama kelompok
berkelompok karena menghasilkan hasil yang
lebih banyak
Membuat fermentasi Saya mau membuat fermentasi 22
batang pisang untuk batang pisang karena tersedia
usaha peluang usaha di bidang pakan
ternak

55
Bereaksi Membuat fermentasi Saya mau membuat fermentasi 23
batang pisang sesuai batang pisang sesuai dengan
dengan formulasi yang suluhkan/anjurkan
instruksi/anjuran
Menyimpan Dalam pembuatan fermentasi 24
fermentasi batang batang pisang saya akan melakukan
pisang sesuai dengan penyimpanan sesuai dengan teknik
teknik yang penyimpanan yang telah disuluhkan
dinstruksikan/anjurka
n
Berinovasi Mengemas hasil Saya akan melakukan pengemasan 25
fermentasi batang hasil dari fermentasi batang pisang
pisang
Memanfaatkan Saya akan membuat fermentasi 26
peluang yang ada batang pisang untuk memanfaatkan
peluang yang ada terkait
pemenuhan pakan untuk sapi
potong

56
Lampiran 12. Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Valid 26 100.0
a
Cases Excluded 0 .0

Total 26 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.984 26

57
Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

VAR00001 96.6154 280.966 .894 .983


VAR00002 96.6154 280.966 .894 .983
VAR00003 96.6538 282.075 .886 .983
VAR00004 96.6538 282.075 .886 .983
VAR00005 96.5769 282.334 .866 .983
VAR00006 96.5385 279.618 .885 .983
VAR00007 96.6538 281.675 .844 .984

58
VAR00008 96.6538 281.675 .844 .984
VAR00009 96.6538 281.675 .844 .984
VAR00010 96.5769 282.894 .790 .984
VAR00011 96.5769 282.894 .790 .984
VAR00012 96.5769 282.894 .790 .984
VAR00013 96.5769 282.894 .790 .984
VAR00014 96.5769 282.894 .790 .984
VAR00015 96.5000 282.340 .811 .984
VAR00016 96.5769 282.094 .820 .984
VAR00017 96.5769 282.094 .820 .984
VAR00018 98.3846 305.606 -.022 .986
VAR00019 96.6154 280.966 .894 .983
VAR00020 96.6154 280.966 .894 .983
VAR00021 96.6154 280.966 .894 .983
VAR00022 96.6154 280.966 .894 .983
VAR00023 96.6154 280.966 .894 .983
VAR00024 96.6154 280.966 .894 .983
VAR00025 96.6154 280.966 .894 .983
VAR00026 96.6154 280.966 .894 .983

Pada Tabel di atas, lihat nilai Scale Corrected Item-Total Correlation, nilai tersebut adalah nilai Validitas Butir. Sedangkan nilai Croncbach’s Alpha if

Item Deleted adalah nilai Reliabilitas Butir. Untuk menilai apakah nilai-nilai di atas (Validitas Butir dan Reliabilitas Butir) valid dan reliabel, bandingkan

dengan R Tabel Pada DF=N-2 dan Probabilitas 0,05. Nilai DF dalam contoh ini: jumlah sampel (20)-2=18. R Tabel pada DF 18 Probabilitas 0,05

adalah 0,4683. Contoh untuk item soal nomor 1, nilai Corrected Item-Total Correlation = 0,072 < R tabel 0,4683, maka item soal no 1 tersebut tidak

valid. Apabila tidak valid anda harus menggantinya dan uji coba ulang, serta anda tidak perlu melihat nilai Reliabilitas.

59
Lampiran 13. Kuesioner

KUESIONER EVALUASI

SIKAP PETANI DALAM PENERAPAN PAKAN FERMENTASI BATANG PISANG

A. Identitas Responden
Nama Responden : ................................................................................

Umur : .....................tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*)

Pendidikan Terakhir : SD/SLTP/SLTA/PT*)

Lama Beternak : ......................tahun

Kepemilikan Sapi : ......................ekor

Alamat : ..............................................................................

................................................................................

B. Petunjuk Pengisian :
*) coret yang tidak perlu
**) beri tanda centang (√) pada salah satu kriteria yang sesuai dengan
pendapat saudara
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Kriteria **)


SS S R TS STS
Positif 5 4 3 2 1
A Kognitif (Keyakinan)
1 Fermentasi batang pisang adalah suatu cara
pengawetan batang pisang yang dapat
digunakan untuk pakan ternak
2 Pembuatan fermentasi batang pisang tidak
diperbolehkan terkena udara atau harus
disimpan di ruang tertutup
3 Alat yang digunakan dalam pembuatan

60
fermentasi batang pisang adalah ember,
parang, terpal dan kantong plastik
4 Bahan-bahan yang diperlukan dalam
pembuatan fermentasi batang pisang adalah
batang pisang, dedak padi, garam, gula pasir,
EM4 dan air
5 Pembuatan fermentasi batang pisang diawali
dengan pencacahan batang pisang, pelarutan
gula pasir dengan air dan EM4, menaburkan
dedak padi di atas batang pisang, menaburkan
garam di atasnya hingga rata dan terakhir
mencampur larutan (gula, air dan EM4) di atas
batang pisang
6 Fermentasi batang pisang yang telah dibuat
harus disimpan di dalam wadah/ruang yang
tertutup atau tidak terkena udara
7 Hasil fermentasi batang pisang yang baik
menunjukkan bau harum dan berwana kuning
kecoklatan
8 Pembuatan fermentasi batang pisang
menggunakan bahan utama yaitu batang pisang
dengan dedak padi dengan perbandingan 5 : 1.
Serta bahan penunjang gula pasir dan garam 5
sdm/10 kg batang, air 1 liter dan EM4 sebanyak
4 tutup botol
9 Pembuatan fermentasi batang pisang dapat
meningkatkan kandungan nutrisi serta
mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pakan
ternak
10 Pemanfaatan batang pisang sebagai pakan
ternak perlu dilakukan untuk mengurangi biaya
produksi
11 Pembuatan fermentasi batang pisang sangat
perlu dilakukan, karena dengan proses
fermentasi ini akan meningkatkan kandungan
nutrisi atau gizi yang ada di dalam batang
pisang
B Afektif (Perasaan)
12 Saya tertarik untuk membuat fermentasi batang
pisang karena bahannya mudah didapatkan
13 Saya senang membuat fermentasi dari batang
pisang karena biaya yang dibutuhkan murah
14 Saya senang membuat fermentasi batang
pisang karena sangat mudah untuk dilakukan
15 Saya senang membuat fermentasi batang
pisang karena batang pisang selalu tersedia
16 Saya tertarik membuat fermentasi batang pisang
secara berkelompok karena dapat membuat

61
dengan jumlah yang banyak
17 Saya senang dengan penyuluhan yang telah
dilakukan karena mendapat inovasi baru dalam
pemanfaatan batang pisang melalui proses
fermentasi
18 Saya tertarik membuat fermentasi batang pisang
karena dapat mengurangi biaya pakan dan
dapat menambah penghasilan
C Konatif (Perilaku)
19 Saya mau dan bersedia membuat fermentasi
batang pisang tanpa adanya unsur paksaan
20 Saya mau membuat fermentasi batang pisang
bersama kelompok karena menghasilkan hasil
yang lebih banyak
21 Saya mau membuat fermentasi batang pisang
karena tersedia peluang usaha di bidang pakan
ternak
22 Saya mau membuat fermentasi batang pisang
sesuai dengan formulasi yang
suluhkan/anjurkan
23 Dalam pembuatan fermentasi batang pisang
saya akan melakukan penyimpanan sesuai
dengan teknik penyimpanan yang telah
disuluhkan
24 Saya akan melakukan pengemasan hasil dari
fermentasi batang pisang
25 Saya akan membuat fermentasi batang pisang
untuk memanfaatkan peluang yang ada terkait
pemenuhan pakan untuk sapi potong

62
Lampiran 14. Hasil Pretest

Jawaban Soal Kognitif Pretest


No Nama Analisis Keputusan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Naruwi 4 3 3 4 4 5 4 3 3 3 3 39 M
2 Saniman 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 35 M
3 Subandi 4 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 31 M
4 Whasiatul Mustofa 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 30 M
5 Karjo Utomo 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 40 M
6 Umar K 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 39 M
7 Antono 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 39 M
8 Jayadi 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 36 M
9 Darmadi 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 41 M
10 Holiq 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 M
11 Taji Totok 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 28 M
12 Carito 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 1 31 M
13 Cawito 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 35 M
14 Siyono 2 3 1 1 1 2 1 2 2 1 3 19 TM
15 Tantama 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 M
16 Dakelan 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 34 M
17 Atul 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 37 M
18 Wariyo 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 M
19 Sukri 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 M
20 Subandianto 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 33 M
21 Sutomo 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 36 M
22 Sudup 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 M
23 Cariyanto 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 M
24 Supyan 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 M
25 Harto 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 37 M
26 Siswo 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 36 M
27 Amir 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 34 M
28 Suwarno 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 33 M

63
Jawaban Soal Afektif (Pretest)
No Nama Analisis Data Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7
1 Naruwi 3 4 2 2 4 4 3 22 M
2 Saniman 3 4 3 3 4 4 3 24 M
3 Subandi 4 3 3 3 3 3 3 22 M
4 Whasiatul Mustofa 3 3 3 3 3 3 3 21 M
5 Karjo Utomo 4 4 3 4 3 4 4 26 M
6 Umar K 4 4 3 3 3 4 4 25 M
7 Antono 4 4 4 4 4 4 4 28 M
8 Jayadi 4 4 4 4 4 4 4 28 M
9 Darmadi 4 4 4 4 4 4 3 27 M
10 Holiq 4 2 3 3 4 4 4 24 M
11 Taji Totok 2 3 3 1 2 1 1 13 TM
12 Carito 4 4 3 3 4 3 3 24 M
13 Cawito 3 3 3 3 3 3 18 M
14 Siyono 1 3 2 2 2 1 2 13 TM
15 Tantama 4 3 3 3 4 3 5 25 M
16 Dakelan 4 3 3 3 4 4 3 24 M
17 Atul 4 4 3 3 4 3 4 25 M
18 Wariyo 4 3 3 3 4 3 4 24 M
19 Sukri 4 3 3 3 4 3 3 23 M
20 Subandianto 3 3 3 4 2 1 3 19 M
21 Sutomo 4 3 3 3 4 4 4 25 M
22 Sudup 4 3 3 3 4 4 4 25 M
23 Cariyanto 4 3 3 3 4 4 4 25 M
24 Supyan 4 3 3 3 4 4 4 25 M
25 Harto 4 4 4 4 4 4 4 28 M
26 Siswo 4 3 3 3 4 4 4 25 M
27 Amir 4 3 3 3 4 4 5 26 M
28 Suwarno 4 3 3 4 3 4 3 24 M

64
Jawaban Soal Konatif (Pretest)
No Nama Analisis Data Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7
1 Naruwi 4 4 3 4 3 2 2 22 M
2 Saniman 3 4 3 3 4 3 3 23 M
3 Subandi 3 3 3 3 3 3 3 21 M
4 Whasiatul Mustofa 3 3 3 3 3 2 2 19 M
5 Karjo Utomo 4 3 3 3 4 3 4 24 M
6 Umar K 3 3 3 3 3 4 4 23 M
7 Antono 4 4 4 4 4 4 4 28 M
8 Jayadi 4 4 4 3 3 3 3 24 M
9 Darmadi 4 4 4 4 3 3 3 25 M
10 Holiq 2 3 2 3 3 2 2 17 M
11 Taji Totok 1 2 2 2 1 2 1 11 TM
12 Carito 3 4 3 3 4 3 3 23 M
13 Cawito 3 3 3 3 3 3 3 21 M
14 Siyono 2 2 1 2 3 1 2 13 TM
15 Tantama 4 3 3 3 3 3 3 22 M
16 Dakelan 4 4 4 4 4 4 4 28 M
17 Atul 3 3 3 4 4 3 3 23 M
18 Wariyo 4 3 3 4 4 3 3 24 M
19 Sukri 3 3 3 4 4 3 3 23 M
20 Subandianto 4 2 3 3 3 3 3 21 M
21 Sutomo 4 4 3 4 4 3 3 25 M
22 Sudup 4 4 3 4 3 3 3 24 M
23 Cariyanto 4 3 3 4 3 3 3 23 M
24 Supyan 3 3 3 4 4 4 4 25 M
25 Harto 4 4 3 4 3 3 3 24 M
26 Siswo 4 4 4 4 3 3 3 25 M
27 Amir 4 4 4 4 3 3 3 25 M
28 Suwarno 4 4 3 4 4 3 3 25 M

65
Lampiran 15. Hasil Post Test

Jawaban Soal Kognitif Pretest


No Nama Analisis Keputusan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Naruwi 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 48 M
2 Saniman 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 46 M
3 Subandi 5 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 42 M
4 Whasiatul Mustofa 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 41 M
5 Karjo Utomo 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 51 M
6 Umar K 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 50 M
7 Antono 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 50 M
8 Jayadi 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 47 M
9 Darmadi 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 52 M
10 Holiq 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 M
11 Taji Totok 4 3 4 5 3 4 5 5 5 5 4 47 M
12 Carito 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 2 42 M
13 Cawito 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 46 M
14 Siyono 3 4 2 2 2 3 2 3 3 2 4 30 M
15 Tantama 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 M
16 Dakelan 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 50 M
17 Atul 5 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 45 M
18 Wariyo 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 48 M
19 Sukri 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 50 M
20 Subandianto 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 45 M
21 Sutomo 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 51 M
22 Sudup 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 50 M
23 Cariyanto 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 50 M
24 Supyan 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 50 M
25 Harto 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 54 M
26 Siswo 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 47 M
27 Amir 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 53 M
28 Suwarno 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 50 M

66
Jawaban Soal Afektif (Pretest)
No Nama Analisis Data Keputusan
1 2 3 4 5 6 7
1 Naruwi 4 5 4 4 5 5 4 31 M
2 Saniman 4 5 4 4 5 5 4 31 M
3 Subandi 5 4 4 4 4 4 4 29 M
4 Whasiatul Mustofa 4 4 4 4 4 4 4 28 M
5 Karjo Utomo 5 5 4 5 4 5 5 33 M
6 Umar K 5 5 4 4 4 5 5 32 M
7 Antono 5 5 5 5 5 5 5 35 M
8 Jayadi 5 5 5 5 5 5 5 35 M
9 Darmadi 5 5 5 5 5 5 4 34 M
10 Holiq 5 3 4 4 5 5 5 31 M
11 Taji Totok 3 4 4 2 3 2 2 20 M
12 Carito 5 5 4 4 5 4 5 32 M
13 Cawito 4 4 4 4 4 4 4 28 M
14 Siyono 2 4 3 3 3 2 3 20 M
15 Tantama 4 4 4 4 5 5 5 31 M
16 Dakelan 4 4 5 4 4 5 5 31 M
17 Atul 4 4 5 5 5 5 5 33 M
18 Wariyo 5 5 5 5 4 5 5 34 M
19 Sukri 5 5 5 5 4 5 4 33 M
20 Subandianto 4 4 4 5 3 5 3 28 M
21 Sutomo 4 5 5 5 5 4 5 33 M
22 Sudup 4 4 4 4 5 5 5 31 M
23 Cariyanto 5 5 5 5 4 5 5 34 M
24 Supyan 5 5 5 5 4 5 5 34 M
25 Harto 4 5 4 5 4 5 5 32 M
26 Siswo 5 5 5 5 4 5 4 33 M
27 Amir 5 5 4 5 4 4 5 32 M
28 Suwarno 5 5 5 5 4 4 5 33 M

67
Jawaban Soal Konatif (Pretest)
No Nama Analisis Data Kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7
1 Naruwi 5 5 4 5 4 4 4 31 M
2 Saniman 4 5 4 4 5 4 4 30 M
3 Subandi 4 4 4 4 4 4 4 28 M
4 Whasiatul Mustofa 4 4 4 4 4 3 3 26 M
5 Karjo Utomo 5 4 4 4 5 4 5 31 M
6 Umar K 4 4 4 4 4 5 5 30 M
7 Antono 5 5 5 5 5 5 5 35 M
8 Jayadi 5 5 5 4 4 4 4 31 M
9 Darmadi 5 5 5 5 4 4 4 32 M
10 Holiq 3 4 3 4 4 3 4 25 M
11 Taji Totok 2 3 3 3 2 3 2 18 M
12 Carito 4 5 4 4 5 4 4 30 M
13 Cawito 4 4 4 4 4 4 4 28 M
14 Siyono 3 3 2 3 4 2 3 20 M
15 Tantama 4 5 4 4 4 4 4 29 M
16 Dakelan 4 5 4 5 5 5 5 33 M
17 Atul 4 4 4 5 5 4 4 30 M
18 Wariyo 5 4 4 5 5 4 4 31 M
19 Sukri 5 4 4 5 5 4 4 31 M
20 Subandianto 5 3 4 4 4 4 4 28 M
21 Sutomo 5 4 4 5 5 5 4 32 M
22 Sudup 5 5 3 5 5 4 4 31 M
23 Cariyanto 5 4 4 5 4 4 4 30 M
24 Supyan 5 4 4 5 4 4 4 30 M
25 Harto 5 5 4 5 4 4 5 32 M
26 Siswo 5 4 4 5 4 4 4 30 M
27 Amir 5 5 5 5 5 4 4 33 M
28 Suwarno 5 5 4 5 5 4 4 32 M

68

Anda mungkin juga menyukai