Anda di halaman 1dari 74

I.

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Penyuluhan pertanian merupakan suatu keniscayaan sekaligus merupakan

kewajiban Pemerintah untuk menyelenggarakannya. Pemberdayaan melalui

penyelenggaraan penyuluhan pertanian diperlukan untuk mengubah pola pikir,sikap

dan perilaku guna membangun kehidupan dan penghidupan petani yang lebih baik

secara berkelanjutan . Tidak bisa dipungkiri hingga saat ini penyuluh pertanian masih

menjadi tumpuan dan andalan petani sebagai sumber informasi pertanian. Begitu pun

dalam pengembangan padi organik.

Pembangunan pertanian ke depan diharapkan dapat memberikan kontribusi

yang lebih besar dalam rangka mengurangi kesenjangan dan memperluas

kesempatan kerja, serta mampu memanfaatkan peluang ekonomi yang terjadi sebagai

dampak dari globalisasi . Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia pertanian yang

berkualitas dan handal, dengan memiliki ciri adanya kemandirian, professionalitas,

berjiwa wirausaha, disiplin . Sehingga petani dan pelaku usaha pertanian lainnya

akan mampu membangun usaha tani yang berdaya guna dan berdaya saing. Salah

satu upaya untuk meningkatkan SDM pertanian, salah satunya adalah melalui

kegiatan penyuluhan pertanian.

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia,

dengan jumlah penduduknya 260.580.739 jiwa (sekitar 260 juta jiwa) atau sekitar

3,5% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia. Banyaknya jumlah penduduk di

Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, dalam hal ini

menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam menopang

1
perekonomian dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi ke

depan. Untuk membangun pertanian dibutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas

merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku utama, penggerak

pembangunan di daerah. Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus

membangun sumber daya manusianya, agar kemampuan dan kompetensi kerja

masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah yang langsung

melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat

dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan mengembangkan sistem

pendidikan non formal di luar sekolah secara efektif dan efisien di antaranya adalah

melalui Penyuluhan Pertanian.

Kegiatan pelatihan merupakan salah satu bentuk bimbingan dan bantuan

pemerintah dalam mewujudkan petani agar mempunyai keterampilan dan

mengusahakan untuk meningkatkan penghasilan pertanian. Dengan komunikasi dua

arah ini, maka peran penyuluh pertanian akan dapat melakukan pendekatan secara

penuh keakraban sehingga proses penerapan materi penyuluhan kepada petani akan

beriangsung dengan baik. Sehingga pada akhirnya keberhasilan pelatihan dapat

diukur sejauh mana petani yang dibina tersebut telah berhasil dalam menyerap

informasi serta mampu mengoptimalkan materi yang diterima petani dari penyuluh

pertanian untuk digerakkan pada arah sumber daya teknologi dan input secara lebih

optimal. Penyuluhan pertanian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan serta merubah sikap dan perilaku petani beserta keluarganya dari

tradisional menjadi dinamis rasional. Agar tujuan tersebut dapat dicapai maka perlu

2
digiatkan pelatihan dan program penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian

untuk masyarakat petani.

Pertanian dan penyuluhan sedang menghadapi sejumlah persoalan yang serius

yang tidak mudah untuk dipecahkan khususnya di daerah kita sendiri yang memiliki

keadaan alamnya sangat berpotensial untuk lahan pertanian. Penyuluhan Pertanian

merupakan kegiatan penting dan strategis yang tidak dapat terpisahkan dari

pembangunan di sektor pertanian, penyuluh pertanian selaku ujung tombak

pembangunan pertanian di tingkat lapangan turut menentukan berkembangnya sistem

usaha tani yang dijalankan para petani/kelompok tani. Salah satu indikator

berperannya penyuluh pertanian adalah perkembangan kelompok tani yang

ditunjukkan melalui kemampuan baik dalam hal teknis maupun managemen

usahatani yang dijalankan.

Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang

biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau

setelah diolah secara minimal. Sayuran diklasifikasikan sebagai tanaman hortikultura,

namun panen sayuran pada umumnya relatif pendek (kurang dari satu tahun) dan

secara umum bukan merupakan tanaman musiman, artinya hampir semua jenis

sayuran dapat dijumpai sepanjang tahun, tidak mengenal musim. Karakteristik ini

sediit berbeda dengan jenis buah-buahan seperti mangga dan lainnya yang dijumpai

hanya pada musim-musim tertentu , yakni satu kali dalam stau tahun.

Jenis-jenis sayuran yang sering kita jumpai , baik dipasar – pasar tradisional,

maupun pasar modern meliputi, wortel, sawi, tomat, bayam, kangkung, daun bawang,

buncis, pakcoy, kentang, terung, seledri, dan jenis lainnya. Sebutan untuk beraneka

3
jenis sayuran disebut sebagai sayur- sayuran atau sayur – mayur. Sejumlah jenis

sayuran dapat dikonsumsi dengan mentah atau tanpa dimasak adapula sayuran yang

dimasak lalu dimakan adapun juga sayuran yang dikukus untuk dikonsumsi

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta, yang tentunya tidak

sedikit. Tingginya jumlah penduduk Indonesia tentu akan mempengaruhi dalam

sektor pangan. Indonesia adalah negara yang luas akan lahan dan daerah yang tropis

cocok untuk bercocok tanam berbagai macam sayuran. Salah satu contoh tanaman

sayuran di Indonesia yang sangat banyak adalah sawi. Sawi adalah salah satu jenis

tanaman sayuran yang mengandung manfaat sangat baik untuk menghilangkan rasa

gatal pada tenggorokan saat menderita batuk. Sawi mengandung berbagi vitamin

seperti vitamin A, vitamin B , dan vitamin C, sawi juga mengandung protein, lemak,

dan karbohidrat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah yang perlu dipecahkan oleh

situasi ini adalah:

1. Bagaimana profil desa dan kelompok tani Pelangi di Desa Karya Indah?
2. Bagaimana permasalahan Kelompok tani Pelangi di Desa Karya Indah?
3. Bagaimana media penyuluhan kelompok tani Desa Karya Indah?
4. Bagaimana perencanaan penyuluhan pertanian?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan penelitian atau penyuluhan ialah agar dapat mengetahui

dan mengatasi permasalahan di Desa Karya Indah Kecamatan Tapung Kabupaten

Kampar, secara spesifik tujuan penyuluhan ini adalah :

4
1. Untuk mengetahui bagaimana profil desa dan kelompok tani Desa Karya Indah.
2. Untuk mengetahui Permasalahan yang dihadapi kelompok tani Pelangi di Desa

Karya Indah.
3. Untuk mengetahui bagaimana media penyuluhan kelompok tani Desa Karya

Indah.
4. Untuk mengetahui Bagaimana perencanaan penyuluhan pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Pertanian

2.1.1 Falsafah Penyuluhan Pertanian

Pengertian penyuluhan dalam artian umum adalah ilmu sosial yang

mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat

terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana, 2005).

5
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta

keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan keterampilan dari

penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar

mengajar. Penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping

bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat

belajar mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani, sesuai

dengan kenyataan dan pemahaman mereka.

Sedangkan pengertian penyuluhan pertanian menurut rumusan UU No.

15/2006 dalam Mardikanto (2009) adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama

serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya

lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha,

pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian

fungsi lingkungan hidup.

Menurut Departemen Pertanian (2006), penyuluhan pertanian adalah suatu

pandangan hidup atau landasan pemikiran yang bersumber pada kebijakan moral

tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan dalam perilaku atau praktek

kehidupan sehari-hari. Penyuluhan pertanian harus berpijak kepada pengembangan

individu masyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu “Penyuluhan

Pertanian sebagai “upaya membantu masyarakat agar mereka dapat membantu

dirinya sendiri dan meningkatkan harkatnya sebagai manusia”.

Pengertian membantu masyarakat agar dapat membantu dirinya sendiri

tersebut terdapat beberapa pokok pikiran tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian.

6
Penyuluhan pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran / petani yang akan

dibantu dan bukan sasaran yang harus mengikuti keinginan penyuluh pertanian;

penyuluhan pertanian harus mengarah pada terciptanya kemandirian petani, tidak

menciptakan ketergantungan petani terhadap penyuluh; penyuluh pertanian harus

mengacu pada perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan sasaran, tidak

mengutamakan target-target fisik yang tidak banyak manfaatnya bagi perbaikan

kualitass hidup sasaran. Dari pandangan tersebut tergandung pengertian bahwa

penyuluhan pertanian harus bekerja dengan masyarakat dan bukan bekerja untuk

masyarakat. Penyuluhan pertanian tidak menciptakan ketergantungan tetapi harus

mampu mendorong terciptanya kreativitas dan kemandirian masyarakat agar semakin

memiliki kemampuan untuk berswadaya, swakarsa, swadana dan swakelola bagi

penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pertanian guna mencapai tujuan, harapan dan

keinginan sasaran. Penyuluhan pertanian yang dilaksanakan harus selalu mengacu

pada terwujudnya perbaikan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan pemningkatan

harkatnya sebagai manusia.

Penyuluhan adalah proses pendidikan yang bertujuan untuk mengubah

pengetahuan sikap dan keterampilan masyarakat tani. Sasaran penyuluhan pertanian

adalah segenap warga masyarakat ( pria, wanita, termasuk anak-anak ). Penyuluhan

pertanian juga mengajar masyarakat tentang apa yang diinginkannya dan bagaimana

cara mencpai keinginan tersebut. Metode yang diterapkan dalam penyuluhn pertanian

adalah belajar sambil bekerja dan mengajarkan pada petani untuk percaya pada apa

yang dilihatnya. Sedangkan pola komunikasi yang kembangkan adalah komunikasi

7
dua arah, saling menghormati dan saling mempercayai dalam bentuk kerjasama untuk

meninngkatkan kesejahteraan masyarakat ( Perdana, 2009 )

Sedangkan Menurut Salim (2005), bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya

memberdayakan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui

kegiatan pendidikan non formal dibidang pertanian agar mampu menolong dirinya

sendiri baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun politik, sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.

Menurut Mardikanto (2009), kegiatan penyuluhan pertanian diartikan dengan

berbagai pemahaman, yaitu seperti: penyebarluasan informasi, penerangan atau

penjelasan, pendidikan non formal (luar sekolah), perubahan perilaku, rekayasa

sosial, pemasaran inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (prilaku individu,

nilai-nilai, hubungan antar individu, kelembagaan), pemberdayaan masyarakat

(community empowerment), serta penguatan komunitas (community strengthening).

2.1.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian

Tujuan penyuluhan pertanian adalah pembangunan pertanian yang kompeten

sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik,

berusahatani lebih mengutungkan, hidup lebih sejahtera dan lingkungan lebih sehat.

Penyuluh pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan

petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta mendampingi petani

untuk: (1) membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan

melakukan perkiraan kedepan; (2) Membantu mereka menemukan masalah; (3)

membantu mereka memperoleh pengetahuan atau informasi guna memecahkan

8
masalah; (4) membantu mereka mengambil keputusan, dan (5) membantu mereka

menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya. Sehingga mampu

meningkatkan kinerja petani dan kelompoknya untuk meningkatkan hasil produksi

usahatani dan dapat mensejahterakan keluarganya.

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluh pertanian adalah

penyampaian informasi dan teknologi kepada penggunanya, informasi dan teknologi

pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung dan tidak langsung dengan

menggunakan media penyuluhan. Jenis-jenis media penyuluhan dapat berupa media

cetak, media audio, media audio visual dan media berupa objek fisik atau benda

nyata. (Widodo, 2006).

Berdasarkan UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan

pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan

yaitu:

1. Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian)

dan pelaku usaha.


2. Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber

informasi, teknologi dan sumberdaya lainnya agar mereka dapat

mengembangkan usahanya.
3. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial dan kewirausahaan

pelaku utama dan pelaku usaha.


4. Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan

organisasinya menjadi organisasi ekonomi yang memiliki daya saing tinggi,

produktif, menerapkan tata kelola berusaha yang baik serta berkelanjutan.

9
5. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang

dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola

usaha.
6. Menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian

fungsi lingkungan.
7. Melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian, perikanan dan

kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku utama secara berkelanjutan.

Menurut Suhardiyono (2010), bahwa penggolongan metode penyuluhan

pertanian terdiri dari :

1. Metode Perorangan yaitu metode penyuluhan yang ditujukan bagi petani

secara perorangan yang memperoleh perhatian khusus dari penyuluh

lapangan.
2. Metode Kelompok yaitu metode yang mengarahkan sasaran kegiatannya pada

petani secara berkelompok atau kelompok tani.


3. Metode Massa yaitu kegiatan penyuluhan yang mengarahkan sasaran

kegiatannya kepada masyarakat tani pada umumnya.

2.1.3 Prinsip-prinsip Penyuluhan Pertanian

Menurut Perdana (2009) menjelaskan bahwa prinsip penyuluhan pertanian

adalah bekerja bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk sasaran. Sasaran

penyuluh adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda dan dimulai dari apa

yang diketahui dan dimiliki oleh sasaran. Dalam melaksanakan pekerjaan harus

berkoordinasi dengan organisasi pembangunan lainnya. Selanjutnya, informasi yang

disampaikan harus dua arah dan masyarakat harus ikut dalam semua aspek kegiatan

pendidikan dan penyuluhan tersebut. Prinsip-prinsip penyuluhan lainnya, mengacu

10
pada minat dan kebutuhan masyarakat, organisasi masyarakat bawah, keragaman dan

perubahan budaya, kerjasama dan partisipatif masyarakat, demokrasi dalam

penerapan ilmu, belajar sambil bekerja, menggunakan metode yang sesuai,

pengembangan kepemimpinan, spesialisasi yang terlatih, memperhatikan keluarga

sebagai unit sosial dan dapat mewujudkan kepuasan.

Berdasarkan pedoman penyelenggaraan pertanian spesifk lokal (2001),

terdapat beberapa prinsip-prinsip dalam penyuluhan partisipatif antara lain yaitu:

menolong diri sendiri, partisipasi, kemitrasejajaran/egaliter, demokrasi, keterbukaan,

desentralisasi, kemandirian/keswadayaan, akuntabilitas, menemukan sendiri dan

spesifik lokasi, membangun pengetahuan dan adanya kerjasama dan koordinasi

terhadap pihak-pihal terkait.

Penyuluhan pertanian akan efektif apabila mengacu pada minat kebutuhan

masyarakat. Harus dikaji secara mendalam apa yang harus menjadi minat dan

kebutuhan yang dapat menyenangkan setiap individu maupun segenap masyarakat.

Penyuluh pertanian harus mengetahui kebutuhan apa saja yang dapat dipenuhi dengan

ketersediaan sumber daya yang ada. Dengan demikian akan dapat diprioritaskan

mkinta serta kebutuhan yang diutamakan ddalam kegiatan penyuluhan.

Layanan sistem penyuluhan didasarkan pemikiran bahwa individu petani

memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi dan dalam mengadopsinya untuk

meningkatkan manajemen usaha taninya serta memperbaiki kehidupan ekonominya

(Subedjo, 2008).

2.1.4 Peran Penyuluhan Pertanian

11
Peran penyuluh adalah mengembangkan kekondusifan lingkungan belajar

bagi sasaran penyuluhan untuk belajar secara mandiri dan memberikan konsultasi

bagi petani atau pengusaha agribisnis lain yang memerlukan. Penyuluh berkewajiban

menyadarkan sasaran penyuluhan tentang adanya kebutuhan yang nyata (real need

atau unfelt need) menjadi kebutuhan yang dirasakan (felt need). Penyuluh harus

mampu mengajak sasaran penyuluhan berpikir, berdiskusi, menyelesaikan

masalahnya, merencanakan dan bertindak bersama-sama sehingga terjadi pemecahan

masalah dari mereka, oleh mereka dan untuk mereka.

Mardikanto (2009) menyatakan bahwa peran penyuluhan menyangkut

tentang edukasi, diseminasi informasi/inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi,

pemantauan dan evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Edukasi, yaitu untuk memfasilitasi proses belajar yang dilakukan oleh para

penerima manfaat penyuluhan (benefit/ciaries) dan atau stakeholders

pembangunan yang lainnya. Seperti telah dikemukakan, meskipun edukasi

berarti pendidikan, tetapi proses pendidikan tidak boleh menggurui apalagi

memaksakan kehendak diri sendiri, melainkan harus benar-benar berlangsung

sebagai proses belajar bersama yang partisipatif dan dialogis.

2. Diseminasi informasi/inovasi, yaitu penyebarluasan informasi/inovasi dari

sumber informasi dan atau penggunanya. Tentang hal ini, seringkali kegiatan

penyuluhan hanya terpaku untuk lebih mengutamakan penyebaran

informasi/inovasi dari pihak luar, tetapi dalam proses pembangunan, informasi

dari “dalam” seringkali justru lebih penting, utamanya yang terkait dengan

12
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, pengambilan keputusan kebijakan dan

pemecahan masalah yang segera memerlukan penanganan.

3. Fasilitasi atau pendampingan, yang lebih bersifat melayani kebutuhan-

kebutuhan yang dirasakan oleh kliennya. Fungsi fasilitasi tidak harus selalu

dapat mengambil keputusan, memecahkan masalah dan memenuhi sendiri

kebutuhan-kebutuhan sasaran, tetapi seringkali justru hanya sebagai penengah

atau mediator.

4. Konsultasi, yang tidak jauh berbeda dengan fasilitasi, yaitu membantu

memecahkan masalah atau sekedar memberikan alternative-alternatif

pemecahan masalah. Dalam melaksanakan peran konsultasi, penting untuk

memberikan rujukan (masukan) kepada pihak lain yang “lebih mampu” dan

lebih kompeten untuk menanganinya. Melaksanakan fungsi konsultasi,

penyuluh tidak boleh hanya “menunggu” tetapi harus aktif mendatangi

sasaran, sehingga proses penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

5. Supervisi atau pembinaan. Dalam praktek, supervisi seringkali disalah artikan

sebagai kegiatan “pengawasan” atau “pemeriksaan”, tetapi sebenarnya adalah

lebih banyak pada upaya untuk bersama-sama klien melakukan penilaian (self

assesment), untuk kemudian memberikan saran alternatif perbaikan atau

pemecahan masalah yang dihadapi.

6. Pemantauan atau evaluasi, pemantauan dapat diartikan sebagai kegiatan

evaluasi yang dilakukan selama proses kegiatan sedang berlangsung. Karena

itu, pemantauan tidak jauh lebih berbeda dengan supervisi, bedanya adalah

kegiatan pemantauan lebih menonjol peran penilaian, sedang supervise lebih

13
menonjolkan peran “upaya perbaikan” sementara evaluasi, yaitu kegiatan

pengukuran dan penilaian yang dapat dilakukan pada sebelum (formatif),

selama (on-going/pemantauan) dan setelah kegiatan dilakukan

(sumatif/expost). Meskipun demikian, evaluasi seringkali hanya dilakukan

setelah kegiatan selesai untuk melihat hasil proses kegiatan (output) dan

dampak (income) kegiatan yang menyangkut kinerja (performance) baik

teknis maupun finansial.

2.1.5 Program dan Materi Penyuluhan Pertanian


Penyuluhan pertanian pada dasarnyasebagain aparat atau agen yang

membangun pertanian, pendidik/penasehat yang mengabdi untuk kepentingan para

petani, nelayan beserta keluarganya dengan memberikan motivasi, bimbingan dan

mendorong para petani/nelayan mengembangkan swadaya dan kemandiriannya dalam

berusaha tani yang lebih menguntungkan menuju kehidupan yang lebih bahagia dan

sejahtera, untuk itu seorang penyuluh pertanian dituntut untuk dapat mengembangkan

program dan materinya dlam melaksanakan penyuluhan agar kinerja penyuluh lebih

maksimal (Perdana, 2009).


Pelaksanaan penyuluh pertanian dilakukan harus sesuai dengan program

penyuluhan pertanian. Program penyuluhan pertanian dimaksudkan untuk

memberikan arahan, pedoman dan sebagai alat pencapaian tujuan penyelengaraan

penyuluh pertanian, program penyuluhan pertanian terdiri dari program penyuluh

pertanian desa, program penyuluh pertanian kecamatan, program penyuluh pertanian

kabupaten/kota, program penyuluh pertanian provinsi dan program penyuluh

pertanian nasional (Undang-undang No 16 Tahun 2006).

14
Secara umum pada pasal 22 ayat 1 dan 2 undang-undang No 16 tahun 2006

tentang SP3K menyatakan : ayat 1. Program penyuluhan pertanian disusun setiap

tahun memuat rencana penyuluhan pertanian yang mencakup pengorganisasian dan

pengelolaan sumberdaya untuk memfasilitasi kegiatan penyuluhan pertanian. Ayat 2.

Program penyuluhan pertanian sebagaimana dimaksud ayat 1 harus terukur, realistis,

demokrasi dan bertanggung jawab. Dalam pelaksaannya penyuluh pertanian

dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan mekanisme kerja dan

metode yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani pelaku usah pertanian.
Dalam melaksanakan profesi penyuluh pertanian, para penyuluh dapat

memberikan suatu materi yang dapat mendorong peningkatan produktifitas dan

efisiensi para petani, penciptaan teknologi dan pengembangan infrasruktur (fisik dan

kelembagaan), untuk itu perlu adanya partisipasi petani dan semua pihak untuk

meningkatkan produktifitas. Penyuluh lapangan sebagai ujung tombak pemberdayaan

memegang posisi kunci dalam menghimpun, menyaring, merangkum dan

menganalisis situasi sosial teknis petani setempat. Pada saat yang lembaga-lembaga

sektor merancang model dan kegiatan pemberdayaan dengan input dari seluruh

stakeholder. Fase ini juga memberikan kesempatan untk menggali lebih dalam

peluang pemanfaatan entry-point dalam memperlancar proses pem berdayaan

(Suradisastra, 2008).
Syahyuti (2006), mengemukakan partisipasi diperlukan untuk menjamin

keberlanjutan pembangunan, karena pembangunan keberkanjutan sangat tergantung

pada proses sosial, ekonomi dan lingkungan harus diintegrasikan dimana individu dan

lembaga saling berperan agar terjadi suatu perubahan, partisipasi telah diterima

sebagai alat yang esensial. Partisipasi juga dapat artikan sebagai keikutsertaan dalam

15
sesuatu yang ditawarkan, dalam hal ini tindakan petani untuk berpartisipasi yang

tidak lepas dari kemampuan diri serta perhitungan untung rugi dalam keadaan

sewajarnya, petani tidak akan melakukan hal-hal diluar kemampuannya atau yang

merugikan dirinya, kemampuan petani berkaitan dengan situasi lingkungan serta

keadaan yang melekat pada dirinya (Warsito dalam Syahyuti, 2006). Oleh karena itu

kemampuan dan kemauan petani mengadopsi teknologi budidaya anjuran merupakan

syarat mutlak tercapainya upaya pembangunan pertanian disuatu daerah.


Beberapa komponen pokok yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan

pembanguna pertanian adalah pemerintah, organisasi nonpemerintah, sektor swasta

dan petani. Pemerintah berperan sebagai perencana sekaligus pelaksana. Peran

organisassi non pemerintah (LSM) tidak kalah pentingnya dalam konteks

mikrospesifik lokasi. Peran swasta sangat strategis terutama dalam penyediaan

barang, jasa, modal dan pemasaran. Peran petani adalah sebagai pelaku utama dan

sekaligus sebagai penerima manfaat (Supandi, 2008).

2.1.6 Tantangan, Peluang, Masalah dan Kendala


Menurut Direktorat mutu dan standarisasi Dirjen pengolahan dan pemasaran

hasil pertanian, untuk mencapai tujuan akan dihadapkan pada tantangan, peluang,

masalah dan kendala dalam pelaksaan penyuluha pertanian (Perdana, 2009).

Tantangan dalam pelaksanaan penyuluh pertanian harus dijadikan motivasi dalam

peningkatan kemampuan penyuluh. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang

perlu dimiliki dan situasi kondisi yang kondusif yang perlu diciptakan bagi

kelancaran pelaksanaan dan keberhasilan pencapaian tujuan.


Kemampuan dan situasi kondisi tersebut berupa sumber daya ril yang tadinya

masih berupa sumberdaya potensial, serta situasi kondisi eksternal dan internal

16
organisasi berupa sumberdaya manusia, sumber daya alam dan sumber daya buatan

yang terdiri dari sumber daya alat, bahan, dana, teknologi, manajemen dan informasi

termasuk potensi pasar lokal, inter-insuler, regional dan internasional. Tantangan ini

harus dan diwujudkan secara konsepsional, berencana dan terarah dengan penuh

kecermatan, perhitungan dan kehati-hatian karena variabel yang berpengaruh

terhadapnya peka terhadap perubahan situasi kondisi, kebijaksanna pemerintah dan

ipoleksosbud yang terus bergerak secara dinamis.


Peluang merupakan faktor eksternal pendukung kemampuan internal berupa

sumberdaya riil dan potensial yang dimiliki unit kerja yang harus dimobilisasi dan

dimanfaatkan secara optimal untuk memecahkan masalah, menyesuaikan diri dengan

kendala dan mengatasi tantangan. Faktor eksternal pendukung berupa sumber daya

alam, potensi dan jaringan pemasaran dalam dan luar negeri, kebijaksanaan

pemerintahan, situasi dan perkembangan ipoleksosbud serta sumberdaya yang berada

dalam kewenangan pihak terkait yaitu pelaku usaha, koperasi, ososiasi, perbankan,

instansi pemerintah, lembaga ekonomi dan sosial, swasta dan BUMN.


Masalah adalah penyebab keadaan yang tidak memuaskan atau keadaan yang

memerlukan perbaikan, yang menimbulkan rangsangan untuk kita berpikir dan

berbuat untuk mengatasi atau menghilangkannya. Masalah ini harus dihadapi dan

dipecahkan untuk menjamin dan memperlancar tercapainya tujuan. Masalah ini akan

terus berputar tanpa henti, bahkan akan terus meningkat secara dinamis, baik jenis,

volume dan kompleksitasnya, sejalan dan berkorelasi positif dengan tingkat kemajuan

pencapaian tujuan. Setiap fase penyelesaian suatu kegiatan atau pencapaiantujuan

pada tngkatan tertentu akan menimbulkan keadaan baru dalam uoaya memutar roda

pembangunan yang akan bergulir sampai titik akhir. Masalah berada dalam batas

17
kewenangan dan kemampuan organisasi atau unit kerja untuk mengatasinya dengan

jalan mengarahkan dan memanfaatkan secara optimal dn terintegrasi segala sumber

daya yang dimiliki dan dapat dikuasai.


Kendala adalah hambatan konstrait yang terdiri dari situasi kondisi nyata yang

bersifat alami atau artifikal yanng tidak dapat dielakkan tetapi perlu untuk

dimanfaatkan dengan jalan menyesuaikan diri bagi kendala yang bersifat alami dan

dengan KIS (Koordinasi, Informasi, dan Sinkronisasi) bagi kendala yang bersifat

buatan dan pengaturan manusia. Kendala yang berada diluar batas kewenangan dan

unit kerja kita untuk mengatasinya sehingga mutlak perku bekerjassama ddengan

pihak yang memiliki kewenangan dan kemampuan yang berkaitan dengan kendala

yang kita hadapi, dalam suasana koordinasi yang baik dan kerjasama yang saling

menguntungkan.
2.1.7 Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian

Metode pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi

penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha beserta keluarganya baik secara

langsung maupun tidak langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat

mempermudah penerapan suatu inovasi. Dengan metode penyuluhan, penyampaian

materi penyuluhan dapat dilakukan secara sistematis, sehingga materi tersebut dapat

dimengerti dan diterima sasaran. Pemilihan metode penyuluhan harus berdasarkan

pada kemampuan seseorang karena kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu

berbeda-beda, demikian juga terhadap perkembangan mental mereka, keadaan

lingkungan dan kesempatannya berbeda-beda. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu

metode penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna (Totok, 2009).

18
Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan)

penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota

keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan

mampu menggunakan inovasi baru. Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah

agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa

metode yang tepat dan berhasil guna, agar kegiatan penyuluhan pertanian yang

dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan

perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdaya guna dan berhasil guna

(Erwin, 2011).

Komunikasi dan metode penyuluhan yang dipakai merupakan hal terpenting

dalam suatu kegiatan penyuluhan agar terciptanya kondisi yang diharapkan dari

kegiatan penyuluhan tersebut. Namun dalam proses penyuluhan ini dibutuhkan

keahlian dan keterampilan berkomunikasi bagi seorang penyuluh dalam

mensosialisasikan program-program yang ingin dijalankan. Penyuluh harus

mempunyai metode komunikasi penyuluhan yang efektif bagi kegiatan penyuluhan

itu sendiri serta tingkat pendidikan seorang penyuluh sangat mempengaruhi

efektivitas penyuluh (Anuar, 2012).

Pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian didasari tingkat

kemampuan penerimaan panca indera dan tahapan adopsi yang meliputi kesadaran,

minat, menilai, mecoba dan menerapkan. Dasar pertimbangan pemilihan metode dan

teknik penyuluhan pertanian meliputi keadaan sasaran, sumber daya penyuluhan,

keadaan wilayah dan kebijakan pembangunan pertanian. Ragam metode dan teknik

penyuluhan dapat didasari dari pendekatan jenis komunikasi, psikososial dan panca

19
indera. Teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada tiga yaitu teknik

komunikasi informasi adalah proses penyampaian pesan yang sifatnya “memberi

informasi” atau memberikan penjelasan kepada orang lain. Komunikasi ini dapat

dilakukan secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui papan pengumuman,

pertemuan-pertemuan kelompok juga media massa, kedua yaitu teknik komunikasi

persuasi, istilah “persuasi” atau dalam bahasa Inggris “persuation” berasal dari kata

latin persuasion, yang secara harfiah berarti hal membujuk atau meyakinkan, dan

yang ketiga adalah teknik komunikasi koersif (coersive) adalah proses penyampaian

pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara yang mengandung paksaan agar

melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu (Suprapto et al., 2004).

Metode berdasarkan pendekatan perorangan, penyuluh berhubungan secara

langsung maupun tidak langsung dengan sassarannya secara peorangan. Metode

perorangan (personal approach) menurut Kartasaputra (Setiana, 2005), sangat efektif

digunakan dalam penuluhan karena sasaran dapat secara langsung memecahkan

masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Adapun jika dilihat dilihat dari

segi jumlah sasaran yang ingin dicapai metode ini kurang efektif karena terbatasnya

jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu.

Metode pendekatan individu akan lebih tepat digunakan dalam mendekati

tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh ataupun pada golongan petani atau

peternak yang menjadi panutan masyarakat setrmpat. Metode pendekatan perorangan

pada hakikatnya adalah paling efektif dan intensif dibanding metode lainnya, namun

karena berbagai kelemahan didalamnya, maka penddekatan ini jarang diterapkan

pada program-program penyuluhan yang membutuhkanwaktu yang relatif cepat.

20
Termasuk dalam metode pendekatan perorangan (Personal approach), antara lain:

kunjungan rumah, kunjungan ke lokasi atau lahan usahat tani, surat menyurat,

hubuungan telepon, kontak informal, magang dan lain sebagainya.

Metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran

penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok (Grup approach)

menurut kartasaputra (Septiana, 2005) cukup efektif, dikarenakan petani atau

peternak dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk melakukan suatu kegiatan

yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Dalam pendekatan kelompok banyak

manfaat yang dapat diambil, disamping dari transfer teknologi informasi juga

terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok

yang bersangkutan. Metode ini lebih menguntungkan karena adanya umpan balik,

dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun

pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya. Termasuk metode

pendekatan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut: diskusi, demonstrasi cara,

demonstrasi hasil, karyawisata, kursus tani, temu karya, temu lapang, temu usaha,

mimbar sarasehan, perlombaan, dan lain sebagainya.

Metode pendekatan massal (Mass approach) dapat menjangkau sasaran

dalam jumlah yang cukup banyak. Dipandang dari segi penyampain informasi,

metode ini cukup baik namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan

keingintahuan semata. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan

cenderung mengalami proses selektif saat menggunakan media masa sehingga pesan

yang disampaikan mengalami distorsi. Termasuk dalam metode pendekatan massal

21
antara lain adalah rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, penyebaran

leaflet, folder atau poster, surat kabar, dan lain sebagainya.

Beragamnya metode penyuluhan bukan berarti kita harus memilih yang paling

baik dari sekian metode yang ada, tetapi bagaimana metode tersebut cocok atau

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan. Berikut ini beberapa

keuntungan dan kerugian dari ketiga metode tersebut (Setiana, 2005),Dapat dilihat

pada Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian Metode Penyuluhan.

Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian Metode Penyuluhan


No Metode Keuntungan Kerugian
1 Penyuluhan  Waktu lebih efisien  Komunikasi tersamar
Perorangan  Adanya persiapan  Sifatnyalebih formal
yang mantap  Pengaruhnya relatif
sukar
 Relatif lebih mudah di
ukur
mengorganisasikan
2 Penyuluhan kelompok  Relatif lebih efisien,  Masalah
pertanian pengorganisasian
berkelompok  Pendapatan aktivitas,
 Komunikator tidak pembentukan
tersamar kelompok bersama
 Kesulitan dalam
pengorganisasian
aktivitas diskusi
3 Penyuluhan massal  Tidak terlalu resmi,  Memakan waktu lebih
pertanian massal banyak
 Penuh kepercayaan  Biaya lebih besar
 Langsung dapat  Bersifat kurang
dirasakan efisien pengaruhnya

2.1.8. Alat Peraga Penyuluhan Pertanian

Menurut Sutoyo, (2001) Alat peraga adalah alat atau benda yang dapat

diamati, diraba atau dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk

22
memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh

penyuluh guna membantu proses belajar mengajar sasaran penyuluhan agar materi

penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran penyuluhan yang

bersangkutan. Macam alat peraga, benda yang digolongkan lagi seperti sampel,

model, specimen, barang cetakan (pamflet, leaflet, brosur, booklet, poster), gambar

yang diproyeksikan (transparansi sheet, slide film, film strip), lambang grafika, grafik

(line, bar, histogram), diagram, bagan/skema alat peraga dapat kita artikan sebagai

alat bantu mengajar yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa dan dicium untuk

memperlancar komunikasi.

Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya kita

menggunakan papan tulis dengan pertunjukan slide, menggunakan peta singkap

dengan contoh asli dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik

secara kombinasi maupun tunggal ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh sasaran.


2. Ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh

sasaran.

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan –

keuntungan sebagai berikut :

1. Dapat menghindarkan salah pengertian atau salah tafsir. Dengan contoh yang

telah disebutkan tadi, kita melihat bahwa salah tafsir atau salah pengertian

tentang bentuk hama wereng dapat diperbaiki.


2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.

Dengan memperlihatkan sprayer para petani akan lebih jelas dan mudah

23
menangkap bagaimana cara memakai sprayer itu, daripada hanya diterangkan

secara lisan saja.


3. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang

mengesankan.
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian. Pada penggunaan infokus, semua

perhatian akan tertuju pada layar saja. Apalagi kalau gambar serta serta isi

tayangan itu sangat menarik, maka perhatian sasaran akan lebih terpusat dan

tidak membosankan.
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk menerapkan apa yang dianjurkan.
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat golongan besar, yaitu :
1. Benda yang sesungguhnya, baik yang hidup maupun yang mati. Misalnya ikan

dalam akuarium, tanaman dalam pot, kumpulan serangga mati dalam suatu

tempat (insectarium), binatang mati yang diawetkan dan sebagainya.


2. Benda tiruan, yang ukurannya bisa lebih kecil dari benda sesungguhnya

(miniatur), sama besar (scale model) atau lebih besar. Misalnya maket (unit

bangunan miniatur), diorama (unit pemandangan miniatur), penampang

melintang suatu benda, patung dan sebagainya.


3. Gambar-gambar dan benda lain yang dibuat atau dipertunjujjan tanpa

pertolongan alat optik, seperti lukisan, gambar karikatur, ilustrasi (gambar

pengisi, karu kilat (flash card), leaflet, folder brosur, poster, papan flanerl dan

flanel graftnya, kain bentangan (spanduk) dan lain-lain.


4. Gambar-gambar yang dibuat atau dipertunjukkan dengan pertolongan alat

optik, misalnya foto, slide, film, televisi dan sebagainya.

Alat peraga yang efektif harus dapat memenuhi beberapa persyaratan adalah

sebagai berikut:

1. Sederhana, mudah dimengerti dan dikenal


2. Mengemukakan ide-ide baru.
3. Menarik.

24
4. Mengesankan ketelitian
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengeri sasaran.
6. Mengajak sasaran untuk memperlihatkan mengingatkan, mencoba dan

menerima ide-ide yang dikemukakan.

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang

diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama

kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Folder merupakan barang cetakan yang dibagi-

bagikan kepada sasaran penyuluhan. Poster merupakan barang cetakan dengan

ukuran relatif besar untuk ditempel di tembok, pohon atau direntangkan di pinggir

atau tengah jalan (Arip, 2009).

Alat bantu penyuluhan dapat membantu dalam proses penyuluhan karena

dengan adanya alat bantu akan memperlancar proses penyuluhan. Dalam penyuluhan

pertanian terdapat dua macam alat bantu penyuluhan yaitu alat bantu yang

berhubungan dengan tempat (kursi, tikar, penerangan dan lain-lain) serta alat bantu

yang berhubungan dengan penyajian pelajaran seperti visual, audio, audiovisual dan

lain-lain (Suradisastra, 2006).

2.1.9 Pertimbangan Memilih Alat Peraga


Pertimbangan sarana dan biaya didasarkan atas bagaimana ketersediaanya

sarana yang akan digunakan sebagai alat bantu dan alat peraga penyuluhan pertanian.

Sebagai contoh, disuatu daerah yang tidak ada listrik, tentunya sulit melakukan

penyuluhan dengan menggunakan OHP (Over Head Pprojector) atau menggunakan

LCD/Komputer dan pemutaran film kecuali jika disediakan generator listrik. Biaya

diperlukan untuk mendanai kegiatan, misalnya dari segi efisiensinya kursus tani lebih

mahal daripada pertemuan umum, namun lebih murah daripada melakukan

25
kunjungan rumah atau usaha tani. Jadi ketersediaan biaya akan sangat menentukan

alternatif kombinasi pemilihan metoda penyuluhan pertanian. Persiapan sarana

penyuluhan terutama alat peraga sangat membantu sasaran dalam menerima materi

yang diajarkan oleh penyuluh. Oleh sebab itu, alat peraga sangat perlu di dalam

penyuluhan. Pemilihan alat peraga ini harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat

sasarannya serta alat peraga ini juga akan mempengaruhi proses belajar dalam

penyuluhan tersebut.
2.1.10 Ragam Alat Peraga Penyuluhan
Pelaksanaan program penyuluhan tentunya ada faktor penunjang ataupun

pendukung dalam proses menyampaikan informasi kepada petani. Berikut adalah

berbagai macam alat peraga dapat dilihat pada tabel 2.Ragam Alat Peraga

Penyuluhan.

Tabel 2. Ragam Alat Peraga Penyuluhan


Alat peraga
Gambar yang Lambang
Benda Barang cetakan
diproyeksikan Grafika
1. Sampel 1. Pampflet 1. Transprancy 1. Kurva
2. Model/Tiruan 2. Leaflet 2. Film-Slide 2. Diagram
3. Speciment/Awetan 3. Folder 3. Movie-Film 3. Grafik
4. Brosur 4. Video 4. Schema
5. Booklet 5. CD 5. Peta
6. Placard 6. DVD
7. Poster
8. Baliho
9. Photo
10. Gambar
Menurut Admin (2009) menggolongkan alat peraga berdasarkan tiga unsur

pokok (suara, visual dan gerak : a) Media audio, b) Media cetak, c) Media visual

diam, d) Media visual gerak, e) Media audio semi gerak, f) Media audio viual diam

dan h) Media audio visual gerak.

26
Setiap media pembelajaran memiliki karakterisktik tertentu, yang dikaitkan

atau dilihat dari berbagai segi. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut

kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini,

pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk

pengelompokan dan pemilihan media. Jenis media/alat peraga penyuluhan pertanian

berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3. Jenis Media Penyuluhan Pertanian Berdasarkan Karakterirtik


No Jenis Media Contoh
1 Media Gambar, Skets, Foto, Poster, Leaflet, Folder, Peta
Penyuluhan singkap, Kartu kilat, Diagram, Grafik, Bagan, Peta,
Tercetak Brosur, Majalah, Buku
Kelebihannya : Relatif tahan lama, dapat dibaca
berulang-ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan
belajar masing-masing, mudah dibawa dsb.
Kelemahannya : Proses penyampaian sampai pencetakan
butuh waktu relatif lama, sukar menampilkan gerak,
membutuhkan tingkat literasi yang memadai, cenderumg
membosankan bila padat dan panjang.
2 Media Kaset, CD, DVD, MP 3, MP 4 Audio
Penyuluhan
Kelebihannya : Informasi dikemas sudah tetap, terpatri,
Audio
dan tetap sama bila direproduksi. Produksi dan
reproduksinya tergolong ekonomis dan mudah
didistribusikan.
Kelemahannya : Bila terlalu lama akan membosankan,
perbaikan atau revisi harus memproduksi master baru.
3 Media Slide film, Movie film, Film strip, Video
Penyuluhan (VCD,DVD)film, Televisi, Komputer
Visual dan audio- (Interaktif,presentasi)
Visual
Kelebihannya : dapat memberikan gambaran yang lebih
konkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih
atraktif dan komunikatif.

27
Kelemahannya : Biaya produksi relatif mahal, produksi
memerlukan waktu dan diperluka peralatan yang ti
murah .
4 Media Benda sesungguhnya, sample/Monster, Spesimen,
Penyuluhan Model, Maket, Simulasi
berupa objek fisik
Menunjukkan benda hidup secara nyata, berbentuk tiga
atau benda nyata
dimensi dan alat peraga.
Kelebihannya : Dapat menyediakan lingkungan belajar
yang amat mirip dengan lingkungan sebenarnya,
memberikan stimulasi terhadap banyak indera, dapat
digunakan sebagai latihan kerja, latihan menggunakan
alat bantu dan atau latihan simulasi.
Kelemahannya : Relatif mahal untk pengadaan benda
nyata.

Azharul Fajri (2010), mengemukakan pengertian audio visual adalah

“perangkat keras yang menghasilkan atau menyampaikan materi dengan

menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan

audio dan visual”. Jadi media audio visual adalah menyampaikan materi yang

menggabungkan dua bentuk teknologi yaitu audio (dengar) dan visual (pandang).

Media audio visual sering disebut dengan AVA, singkatan dari Audio Visual

Aids, bisa diartikan alat pembantu atau alat peraga Audio Visual. Kemudian istilah ini

lazim disebut dengan “media audio visual”. Dalam pengertian yang luas, yang

dimaksud dengan media audio visual meliputi semua alat peraga pendidikan yang

dapat dilihat dan didengar (Ihsan, 2010).

28
2.2 Kelompok Tani

2.2.1 Pengertian Kelompok Tani

Kelompok tani adalah beberapa petani yang dibentuk atas dasar keinginan

yang sama menjadi satu kelompoktani guna meningkatkan pendapatan mereka dan

akan merubah kehidupan petani menjadi lebih sejahtera. Kelompoktani adalah petani

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

ekonomi, sumberdaya) keakraban dan keserasian yang di pimpin oleh ketua (Trimo,

2006).

Menurut Zainal dalam Jalil (2014), kelompoktani adalah kumpulan petani

yang terkait secara nonformal yang terbentuk atas kesamaan kepentingan, kesamaan

kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk

meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Jumlah anggota idealnya berkisar

20-30 orang atau disesuaikan dengan kondisi dan keadaan wilayah kerja kelompok

tidak melampaui batas administrasi desa anggota kelompok tani dapat berupa petani

dewasa dan pemuda, wanita dan pria, anggota keluarga (istri dan anak) yang berperan

membantu kegiatan usahatani keluarga.

2.2.2 Fungsi Kelompok Tani

Fungsi kelompok tani adalah sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit

produksi, sebagai wahana kerjasama. Dari uraian diatas, dapatlah dikatakan bahwa

kelompok tani berfungsi sebagai wadah terpeliharanya kepemimpinan dan

berkembangnya pengertian, pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan secara

29
kegotong-royongan berusahatani dan mengembangkan para anggotanya dalam

wahana kerjasama kelompok tani dan anggotanya(Suganda, 2001).

2.2.3 Ciri – ciri Kelompok Tani

Ciri-ciri Kelompok tani yang kuat dan mandiri adalah sebagai berikut : (1)

Adanya pertemuan/rapat anggota/pengurus secara berkala dan berkesinambungan; (2)

Adanya rencana kerja kelompok yang disusun secara bersama-sama dan dilaksanakan

sesuai kesepakatan dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi; (3) Memiliki

aturan atau norma yang disepakati dan ditaati bersama; (4) Memiliki pencatatan dan

pengadministrasian yang baik; (5) Dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha

bersama disektor hulu dan hilir; (6) Dapat memfasilitasi usahatani secara komersial

dan berorientasi pasar; (7) Sebagai sumber pelayanan informasi dan teknologi untuk

usahatani umumnya anggota kelompok khususnya; (8) Adanya jalinan kerjasama

antara kelompok tani dengan pihak lain; (9) Adanya pemupukan usaha baik dari iuran

anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok (Anonim, 2011).

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok tani bertujuan untuk

penguatan kelompok dan mencapai tujuan bersama. Setiap kelompok tani memiliki

program yang berbeda dalam pelaksanaan kegiatan kelompok, tetapi memiliki tujuan

yang sama yakni untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok. Menurut

Afrizon (2009) dalam kegiatan kelompok tani, baik itu kegiatan pelatihan bagi

kelompok tani maupun kegiatan sosialisasi yang terpenting adalah adanya fasilitas

dan pendampingan dari lembaga penyuluh pertanian.

Petani-petani yang tergabung dalam kelompok tani dan semua petani pada

umumnya merupakan sasaran penyuluhan, maka akan terlihat apakah pengaruh

30
penyuluhan berupa anjuran-anjuran sampai juga akhirnya kepada petani-petani yang

bukan anggota kelompok tani, semakin banyak sasaran penyuluh yang melaksanakan

anjuran-anjuran tersebut maka semakin efektif suatu penyuluhan. Penyuluhan yang

berhasil antara lain dapat menumbuhkan kebutuhan akan penyuluhan dikalangan

petani, sehingga setiap kali petani sendirilah yang merasa perlu untuk hadir dalam

acara-acara penyuluhan dan tidak perlu harus merasa dipaksa atau diharuskan oleh

pihak lain berarti semakin sering mereka menghadiri acara penyuluhan maka semakin

efektif suatu penyuluhan (Slamet dalam Lubis, 2007).

2.3 Tanaman Holtikultura

2.3.1 Pengertian Kangkung

Kangkung (Ipomea aquatic Forsk) adalah tanaman sayur-sayuran yang

dikonsumsi sebagai makanan. Kangkung banyak dijumpai di kawasan Asia dan

merupakan tanaman yang habitatnya di tempat berair. Tanaman kangkung sering kali

diolah sebagai masakan, ada yang dijadikan sayuran dan ada yang ditumis sebagai

cah.

2.3.2 Klasifikasi Botani Tanaman Kangkung

Kindom : Plantae ( Tumbuhan )

Subkingdom : Tracheobionta ( Berpembuluh )

Superdivisio :Spermatophyta ( Menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta ( Berbunga )

31
Kelas : Magnoliapsida ( Berkeping dua / dikotil )

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Convovulceae

Genus : Ipomea

Spesies : Ipome reptan Poir

2.3.3 Morfologi Tanaman Kangkung


A. Akar

Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air danzat makanan

dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Sistem perakaran

kangkung adalah perakaran tunggang dengan cabang-cabangnya yang akan menyebar

ke segala arah. Akar kangkung mampu menembus tanah hingga kedalam 60 cm, dan

melebar hingga radius 150 cm terutama untuk jenis kangkung air.

B. Batang

Batang kangkung mempunyai bentuk yang membulat dan berlubang

danbanyak mengandung air. Batang ini berbuku-buku, dan dari buku-buku ini sering

kali muncul akar. Batang kangkung mempunyai sistem percabangan yang banyak,

dan setelah tumbuh cukup lama, batangnya akan menjalar.

32
C. Daun

Kangkung mempunyai tangkai daun yang melekat pada buku-buku batang.

Dibagian ketiak daun kangkung terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi

percabangan baru. Bentuk daun kangkung pada umumnya meruncing, meskipun ada

yang tumpul. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua sedangkan bagian

bawah berwarna hijau muda.

D. Organ reproduktif (Bunga, Buah, Biji)

Umumnya, tanaman kangkung mempunyai bentuk bunga yang menyerupai

terompet. Daun mahkota bunga berwarna putih atau merah. Buah kangkung

berbentuk bulat oval yang berisi tiga butir biji didalamnya, seolah-olah buahnya

melekat pada bijinya. Warna buah kangkung muda adalah hiaju, dan akan menghitam

jika sudah tua. Buah ini berukuran kecil, sekitar 10 mm dan umurnya tidak lama.

2.3.4 Pengertian Sawi

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan

daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.

Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica

rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin).

Tanaman Sawi Atau yang biasa disebut Brassica juncea L Adalah salah satu jenis

tanaman sayuran yang mana bisa dipanen dalam semusim. Sami masih berkerabat

dekat dengan tanaman kubis-kubisan seperti, lobak, brokoli dan juga kubis bunga.

33
Sawi merupakan tanaman sayuran yang dimanfaatkan daunnya dimana

didalam daunnya memiliki kandungan vit dan gizi yang tinggi yang bisa

dimanfaatkan untuk kesehatan tubuh. Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica

rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah

menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau

adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica

oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda,

karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok. Selain itu Sawi sendok (pakcoy atau bok

choy)

2.3.5 Klasifikasi Botani Tanaman Sawi

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobinonta

Super Divisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliophyta

Sub kelas : Dileniidae

Ordo : Capparales

Familia : Brassicaceae

Genus : Brassica

34
Spesies : Brassica juncea L.

2.3.6 Morfologi Tanaman Sawi

Secara Umum Morfologi tanaman sawi dapat dibedakan sebagai berikut :

A. Akar

Akar pada tanaman sawi merupakan akar bercabang dan akar tunggang yang

memiliki bentuk yang bulat dan menyebar di permukaan tanah, biasanya akar dapat

menembus tanah dengan kedalaman 30-50 cm. fugsinya yaitu untuk menyerap hara

yang berada di permukaan tanah.

B. Batang

Batang pada tanaman sawi biasanya beruas dan memiliki batang yang pendek.

batang sawi memilifi peraan sebagai penopang dan menyangga berdirinnya daun sawi

di atasnya. sedangkan daun sawi itu sendiri memiliki tangkai yang berbentuk pipih.

C. Daun

Daun pada tanaman sawi berbentuk lonjong dan memanjang, lebar dan

memiliki warna hijau muda hingga hijau tua dan tidak memiliki bulu. tanaman sawi

memiliki tangkai daun yang pendek hingga panjang tergantung jenis tanaman

sawinya.

D. Bunga

Tanaman sawi diketahui memiliki bunga yang memiliki bentuk memanjang

dan memiliki banyak cabang. Tanaman sawi memiliki bunga dari empat kelopak

35
daun, empat mehakota bunga yang memiliki warna kuning cerah, empat helai benang

sari dan satu buah pitik yang berongga dua. sedangkan dalam proses Penyerbukan

tanaman ini dilakukan secara alami dengan vabtuan angin dan binatang kecil sekitar.

E. Buah dan biji

Tanaman ini memiliki buah dengan bentuk bulat sampai lonjong, memiliki

warna keputihan hingga kehijauan, dan dalam satu buah memiliki biji 2-8 butir biji.

Biji berbentuk bulat dan kecil dan memiliki warna coklat hingga kehitaman, memiliki

permukaan licin, mengkilap, keras dan juga sedikit berlendir.

2.3.7 Hama Yang Menyerang Tanaman Sawi

Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak

tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu

tanaman berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga

hama mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen,dan

thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan

tanaman dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi.

Hama dari jenis serangga dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi

oleh setiap para petani yang selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya

dan hasil produksi pertanian. Hama dan penyakit tersebut merusak bagian suatu

tanaman, sehingga tanaman akan layu dan bahkan mati(Harianto, 2009).Hama

pengganggu tanaman kangkung adalah Kumbang Lenting. Kumbang lenting

memiliki nama latin Phyllotreta striolata yang memiliki ukuran tubuh sekitar 1,9 -

36
2,5 mm. Warna tubuh kumbang lenting adalah hitam dan kuning. Keberadaan hama

kumbang lenting sangat merugikan petani karena hama ini dapat menyebabkan

kerusakan mencapai 71,4% pada bagian daun tanaman hortikultura, sehingga

menyebabkan kerugian secara ekonomis.

Gambar 1. Kumbang Lenting

2.3.8 Teknik Pengendalian Hama Pada Tanaman Holtikultura


A. Pengendalian Secara Mekanik ( Menangkap Hama dengan Tangan)

Hama, baik dalam bentuk ulat atau imago yang merusak tanaman untuk areal

kecil biasanya hanya dikumpulkan atau dibunuh dengan tangan. Cara ini memang

yang paling aman dan mudah dilakukan tetapi hanya terbatas pada area yang sempit.

Sedangkan dalam satu area pertanian yang luas, penerapan cara ini akan memakan

waktu dan tenaga yang besar.

37
B. Pengendalian dengan Perangkap Lampu atau Cahaya

Alat ini tentu hanya dapat digunakan sebatas pada serangga yang tertarik pada

cahaya. Lampu dipasang di suatu tempat yang strategis untuk dikunjungi oleh

serangga target. Pada bagian bawahnya diletakkan panci berisi air yang dicampur

dengan minyak atau pestisida. Serangga-serangga yang mengunjungi lampu akan

jatuh dan tertampung pada panci yang berisi air dan minyak atau perstisida.

Gambar 2. Pengendalian dengan Perangkap Lampu

C. Pengendalian dengan Perangkap Warna

Perangkap kuning merupakan pengendalian yang dirancang berdasarkan

preferensi serangga terhadap suatu warna tertentu. Warna dan kekontrasan warna

digunakan oleh serangga untuk membedakan antara tanaman inang dengan

lingkungan sekitar (Terry, 1997). Yang et al (2005) dalam Sunarno (2011)

menyatakan bahwa tiga karakter visual tanaman yang menyebabkan suatu tanaman

dipilih oleh serangga untuk meletakkan telur atau makan adalah ukuran, bentuk dan

38
kualitas warna tanaman. Selain itu, serangga memiliki spektrum warna yang berbeda

dengan manusia. Hal ini didukung oleh pendapat Meyer (2006) bahwa kebanyakan

serangga hanya memiliki dua tipe pigmen penglihatan, yaitu pigmen yang dapat

menyerap warna hijau dan kuning terang serta pigmen yang dapat menyerap warna

biru dan sinar ultraviolet.

Gambar 3. Pengendalian dengan Perangkap Warna

D. Pengendalian Hama Secara Biologi

Secara umum pengertian pengendalian hama secara biologi/hayati adalah

penggunaan makhluk hidup untuk membatasi populasi organisme penggganggu

tumbuhan (OPT). Makhluk hidup dalam kelompok ini diistilahkan juga sebagai

musuh alami, seperti predator, parasitoid, patogen. Dalam hal penggunaan dan

pengedalian mikroorganisme yang berguna diperluas yaiu meliputi makhluk hidup

termasuk yang bersel tunggal, virion, dan bahan genetik. Tujuan pengendalian adalah

mengupayakan agar populasi hama tidak menimbulkan kerugian, melalui cara-cara

pengendalian yang efektif, menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan.

39
E. Pengendalian Hama Secara Kimiawi

Pengendalian hama secara kimiawi merupakan upaya pengendalian

pertumbuhan hama tanaman menggunakan zat kimia pembasmi hama tanaman yaitu

pestisida. Pengendalian hama ini biasa dilakukan dengan penyemprotan zat kimia

pada bagian tumbuhan. Pengendalian hama ini sering dilakukan oleh petani. Olehnya

itu pengendalian hamasecara kimiawi sering dimasukkan ke dalam langkah

pemerantasan hama dan penyakit. Permasalahan yang terjadi sekarang, petani

semakin cenderung menggunakan pengendalianhama dan penyakit dengan cara

kimiawi yakni dengan pestisida. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan

petani akan interaksi tanaman dan musuh-musuh alaminya.

F. Pengendalian Hama Menggunakan Pestisida Nabati Dari Daun Pepaya

Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu: (1) merusak perkembangan

telur, larva dan pupa. (2) menghambat pergantian kulit. (3) mengganggu komunikasi

serangga. (4) menyebabkan serangga menolak makan. (5) menghambat reproduksi

serangga betina. (6) mengurangi nafsu makan. (7) memblokir kemampuan makan

serangga. (8) mengusir serangga. (9) menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan pestisida nabati adalah: (1) murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.

(2) relatif aman terhadap lingkungan. (3) tidak menyebabkan keracunan pada

tanaman. (4) sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama. (5) kompatibel digabung

40
dengan cara pengendalian yang lain. (6) menghasilkan produk pertanian yang sehat

karena bebas residu pestisida kimia.

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot

(sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak

dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas

penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut

dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-

kibaskan pada tanaman.

Agar penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran

semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila

sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya

berdasarkan ambang kendali.

2.4 PRA (Partisipatory Rural Apraisal)


PRA yang dikembangkan oleh Robert Chambers lebih ditujukan untuk “orang

luar”, biagaimana seharusnya “orang luar”, yang membantu masyarakat untuk

mengembangkan dirinya, mendudukkan posisinya ditengah-tengah masyarakat.

“Orang luar” ini bisa para pegawai pemerintah, anggota LSM, orang-orang perguruan

Tinggi dst. PRA itu sendiri menurutnya adalah metode yang mendorong masyarakat

pedesaan/pesisir untuk turut serta meningkatkanpengetahuan dan menganalisa kondisi

mereka sendiri, wilayahnya sendiri yang berhubungan dengan hidup mereka sehari-

hari agar dapat membuat rencana dan tindakan yang harus dilakukan, dengan cara

pendekatan berkumpul bersama.


2.4.1 Prinsip-prinsip PRA

41
Berikut ini ada sekurang-kurangnya 11 prinsip PRA yang aplikasinya akan

disesuaikan dengan kondisi masyarakat pedesaan.


1. Mengutamakan yang terabaikan : Prinsip ini memiliki makna keberpihakan

terhadap masyarakat yang terabaikan, termarjinalisasikan, mungkin tertindas atau

terlindas oleh struktur.


2. Penguatan Masyarakat : Penguatan masyarakat memiliki makna bahwa

masyarakat memiliki kemampuan tidak hanya ekonomi akan tetapi juga sosial

politik.
3. Masyarakat sebagai pelaku, orang luar se bagai fasilitator : Posisi orang luar

hanya sebagai fasilitator artinya mereka mendorong proses perubahan secara

partisipatif yang bersumber dari dalam diri masyarakat itu sendiri.


4. Saling Belajar dan Menghargai Perbedaan : Prinsip ini lebih mengutamakan

hubungan antar orang luar yang berperan sebagai fasilitator dengan kelompok

masyarakat yang difasilitasinya.


5. Santai dan Informal : Kegiatan yang dilakukan baik orang luar bekerja sama

dengan msyarakat setempat maupun antar masyarakat setemppat adalah

memerlukan situasi santai, tidak formal, luwes dan fleksibel.


6. Trianggulasi : Prinsip ini lebih berhubungn dengan perolehan informasi.

Adakalanya informasi yang dikemukakan oleh indivu ada kemungkinan tidak

dibenarkan menurut kelompok.


7. Optimalisasi Hasil :Optimalisasi sangat berkaitan dengan informasi yang

dikumpulkannya. Karena banyaknya informasi yang dikumpulkan seringkali

informasi itu sulit dianalisis.


8. Orientasi Praktis : Artinya bahwa program-program yang dikembangkan

dengan metode PRA ini lebih berorientasi pada pemecahan masalah secara

praktis.

42
9. Keberlanjutan : Dalam kehidupan masyarakat maslsah ekonomi itu

berkembang terus, artinya selama manusia itu ada maka masalah tidak akan

pernah selesai. Oleh karenya rogram yang di rancang oleh masyarakat untuk

memecahkan persoalan mereka adalah berkesinambungan dan memungkinkan

mengantisipasi munculnya masalah dikemudian hari.


10. Belajar dari Kesalahan : Dalam PRA kesalahan itu wajar dan sangat

manusiawi, oleh sebab itu perencanaan program jangan terlalu sulit sehingga

masyarakat tidak mampu memenuhinya. Dalam menyusun kegiatan bukan juga

hal yang bersifat coba-coba akan tetapi telah mempertimbangkan banyak hal

termasuk tentang kesalahan.


11. Terbuka : Dalam PRA sangat memungkinkan ketidak sempurnaan oleh sebab itu

keterbukaan atas tanggapan orang lain terhadap kegiatan PRA ini sangat positif

sebab disadari bahwa disetiap metode tidak ada yang berlangsung dengan

sempurna.

Metode PRA dikembangkan berdasarkan atas prinsip dan teknik yang harus

dikuasai oleh para fasilitator atau pemandu seperti halnya bagaimana pemandu

melakukan model partisipatif dalam penjaringan informasi dan seterusnya. Pendek

kata PRA bukan sesuatu harga mati, yang penerapannya banyak improvisasi sesuai

dengan kondisi masyarakat yang ada. Dalam PRA, penggalian informasi selain

menggunakan wawancara secara mendalam juga menggunakan FGD.

FGD merupakan singkatan dari Focus Grup Discussion, artinya diskusi

kelompok untuk membahas tema tertentu secra terarah (focus) dalam suasana rileks,

informal dan partisipatif. Dalam FGD yang dimaksud kelompok adalah para

pemangku kepentingan yang memenuhi kirteria yang telah ditentukan. Selain itu

43
FGD dapat dilakukukan pada kelompok petani yang mewakili kelompoknya. Proses

FGD difasilitasi oleh seorang moderator dan seorang notulen. Fasilitator mempunyai

tugas utama untuk memandu kelompok diskusi agar proses FGD berjalan dengan

baik.

44
III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kelurahan Karya Indah, Kecamatan

Tapung, Kota Pekanbaru. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret-April 2019.

Alasan pemilihan kelompok tani di Kelurahan Karya Indah adalah karena melihat

dari potensi permasalahan-permasalahan yang ada pada kelompok tani di Kelurahan

Karya Indah bisa terpecahkan dan dipilih kelompok tani di Kelurahan Karya Indah

sebagai sample karena mempunyai banyak jumlah petani dan kelompok tani yang

aktif.Permasalahan yang dihadapi oleh petani menyebabkan petani mengalami

kerugian seperti kerugian dalam bidang ekonomi. Penyelesaian permasalahan yang

terbilang masih kurang bagus menjadi salah satu kendala dalam pertanian tersebut.

3.2. Metode Pengambilan Sampel dan Data

Metode pengambilan data berguna untuk mengumpulkan data yang berkaitan

dengan masalah yang akan diteliti. Pengambilan sampel untuk kelompok tani

dilakukan secara snowball sampling. Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih

satu atau dua orang sampel,tetapi karena dengan dua orang sampel belum merasa

lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari responden lain yang

dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan dari dua orang

sampel sebelumnya.

Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti:

masalah yang dihadapi petani, lokasi petani, jumlah petani, dan lain-lain, yang mana

45
pertimbangan ini sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif,

pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data dan teknik

pengumpulan data lebih banyak yang mendalam dan juga dokumentasi.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yakni dengan metode

wawancara langsung terhadap pihak terkait. Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Data Primer. Data primer diperoleh langsung dari anggota kelompok tani

melalui wawancara langsung dengan responden untuk memperoleh informasi

mengenai karakteristik responden

3.3. Analisis Data

Data yang terkumpul diolah terlebih dahulu agar data-data tersebut lebih

sederhana dan rapi sehingga dalam penyajiannya nanti memudahan dalam melakukan

penelitian untuk dianalisis. Permasalahan yang dihadapi petani dalam kegiatan

penyuluhan dipergunakan analisis diskriptif. Dalam penelitian ini digunakan analisis

data secara deskriptif. Seperti : profil petani dan permasalahan yang dihadapi oleh

petani.

3.4. Konsep Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan persepsi terhadap konsep-konsep yang

digunakan dalam penelitian ini maka perlu dilakukan pembatasan dengan pedoman

pada teori yang dipakai pada daerah penelitian serta masalah yang akan diteliti.

Adapun konsep operasional yang digunakan adalah:

46
1. Fungsi penyuluhan pertanian adalah orang yang melaksanakan tugas untuk

memfasilitasi akses untuk suatu pembelajaran, memberi akses informasi pasar,

teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya. Sebagai upaya meningkatkan

suatu produktivitas, efisiensi suatu usaha, pendapatan dan kesejahteraannya,

serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup kepada petani.


2. Peran penyuluhan pertanian adalah orang yang melakukan tugas sebagai sumber

informasi utama bagi petani dan sebagai jembatan penghubung antara lembaga

penelitian dengan petani yang memiliki peran sebagai pendidik, pemimpin dan

penasehat dalam melaksanakan penyuluhan di Kelurahan Karya Indah,

Kecamatan apung, Kota Pekanbaru.


3. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan

atau motivasi kepada para petani agar mau mengubah pola pikirnya, cara

kerjanya, dan cara hidupnya dengan cara-cara yang lebih baik lagi dan sesuai

dengan potensi yang ada disana.


4. Petani merupakan sasaran utama penyuluh, dimana petani merupakan orang

yang aktif melakukan dan mengelola usaha dibidang pertanian yang tergabung

dalam suatu kelompok tani.


5. Kelompok tani merupakan organisasi bersifat non-formal yang dibentuk atas

dasar kesadaran dan kepentingan bersama dan terdiri dari sekumpulan petani dan

bidang usaha lainnya yang ada di wilayah kerja penyuluh pertanian.


6. Pembinaan kelompok tani adalah upaya penyuluhan pertanian menambah

kembangkan kerjasama antar petani dengan pihak lainnya yang terkait dalam

meningkatkan kemampuan masyarakat dengan memberikan bimbingan.


7. Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang dijadikan

pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan secara konsisten.

47
8. Anjangsono atau kunjungan merupakan kegiatan penyuluhan pertanian yang

dilakukan secara langsung kepada sasaran.


9. Demonstrasi merupakan metode penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan

cara peragaan, dengan maksud agar memperlihatkan suatu inovasi baru kepada

sasaran secara nyata atau konkret.


10. Perencanaan adalah proses sistematis dalam pengambilan keputusan tentang

tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Dan Monografi Desa

Kelompok Tani Indah, terletak di Desa Karya Indah. Desa Karya Indah

merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar,

Provinsi Riau, Indonesia. Letak Geografis Desa Karya Indah Desa Karya Indah

sebagaimana desa lainnya terletak di Kecamatan Tapung yang letak Desanya

berbatasan dengan:

 Sebelah utara berbatasan dengan Sungai Siak


 Sebelah selatan berbatas dengan Desa Rimbo Panjang
 Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Kandis Desa Bencah Klub
 Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Sibam Kel. Air Hitam

Adapun luas Desa Karya Indah adalah 160.000 km 2. Jarak Desa Karya Indah

dengan pusat pemerintahan Kecamatan, Kabupaten, serta dengan Ibukota Provinsi

adalah sebagai berikut:

1) Jarak Desa Karya Indah dengan pusat pemerintahan Kecamatan adalah 20 km.
2) Jarak Desa Karya Indah dengan pusat pemerintahan Kabupten adalah lebih

kurang 80 km.
3) Sedangkan jarak Desa Karya Indah dengan pusat pemerintahan Provinsi adalah

lebih kurang 30 km.

4.2 Profil Kelompok Tani

Desa Karya Indah memiliki 4 kelompok tani, salah satunya adalah Kelompok

Tani Pelangi. Kelompok Tani Pelangi berdomisili di Desa Karya Indah, RT/RW

36/04, Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar . Kelompok Tani Pelangi memiliki

49
jenis usaha yang berjalan di bidang budidaya tanaman pangan dan holtikultura.

Contoh budidaya tanaman pangan nya yaitu jagung, padi dll sedangkan contoh

budidaya tanaman holtikultura nya yaitu kangkung, bayam, pepaya, sawi, selada dll.

4.2.1 Identitas Kelompok Tani

Nama Kelompok : Kelompok Tani Pelangi

Jumlah Anggota : 15 Orang

Jumlah anggota yang aktif : 15 orang

Luas lahan yang digarap : 39.700 M2

Tanggal/Tahun Berdiri : September 2017

Jenis Usaha : Budidaya Tanaman Pangan Dan Holtikultura

RT/RW : 36/04

Desa : Karya Indah

Kecamatan : Tapung

Kabupaten : Kampar

Kelompok Tani Pelangi sudah berjalan selama kurang lebih lima bulan sejak

bulan Desember 2017. Dimana kelompok tani indah memiliki anggota kelompok

yang berjumlah 20 orang. Anggota kelompok yang aktif berjumlah 15 orang. Setiap

bulannya kelompok tani melakukan pertemuan di kediaman sekertaris kelompok tani

Kelompok tani Pelangi merupakan kelompok tani yang dibentuk oleh Bank

Indonesia, dimana semua modal dana (seperti : pupuk, bibit, dan peralatan tani)

berasal dari BI dan juga dalam bentuk bibit tanaman sayuran holtikultura.

50
Berdasarkan hasil kuisioner anggota kelompok tani indah, didapat beberapa

keterangan dari beberapa anggota kelompok yang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Data Anggota Kelompok Tani Pelangi

Tabel 4 menyatakan bahwa para anggota kelompok tani Pelangi memiliki rata

- rata usia yang produktif, dimana umur sangat mempengaruhi diri seseorang dalam

berbagai faktor, seperti kemampuan fisik yang berguna untuk mengasilkan sesuatu

secara maksimal serta dalam penyerapan informasi seperti penerimaan inovasi-

inovasi baru. Menurut simanjuntak dalam Yasin (2003), bahwa penduduk yang

berada pada kisaran umur 15-54 tahun tergolong pada tenaga kerja produktif,

sedangkan umur 0-14 tahun dan >54 tahun tergolong tenaga kerja tidak produktif.

Dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

51
Gambar 4 . Grafik pendidikan petani

Pendidikan adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan petani dalam

melaksanakan usahataninya, karena tingkat pendidikan sangat mempengaruhi

kemampuan petani dalam bertindak dan cara pengambilan keputusan, seperti

menyerap suatu inovasi dalam mengelola usahataninya (Nauri, 2009). Sedangkan

tingkat pendidikan yang rendah dapat menurunkan produktifitas tenaga kerja yang

akan dicapai serta pendapatan yang diperoleh juga rendah, pada akhirnya akan

mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga petani. Keberhasilan dalam pertanian

disamping membutuhkan tingkat usia yang masih produktif, tetapi juga memerlukan

tingkat pendidikan yang tinggi. Ternyata para petani di Kelompok Tani Indah rata-

rata memiliki pendidikan yang relatif rendah. Hal ini dapat disimpulkan karena

hampir setengah dari anggota kelompok tidak mengenyam pendidikan yang layak.

Dimana hanya segelintir anggota yang mengenyam pendidikan sampai ke jenjang

52
SMA yang hanya 13,33% disbanding kan dengan tingkat pendidikan yang lain yang

lebih tinggi hingga 46,67 % . Dapat dilihat dalam Gambar 5 berikut.

Gambar 5 . Grafik lahan petani

Para petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Di Pelangi Desa Karya

Indah, rata-rata memiliki luas lahan berkisar antara ± 2500m2 – 5000m2. Lahan yang

mereka garap tidak sepenuhnya lahan yang mereka miliki. Lahan tersebut merupakan

lahan pinjaman yang dipinjamkan oleh pemilik tanah yang memiliki lahan yang luas

dan belum ada keinginan untuk membangun. Saat pemilik tanah membutuhkan lahan

mereka untuk keperluannya, maka para petani harus bersiap-siap menyerahkan lahan

yang telah mereka garap. Luas keseluruhan lahan yang mereka garap adalah seluas

39.700 m2. Letak lahan dari para anggota terpisah-pisah. Jarak lahan petani satu

dengan petani lain dapat dikatakan cukup jauh. Hal ini dikarenakan letak rumah para

petani yang memang berjauhan satu sama lain. Hamparan lahan salah satu anggota

pada Gambar 6.

53
.

Gambar 6. Hamparan Lahan Kelompok Tani Pelangi

Komoditas yang diusahakan anggota kelompok tani Pelangi sebagian besar

mengusahakan tanaman sayuran holtikultura. Hanya beberapa yang menanam

tanaman pangan seperti jagung. Tanaman sayuran yang mendominasi seperti sawi,

pakcoy, bayam merah, bayam hijau, selada, dan kangkung pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Tanaman Bayam Merah

54
Kelompok tani merupakan salah satu organisasi dimana para anggota terdiri

dari para petani. Biasanya sebuah organisasi memiliki struktur seperti ketua, wakil

ketua, sekretaris dan bendahara serta seksi – seksi kepengurusan sesuai kebutuhan.

Jika sebuah organisasi memiliki jumlah anggota kelompok yang banyak ,itu berarti

semakin banyak struktur organisasi atau kepengurusan yang terbentuk.

Kelompok Tani Pelangi hanya beranggotakan 15 orang, dimana 4 diantaranya

ialah salah satu dari pemimpin organisasi Kelompok Tani Pelangui. Perkumpulan

kelompok tani ini dilakukan sebulan sekali pada setiap tanggal 5. Bagi anggota yang

tidak hadir dalam 3 kali pertemuan berturut – turut, maka dianggap mengundurkan

diri dari keanggotaan. Kelompok Tani Pelangi tentu memiliki absen atau daftar

kehadiran keanggotaan yang dijalankan setiap kali pertemuan, seperti pada Gambar 6.

Gambar 8. Daftar Kehadiran Keanggotaan

Dalam Setiap pertemuan, anggota wajib menyampaikan kendala dan aspirasi

dalam menjalankan usaha tani selama satu bulan.biasanya setiap pertemuan dipimpin

oleh Ketua Kelompok tani Dengan begitu, permasalahan dapat dipecahkan dan

55
diselesaikan secara bersama – sama dan dapat membantu perekonomian petani.

Stuktur organisasi kelompok tani Pelangi dapat dilihat pada Gambar 9 berikut

Gambar 9. Struktur Organisasi Kelompok Tani Pelangi

4.3 Media Penyuluhan

Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat

merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu

sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah

suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi

kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

Media memiliki peran yang sangat penting dalam penyuluhan yang akan

dilaksanakan. Adapun manfaat media penyuluhan terbagi menjadi tiga, yaitu Peranan

Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Saluran Komunikasi (Channel), Peranan

Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Media Belajar, dan Peranan Media Penyuluhan

Pertanian Sebagai Peragaan Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Untuk membuat

sebuah perubahan sikap para petani, maka harus menentukan media yang tepat untuk

sasaran. Dapat dilihat beberapa jenis media penyuluhan pada Gambar 10 berikut.

56
Gambar 10. Jenis jenis Media Penyuluhan

Berdasarkan jenis media penyuluhan diatas,media penyuluhan terbagi menjadi

4 yaitu benda sesungguhnya dan tiruan, tercetak, audio, dan audio visual. Jenis media

yang telah diaplikasikan pada kelompok tani Pelangi adalah adalah benda

sesungguhnya dan tiruan, serta tercetak.

4.3.1 Benda sesungguhnya dan tiruan

Media penyuluhan, benda atau alat yang akan dijadikan contoh dalam

penyuluhan sangat penting adanya. Tingkat pemahaman seorang petani lebih

meningkat dengan adanya benda atau alat yang terpampang nyata dihadapan mereka.

Kemudian para petani mengaplikasikan secara langsung alat dan media yang mereka

lihat, serta dapat merasakan langsung manfaat dari benda dan alat yang diperagakan.

57
Adapun alat dan bahan yang telat diperagakan kepada kelompok tani Pelangi, dapat

dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Alat Peraga dalam Penyuluhan

Berdasarkan Gambar 11 diatas alat yang digunakan sebagai media penyuluhan

adalah pencampuran bahan-bahan dalam gelas ukur kecil, antara exstrak daun

papaya,air,detergen dan juga minyak lampu untuk memvisualisasikan bagaimana cara

pembuatan pestisida nabati daun papaya yang sesuai dengan media penyuluhan.

4.3.2 Tercetak

Selain bahan dan alat yang nyata, media cetak juga dapat digunakan dalam

penyuluhan. Penyebaran media cetak, tergolong dalam penyebaran yang cepat, hal ini

dikarenakan dari seorang petani ke petani lain dapat dengan mudah membagikan

media cetak yang telah diberikan. Media cetak dapat berupa poster, diagram, brosur,

majalah, buku dan sebagainya.

Media cetak yang diterapkan pada kelompok tani Pelangi berupa brosur.

Diharapkan dengan pemberian media cetak, para petani dapat menyebarkan informasi

yang telah mereka dapat kepada petani lainnya. Brosur yang digunakan dapat dilihat

pada Gambar 12.

58
Gambar 12. Media Cetak Berupa Brosur Tentang Pengetahuan Hama.

Berdasarkan Gambar 12 diatas, media cetak berupa brosur yang telah

disebarkan kepada petani, berisikan info tentang pengetahuan mengenai hama

kumbang lenting,cara kerja pestisida,dan juga cara pembuatan pestisida nabati

tersebut. Dimana keberadaan kumbang lenting menjadi momok bagi para petani yang

memiliki usaha tani khususnya dalam pertanian sayur seperti sawi pakcoy.

4.4 Rencana Penyuluhan

Penyuluhan dapat dilakukan secara optimal jika memiliki fase seperti

perencanaan, pelaksanaan, partisipasi dan evaluasi. Perencanaan merupakan hal

penting dalam penyuluhan. Perencanaan juga merupakan penentu keberhasilan dari

penyuluhan. Penyuluhan dapat memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi jika

memiliki perencanaan yang matang. Perencanaan akan membuat berjalannya

penyuluhan secara terstruktur sehingga lebih mudah untuk dijalankan.

59
4.4.1 Program Penyuluhan

Perencanaan program penyuluhan adalah adalah sesuatu yang harus

dilakukan, karena untuk mencapai keberhasilan dari program muka fakta-fakta

dilapangan perlu diketahui, dihubung-hubungkan dan ditarik asumsi-asumsi (Setiana,

2005).

Didalam program penyuluhan, proses penyuluhan terbagi menjadi dua,

seperti pada Gambar 13.

Gambar 13. Program Penyuluhan

Program penyuluhan jangka pendek merupakan program penyuluhan yang

dilakukan sekali. Bertujuan untuk dapat menumbuhkan perubahan-perubahan yang

lebih terarah pada usaha tani yang meliputi perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap

dan tindakan petani dan keluarganya melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan

dan sikap. Dengan berubahnya perilaku petani dan keluarganya, diharapkan dapat

mengelola usahataninya dengan produktif, efektif dan efisien.

60
Program penyuluhan jangka panjang adalah program yang dilakukan oleh

penyuluh dalam kurun waktu satu tahun. Dalam kurun waktu tersebut dapat

dilakukan 6-12 kali penyuluhan. Tujuan jangka panjang yaitu tujuan untuk

meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan petani yang diarahkan

pada terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming) yaitu, dengan

memanfaatkan sarana pertanian yang digunakan secara efektif dan efisien untuk

memperoleh hasil yang baik, dengan bertani lebih baik diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan petani (better business) sehingga terjamin

kesejahteraannya. Perbaikan kelembagaan pertanian (better organization) demi

terjalinnya kerjasama dan kemitraan antar stakeholders, perbaikan kehidupan

masyarakat (better community), yang tercermin dalam perbaikan pendapatan,

stabilitas keamanan dan politik, yang sangat diperlukan bagi terlaksananya

pembangunan pertanian dan perbaikan usaha dan lingkungan hidup (better

enviroment) demi kelangsungan usahataninya dan keberlangsungan ekosistem

didalamnya.

Program penyuluhan yang telah diterapkan pada kelompok tani Pelangi adalah

program penyuluhan jangka pendek. Dengan dilakukannya program ini, diharapkan

para petani mendapatkan pengetahuan yang baru tentang cara menanggulangi

serangan hama dengan penggunanan pestisida yang ramah lingkungan, efektif dan

murah. Program penyuluhan jangka pendek dipilih karena keterbatasan waktu yang

dimiliki, sehingga dirasa agar meminimalisir waktu.

4.4.2 Perencanaan Penyuluhan

61
Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang berdasarkan

fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dan tercapainya tujuan

yang diharapkan atau yang dikehendaki. Inti Perencanaan penyuluhan melalui

beberapa tahap, seperti yang tertera pada Gambar 14.

Gambar 14. Inti Perencanaan Penyuluhan

Berdasarkan Gambar 14, dapat disimpulan bahwa, perencanaan penyuluhan

merupakan factor yang sangat penting dalam melaksanakan penyuluhan. Hal ini

dikarenakan, sebuah penyuluhan tidak akan terlaksana dengan baik, jika tidak ada

persiapan yang matang dari awal proses.

4.5 Penyuluhan

4.5.1 Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan pertanian bagian dari sistem pembangunan pertanian yang

merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani

beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam

pembangunan pertanian. Oleh karena itu penyuluhan pertanian adalah suatu upaya

62
untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar

dapat berkembang menjadi dinamis. Selain itu, agar mampu untuk memperbaiki

kehidupan dan penhidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu

menolong dirinya sendiri (Soeharto, 2005).

4.5.2 Peran Penyuluhan

Peranan lain dari pelaksanaan penyuluhan adalah melaksanakan selain tugas

pokoknya . Tugas pokoknya (menyuluh) tidak akan berhasil dengan baik bila

penyuluh tidak mampu memerankan peran-peran tambahan lainnya yang akan

diuraikan ini. Banyak ahli menjelaskan peran-peran tambahan lainnya penyuluh ini

(selain menyuluh/memberikan inovasi), yang apabila dirangkum antara lain

menyebutkan :

1) Penyuluh sebagai inisiator, yang senantiasa selalu memberikan gagasan atau ide-

ide baru.
2) Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan keluar atau

kemudahan-kemudahan, baik dalam menyuluh atau proses belajar mengajar,

maupun fasilitas dalam memajukan usahataninya. Dalam hal menyuluh penyuluh

memfasilitasi dalam hal : kemitraan usaha, berakses ke pasar, permodalan dan

sebagainya.
3) Penyuluh sebagai motivator, penyuluh senantiasa membuat petani tahu, mau dan

mampu.
4) Penyuluh sebagai penghubung:
 Penghubung dengan pemerintah
 Penyuluh sebagai penyampai aspirasi masyarakat tani (sebagai contoh dalam

bentuk programa penyuluhan pertanian)

63
 Penyuluh sebagai penyampai kebijakan dan peraturan-peraturan yang

menyangkut kebijakan dan peraturan bidang pertanian


1) Penghubung dengan peneliti, dalam hal ini penyuluh senantiasa membawa

inovasi baru hasil-hasil penelitiaan untuk dapat memajukan usaha tani.


2) Penyuluh sebagai guru, pembimbing petani, yang senantiasa mengajar, melatih

petani sebagai orang dewasa.


3) Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator, yang selalu menumbuhkan dan

mengembangkan kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas belajar-

mengajar, wahana kerjasama dan sebagai unit produksi.


4) Penyuluh sebagai penganalisa, penyuluh dituntut untuk mampu menganalisa

masalah, sebab yang ada di usahatani dan di keluarga tani mampu menganalisa

kebutuhan petani yang selanjutnya merupakan masukan dalam membuat

programa penyuluhan pertanian.


5) Penyuluh sebagai agen perubahan, penyuluh senantiasa harus dapat

mempengaruhi sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah kemajuan. Dalam

hal ini penyuluh berperan sebagai katalis, pembantu memecahkan masalah

(solution gives), pembantu proses (process helper), dan sebagai sumber

penghubung (resources linker).

4.5.3 Proses Penyuluhan Kelompok Tani Pelangi

Petani di kelompok tani Pelangi meskipun baru beberapa tahun menjalankan

usaha tani, mereka sudah banyak mengalami kendala. Salah satu kendala yang

mereka hadapi adalah serangan hama. Untuk membasmi dan meminimalisir serangan

hama dan penyakit tersebut, perlu diketahui ciri – ciri, jenis dan cara

pengendaliannya. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman mereka seperti

64
kumbang daun, ulat grayak ,trips, dan jamur yang banyak terdapat pada tanaman

hortikultura.

4.5.3.1 Hama Kumbang

Kumbang Daun menjadi problematika bagi para petani di kelompok tani

indah. Hal ini dikarenakan, kumbang daun menyebabkan kerugian yang sangat besar

bagi usaha tani mereka karena kumbang daun ini menyebabkan daun-daun pada

tanaman sayuran berlubang,bahkan hingga mati . Untuk membasmi kumbang daun,

ada baiknya mengenal terlebih dahulu bagaimana deskripsi tentang hama tersebut,

seperti pada Gambar 15 dibawah ini.

Gambar 15. Kumbang Daun

Kumbang milik urutan ‘Coleoptera’, diucapkan ‘co-le-op-ter-a’. Ini adalah

urutan terbesar dari spesies dalam Kelompok hewan, bahkan lebih besar dari semut!

Coleoptera datang dalam segala bentuk, ukuran dan warna. Ada sekitar 350.000

65
spesies bernama kumbang di dunia dan lebih banyak spesies yang tetap tidak

disebutkan namanya dan belum ditemukan. Empat puluh persen dari seluruh spesies

serangga adalah kumbang dijelaskan dan spesies baru sering ditemukan. Perkiraan

menempatkan jumlah spesies, dijelaskan dan dideskripsikan, di antara 5 dan 8 juta.

Tubuh seorang Coleoptera mirip dengan serangga lain dan terdiri dari tiga bagian

utama: Kepala, dada dan perut. Kumbang daun adalah serangga kecil yang

merupakan anggota suku Psyllidae. Serangga ini hidup dengan memakan bagian dari

tumbuhan seperti daun, sehingga beberapa jenisnya dikenal menjadi hama berbahaya.

A. Ciri Tanaman Yang Terserang

Tanaman yang terserang hama kutu loncat, tentu mengakibatkan kerugian

yang sangat besar pada petani, salah satunya adalah penurunan kualitas hasil produk

tani dan harga jual yang tidak semestinya. Untuk itu, perlu diketahui ciri tanaman

yang terserang kutu loncat, agar pengendalian dapat dilakukan sejak dini, sehingga

dapat meminimalisir kerugian yang didapat.

Kumbang Daun tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga

dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama

dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini

dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian

kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong.

Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa

membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga

66
merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan partenogenesis (melahirkan tanpa

kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus kawin lebih dulu.

Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau

dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran

mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret

hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara

tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari

Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah

hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air,

misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari

genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin. Adapun ciri tanaman yang

terserang hama kumbang daun yaitu sebagai berikut:

1. Daun akan berlubang-lubang

2. Mulai muncul bintik-bintik pada daun.


3. Tanaman akan menjadi kerdil akibat dari pertumbuhan yang terhambat
4. Percabangan dan tunas pada tanaman yang terserang tidak akan dapat naman

yang terserang akan mengalami panen dengan hasil rendah hingga gagal panen

akibat tanaman gagal berbunga yang mengakibatkan produktivitas menurun.

B. Cara Pengendalian

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan empat metode, seperti

pengendlian dengan menggunaka pestisida nabati dan juga sanitasi pada lahan. Dalam

mengendalikan kumbang daun, dapat dilakukan secara fisik, biologis dan kimia.

67
Pengendalian secara fisik,dapat dilakukan dengan cara membersihkan lahan dan

langsung membunuh kumbang daun jika terlihat.Hal ini dapat menjadi treatment awal

untuk menggurangi keberadaannya. Sedangkan secara biologis, dapat dilakukan

dengan cara membuat pestisida nabati yang terbuat dari daun pepaya, minyak tanah

dan detergen. Sedangkan secara kimia, dapat dilakukan dengan cara menggunakan

pestisida yang sesuai dengan hama sasaran dan sesuai dosis dengan catatan tidak

dilakukan secara terus menerus. Berikut adalah gambaran pengendalian hama secara

fisik, biologis dan kimia.

Gambar 16. Pengendalian Secara Fisik

Pengendalian secara fisik memang dapat mengurangi pengurangan

penggunaan pestisida, tetapi dampak yang ditimbulkan tidak terlalu berdampak besar

karena tidak semua hama dapat pergi setelah dibersihkan, dan jika ditangkap pun

ridak semua dapat tertangkap.

68
Gambar 17. Pengendalian Secara Biologis

Pengendalian secara biologis memiliki dampak yang sangat bagus bagi sayurn

dan dapat mengurangi hama, serta dapat mengurangi penggunaa pestisida yang

berbahaya bagi manusia yang mengkonsumsi sayuran tersebut. Tetapi ada beberapa

kendala dalam pemanfaatannya, yaitu kurangnya kemauan petani di kelompok tani

Pelangi dalam menciptakan pestisida biologis karena pembuatannya yang cukup

rumit dan membutuhkan waktu.

Gambar 18. Pengendalian Secara Kimia

69
Pengendalian secara kimia, dirasa sangat efektifdan memiliki dampak yang

bekerja dengan cepat pada hama yang menjadi sasaran, tetapi penggunaan pestisida

secara berlebihan tentu memiliki dampak yang sangat buruk bagi manusia yang

mengkonsumsinya. Penggunaan pestisida juga harus mengikutu dosis yang sesuai

agar hama atau kutu loncat yang menjadi sasaaran tidak menjadi resisten terhadap

pestisida.

70
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan di Desa Karya Indah Kabupaten

Kampar Kabupaten kampar diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil Desa Karya Indah yaitu Desa Karya Indah merupakan salah satu desa yang

ada di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Dan

memiliki luas sekitar 160.000 km2. Desa Karya Indah memiliki potensi pada luas

areal dan lahan pertanian yang masih cukup luas dan secara umum digunakan

untuk budidaya tanaman pangan dan tanaman holtikultura


2. Permasalahan yang paling menojol terletak pada serangan kumbang lenting, hama

ulat grayak, thrips dll dimana hama dapat menyerang tanaman petani di Desa

Karya Indah dengan jarak waktu yang relatif cepat. Selain itu Permasalahan

lainnya yaitu permasalahan pemasaran di Desa Karya Indah, dimana petani tidak

dapat menentukan harga dari tauke dan harga hasil panen yang selalu berubah.
3. Media penyuluhan pada Kelompok Tani Pelangi Desa Karya Indah Kecamatan

Tapung Kabupaten Kampar yaitu menggunakan brosur. Dimana penyuluh

menggunakan brosur untuk membahas materi yang akan diberi guna membantu

petani dalam menyelesaikan permasalahan dalam budidaya tanaman pangan dan

tanaman holtikultura
4. Perencanaan program penyuluhan yang telah diterapkan pada kelompok tani

indah adalah program penyuluhan jangka pendek. Dengan dilakukannya program

ini, diharapkan para petani mendapatkan pengetahuan yang baru tentang cara

71
menanggulangi serangan hama. Program penyuluhan jangka pendek dipilih karena

keterbatasan waktu yang dimiliki, sehingga dirasa agar meminimalisir waktu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penilitian dan kesimpulan yang telah dirumuskan dapat

disarakan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kelompok Tani Indah, Desa Karya Indah sebaiknya memiliki pengetahuan

dan pemahaman terhadap tanaman yang akan dibudiya nantinya.


2. Penyuluhan adalah cara memberi solusi kepada para petani, dengan itu

sebaiknya petani dapat memanfaatkan hasil dari penyuluhan untuk dapat

mempraktikkan di keseharian mereka dalam mengolah lahan dan mengatasi

hama penyerang tanaman mereka.


3. Sebaiknya adanya perhatian dari Pemerintah Desa kepada petani dan

pemberian bantuan seperti bibit, pupuk dan saprotan terhadap keperluan yang

dibutuhkan petani.

DAFTAR PUSTAKA

72
Adi, Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

FISIP UI PRESS

Azwars Saifuddin. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta :Pusaka Pelajar

Hoeta Soehoet, A.M. Dasar Dasar Jurnalistik. Yayasan Kampus Tercinta, IISIP.

Jakarta. 2003

Hoeta Soehoet, A.M.Pengantar Ilmu Komunikasi. Yayasan Kampus Tercinta. IISIP,

Jakarta 2002

Jayanti, Hadis.2013. Preferensi Kumbang Daun Phyllotreta Striola Fab terhadap

berbagai tanaman Cruciferae dan Upaya Pengendaliannya. Jurnal

Holtikultura.Vol 23. No.3

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka

Cipta

Setiana, L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Ghalia Indonesia, Bogor.

Soeharto N.P. 2005. Program Penyuluhan Pertanian (materi dalam diklat dasar-

dasar funsional penyuluh).

Tommy Suprapto, Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan. Jakarta :Arti Bumi

73
Nauri, Muhamad. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Konversi

Lahan dari Usahatani Jagung Ke Kelapa Sawit di Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Skripsi. Fakultas Pertanian

Universitas Bengkulu. (tidak dipublikasikan)

74

Anda mungkin juga menyukai