SKRIPSI
FATKHUR ROBANI
i
ANALISIS PERTUMBUHAN JAGUNG UNGU PADA
BERBAGAI KONSENTRASI NaCl
SKRIPSI
FATKHUR ROBANI
E 281 17 047
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan Oleh,
Koordinator Program Studi Agroteknologi
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Karya ilmiah (skripsi) ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik
di Universitas Tadulako maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tetulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
FATKHUR ROBANI
E 281 17 047
iv
RINGKASAN
Pertanian merupakan salah satu sektor kunci perekonomian Indonesia, salah satu
komoditas utama pertanian Indonesia adalah jagung. Untuk meningkatkan
produktifitas jagung jelas diperlukan benih unggul dan lahan pertanian yang luas,
namun sayangnya Depertemen Pertanian memperkirakan terjadi alih fungsi
lahan pertanian ke sektor non pertanian yang mencapai 120 ribu hektar/tahun.
Permasalahan utama lahan marginal adalah cekaman lingkungan, diantara
berbagai cekaman lingkungan, salinitas merupakan salah satu cekaman yang
paling banyak dijumpai. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kadar
cekaman salinitas yang masih dapat ditumbuhi jagung. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Agustus hingga November 2020 di Laboratorium Ilmu Benih dan
Screen house Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu Faktor yaitu
konsentrasi NaCl, yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu N1: 0 (kontrol), N2:
1.500 Ppm (konsentrasi rendah), N3: 3.500 Ppm (konsentrasi sedang), N4: 4.500
Ppm (konsentrasi tinggi), setiap perlakuan diulangi sebanyak 5 kali ulangan
sehingga mendapatkan 20 unit penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan
Perlakuan P3 (salinitas tinggi) merupakan perlakuan salinitas yang memberikan
pertumbuhan jagung ungu paling baik dibandingkan dengan konsentrasi rendah
dan sedang. Pada konsentrasi salinitas rendah terdapat hubungan korelasi sangat
nyata pada parameter luas daun dan jumlah daun.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Sang Pemilik dunia dan
seisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nyalah kita patut memohon
dan berserah diri. Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah
diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini. Namun, hal tersebut dapat diatasi
berkat bimbingan dari Dosen Pembimbing yang tidak pernah bosan dan penuh
kesabaran dalam membimbing penulis maka dari itu penulis sangat berterima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Fathurrahman, MP dan
ibu Dr. Rahmi, SP, MP selaku pembimbing yang senantiasa memberikan arahan,
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Kahfi S.Pd. dan Ibunda
vi
senantiasa memberikan dukungan moral maupun materil, semangat, kasih sayang
doa dan restu yang selalu mengiringi tiap langkah penulis sehingga bisa sampai ke
titik ini. Kepada saudara penulis Riris Nurul Arofah, terima kasih atas semangat
dan motivasi yang diberikan kepada saya. Semoga ini bisa jadi hal yang
membanggakan bagi kalian serta menjadi alasan skripsi ini harus selesai tepat
pada waktunya.
pihak, sehingga tidak lupa pula penulis hanturkan terima kasih dan penghargaan
Tadulako.
Universitas Tadulako.
3. Bapak Dr. Ir. Abdul Rahim, STP., MP selaku wakil Dekan Bidang
5. Bapak Dr. Ir. Usman Made, MP Selaku Ketua Bidang Kajian Umum
6. Ibu Dr. Ir. Maemunah, MP. Selaku Dosen Wali Penulis terima kasih
vii
7. Bapak Dr. Ir. Usman Made, M.P. sebagai dosen penguji I, penulis
mengucapkan terima kasih banyak atas kritik, saran dan waktu yang
8. Bapak Dr. Sc. Agr. Ir. Henry Barus, M.Sc sebagai dosen penguji II,
terima kasih atas segala ilmu, motivasi, kritik maupun saran yang
9. Bapak Dr. Ir. Nursangadji, DEA. sebagai dosen penguji III, penulis
mengucapkan terima kasih banyak atas kritik, saran dan waktu yang
10. Bapak Jeki, SP, Msc selaku dosen Fakultas Pertanian Universitas
11. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako yang
penelitian.
viii
kasih telah sudah banyak membantu baik dalam hal akademik maupun
14. Sahabat sepenelitian Nurul Kamariah, terima kasih tak terhingga telah
kehidupan penulis.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan, do’a, motivasi serta berbagai
dukungan moril dan materil yang tulus diberikan untuk penulis selama menjalani
studi di Fakultas Pertanian. Semoga Allah swt. Memberikan balasan yang lebih
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN.................................................................................. i
HALAMAN BELAKANG......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................... iv
RINGKASAN............................................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.1 Tujuan Penelitian..................................................................... 2
1.1 Manfaat Penelitian................................................................... 2
x
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan................................................................................... 21
4.2 Saran............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No Halaman
DAFTAR GAMBAR
xii
No Halaman
xiii
BAB I. PENDAHULUAN
satu komoditas utama pertanian Indonesia adalah jagung. Jagung (Zea Mays)
selain beras, serta memiliki nilai ekonomi yang mempunyai peluang untuk
unggul dan lahan pertanian yang luas, namun sayangnya Depertemen Pertanian
memperkirakan terjadi alih fungsi lahan pertanian ke sektor non pertanian yang
mencapai 120 ribu hektar/tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
terjadi penurunan luas baku lahan pertanian di Indonesia menjadi 7,1 juta hektare
pada 2018 dibanding data sensus 2013 seluas 7,75 juta hektare.
pengolahan lahan marginal. Menurut data dari Balai Penelitian Tanah, Balitbang
157.246.565 hektar dan potensi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian
yang paling banyak dijumpai (Gedoan et al, 2004). Menurut Suriadikarta dan
1
182.760 ha (Sulawesi), 476.260 ha (Maluku dan Nusa Tenggara) dan 407.600 ha
Salinisasi tanah dapat terjadi di hampir semua wilayah iklim mulai dari
daerah beriklim tropis yang lembab hingga daerah kutub. Tanah salin dapat
daerah pegunungan diatas 5000 meter seperti Dataran Tinggi Tibet atau
seimbangan ion dan konsentrasi hara, serta efek osmotik yang menurunkan
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh cekaman salinitas
meningkatkan hasil produksi tanaman jagung pada tanah yang memiliki cekaman
salinitas.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Varietas Jagung (Zea mays L.) Dengan Menggunakan Agen Seleksi NaCl,
anatara tanah, pasir dan pupuk kandang serta pengaplikasian perlakuan NaCl yang
dilakukan 2 kali. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
Jagung (Zea mays L.) Verietas Manding terhadap Cekaman Salinitas (NaCl)
unggul terhadap cekaman salinitas tanpa adanya pengaruh dari faktor lingkungan.
Pembeda antara penelitan ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah metode
Adaptasi Jagung terhadap Cekaman NaCl Pola Serapan Anion dan Kation,
pada tanah yang terkena cekaman salinitas. Pengamatan penelitian ini difokuskan
pada pengamatan penyerapan akar jagung terhadap zat kation dan anion.
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah faktor
3
2.2 Landasan Teori
lebih dari 1 m, namun pada umumnya akar jagung terpusat pada kedalaman
tanah kurang dari 20 cm. Akar jagung memiliki tiga tipe akar yaitu akar
seminal yang tumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif yaitu akar
yang berkembang dari buku pada ujung mesokotil menjadi akar serabut tebal,
dan akar udara yang tumbuh dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan
tanah.
merupakan batang silindris tanpa cabang, dan terdiri atas sejumlah ruas dan
buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol.
Jumlah buku dan ruas pada batang jagung sama dengan jumlah daun
jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhsanati et al. (2008) bahwa
batang jagung tersusun atas ruas yang merentang diantara buku-buku pada
batang sebagai tempat duduknya daun sehingga jumlah buku dan ruas yang
terdapat pada batang memiliki jumlah yang sama dengan daun, ketiganya
4
Menurut Purwono dan Hartono (2006) daun jagung merupakan daun
sempurna yang terdiri atas pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun.
Pelepah daun pada umumnya membungkus bagian batang, antara pelepah dan
helai daun terdapat tangkai daun dengan permukaan daun yang berbulu dan
pucuk paling atas yang ditandai dengan adanya tassel (rambut) sedangkan bunga
betina terletak pada ketiak daun yang akan mengeluarkan stiledan stigma. Buah
memiliki warna putih susu ketika pembentukan dan kuning muda saat
jagung serta terdapat klobot yang menyelimuti tongkol jagung yang berfungsi
basah (>100 mm/bulan) 7-9 bulan dan bulan kering (<60 mm/bulan ) 4-6 bulan.
antara 23ºC - 27ºC dengan temperatur optimum 25º C. Temperatur rendah akan
5
menghambat pertumbuhan tanaman, sedangkan temperatur tinggi akan
menurunkan produksi.
Tanaman jagung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah mulai tanah dengan
tekstur berpasir hingga tanah liat, akan tetapi jagung akan tumbuh baik pada tanah
yang gembur dan kaya akan humus dengan tingkat derajat keasaman (pH) tanah
antara 5,5-7,5, dengan kedalaman air tanah 50-200 cm dari permukaan tanah dan
perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70 hingga 210 hari. Jagung dapat
tumbuh hingga ketinggian 3 meter. Tidak seperti tanaman biji-bijian lain, tanamn
jagung merupakan satu satunya tanaman yang bunga jantan dan bunga betinanya
terpisah.
Temperatur maksimal dari tanaman jagung mulai dari fase pertumbuhan dan
kematian pada tanaman jagung. Suhu udara atau temperature baik untuk
6
2.2.3 Salinitas
maupun di air irigasi. Lahan salin merupakan permasalahan utama dari seluruh
permasalahan lahan pertanian yang ada di dunia yang semakin meluas selama
penuaan daun lebih awal dan mengurangi luas daun yang berfungsi pada proses
tanah tidak dapat menyerap air dari tanah. Hal ini dikarenakan tanaman atau
membuat aliran air alami dari tanah ke akar tanaman ketika keadaan tanah
memiliki salin yang cukup tinggi dapat menghambat pergerakan air dari akar
tanaman akan ditarik kembali kedalam tanah sehingga tanaman tidak dapat
mengambil air yang cukup untuk proses pertumbuhan. Jika konsentrasi sisa
kadar garam dalam tanah cukup tinggi, tanaman akan layu dan mati terlepas dari
7
berlebihan dalam tanah. Peningkatan konsentrasi garam terlarut dalam tanah akan
hara dan penyerapan air sehingga jumlah air yang masuk ke dalam akar
2.3 Hipotesis
8
BAB III. METODE PENELITIAN
Tadulako, Palu.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Gelas ukur ,kertas lebel,
wadah plastik, ember, kamera, alat tulis, oven, mistar, pinset, gelas kimia,
timbangan elektrik, leaf area meter dan jangka sorong. Bahan yang digunakan
pada penelitian ini adalah benih jagung varietas srikandi ungu 1, Natrium Klorida
(NaCl), Tanah.
dari satu Faktor yaitu konsentrasi NaCl, yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu:
N1: 0 (kontrol)
penelitian.
9
3.4 Prosedur Penelitian
untuk memisahkan benih yang bagus dan yang rusak. Benih yang bagus adalah
benih yang tenggelam sedangkan benih yang jelek adalah benih yang terapung.
kadar pH yang terkandung di dalam tanah. Media tanam yang akan digunakan
Benih jagung ungu yang telah diseleksi kemudian ditanam pada media yang
telah disiapkan. Setiap media tanam ditanami 2 benih jagung. Dalam 1 media
tanam, benih jagung yang tumbuh kurang baik akan dihilangkan dan yang tumbuh
Pembuatan larutan NaCl dibuat dengan cara melarutkan serbuk NaCl. Untuk
konsentrasi rendah garam dengan massa 1,5 gram dimasukkan ke dalam wadah
sedang garam dengan massa sebanyak 3,5 gram ditambahkan air hingga mencapai
volume 1 liter dan untuk konsentrasi tinggi, garam dengan massa sebanyak 5,5
10
3.4.5 Pemberian larutan NaCl
dilakukan hanya 1 kali dalam penelitian pada saat 10 HST di dalam ember.
3.4.6 Pemeliharaan
sesuai dengan kapasitas air yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan
dan batang sampai bagian pucuk tanaman. Data tinggi tanaman dicatat dan
dikelompokkan sesuai dengan kode atau lebel yang tertera pada tanaman
3. Luas daun diukur dengan menggunakan leaf Area Meter terhadap daun
11
5. Pengamatan volume akar dilakukan pada saat akhir pengamatan 60 HST,
dengan cara membongkar bibit dari ember dan mencuci akar hingga bersih,
mengamati selisih volume air saat dimasukkan akar dengan volume air
awal.
larutan NaCl.
sederhana.
12
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari penelitian ini disajikan dalam tabel korelasi dengan enam
variable pengamatan yaitu tinggi tanaman (TT), diameter tanaman (DT), luas
daun (LD), volume akar (VA), jumlah daun (JD) dan berat kering (BK) tanaman.
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman dan diameter
tanaman berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan luas daun
berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan volume akar
berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan jumlah daun
berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan berat kering
berkorelasi positif namun tidak nyata. Diameter tanaman dan luas daun
berkorelasi positif namun tidak nyata, Diameter tanaman dan volume akar
berkorelasi negatif namun tidak nyata, Diameter tanaman dan jumlah daun
berkorelasi positif namun tidak nyata, dan Diameter tanaman dan berat kering
13
berkorelasi positif namun tidak nyata. Luas daun dan volume akar berkorelasi
negatif namun tidak nyata, Luas daun dan jumlah daun berkorelasi positif namun
tidak nyata, Luas daun dan berat kering berkorelasi positif namun tidak nyata.
Volume akar dan jumlah daun berkorelasi negatif namun tidak nyata, Volume
akar dan berat kering berkorelasi negatif namun tidak nyata. Jumlah daun dan
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman dan diameter
tanaman berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan luas daun
berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan volume akar berkorelasi
positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan jumlah daun berkorelasi negatif
namun tidak nyata, tinggi tanaman dan berat kering berkorelasi positif namun
tidak nyata. Diameter tanaman dan luas daun berkorelasi negatif namun tidak
nyata, Diameter tanaman dan volume akar berkorelasi negatif namun tidak nyata,
Diameter tanaman dan jumlah daun berkorelasi positif namun tidak nyata, dan
Diameter tanaman dan berat kering berkorelasi negatif namun tidak nyata. Luas
daun dan volume akar berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas daun dan
jumlah daun berkorelasi positif dan sangat nyata, Luas daun dan berat kering
14
berkorelasi positif namun tidak nyata. Volume akar dan jumlah daun berkorelasi
positif namun tidak nyata, Volume akar dan berat kering berkorelasi positif dan
nyata. Jumlah daun dan berat kering berkorelasi positif namun tidak nyata.
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman dan diameter
tanaman berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan luas daun
berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan volume akar
berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan jumlah daun
berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan berat kering berkorelasi
negatif namun tidak nyata. Diameter tanaman dan luas daun berkorelasi positif
namun tidak nyata, Diameter tanaman dan volume akar berkorelasi positif namun
tidak nyata, Diameter tanaman dan jumlah daun berkorelasi positif namun tidak
nyata, dan Diameter tanaman dan berat kering berkorelasi positif namun tidak
nyata. Luas daun dan volume akar berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas
daun dan jumlah daun berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas daun dan berat
kering berkorelasi positif dan nyata. Volume akar dan jumlah daun berkorelasi
positif namun tidak nyata, Volume akar dan berat kering berkorelasi positif
namun tidak nyata. Jumlah daun dan berat kering berkorelasi positif namun tidak
nyata.
15
Tabel 4. Korelasi P3 (konsentrasi tinggi)
VAR TT DT LD VA JD BK
TT 1 0.2023 tn -0.2788 tn 0.65912 tn 0.58890 tn 0.19711 tn
DT 1 -0.0532 tn -0.0708 tn -0.0363 tn 0.34961 tn
LD 1 0.33372 tn 0.06256 tn 0.82470 tn
VA 1 0.18553 tn 0.48315 tn
JD 1 0.3996 tn
BK 1
Ket: tn = tidak nyata, * = nyata, ** = sangat nyata.
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman dan diameter
tanaman berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan luas daun
berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan volume akar
berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan jumlah daun berkorelasi
positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan berat kering berkorelasi positif
namun tidak nyata. Diameter tanaman dan luas daun berkorelasi negatif namun
tidak nyata, Diameter tanaman dan volume akar berkorelasi negatif namun tidak
nyata, Diameter tanaman dan jumlah daun berkorelasi negatif namun tidak nyata,
dan Diameter tanaman dan berat kering berkorelasi positif namun tidak nyata.
Luas daun dan volume akar berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas daun dan
jumlah daun berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas daun dan berat kering
berkorelasi positif namun tidak nyata. Volume akar dan jumlah daun berkorelasi
positif namun tidak nyata, Volume akar dan berat kering berkorelasi positif
namun tidak nyata. Jumlah daun dan berat kering berkorelasi positif namun tidak
nyata.
4.2 Pembahasan
16
Pengamatan pertumbuhan jagung pada cekaman salinitas ini dianalisis
yang erat antar dua variabel. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1
hingga +1. Jika diperoleh koefisien korelasi nol, bermakna dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat korelasi antara kedua sifat tersebut. Jika didapat nilai
akan diikuti oleh peningkatan sifat yang lainnya dan semakin mendekati -1
berarti peningkatan suatu sifat akan mengurangi sifat yang lain nya. Sedangkan
korelasi antara dua variable, 0 – 0,25 = Korelasi sangat rendah, 0,25 – 0,5 =
Hubungan korelasi sangat nyata dengan taraf signifikansi 1% terdapat pada tabel 2
(konsentrasi rendah) nilai korelasi antara luas daun dan jumlah daun (0,99321),
dimana berarti semakin tinggi jumlah daun maka akan semakin tinggi pula luas
daun. Hal ini sesuai dengan ditunjukkannya hubungan korelasi positif tidak nyata
antara luas daun dan jumlah daun pada tabel 1 (kontrol), tabel 3 (konsentrasi
daun dan luas daun, perlakuan yang memberikan pertumbuhan terbaik dari
17
nilai lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena perlakuan control tidak dipengaruhi
nitrogen terserap oleh akar. Unsur nitrogen yang cukup dapat mengoptimalkan
pertumbuhan lebar daun. Hal ini sejalan dengan pendapat Soegito (2003) yang
meningkatkan hasil fotosintesis sampai optimum. Hal ini dikuatkan oleh pendapat
Peningkatan jumlah daun dan luas daun juga bermanfaat dalam proses
fotosintesis, dimana semakin luas daun maka semakin banyak makanan yang
terdapat pada korelasi volume akar dan berat kering pada tabel 2 (konsentrasi
rendah) dengan nilai korelasi (0,931445) yang berarti semakin tinggi volume akar
maka akan meningkat pula nilai berat kering jagung. Hal tersebut selaras dengan
ditunjukkannya data korelasi positif tidak nyata pada tabel 3 dan tabel 4, namun
berbanding terbalik dengan nilai korelasi volume akar dan berat kering tanaman
korelasi negative, dimana berarti pada perlakuan control atau tanpa cekaman
semakin rendah volume akar maka akan meningkatkan nilai berat kering tanaman,
dan semakin tinggi volume akar maka akan menurunkan nilai berat kering
tanaman. Hal ini dapat terjadi diakibatkan pada keadaaan tanah yang mengalami
cekaman menyebabkan akar akan tumbuh lebih panjang demi mencari nutrisi di
18
dalam tanah. Sedangkan pada tanah tanpa cekaman atau control, pertumbuhan
akar akan cenderung tidak terlalu luas karena sumber nutrisi cukup tersedia dan
dengan nutrisi yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan pada bagian bagian
batang dan daun sehingga nilai berat kering akan meningkat. Hal ini didukung
oleh pendapat Henry et al., ( 2012) Pada kondisi cekaman tanah, system perakaran
bertambahnya jumlah akar demi mendukung fungsi akar dalam penyerapan air.
serapan unsur hara, dilanjutkan oleh (Resh, 1983) Bahwa akar berkembang secara
nyata antara luas daun dan berat kering dengan nilai (0,934087). Nilai ini
korelasi antara nilai 0,75 – 0,99. Selain pada konsentrasi NaCl sedang, pada
konsentrasi rendah dan konsentrasi tinggi serta control menunjukkan juga adanya
hubungan korelasi positif tidak nyata antara luas daun dan berat kering, yang
berarti semakin tinggi nilai luas daun maka akan meningkatkan nilai berat kering,
dan sebaliknya jika nilai luas daun turun maka nilai berat kering juga akan turun.
Hal ini dikarenakan seiring dengan meningkatnya luas daun maka akan semakin
tinggi pula hasil makanan yang diporeleh dari proses fotosintesis sehingga hasil
tanaman dan meningkatkan nilai berat kering total tanaman. Hal ini dikuatkan
oleh pendapat Bagus et al (2012) Daun adalah organ utama untuk menyerap
19
cahaya matahari. Pada daun yang lebar maka tanaman akan mampu menyerap
cahaya matahari yang lebih banyak. Nilai nisbah luas daun berhubungan dengan
luas daun. Bila nilai luas daun naik maka akan menyebabkan laju asimilasinya
5.1 Kesimpulan
20
1. Perlakuan P3 (salinitas tinggi) merupakan perlakuan salinitas yang
5.2 Saran
lebih beragam serta menggunakan media tanam polybag agar tidak terlalu
DAFTAR PUSTAKA
21
Skripsi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Ashraf, M., 2009. Biotechnological approach of improving plantsalt
tolerance using antioxidants as markers. Biotechnol. Adv.27:84-93.
Bagus, H, B., Rohlan, R., Sri, T,. 2012. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan
Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma
zedoaria L.). Universitas Negeri Yogyakarta.
Barnito, N.,2009. Budidaya tanaman jagung. Suka Abadi. Yogyakata.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual: Maize (A
Guide to Upland Production in Cambodia).Canberra.
Dachlan, A., Nurlina, K. dan A. Kurnia, S. 2013. Uji Ketahanan Salinitas
Beberapa varietas Jagung (Zea mays L.) dengan Menggunakan Agen Seleksi
NaCl. Biogenesis, 1(1): 9-17.
Effendi, R. 2007. Botani dan Morfologi Tanaman Jagung. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Gedoan SP, Indradewa D dan Syukur A. 2004. Tanggapan Varietas Kacang
Tunggak Terhadap Cekaman Salinitas. Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada. Jurnal Agrosains. Vol 17 (1):1
Hagemann dan Erdmann. 1997. Environmental stresses. In: Rai, A. K. (Ed.),
Cyanobacterial Nitrogen Metabolism and Environmental Biotechnology.
Springer, Heidelberg, New Delhi, India: Narosa Publishing House. pp 156–
221.
Henry A, Cal AJ, Batoto TC, Torres RO, Serraj R. 2012. Root attributes affecting
water uptake of rice (Oryza sativa) under drought. J Exp Bot. 63:4751–4763.
Marschner, H., 1986. Mineral Nutrition in Higher Plant. London: Academic Pres
Inc.
Marvelia, A., S. Darmanti., dan S. Paraman. 2006. Produksi tanaman jagung
manis (Zea mays saccharata) yang diperlakukan dengan kompos kascing
dengan dosis yang berbeda. Jurnal Anatomi dan Fisiologi. 14 (2) : 7–18.
Melwita, E. dan E. Kurniadi. 2014. Pengaruh waktu hidrolisis dan
konsentrasi H2SO4 pada pembuatan asam oksalat dari tongkol jagung.
Jurnal Teknik Kimia. 20 (2) : 5 5–63
Muhsanati, A. Syarif, dan S. Rahayu. 2008. Pengaruh beberapa takaran
kompos Tithonia terhadappertumbuhan dan hasil tanaman jagung
manis (Zeamays Saccharata). Jerami 1:87-91.
Munns, R. 2002. Comparative physiology of salt and water stress. Plant, Celland
Environt. 25:239-250.
22
Niswati, A., S. Yusnaini, dan M.A.S. Arif. 2008. Populasi mikroba pelarut
fosfat dan p- tersedia pada rizosfir beberapa umur dan jarak dari
pusat perakaran jagung (Zea mays L.). Laporan Penelitian, Jurusan
Ilmu Tanah Faperta Unila. Bandarlampung.
Nurhayati. 2008. Tanggap Tanaman Kedelai di Tanah Gambut Terhadap
Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Ondrasek, G., Rengel, Z. and Veres, S. 2011. Soil Salinisation and Salt Stress in
Crop Production. In A. Shanker, ed. Abiotic Stress in Plants -
Mechanisms and Adaptations. 1st ed. InTech. pp.171-190.
Purwono, dan R. Hartono. 2006. Bertanam Jagung Unggul. Penerbit
Penebar Swadaya. Jakarta.
Resh, H. M., 1983. Hidroponic Food Production. California: Wood-Bridge
Press Publishing Company
Sepriliyana., W, R. 2010. Analisis Potensi Hasil dan Kualitas Hasil Beberapa
Varietas Jagung (Zea Mays L.) Sebagai Jagung Semi (Baby Corn). Institut
Pertanian Bogor.
Sholihah, N, F,. Triono, B, S,. 2016. Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Verietas Manding terhadap Cekaman Salinitas (NaCl) secara In Vitro. Jurnal
Sains Dan Seni ITS Vol. 5.
Soegito, 2003. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
84 hlm.
Suriadikarta, D.A. dan Sutriadi, M.T. 2007. Jenis - Jenis Lahan Berpotensi untuk
Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian,
26(3): 115-122.
Zulman, M, H, U,. Widodo, H. 2019. Mekanisme Adaptasi Jagung terhadap
Cekaman NaCl: Pola Serapan Anion dan Kation. J. Agron. Indonesia,
Desember 2019, 47(3):255-261
23
LAMPIRAN
24
25
Rata-rata hasil : ± 7,0 ton/ha pipilan kering pada KA 15%
Bobot 1000 butir : ± 311,1 gram
Kandungan karbohidrat : ± 74,56 %
Kandungan protein : ± 9,01 %
Kandungan lemak : ± 3,98 %
Kandungan amilosa : ± 5,77 %
Kandungan antosianin : ± 51,92 µg/g
Ketahanan terhadap hama : Agak tahan terhadap penyakit bulai
dan penyakit (Peronosclerospora philippinnensis)
Keterangan : Adaptif dan stabil pada lingkungan sub
optimal di dataran rendah
Pemulia : M Yasin HG, Sigit Budi Santoso,
Musdalifah Isnaeni, Jamaluddin, NN
Andayani, Made J Mejaya dan M. Azrai
Peneliti : A Haris Talanca, Hj Suarni, Faesal, Marsid,
Fahdiana, Muh. Aqil dan Fauziah Koes
26
Tabel 5. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 1
Rata-
Perlakua Jumlah
Ulangan rata
n
1 2 3 4 5
P0 84.00 67.00 65.00 65.00 76.00 357 71.4
P1 72.00 69.00 75.00 70.00 56.00 342 68.4
P2 60.00 88.00 62.00 75.00 50.00 335 67
P3 72.00 72.00 67.00 68.00 53.00 332 66.4
TOTAL 288 296 269 278.00 235.00 1366 68.3
27
Tabel 9. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 5
Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 106 88 80 64 85 423 84.6
P1 86 74 82 80 69 391 78.2
P2 64 102 83 86 75 410 82
P3 91 88 93 77 63 412 82.4
TOTAL 347 352 338 307 292 1636 81.8
28
Tabel 13. Data pengamatan diameter tanaman minggu 4
Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 1.1 0.6 1.1 0.7 0.9 4.4 0.88
P1 0.6 0.8 0.7 0.7 1.1 3.9 0.78
P2 0.7 0.8 0.7 0.5 0.6 3.3 0.66
P3 1 0.7 1 0.9 0.8 4.4 0.88
TOTAL 3.4 2.9 3.5 2.8 3.4 16 0.8
29
Tabel 17. Data pengamatan jumlah daun minggu 1
Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 7 5 9 5 6 32 6.4
P1 5 6 5 6 7 29 5.8
P2 4 8 6 4 6 28 5.6
P3 7 6 6 6 5 30 6
TOTAL 23 25 26 21 24 119 5.95
30
Tabel 21. Data pengamatan jumlah daun minggu 5
Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 11 7 10 9 8 45 9
P1 8 8 9 0 7 32 6.4
P2 8 8 6 7 8 37 7.4
P3 9 8 9 7 8 41 8.2
TOTAL 36 31 34 23 31 155 7.75
31
Gambar 1. Dokumentasi tanaman P0U1
32
Gambar 4. Dokumentasi tanaman P0U4
33
Gambar 7. Dokumentasi tanaman P1U2
34
Gambar 10. Dokumentasi tanaman P1U5
35
Gambar 13. Dokumentasi tanaman P2U3
36
Gambar 16. Dokumentasi tanaman P3U1
37
Gambar 19. Dokumentasi tanaman P3U4
38
Gambar 22. Dokumentasi pengukuran volume akar
39
Gambar 25. Dokumentasi penimbangan NaCl
40
BIODATA PENYUSUN
hingga selesai pada tahun 2014. Dilanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu di
SMA Negeri 1 Toili dan selesai pada tahun 2017. Setelah menyelesaikan studinya
Universitas Tadulako Palu dan diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Agroteknologi.
41