Oleh:
(1906111137)
JURUSAN AGRIBISNIS
PEKANBARU
2020
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 4
2.1 Alat Pelindung Diri (APD)............................................................................ 4
2.2 Pembersihan Lahan ....................................................................................... 6
2.3 Metode Perbanyakan Tanaman ..................................................................... 9
III. METODOLOGI ........................................................................................... 14
3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................................... 14
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 14
3.3 Tahapan Materi Kuliah ............................................................................... 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 15
4.1 Alat Pelindung Diri (APD).......................................................................... 15
4.1.1 Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) ................................................ 15
4.1.2 Syarat-syarat Alat Pelindung Diri (APD) ............................................ 15
4.1.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemakaian APD ................... 16
4.1.4 Pemeliharaan dan Penyimpanan Alat Pelindung Diri (APD) .............. 17
4.1.4.1 Pemeliharaan Alat Pelindung Diri (APD) ..................................... 17
4.1.4.2 Penyimpanan Alat Pelindung Diri (APD) ..................................... 17
4.1.5 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)................................................. 17
4.2 Pembersihan Lahan ..................................................................................... 20
4.3 Metode Perbanyakan Tanaman ................................................................... 21
4.3.1 Perbanyakan Tanaman Secara Generatif ............................................. 21
4.3.2 Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif .............................................. 24
iii
V. PENUTUP ....................................................................................................... 28
5.1 Simpulan ..................................................................................................... 28
5.2 Saran ............................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30
DOKUMENTASI ................................................................................................ 32
DATA DIRI ......................................................................................................... 34
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kelebihan dan Kekurangan Perbanyakan Tanaman Secara Generatif ...... 21
2. Kelebihan dan Kekurangan Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif ...... 24
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Sarung Tangan .......................................................................................... 17
2. Sepatu Lapangan ....................................................................................... 18
3. Topi Pengaman.......................................................................................... 18
4. Penutup Bagian Muka ............................................................................... 18
5. Penutup Mata ............................................................................................ 19
6. Alat Pelindung Mulut ................................................................................ 19
7. Pakaian Pelindung ..................................................................................... 19
I. PENDAHULUAN
areal adalah tebas/babat. Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini adalah dengan
membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil sedapat mungkin ditebas rata
dengan permukaan tanah, lama pekerjaan ini adalah 2-3 bulan baru kemudian
dilanjutkan dengan tahap tebang.
Dalam kegiatan pembersihan lahan kecelakaan kerja merupakan salah satu
masalah bagi pekerja. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi
namun timbulnya korban jiwa. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan
kerugian karena diperlukan waktu untuk mencari atau mendidik sumber daya
manusia yang sesuai. Kerugian yang langsung yang nampak dari timbulnya
kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan
biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan
manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya
waktu kerja.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi
resiko kecelakaan dalam pekerjaan terutama di bidang pertanian. Alat Pelindung
Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik.
Seperti yang dilakukan dalam mata kuliah Praktek Agribisnis I, kegiatan
pratikum dilaksanakan secara kelompok. Kegiatan yang dilakukan selama mata
kuliah ini dimulai dari penerapan APD untuk kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan kerja, pembersihan lahan yang sudah ditumbuhi pepohonan dengan
membuat bedengan atau piringan dan melakukan perbanyakan tanaman secara
generatif dan vegetatif. Oleh karena itu, penulis membuat laporan akhir ini untuk
membahas lebih dalam apa yang telah dijelaskan di atas.
lahan pekerja harus menggunakan APD. Karena bahaya atau risiko saat bekerja
tidak dapat diketahui. Dengan menggunakan APD pekerja bisa meminimalisasi
bahaya yang akan diterima. APD memiliki fungsinya masing-masing sesuai
jenisnya. Salah satu kegiatan pertanian yang membutuhkan lahan adalah
perbanyakan tanaman. Perbanyakan tanaman dilakukan untuk peningkatan kualitas
pertanian. Namun perbanyakan tanaman memiliki beberapa metode.
Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dari laporan ini sebagai
berikut:
1. Apa saja macam-macam dan penggunaan alat pelindung diri (APD)?
2. Bagaimana tahapan pembersihan lahan praktek Agribisnis I?
3. Bagaimana metode perbanyakan tanaman secara generatif dan vegetatif?
kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak cacat sampai
meninggal (Boedi Maryoto, 1997).
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu uapaya yang
ditunjukkan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya di suatu
instansi tempat kerja selalu dalam keadaan selamat, sehat, serta sumber daya
pendukung-pendukung lainnya, dapat dimanfaatkan secara aman (Djojosugito,
2000).
Menurut OSHA atau Occipational Safety and Health Administration, Alat
Pelindung Diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang dgunakan untuk melindungi
pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya
(hazard) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik,
mekanik, dan lainnya.
APD bukanlah alat yang nyaman apabila dikenakan tetai fungsi dari alat ini
sangatlah besar karena dapat mencegah penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan
pada waktu kerja. Pemakaian APD masih memerlukan penyesuaian diri yang sesuai
akan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan atau luka-luka dan juga
mencegah penyakit akibat kerja yang akan diderita beberapa tahun kemudian
(Syukri, 1982).
Pemakaian APD yang tidak tepat dapat mencelakakan tenaga kerja yang
memakainya, bahkan mungkin lebih membhayakan dibandingkan tanpa memakai
APD. Oleh karena itu, agar dapat memilih APD yang tepat, maka perusahaan harus
mampu mengidentfikasi baha potensial yang ada, khususnya yang tidak dapat
dihilangkan ataupun dikendalikan (Sam’mul, 1985).
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh APD agar dalam
pemakainnya dapat memberikan perlindungan maksimal. Menurut ILO (1989), dari
beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh semua jenis peralatan pelindung,
maka hanya ada dua yang terpenting, yaitu:
1) Apapun sifat dan bahanya, peralatan atau pakaian harus memberikan cukup
perlindungan terhadap bahaya tersebut.
2) Peralatan atau pakaian harus ringan dipakainya dan awet serta membuat rasa
kurang nyaman sekeci mungkin, tetapi memungkinkan mobilitas, penglihatan
dan sebagainya yang maksimum.
6
Pembukaan lahan dimulai dari pengukuran lahan yang akan di jadikan lahan
budidaya, proses pembabatan segala tanaman yang menggangu tanaman yang akan
di usahakan, perbersihan lahan yang telah di babat, yang tujuannya untuk memudah
kan kita dalam melakukan pengolahan tanah. Tanah yang telah diolah atau telah
gembur akan memudahkan akar tanaman menghisap zat-zat makanan yang ada di
dalam tanah selain itu tanah yang gembur juga akan memudahkan kita dalam proses
penanaman.
Pembukaan lahan (land clearing) merupakan kegiatan pembersihan lahan
dari segala macam bentuk tanaman atau akar - akar pertanaman yang mengganggu
tanaman yang di usahakan untuk mangidentifikasi lahan yang akan dibuka dan
pemamfaatannya. Tahapan pekerjaan untuk pembukaan lahan pada areal semak
belukar antara lain, membabatdan mengibas semak belukar, mengumpulkan semak
belukar yang telah di babat, semak belukar yang telah kering, melakukan
penggemburan tanah. Sesuai dengan tahapan pembukaan lahan di atas, bertujuan
untuk memudahkan kita dalam pembukaan lahan (Azwar, 2001).
Pembukaan lahan perkebunan adalah kegiatan atau pekerjaan membersihkan
lahan dari vegetasi lainnya, baik berupa pepohonan, belukar, maupun rerumputan
agar siap diolah untuk persiapan penanaman komoditi tanaman perkebunan.
Metode pembukaan Metode pembukaan lahan tergantung kondisi lahan, khususnya
vegetasi atau peruntukan lahan sebelumnya. Lahan yang sesuai perkebuan dapat
berupa hutan primer dan sekunder, semak belukar, bekas perkebunan komoditas
lain (karet, kelapa, kakao), padang alang alang, atau bahkan bekas kebun tanaman
pangan (jagung, singkong, padi gogo), serta kebun kelapa sawit tua (peremajaan).
Teknik pembukaan lahan dapat dilakukan secara manual, mekanis, kimia atau
kombinasi, tergantung keadaan vegetasinya (Kalshoven, L.G.E. 2008).
Pembukaan lahan hutan primer atau sekunder dilakukan penebangan secara
bertahap. Pada prinsipnya, tanaman lapis bawah berupa semak, belukar, dan anakan
pepohonan yang masih kecil ditebas lebih dulu dengan parang, dan kapak.
Tergantung jenis dan kondisi hutannya, jika diperlukan, dapat digunakan gergaji
rantai (Chain saw) untuk pepehonan kecil yang sudah berat ditebang dengan kapak
atau parang. Hasil tebangan ditumpuk dalam jalur dengan jarak 4 – 5 m antar
tumpukan dan lebar tumpukan 4 – 5 m. Setelah bersih baru dilakukan penebangan
8
pepohonan yang lebih besar. Kayu yang berguna dapat dikumpulkan dan sisanya,
termasuk cabang-cabang dan ranting pepohonan diletakkan pada tumpukan
tebangan lantai hutan sebelumnya. Bagian-bagian cabang besar dan kecil dipotong
pendekpendek untuk memercepat proses pelapukannya. Tidak diperbolehkan
membakar hasil tebangan, tetapi dipotong sependek mungkin lalu dibiarkan sampai
habis melapuk. Di perkebunan-perkebunan besar, terutama jika tenaga kerja sulit,
dapat menggunakan mesin penghancur sehingga mempercepat proses pelapukan
dan mengurangi tebal timbunan hasil tebangan (Hasrun Hafid at al, 2008).
Pembukaan belukar mirip dengan pembukaan lahan vegetasi hutan, dengan
perbedaan pada ukuran pepohonan. Di samping itu di lahan bersemak, biasanya
diselingi padang rumput atau alang-alang. Di bagian yang ditutupi semak belukar
dengan vegetasi berkayu ukuran besar relatif banyak, pembukaan lahan dimulai
dengan menebas vegetasi yang lebih pendek dan kecil seperti rerumputan, anakan
semak baru disusul dengan tumbuhan lebih besar. Rerumputan dan alang-alang
sebaiknya disemprot saja dengan herbisida 2 – 3 kali hingga betul-betul bersih dari
gulma. Semak yang ditebang, langsung dicacah atau dipotong sependek mungkin
dan ditumpuk bersama rerumputan dalam lajur-lajur di antara rencana barisan
tanaman. Tumpukan tersebut tidak boleh dibakar, tetapi dibiarkan melapuk yang
berguna untuk meningkatkan kadar bahan organik dan unsur hara dalam tanah.
Penggunaan formula mikrobia dapat memercepat proses pelapukannya (Pahan,
2010).
Pembukaan lahan dengan vegetasi rerumputan lebih mudah dan murah
biayanya. Dalam kenyataannya, padang rumput sering diselingi gerombolan
tanaman semak bahkan kadang-kadang tanaman pepohonan. Bila vegetasi
rumputnya tidak terlalu tebal, dapat langsung disemprot dengan herbisida sebanyak
2 – 3 kali dengan selang waktu 3 – 4 minggu. Jika rerumputannya terlalu tebal,
sebaiknya didahului dengan pembabatan secara manual atau menggunakan hand
slaser. Setelah tunas baru sudah tumbuh, dilakukan penyemrotan dengan herbisida
yang bersifat sistemik agar mati sampai ke akar-akarnya. Rumput yang sudah
kering, tidak boleh dibakar tetapi dibiarkan supaya melapuk secara alami untuk
menambah bahan organik ke dalam tanah. Segera setelah rerumputan sudah mulai
9
yang biasa diperbanyak dengan stek batang berkayu keras, antara lain apel, pir,
cemara, dll.Untuk stek batang berkulit lunak, contohnya terdapat pada
tanaman Magnolia sp. Pada stek batang berkayu lunak, umumnya akar relatif cepat
keluar (2-5 minggu) (Jumin, H.B. 2002).
Kelebihan stek batang yaitu:
1. Hasil tanaman yang diperbanyak/disambung dengan cara stek dapat
menghasilkan tanaman yang sempurna dalam waktu relatif singkat
2. Tidak perlu menggunakan teknik-teknik khusus
3. Biaya yang diperlukan dalam perkembangbiakkan relatif murah dan bahan
mudah didapat
Kekurangan stek batang yaitu:
1. Pada saat musim kemarau yang Panjang tanaman dapat tidak tumbuh karena
pengaruh suhu yang terlalu tinggi sehingga tanaman mengalami kekeringan
2. Jika sambungan tidak baik, maka batang akan membusuk (Materi kuliah,
2019)
Stek akar tanaman adalah metode perbanyakan tanaman melalui akar
tanaman tersebut. Tujuan dari stek akar yaitu untuk pembudidayaan tanaman agar
tidak punah. Kelebihan dari stek akar tanaman adalah tanaman dapat tumbuh
dengan cepat, mudah dan praktis. Sedangkan kekurangan dari stek akar tanaman
adalah tanaman membutuhkan perawatan yang lebih (Materi kuliah, 2019).
Akar dan tunas pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau
meristem sekunder. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan
tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun
lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif (Jumin, H.B. 2002).
14
III. METODOLOGI
3. Topi pengaman (Safety Helmet); Jenis alat ini digunakan untuk melindungi
kepala dari kemungkinan benda‑benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat
memanen buah. Untuk mengetahui topi pengaman yang sesuai standar APD
dapat dilihat pada Gambar 3.
5. Pelindung atau penutup mata. Jenis alat ini dipakai untuk melindungi mata
pada saat bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari
benda‑benda yang berbahaya di lapangan seperti debu, ataupun pada saat
bekerja di laboratorium. Untuk mengetahui penutup mata yang sesuai standar
APD dapat dilihat pada Gambar 5.
6. Alat pelindung mulut (masker). Alat ini berfungsi melindungi mulut dan
hidung dari bahan berbahaya saat bekerja di lapangan yakni menggunakan
pestisida, gas beracun atau debu. Untuk mengetahui alat pelindung mulut
(masker) yang sesuai standar APD dapat dilihat pada Gambar 6.
7. Pelindung tubuh berupa pakaian pelindung yaitu celana panjang dan baju
lengan panjang yang terbuat dari bahan yang cukup tebal. Tujuannya untuk
melindungi tubuh dari tetesan pestisida jika tangkinya bocor. Untuk
mengetahui pakaian pelindung yang sesuai standar APD dapat dilihat pada
Gambar 7.
b. Membuat Gawangan
Gawangan merupakan tempat atau bagian di antara titik tanam, gawangan
digunakan sebagai jalan akses untuk pengangkutan buah dan juga perawatan
tanaman. Pembuatan gawangan dilakukan dengan menggunakan parang dan
cangkul. Adapun tujuan pembuatan serta pemeliharaan gawangan yaitu:
1. Mempermudah pekerja saat pengangkutan buah (hasil panen)
2. Mempermudah dalam perawatan tanaman dari hama, gulma, dan penyakit
Tanaman yang dihasilkan memiliki Varietas baru yang muncul belum tentu
perakaran yang kuat baik
22
Tahan penyakit yang disebabkan oleh Kualitas tanaman baru akan diketahui
tanah ketika tanaman telah berbuah
Sumber: Farming.id (diakses 4 Januari 2020)
Kelebihan Kekurangan
Masa muda tanaman relatif pendek Sistem perakaran kurang kuat karena
tidak memiliki akar tunggang
Tanaman lebih cepat bereproduksi Mewarisi sifat jelek induknya di
samping sifat baik induknya
Dapat diterapkan pada tanaman yang Biaya pengadaan bibit mahal
tidak menghasilkan biji
Sifat-sifat yang lebih baik pada Waktu yang dibutuhkan relatif lama
induknya dapat diturunkan
Dapat tumbuh pada tanah yang Sulit memperoleh tanaman dalam
memiliki lapisan tanah dangkal karena jumlah yang besar yang berasal dari
memiliki sistem perakaran yang satu pohon induk
dangkal
Sumber: Farming.id (diakses 4 Januari 2020)
2. Proses Pencangkokan
• Pilih cabang yang telah memenuhi syarat pada pohon induk, yakni ukuran
tidak terlalu besar, pertumbuhan subur, baik “lurus” maupun tidak terlalu
tua.
• Kerat atau sayat pada bagian pangkal cabang terpilih secara melingkar
dengan jarak antar-keratan 3—5 cm.
• Kelupaskan kulit di bidang sayatan, kemudian kerik kambiumnya sampai
kering.
• Ikat pembalut dari sabut kelapa atau lembaran plastik di bagian pangkal
cabang pencangkokan.
• Lekatkan atau tutup bagian luka cabang dengan media yang setebal 5—6
cm, lalu balut dengan sabut kelapa ataupun lembaran plastik.
• Ikat pembalut cangkokan di bagian atas bidang cangkokan.
• Biarkan bibit cangkokan tumbuh pada pohon induk selama 1,5—3,5 bulan
hingga akar tampak tumbuh.
• Potong pangkal cabang tempat bidang cangkokan.
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum Agribisnis I yang dilakukan di Inkubator dan
Lahan Pembibitan Sekitar Inkubator Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Riau diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya
dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Ada beberapa jenis alat
pelindung dirl untuk bidang pekerjaan pertanian di lapangan sesuai dengan
jenis pekerjaannya antara lain: sarung tangan, sepatu lapangan, topi
pengaman, penutup bagian muka, pelindung atau penutup mata, alat
pelindung mulut, dan pelindung tubuh.
2. Land clearing adalah pembersihan lahan yang akan dijadikan area
pertanaman. Adapun kegiatan yang dilakukan selama praktikum pembersihan
lahan, yaitu:
a. Membuat piringan, piringan merupakan daerah lingkaran yang berada
disekitar pohon yang berdiameter 3-5 meter.
b. Membuat gawangan, gawangan merupakan tempat atau bagian di antara
titik tanam, gawangan digunakan sebagai jalan akses untuk pengangkutan
buah dan juga perawatan tanaman.
3. Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah
proses menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman.
Tujuan utama dari pembiakan tanaman adalah untuk mencapai pertambahan
jumlah, memelihara sifat-sifat penting dari tanaman, dan juga untuk
mempertahankan eksistensi jenisnya.
Pada praktikum Agribisnis I dilakukan perbanyakan tanaman pinang (Areca
catechu) dan bunga kenop (Gomphrena globosa) secara generatif, sedangkan
perbanyakan tanaman jambu air (Syzygium aqueum) secara cangkok, tanaman
bunga kertas (Bougainvillea) dan tanaman lee kwan yew atau likuanyu
(Vernonia elliptica) secara stek (Vegetatif).
29
5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum dan kesimpulan yang telah dirumuskan dapat
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Sebaiknya dilakukan pengenalan Alat Pelindung Diri (APD) lebih lanjut
kepada mahasiswa agar dapat meminimalisasikan kecelakan kerja saat
praktikum.
2. Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya pembukaan lahan ataupun
pembuatan piringan serta gawangan diusahakan agar permukaan tanah bersih
dari gulma terlebih dahulu, sehingga nantinya pertumbuhan tanaman dapat
tumbuh dengan semestinya.
3. Sebaiknya mahasiswa mengetahui terlebih dahulu cara menanam,
menyangkok, serta menyetek dengan baik dan benar.
30
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
DATA DIRI
Riwayat Pendidikan
SD :SD Negeri 79/VIII, Sukamaju
MTs :MTs Negeri 4 Tebo
SMA :SMA Negeri 2 Tebo