Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecamatan Dampit adalah salah satu dari 33 Kecamatan di Kabupaten
Malang. Kecamatan Dampit secara geografis terletak di sebelah Tenggara 36
Km dari kota Malang, dengan batas-batas wilayah Letak    112°42’71”-
112°48’49” BT dan 8°09’68” – 8°18’06” LS. Luas Wilayah  Kecamatan
Dampit  135,300 km² (4,55% luas Kabupaten Malang. Secara umum struktur
tanah di wilayah Kecamatan Dampit merupakan jenis tanah pedsolik dengan
topografi sebagaian merupakan daratan dan pegunungan dengan ketinggian
300 – 460 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan kurang dari 40%.
Curah hujan rata-rata 1.419 mm setiap tahun. Bidang usaha yang banyak
digeluti oleh masyarakat yaitu pertanian dan peternakan dengan jumlah
ternak ±8.027 ekor dengan jumlah betina ±2.250 ekor. Pengembangan ternak
di Kecamatan ini dengan menggunakan teknik perkawinan IB (Inseminasi
Buatan).
Inseminasi buatan (IB) merupakan salah satu upaya untuk
mengefisienkan penggunaan semen dan penggunaan pejantan dalam
pelaksanaan perkawinan ternak, selain itu IB juga dapat memperbaiki mutu
genetik ternak dan meningkatkan populasi ternak, hal ini perlu diikuti dengan
adanya recording yang jelas agar tidak terjadi inbreeding. Program inseminasi
buatan sendiri mencakup beberapa tahapan diantaranya pemeliharaan
pejantan, koleksi semen, evaluasi semen, pengenceran, pembekuan dan
pendistribusian semen beku. Tingkat keberhasilan IB sendiri belum tercapai
secara optimal.
Keberhasilan kebuntingan ternak melalui program inseminasi buatan
ditentukan beberapa faktor yaitu ternak pejantan, ternak betina, peternak dan
pelaksana inseminasi buatan. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh pada
tingkat keberhasilan kebuntingan setelah diinseminasi. Evaluasi semen beku
sebelum dan sesudah produksi merupakan rangkaian kegiatan penting dalam
menentukan keberhasilan IB. Pemeriksaan dan evaluasi semen beku secara

1
prosedural sudah dilakukan, pemeriksaan tersebut dilakukan sesuai dengan
Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku, hasil pemeriksaan
tersebut digunakan untuk standar penggunaan pada inseminasi buatan di
lapangan. Meskipun demikian evaluasi kualitas semen beku di lapangan
belum dilakukan dengan baik. Pada sisi lain masih banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas semen beku itu sendiri antara lain makanan, suhu dan
musim, frekuensi ejakulasi, libido dan faktor-faktor fisik, penyakit,
pengangkutan, umur, herediter, dan gerak badan. Faktor-faktor tersebut
menjadi penting dan oleh sebab itu kegiatan evaluasi semen beku hendaknya
dapat dilakukan secara baik dan terencana.
Penurunan kualitas semen beku akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan inseminasi buatan, faktor penanganan yang baik (handling
straw), yang merupakan faktor terpenting harus diperhatikan agar kualitas
semen tetap terjaga dan masih layak untuk IB. Proses handling straw yang
sangat perlu diperhatikan adalah saat straw di thawing sebelum
diinseminasikan, karena durasi thawing ini sangat berpengaruh terhadap
motilitas semen yang dihasilkan. Selain handling straw, faktor lain yang
dapat menyebabkan penurunan kualitas semen beku adalah jarak
pengangkutan, peralatan dan bahan-bahan, seperti container dan nitrogen cair
yang kurang tersedia dengan baik di lapangan. Motilitas merupakan variabel
paling utama dalam penentuan kualitas semen.
Motilitas yang dikatakan baik adalah sperma yang bergerak secara
progresif. Selain itu motilitas sperma saling terkait dengan persentase mati
sperma, dimana sperma yang dikatakan baik adalah sperma yang memiliki
persentase hidup lebih tinggi, namun pemeriksaan persentase mati sperma ini
belum banyak dilakukan dibandingkan pemeriksaan motilitas. Kedua
indikator ini dapat digunakan untuk menilai kualitas semen beku tersebut
baik atau tidak, umumnya penilaian kedua indikator ini hanya secara
subyektif. Terlebih penilaian kualitas tentang keduanya di luar balai IB belum
dilakukan dengan baik. Di lain pihak kedua parameter ini sangat
mempengaruhi kualitas sperma atau semen beku untuk menunjang
keberhasilan IB yang dilakukan. Penelitian terhadap motilitas dan persentase

2
mati sperma sebagai salah satu faktor penentu kualitas semen beku ini,
diharapkan bisa memberikan informasi tentang kualitas semen beku sapi
Simental yang diproduksi oleh berbagai BIB pada setiap jalur distribusinya.
Dengan populasi yang cukup besar, peternak di Kecamatan Dampit lebih
memilih kawin IB dibandingkan kawin alam.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui SOP dalam melakukan IB.
2. Mengetahui karakteristik peternak dan kriteria akseptor yang layak untuk
di IB.

1.3 Manfaat
1. Peserta dapat mengetahui SOP dalam melakukan IB dengan benar..
2. Peserta dapat mengetahui karakteristik peternak dan kriteria akseptor yang
layak IB didaerah pemahiran.

3
BAB II
PROFIL WILAYAH PELATIHAN

2.1 Nama KUD/DINAS/ULIB


UPTD Puskeswan Turen berlokasi di Desa Talok, kecamatan Turen.
Letaknya berdekatan dengan Stadion Kahuripan. Puskeswan Turen meliputi
daerah kerja Kecamatan Dampit, Kecamatan Bululawang, Kecamatan Wajak,
Kecamatan Gondanglegi, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Tajinan,
Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari, kecamatan Tumpang, Kecamatan
Pakis, Kecamatan Pocokusumo, Kecamatan Jabung. Kecamatan Gedangan,
Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Ampelgading, dan Kecamatan
Sumbermajing Wetan.

2.2 Kecamatan
Kecamatan Turen merupakan kecamatan yang masuk dalam wilayah
Kabupaten Malang. Kecamatan ini terdiri dari 2 Kelurahan, 15 Desa, 36
Dusun, 168 RW, dan 706 RT. Ibukota Turen beralamat Alamat Jl. Tlogosari
457 Turen Telp. 0341-898606. Letak 112°39’85″ – 112°44’77″ BT dan
8°07’73″ – 8°13’53″ LS. Batas WilayahUtara: Kecamatan Wajak &
Bululawang. Timur: Kecamatan Ampelgading. Selatan: Kecamatan Dampit
& Sumbermanjingwetan. Barat: Kecamatan Gondanglegi. Luas Wilayah
63,90 km² (2,15% luas Kabupaten Malang).

2.3 Desa
Talok adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Turen, Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur. Luas Wilayah: 293,575 ha. Jumlah Dusun:
Dusun Talok, Dusun Sidodadi, dan Dusun Kepoh.Batas Wilayah: Utara:
Bengawan Solo. Selatan: Sumengko. Barat: Mlaten. Timur: Brenggolo.

4
2.4 JUMLAH PETUGAS

Jumlah petugas yang ada di UPTD Puskeswan Turen yaitu 2 Dokter Hewan,
2 Paramedik Veteriner dan 4 insmeinator daerah dampit dan turen.

5
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi kegiatan Pemahiran IB akan dilaksanakan di Kecamatan
Dampit Kabupaten Malang. Waktu pelaksanaan dilakukan pada tanggal 31
Oktober 2018 s/d 10 November 2018.

3.2 Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2018 s/d 10
November 2018.

3.3 Hasil Kegiatan


Pelaksanaan pelatihan pemahiran IB di Kecamatan Dampit kurang
maksimal karena dari target 70 ekor akseptor hanya memenuhi 50 ekor saja
dengan waktu pelaksanaan yang telah ditentukan. Rata-rata dalam
melakukan palpasi rektal dengan memasukkan gun dan straw hanya pada
cincin 3 servik uterus. Hal ini dikarenakan kondisi ternak yang berbeda-
beda baik segi BCS, waktu birahi dan jenis kandang yang membuat petugas
kesulitan. Selain itu, SOP sebelum melakukan IB juga cukup lengkap
diantaranya menggunakan glove, APD, dan sebagainya. Rata-rata kategori
sapi yang IB masuk kategori akseptor IB yang layak di IB. Karakteristik
peternak kebanyakan ingin sapi yang super tanpa melihat terlebih dahulu
calon indukannya, misalkan sapi A dengan BCS < 2 dipaksakan di kawin
suntik (IB) dengan bibit Limousin atau Simental. Hal ini dapat memberikan
dampak yang buruk bagi calon indukan dan calon pedetnya nanti.

3.4 Hambatan dan Tantangan


A. Hambatan
Hambatan yang dihadapi yaitu jarak akseptor yang cukup jauh untuk
dijangkau. Selain itu, kurangnya sarana dan prasarana atau fasilitas seperti
jalan yang dapat memudahkan akses jalan menuju akseptor yang akan di IB.

6
Kurangnya pengetahuan peternak tentang tanda-tanda birahi dimana
peternak baru melapor ke petugas IB hanya pada akhir birahi saja.
B. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dimana peternak ingin memiliki pedet sapi
yang bagus seperti limousine dan simental dengan mengandalkan dengan
kawin suntik (IB). Selain itu, adanya target kelahiran dari besar jumlah
target kawin suntik (IB) membuat peternak dan inseminator semangat dalam
melakukan kawin IB karena bibit yang diberikan oleh pemerintah Gratis
tanpa di bayar sepeser pun. Hal itu juga dilakukan karena mendukung
terwujudnya program peremrintah dimana harus swasembada daging dengan
program UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting).

3.5 Saran dan Solusi


A. Saran
Dalam menjalankan program IB hendaknya memperhatikan jumlah
populasi, sarana dan prasarana, dan pengetahuan peternak tentang tanda-
tanda birahi agar program IB ini dapat berhasil.
B. Solusi
Memberikan penyuluhan kepada peternak tentang tanda-tanda birahi
yang tepat untuk di kawin suntik (IB). Membangun sarana dan prasarana
yang memadai agar akses jalan menuju akseptor lebih mudah. Selain itu,
target IB suatu wilayah harus sesuai dengan populasi betina produktif yang
ada di wilayah tersebut.

7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Hasil kegiatan pemahiran IB dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Peserta dapat mengetahui SOP dalam melakukan IB dengan benar setelah
mengikuti kegiatan pelatihan pemahiran IB di lapangan.
2. Peserta dapat mengetahui karakteristik peternak dan kriteria akseptor yang
layak untuk di IB.

4.2. Saran
Adapun saran dari kegiatan pelatihan pemahiran IB:
1. Dalam menjalankan program IB hendaknya memperhatikan jumlah populasi,
sarana dan prasarana.
2. Peningkatan pengetahuan peternak tentang tanda-tanda birahi yang baik agar
program IB dapat berhasil.

8
BAB V
REFERENSI

BAGI. TT. UPTD Puskeswan Dinas Peternakan dan Keswan. http://bag-


hukum.malangkab.go.id/downloads/12%20UPTD%20puskeswan%20pd
%20dinas%20peternakan%20dan%20keswan.pdf. Diakses 1 November
2018.

BPS. 2017. Kecamatan Dampit Dalam Angka 2018. https://malangkabbps


.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=Y2ExY2U4NGIzYTAwMTM2YTZmZDU4NjNm&xzmn=aHR
0cHM6Ly9tYWxhbmdrYWIuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzI
wMTgvMDkvMjYvY2ExY2U4NGIzYTAwMTM2YTZmZDU4NjNmL2t
lY2FtYXRhbi1kYW1waXQtZGFsYW0tYW5na2EtMjAxOC5odG1s&tw
oadfnoarfeauf=MjAxOC0xMS0wMiAwODozOTowMQ%3D%3D.
Diakses 1 November 2018.

Dampit. 2017. Profil Kecamatan Dampit. http://dampit.malangkab.go .id/?page_


id=5. Diakses 1 November 2018.

Duniapus. 2016. Puskeswan Turen. http://duniapus.blogspot.com/2016/12/pus


keswan-turen.html. Diakses 1 November 2018.

Husain. 2017. Profil Desa Talok. https://www.academia.edu/15103758/profil_


desa_talok_kalitudu. Diakses 1 Novermber 2018.

NGALAM. 2017. Profil Kecamatan Turen. http://ngalam.id/read/4689/kecama


tan-turen/. Diakses 1 November 2018.

9
BAB VI
LAMPIRAN

FORM KEGIATAN HARIAN DAN PEMAHIRAN PELATIHAN


INSEMINASI BUATAN

10
DOKUMENTASI
Gambar 1. Pemahiran IB. Gambar2. Pemahiran IB.

Sumber: Rezki, 2018:1. Sumber: Rezki, 2018:1.

Gambar 3. Pemahiran IB. Gambar 4. Pemahiran IB.

Sumber: Rezki, 2018:1. Sumber: Rezki, 2018:1.

Gambar 5. Pemahiran IB. Gambar 6. Pemahiran IB.

Sumber: Rezki, 2018:1. Sumber: Rezki, 2018:1.

11
DOKUMENTASI
Gambar 7. Pemahiran IB. Gambar 8. Pemahiran IB.

Sumber: Rezki, 2018:1. Sumber: Rezki, 2018:1.

Gambar 9. Pemahiran IB. Gambar 10. Pemahiran IB.

Sumber: Rezki, 2018:1. Sumber: Rezki, 2018:1.

Gambar 11. Pemahiran IB. Gambar 12. Pemahiran IB.

Sumber: Rezki, 2018:1. Sumber: Rezki, 2018:1.

12
13

Anda mungkin juga menyukai