Anda di halaman 1dari 54

ANALISIS PERTUMBUHAN JAGUNG UNGU PADA

BERBAGAI KONSENTRASI NaCl

SKRIPSI

FATKHUR ROBANI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021

i
ANALISIS PERTUMBUHAN JAGUNG UNGU PADA
BERBAGAI KONSENTRASI NaCl

SKRIPSI

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako”

FATKHUR ROBANI
E 281 17 047

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Pertumbuhan Jagung Ungu Pada Berbagai Konsentrasi


NaCl
Nama : Fatkhur Robani
Stambuk : E 281 17 047

Palu, Maret 2021


Menyetujui,

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. Fathurrahman, MP. Dr. Rahmi, SP, MP.


NIP. 19621123 198803 1 004 NIP. 19670602 199803 2 001

Disahkan Oleh,
Koordinator Program Studi Agroteknologi

Dr. Irwan Lakani SP,.M.Si.


NIP. 19201015 200212 1 001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya ilmiah (skripsi) ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik
di Universitas Tadulako maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tetulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.

Palu, 18 Maret 2021


Yang membuat pernyataan

FATKHUR ROBANI
E 281 17 047

iv
RINGKASAN

Fatkhur Robani (E 281 17 047). Analisis Pertumbuhan Jagung Ungu Pada


Berbagai Konsentrasi NaCl. (Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Fathurrahman, MP dan
Dr. Rahmi, SP, MP, 2021).

Pertanian merupakan salah satu sektor kunci perekonomian Indonesia, salah satu
komoditas utama pertanian Indonesia adalah jagung. Untuk meningkatkan
produktifitas jagung jelas diperlukan benih unggul dan lahan pertanian yang luas,
namun sayangnya Depertemen Pertanian memperkirakan terjadi alih fungsi
lahan pertanian ke sektor non pertanian yang mencapai 120 ribu hektar/tahun.
Permasalahan utama lahan marginal adalah cekaman lingkungan, diantara
berbagai cekaman lingkungan, salinitas merupakan salah satu cekaman yang
paling banyak dijumpai. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kadar
cekaman salinitas yang masih dapat ditumbuhi jagung. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Agustus hingga November 2020 di Laboratorium Ilmu Benih dan
Screen house Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu Faktor yaitu
konsentrasi NaCl, yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu N1: 0 (kontrol), N2:
1.500 Ppm (konsentrasi rendah), N3: 3.500 Ppm (konsentrasi sedang), N4: 4.500
Ppm (konsentrasi tinggi), setiap perlakuan diulangi sebanyak 5 kali ulangan
sehingga mendapatkan 20 unit penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan
Perlakuan P3 (salinitas tinggi) merupakan perlakuan salinitas yang memberikan
pertumbuhan jagung ungu paling baik dibandingkan dengan konsentrasi rendah
dan sedang. Pada konsentrasi salinitas rendah terdapat hubungan korelasi sangat
nyata pada parameter luas daun dan jumlah daun.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Sang Pemilik dunia dan

seisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nyalah kita patut memohon

dan berserah diri. Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah

SWT penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul : “Analisis

Pertumbuhan Jagung Ungu Pada Berbagai Konsentrasi NaCl” sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Agroteknologi, Fakultas

Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Teriring Salam dan Shalawat semoga

tercurahkan kepada teladan dan junjungan kita Rasulullah Nabi Muhammad

SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang–orang yang senantiasa istiqamah

mengikuti jalan dakwahnya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mempunyai keterbatasan

pengetahuan dalam bidang pertanian, khususnya dalam bidang ilmu yang

diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini. Namun, hal tersebut dapat diatasi

berkat bimbingan dari Dosen Pembimbing yang tidak pernah bosan dan penuh

kesabaran dalam membimbing penulis maka dari itu penulis sangat berterima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Fathurrahman, MP dan

ibu Dr. Rahmi, SP, MP selaku pembimbing yang senantiasa memberikan arahan,

masukan, motivasi, dan telah meluangkan waktu dalam membimbing penulis

dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang tidak

terhingga kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Kahfi S.Pd. dan Ibunda

Sunatun Nafiah. yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, dan

vi
senantiasa memberikan dukungan moral maupun materil, semangat, kasih sayang

doa dan restu yang selalu mengiringi tiap langkah penulis sehingga bisa sampai ke

titik ini. Kepada saudara penulis Riris Nurul Arofah, terima kasih atas semangat

dan motivasi yang diberikan kepada saya. Semoga ini bisa jadi hal yang

membanggakan bagi kalian serta menjadi alasan skripsi ini harus selesai tepat

pada waktunya.

Dengan terwujudnya tulisan ini tidak terlepas dari partisipasi berbagai

pihak, sehingga tidak lupa pula penulis hanturkan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P, selaku Rektor Universitas

Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Muhardi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian,

Universitas Tadulako.

3. Bapak Dr. Ir. Abdul Rahim, STP., MP selaku wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.

4. Bapak Dr. Irwan Lakani, S. Pt, M. Si selaku Ketua Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.

5. Bapak Dr. Ir. Usman Made, MP Selaku Ketua Bidang Kajian Umum

(BKU) Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.

6. Ibu Dr. Ir. Maemunah, MP. Selaku Dosen Wali Penulis terima kasih

atas motivasi, masukan, saran serta bimbingan akademik yang selama

ini diberikan kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

vii
7. Bapak Dr. Ir. Usman Made, M.P. sebagai dosen penguji I, penulis

mengucapkan terima kasih banyak atas kritik, saran dan waktu yang

telah diberikan kepada penulis.

8. Bapak Dr. Sc. Agr. Ir. Henry Barus, M.Sc sebagai dosen penguji II,

terima kasih atas segala ilmu, motivasi, kritik maupun saran yang

bermanfaat bagi perbaikan penulisan skripsi ini.

9. Bapak Dr. Ir. Nursangadji, DEA. sebagai dosen penguji III, penulis

mengucapkan terima kasih banyak atas kritik, saran dan waktu yang

telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak Jeki, SP, Msc selaku dosen Fakultas Pertanian Universitas

Tadulako yang senantiasa memberikan arahan, masukan dan

membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

11. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako yang

telah menjadi orang tua penulis selama menempuh pendidikan di

bangku perkuliahan dan tidak pernah lelah membagi ilmu serta

pengalaman berharga kepada penulis.

12. Bapak Wayan dan Bapak Mardiono selaku penanggung

jawab/pengelola kebun akademik Universitas Tadulako terima kasih

atas bantuan dan bimbingannya selama penulis melaksanakan

penelitian.

13. Sahabat RJ SQUAD Santhi Paramita, Vindy Putri Septania, Anisa

Trisya Safira, Aqidatul Izzah As-Sahih, Jawuh Zakariah, Akbar

Toliango, Ahmad Fajri, Hairul Rosyidi, Muhammd irham. Terima

viii
kasih telah sudah banyak membantu baik dalam hal akademik maupun

dalam kehidupan penulis.

14. Sahabat sepenelitian Nurul Kamariah, terima kasih tak terhingga telah

memberi semangat dan banyak membantu hal akademik maupun

kehidupan penulis.

15. Teman-teman Kos penulis Annisa Febri, Miptachul Anwar, I Made

Santika, Alfianita, Ahmad Sidiq, Goentur Widianjoyo, Aulia

Ubaidillah Ma’ruf, Muhammad Aminuddin Barunu, terima kasih tak

terhingga telah memberi semangat dan banyak membantu hal

akademik maupun kehidupan penulis.

16. Teman-teman Agroteknologi 2017 yang telah berjuang sama-sama

menempuh pendidikan selama ini.

Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan, do’a, motivasi serta berbagai

dukungan moril dan materil yang tulus diberikan untuk penulis selama menjalani

studi di Fakultas Pertanian. Semoga Allah swt. Memberikan balasan yang lebih

baik kelak, Aamiin.

Palu, Maret 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN.................................................................................. i
HALAMAN BELAKANG......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................... iv
RINGKASAN............................................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.1 Tujuan Penelitian..................................................................... 2
1.1 Manfaat Penelitian................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................... 3
2.2 Landasan Teori............................................................................. 4
2.2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Jagung............................ 4
2.2.2 Syarat Tumbuh................................................................... 5
2.2.3 Salinitas.............................................................................. 7
2.3 Hipotesis....................................................................................... 8

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat........................................................................ 9
3.2 Alat dan Bahan............................................................................. 9
3.3 Desain Penelitian.......................................................................... 9
3.4 Prosedur penelitian....................................................................... 10
3.4.1 Persiapan Benih................................................................... 10
3.4.2 Persiapan Media Tanam...................................................... 10
3.4.3 Penanaman Benih Jagung.................................................... 10
3.4.4 Pembuatan Larutan NaCl..................................................... 10
3.4.5 Pemberian Larutan NaCl..................................................... 10
3.4.6 Pemeliharaan....................................................................... 11
3.5 Parameter Pengamatan................................................................. 11
3.6 Analisis Data................................................................................. 12

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil.............................................................................................. 13
4.2 Pembahasan.................................................................................. 17

x
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan................................................................................... 21
4.2 Saran............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

No Halaman

Tabel 1. Korelasi P0 (kontrol)................................................................... 13


Tabel 2. Korelasi P1 (konsentrasi rendah)................................................. 14
Tabel 3. Korelasi P2 (konsentrasi sedang)................................................ 15
Tabel 4. Korelasi P3 (konsentrasi tinggi).................................................. 16
Tabel 5. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 1................................ 28
Tabel 6. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 2................................ 28
Tabel 7. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 3................................ 28
Tabel 8. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 4................................ 28
Tabel 9. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 5................................ 29
Tabel 10. Data pengamatan diameter tanaman minggu 1.......................... 29
Tabel 11. Data pengamatan diameter tanaman minggu 2.......................... 29
Tabel 12. Data pengamatan diameter tanaman minggu 3.......................... 29
Tabel 13. Data pengamatan diameter tanaman minggu 4.......................... 30
Tabel 14. Data pengamatan diameter tanaman minggu 5.......................... 30
Tabel 15. Data pengamatan luas daun....................................................... 30
Tabel 16. Data pengamatan volume akar.................................................. 30
Tabel 17. Data pengamatan jumlah daun minggu 1.................................. 31
Tabel 18. Data pengamatan jumlah daun minggu 2.................................. 31
Tabel 19. Data pengamatan jumlah daun minggu 3.................................. 31
Tabel 20. Data pengamatan jumlah daun minggu 4.................................. 31
Tabel 21. Data pengamatan jumlah daun minggu 5.................................. 32
Tabel 22. Data pengamatan beratkering total tanaman............................ 32

DAFTAR GAMBAR

xii
No Halaman

Gambar 1. Dokumentasi tanaman P0U1................................................... 33


Gambar 2. Dokumentasi tanaman P0U2................................................... 33
Gambar 3. Dokumentasi tanaman P0U3................................................... 33
Gambar 4. Dokumentasi tanaman P0U4................................................... 34
Gambar 5. Dokumentasi tanaman P0U5................................................... 34
Gambar 6. Dokumentasi tanaman P1U1................................................... 34
Gambar 7. Dokumentasi tanaman P1U2................................................... 35
Gambar 8. Dokumentasi tanaman P1U3................................................... 35
Gambar 9. Dokumentasi tanaman P1U4................................................... 35
Gambar 10. Dokumentasi tanaman P1U5................................................. 36
Gambar 11. Dokumentasi tanaman P2U1................................................. 36
Gambar 12. Dokumentasi tanaman P2U2................................................. 36
Gambar 13. Dokumentasi tanaman P2U3................................................. 37
Gambar 14. Dokumentasi tanaman P2U4................................................. 37
Gambar 15. Dokumentasi tanaman P2U5................................................. 37
Gambar 16. Dokumentasi tanaman P3U1................................................. 38
Gambar 17. Dokumentasi tanaman P3U2................................................. 38
Gambar 18. Dokumentasi tanaman P3U3................................................. 38
Gambar 19. Dokumentasi tanaman P3U4................................................. 39
Gambar 20. Dokumentasi tanaman P3U5................................................. 39
Gambar 21. Dokumentasi pengukuran tinggi tanaman............................. 39
Gambar 22. Dokumentasi pengukuran volume akar................................. 40
Gambar 23. Dokumentasi proses oven tanaman........................................ 40
Gambar 24. Dokumentasi pengukuran berat kering tanaman................... 40
Gambar 25. Dokumentasi penimbangan NaCl.......................................... 41
Gambar 26. Dokumentasi media tanam..................................................... 41
Gambar 27. Dokumentasi benih jagung yang digunakan.......................... 41

xiii
BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor kunci perekonomian Indonesia, salah

satu komoditas utama pertanian Indonesia adalah jagung. Jagung (Zea Mays)

merupakan tanaman semusim yang dapat menjadi sumber utama karbohidrat

selain beras, serta memiliki nilai ekonomi yang mempunyai peluang untuk

dikembangkan. Untuk meningkatkan produktifitas jagung jelas diperlukan benih

unggul dan lahan pertanian yang luas, namun sayangnya Depertemen Pertanian

memperkirakan terjadi alih fungsi lahan pertanian ke sektor non pertanian yang

mencapai 120 ribu hektar/tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat

terjadi penurunan luas baku lahan pertanian di Indonesia menjadi 7,1 juta hektare

pada 2018 dibanding data sensus 2013 seluas 7,75 juta hektare.

Dalam menghadapi menyusutnya lahan pertanian, perlu dilakukan

pengolahan lahan marginal. Menurut data dari Balai Penelitian Tanah, Balitbang

Kementrian Pertanian tahun 2015, luas lahan marginal di Indonesia mencapai

157.246.565 hektar dan potensi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian

baru 58,4% saja.

Permasalahan utama lahan marginal adalah cekaman lingkungan, Cekaman

lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat pertumbuhan tanaman.

Diantara berbagai cekaman lingkungan, salinitas merupakan salah satu cekaman

yang paling banyak dijumpai (Gedoan et al, 2004). Menurut Suriadikarta dan

Sutriadi (2007) lahan salin di Indonesia luasnya diperkirakan mencapai 2.172.830

ha dengan 457.460 ha (Sumatera), 127.680 ha (Jawa), 521.070 ha (Kalimantan),

1
182.760 ha (Sulawesi), 476.260 ha (Maluku dan Nusa Tenggara) dan 407.600 ha

(Papua). Diperkirakan salinitas lahan di semua negara meningkat dikarenakan

salinitas di lahan produksi berpotensi meningkat juga (Ondrasek et al., 2011).

Salinisasi tanah dapat terjadi di hampir semua wilayah iklim mulai dari

daerah beriklim tropis yang lembab hingga daerah kutub. Tanah salin dapat

ditemukan di berbagai ketinggian mulai di bawah permukaan laut sampai

daerah pegunungan diatas 5000 meter seperti Dataran Tinggi Tibet atau

Pegunungan Rocky (Singh dan Chatrath 2001). Cekaman salinitas berpengaruh

buruk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Salinitas menyebabkan ketidak

seimbangan ion dan konsentrasi hara, serta efek osmotik yang menurunkan

produktivitas (Ashraf 2009).

I.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh cekaman salinitas

(NaCl) pada pertumbuhan jagung ungu.

I.3 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini ialah sebagai sumber informasi dalam

meningkatkan hasil produksi tanaman jagung pada tanah yang memiliki cekaman

salinitas.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dachlan et al., (2013) meneliti tentang Uji Ketahanan Salinitas Beberapa

Varietas Jagung (Zea mays L.) Dengan Menggunakan Agen Seleksi NaCl,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas jagung

terhadap kandungan NaCl, penelitian ini menggunakan media tanam perpaduan

anatara tanah, pasir dan pupuk kandang serta pengaplikasian perlakuan NaCl yang

dilakukan 2 kali. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

ialah media tanam, varietas dan jumlah pengaplikasian perlakuan.

Sholihah dan Triono (2016) dalam penelitiannya tentang Respon Tanaman

Jagung (Zea mays L.) Verietas Manding terhadap Cekaman Salinitas (NaCl)

secara In Vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan varietas jagung

unggul terhadap cekaman salinitas tanpa adanya pengaruh dari faktor lingkungan.

Pembeda antara penelitan ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah metode

pengamatan dan variabel yang diamati.

Zulman dan Widodo (2019) dalam penelitiannya tentang Mekanisme

Adaptasi Jagung terhadap Cekaman NaCl Pola Serapan Anion dan Kation,

penelitian ini bertujuan untuk memahami mekanisme adaptasi tanaman jagung

pada tanah yang terkena cekaman salinitas. Pengamatan penelitian ini difokuskan

pada pengamatan penyerapan akar jagung terhadap zat kation dan anion.

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah faktor

variabel pengamatannya serta varietas yang daiamati.

3
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Jagung

Menurut Sepriliyana (2010) jagung diklasifikasikan pada Kingdom

Plantae, Sub kingdom Tracheobionta, Divisi Spermatophyta, Sub divisi

Angiospermae, Kelas Monocotiledon, Subkelas Commenlinidae, Ordo Poales,

Famili Poaceae, Genus Zea, Spesies Zea mays L.

Niswati et al. (2008) menyatakan bahwa akar jagung merupakan akar

serabut yang tumbuh hingga kedalaman 2 m dan menyebar kearah horizontal

lebih dari 1 m, namun pada umumnya akar jagung terpusat pada kedalaman

tanah kurang dari 20 cm. Akar jagung memiliki tiga tipe akar yaitu akar

seminal yang tumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif yaitu akar

yang berkembang dari buku pada ujung mesokotil menjadi akar serabut tebal,

dan akar udara yang tumbuh dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan

tanah.

Melwita dan Kurniadi (2014) mengatakan bahwa batang jagung

merupakan batang silindris tanpa cabang, dan terdiri atas sejumlah ruas dan

buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol.

Jumlah buku dan ruas pada batang jagung sama dengan jumlah daun

jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhsanati et al. (2008) bahwa

batang jagung tersusun atas ruas yang merentang diantara buku-buku pada

batang sebagai tempat duduknya daun sehingga jumlah buku dan ruas yang

terdapat pada batang memiliki jumlah yang sama dengan daun, ketiganya

memiliki asal mula yang sama dalam sel somatik tanaman.

4
Menurut Purwono dan Hartono (2006) daun jagung merupakan daun

sempurna yang terdiri atas pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun.

Pelepah daun pada umumnya membungkus bagian batang, antara pelepah dan

helai daun terdapat tangkai daun dengan permukaan daun yang berbulu dan

pada bagian bawah daun tidak berbulu.

Menurut Effendi (2007) pada jagung, bunga jantan terletak di bagian

pucuk paling atas yang ditandai dengan adanya tassel (rambut) sedangkan bunga

betina terletak pada ketiak daun yang akan mengeluarkan stiledan stigma. Buah

pada tanaman jagung berbentuk tongkol. Marvelia et al. (2006) menyatakan

bahwa tongkol jagung merupakan perkembangan dari bunga betina yang

distimulasi penyerbukan. Tongkol jagung tumbuh diantara ketiak daun yang

memiliki warna putih susu ketika pembentukan dan kuning muda saat

sebelum dewasa. Setiap batang jagung setidaknya memiliki satu tongkol

jagung serta terdapat klobot yang menyelimuti tongkol jagung yang berfungsi

untuk melindungi serangan hama yang mengganggu pembentukan biji.

2.2.2 Syarat tumbuh

Menurut Barnito (2009), jumlah curah hujan yang diperlukan untuk

pertumbuhan jagung yang optimal adalah 1.200-1.500 mm/tahun dengan bulan

basah (>100 mm/bulan) 7-9 bulan dan bulan kering (<60 mm/bulan ) 4-6 bulan.

Tanaman jagung membutuhkan kelembaban udara sedang sampai dengan tinggi

(50%-80%) agar keseimbangan metabolisme tanaman dapat berlangsung dengan

optimal. Kisaran temperatur untuk syarat pertumbuhan tanaman jagung adalah

antara 23ºC - 27ºC dengan temperatur optimum 25º C. Temperatur rendah akan

5
menghambat pertumbuhan tanaman, sedangkan temperatur tinggi akan

mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan sehingga akan

menurunkan produksi.

Pada dasarnya tanaman jagung memerlukan penyinaran yang tinggi.

Semakin tinggi intensitas penyinaran, maka proses fotosintesis akan semakin

meningkat, sehingga akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi.

Tanaman jagung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah mulai tanah dengan

tekstur berpasir hingga tanah liat, akan tetapi jagung akan tumbuh baik pada tanah

yang gembur dan kaya akan humus dengan tingkat derajat keasaman (pH) tanah

antara 5,5-7,5, dengan kedalaman air tanah 50-200 cm dari permukaan tanah dan

kedalaman permukaan perakaran (kedalaman efektif tanah) mencapai 20-60 cm

dari permukaan tanah.

Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap

perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70 hingga 210 hari. Jagung dapat

tumbuh hingga ketinggian 3 meter. Tidak seperti tanaman biji-bijian lain, tanamn

jagung merupakan satu satunya tanaman yang bunga jantan dan bunga betinanya

terpisah.

Temperatur maksimal dari tanaman jagung mulai dari fase pertumbuhan dan

perkembangan adalah 18-32 derajat Celcius. Temperatur 35o C akan menyebabkan

kematian pada tanaman jagung. Suhu udara atau temperature baik untuk

perkecambahan adalah 12o C (Belfield dan Brown, 2008).

6
2.2.3 Salinitas

Salinitas adalah kadar akumulasi garam baik di tanah atau lahan

maupun di air irigasi. Lahan salin merupakan permasalahan utama dari seluruh

permasalahan lahan pertanian yang ada di dunia yang semakin meluas selama

beberapa dekade. Munns (2002) menyatakan salinitas menurunkan kemampuan

tanaman menyerap air sehingga menyebabkan penurunan kecepatan

pertumbuhan. Apabila tanaman menyerap garam berlebihan akan

menyebabkan keracunan pada daun tua. Hal tersebut akan menyebabkan

penuaan daun lebih awal dan mengurangi luas daun yang berfungsi pada proses

fotosintesis. Wen Yuan et al. (2012) melaporkan laju fotosintesis menurun

dengan meningkatnya salinitas pada media tumbuh. Penurunan laju fotosintesis

pada perlakuan NaCl 200 mmol/l dibandingkan kontrol sebesar 87,7%.

Tanah yang mengandung kadar garam menjadi lebih salin mengakibatkan

tanah tidak dapat menyerap air dari tanah. Hal ini dikarenakan tanaman atau

tumbuhan banyak mengandung berbagai macam konsentrasi ion (garam) yang

membuat aliran air alami dari tanah ke akar tanaman ketika keadaan tanah

memiliki salin yang cukup tinggi dapat menghambat pergerakan air dari akar

tanaman akan ditarik kembali kedalam tanah sehingga tanaman tidak dapat

mengambil air yang cukup untuk proses pertumbuhan. Jika konsentrasi sisa

kadar garam dalam tanah cukup tinggi, tanaman akan layu dan mati terlepas dari

jumlah air yang diberikan.

Garam-garam atau Na+ yang dapat dipertukarkan akan sangat

mempengaruhi sifat-sifat tanah, jika terdapat kandungan salinitas yang

7
berlebihan dalam tanah. Peningkatan konsentrasi garam terlarut dalam tanah akan

meningkatkan tekanan osmotik sehingga dapat menghambat penyerapan unsur

hara dan penyerapan air sehingga jumlah air yang masuk ke dalam akar

berkurang dan mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air di dalam

tanaman (Nurhayati, 2008).

2.3 Hipotesis

Dalam penelitian ini diduga terdapat pengaruh pertumbuhan jagung yang

berbeda pada berbagai konsentrasi salinitas (NaCl).

8
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2020 di

Laboratorium Ilmu Benih dan Screen house Fakultas Pertanian Universitas

Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Gelas ukur ,kertas lebel,

wadah plastik, ember, kamera, alat tulis, oven, mistar, pinset, gelas kimia,

timbangan elektrik, leaf area meter dan jangka sorong. Bahan yang digunakan

pada penelitian ini adalah benih jagung varietas srikandi ungu 1, Natrium Klorida

(NaCl), Tanah.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

dari satu Faktor yaitu konsentrasi NaCl, yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu:

N1: 0 (kontrol)

N2: 1.500 Ppm (konsentrasi rendah)

N3: 3.500 Ppm (konsentrasi sedang)

N4: 5.500 Ppm (konsentrasi tinggi)

Setiap perlakuan diulangi sebanyak 5 kali ulangan sehingga mendapatkan 20 unit

penelitian.

9
3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan Benih

Pertama-tama benih jagung direndam menggunakan air, hal ini bertujuan

untuk memisahkan benih yang bagus dan yang rusak. Benih yang bagus adalah

benih yang tenggelam sedangkan benih yang jelek adalah benih yang terapung.

3.4.2 Persiapan Media Tanam

Tanah sebelum digunakan terlebih dahulu dianalisis untuk mengatahui

kadar pH yang terkandung di dalam tanah. Media tanam yang akan digunakan

pada penelitian menggunakan ember. Tanah dimasukkan ke dalam ember dengan

berat tanah 12 kg.

3.4.3 Penanaman Benih Jagung

Benih jagung ungu yang telah diseleksi kemudian ditanam pada media yang

telah disiapkan. Setiap media tanam ditanami 2 benih jagung. Dalam 1 media

tanam, benih jagung yang tumbuh kurang baik akan dihilangkan dan yang tumbuh

baik akan menjadi tanaman penelitian.

3.4.4 Pembuatan larutan NaCl

Pembuatan larutan NaCl dibuat dengan cara melarutkan serbuk NaCl. Untuk

konsentrasi rendah garam dengan massa 1,5 gram dimasukkan ke dalam wadah

kemudian ditambahkan air hingga mencapai volume 1 liter. Untuk konsentrasi

sedang garam dengan massa sebanyak 3,5 gram ditambahkan air hingga mencapai

volume 1 liter dan untuk konsentrasi tinggi, garam dengan massa sebanyak 5,5

gram ditambahkan air hingga bervolume 1 liter.

10
3.4.5 Pemberian larutan NaCl

Larutan NaCl disiramkan pada media penanaman, pemberian larutan NaCl

dilakukan hanya 1 kali dalam penelitian pada saat 10 HST di dalam ember.

3.4.6 Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi penyiangan dan penyiraman. Penyiraman dilakukan

sesuai dengan kapasitas air yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan

tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara menghilangkan gulma dari media

tanam, hal ini bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam memperebutkan

kandungan hara antara tanaman dengan gulma.

3.5 Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran dari perbatasan antara akar

dan batang sampai bagian pucuk tanaman. Data tinggi tanaman dicatat dan

dikelompokkan sesuai dengan kode atau lebel yang tertera pada tanaman

tersebut dan pengambilan data dilaksanakan saat tanaman telah berumur 1

minggu setelah pemberian larutan NaCl.

2. Diameter batang diukur pada pangkal batang saat tanaman berumur 1

minggu setelah pemberian larutan NaCl.

3. Luas daun diukur dengan menggunakan leaf Area Meter terhadap daun

yang telah terbentuk sempurna.

4. Berat kering total dilakukan dengan menimbang berat kering keseluruhan

tanaman setelah di oven di Laboratorium.

11
5. Pengamatan volume akar dilakukan pada saat akhir pengamatan 60 HST,

dengan cara membongkar bibit dari ember dan mencuci akar hingga bersih,

kemudian akar dipotong lalu dimasukkan kedalam gelas ukur dan

mengamati selisih volume air saat dimasukkan akar dengan volume air

awal.

6. Jumlah daun dihitung saat tanaman berumur 1 minggu setelah pemberian

larutan NaCl.

3.6 Analisis Data

Semua data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi

sederhana.

12
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil dari penelitian ini disajikan dalam tabel korelasi dengan enam

variable pengamatan yaitu tinggi tanaman (TT), diameter tanaman (DT), luas

daun (LD), volume akar (VA), jumlah daun (JD) dan berat kering (BK) tanaman.

Variable pengamatan dianalisis menggunakan analisis korelasi untuk mengetahui

keeratan hubungan setiap variable pengamatan.

Tabel 1. Korelasi P0 (kontrol)


VAR TT DT LD VA JD BK
TT
1 0.468212tn -0.12208 tn 0.2979 tn 0.32404 tn 0.17669 tn
DT   1 0.76889 tn -0.1402 tn 0.8320 tn 0.39959 tn
LD     1 -0.5681 tn 0.80741 tn 0.49294 tn
VA       1 -0.6377 tn -0.027 tn
JD       1 0.2447 tn
BK       1
Ket: tn = tidak nyata, * = nyata, ** = sangat nyata.

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman dan diameter

tanaman berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan luas daun

berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan volume akar

berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan jumlah daun

berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan berat kering

berkorelasi positif namun tidak nyata. Diameter tanaman dan luas daun

berkorelasi positif namun tidak nyata, Diameter tanaman dan volume akar

berkorelasi negatif namun tidak nyata, Diameter tanaman dan jumlah daun

berkorelasi positif namun tidak nyata, dan Diameter tanaman dan berat kering

13
berkorelasi positif namun tidak nyata. Luas daun dan volume akar berkorelasi

negatif namun tidak nyata, Luas daun dan jumlah daun berkorelasi positif namun

tidak nyata, Luas daun dan berat kering berkorelasi positif namun tidak nyata.

Volume akar dan jumlah daun berkorelasi negatif namun tidak nyata, Volume

akar dan berat kering berkorelasi negatif namun tidak nyata. Jumlah daun dan

berat kering berkorelasi positif namun tidak nyata.

Tabel 2. Korelasi P1 (konsentrasi rendah)


VA TT DT LD VA JD BK
R
TT 1 -0.8679 tn 0.026362 tn 0.35102 tn -0.01427 tn 0.65634 tn
DT 1 -0.00957 tn -0.52008 tn 0.00904 tn -0.71725 tn
LD 1 0.513782 tn 0.99327** 0.38003 tn
VA 1 0.44456 tn 0.931445*
JD 1 0.30108 tn
BK 1
Ket: tn = tidak nyata, * = nyata, ** = sangat nyata.

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman dan diameter

tanaman berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan luas daun

berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan volume akar berkorelasi

positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan jumlah daun berkorelasi negatif

namun tidak nyata, tinggi tanaman dan berat kering berkorelasi positif namun

tidak nyata. Diameter tanaman dan luas daun berkorelasi negatif namun tidak

nyata, Diameter tanaman dan volume akar berkorelasi negatif namun tidak nyata,

Diameter tanaman dan jumlah daun berkorelasi positif namun tidak nyata, dan

Diameter tanaman dan berat kering berkorelasi negatif namun tidak nyata. Luas

daun dan volume akar berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas daun dan

jumlah daun berkorelasi positif dan sangat nyata, Luas daun dan berat kering

14
berkorelasi positif namun tidak nyata. Volume akar dan jumlah daun berkorelasi

positif namun tidak nyata, Volume akar dan berat kering berkorelasi positif dan

nyata. Jumlah daun dan berat kering berkorelasi positif namun tidak nyata.

Tabel 3. Korelasi P2 (konsentrasi sedang)


VAR TT DT LD VA JD BK
TT 1 0.01364 tn -0.2381 tn -0.1122 tn -0.1193 tn -0.5146 tn
DT   1 0.68510 tn 0.49925 tn 0.30012 tn 0.59951 tn
LD   1 0.81584 tn 0.4369 tn 0.934087*
VA   1 0.86010 tn 0.62700 tn
JD   1 0.24098 tn
BK   1
Ket: tn = tidak nyata, * = nyata, ** = sangat nyata.

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman dan diameter

tanaman berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan luas daun

berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan volume akar

berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan jumlah daun

berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan berat kering berkorelasi

negatif namun tidak nyata. Diameter tanaman dan luas daun berkorelasi positif

namun tidak nyata, Diameter tanaman dan volume akar berkorelasi positif namun

tidak nyata, Diameter tanaman dan jumlah daun berkorelasi positif namun tidak

nyata, dan Diameter tanaman dan berat kering berkorelasi positif namun tidak

nyata. Luas daun dan volume akar berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas

daun dan jumlah daun berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas daun dan berat

kering berkorelasi positif dan nyata. Volume akar dan jumlah daun berkorelasi

positif namun tidak nyata, Volume akar dan berat kering berkorelasi positif

namun tidak nyata. Jumlah daun dan berat kering berkorelasi positif namun tidak

nyata.

15
Tabel 4. Korelasi P3 (konsentrasi tinggi)
VAR TT DT LD VA JD BK
TT 1 0.2023 tn -0.2788 tn 0.65912 tn 0.58890 tn 0.19711 tn
DT 1 -0.0532 tn -0.0708 tn -0.0363 tn 0.34961 tn
LD 1 0.33372 tn 0.06256 tn 0.82470 tn
VA 1 0.18553 tn 0.48315 tn
JD 1 0.3996 tn
BK 1
Ket: tn = tidak nyata, * = nyata, ** = sangat nyata.

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman dan diameter

tanaman berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan luas daun

berkorelasi negatif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan volume akar

berkorelasi positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan jumlah daun berkorelasi

positif namun tidak nyata, tinggi tanaman dan berat kering berkorelasi positif

namun tidak nyata. Diameter tanaman dan luas daun berkorelasi negatif namun

tidak nyata, Diameter tanaman dan volume akar berkorelasi negatif namun tidak

nyata, Diameter tanaman dan jumlah daun berkorelasi negatif namun tidak nyata,

dan Diameter tanaman dan berat kering berkorelasi positif namun tidak nyata.

Luas daun dan volume akar berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas daun dan

jumlah daun berkorelasi positif namun tidak nyata, Luas daun dan berat kering

berkorelasi positif namun tidak nyata. Volume akar dan jumlah daun berkorelasi

positif namun tidak nyata, Volume akar dan berat kering berkorelasi positif

namun tidak nyata. Jumlah daun dan berat kering berkorelasi positif namun tidak

nyata.

4.2 Pembahasan

16
Pengamatan pertumbuhan jagung pada cekaman salinitas ini dianalisis

menggunakan analisis korelasi. Koefisien korelasi memperlihatkan hubungan

yang erat antar dua variabel. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1

hingga +1. Jika diperoleh koefisien korelasi nol, bermakna dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat korelasi antara kedua sifat tersebut. Jika didapat nilai

koefisien semakin mendekati +1 atau -1 hubungan yang ditunjukkan semakin erat.

Jika nilai korelasi semakin mendekati +1 berarti peningkatan suatu sifat

akan diikuti oleh peningkatan sifat yang lainnya dan semakin mendekati -1

berarti peningkatan suatu sifat akan mengurangi sifat yang lain nya. Sedangkan

kriteria derajat keeratan berdasarkan koefisien korelasinya yaitu 0 = Tidak ada

korelasi antara dua variable, 0 – 0,25 = Korelasi sangat rendah, 0,25 – 0,5 =

Korelasi sedang, 0,5 –0,75 = Korelasi tinggi, 0,75 – 0, 99 = Korelasi sangat

tinggi, sedangkan 1 = Korelasi sempurna (As’ari, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh, parameter satu dan lainnya memiliki

hubungan erat dimana hubungan korelasinya sebagian besar bersifat positif.

Hubungan korelasi sangat nyata dengan taraf signifikansi 1% terdapat pada tabel 2

(konsentrasi rendah) nilai korelasi antara luas daun dan jumlah daun (0,99321),

dimana berarti semakin tinggi jumlah daun maka akan semakin tinggi pula luas

daun. Hal ini sesuai dengan ditunjukkannya hubungan korelasi positif tidak nyata

antara luas daun dan jumlah daun pada tabel 1 (kontrol), tabel 3 (konsentrasi

sedang) dan tabel 4 (konsentrasi tinggi). Berdasarkan data pertumbuhan jumlah

daun dan luas daun, perlakuan yang memberikan pertumbuhan terbaik dari

keempat perlakuan ialah perlakuan kontrol, dimana pertumbuhannya memiliki

17
nilai lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena perlakuan control tidak dipengaruhi

oleh cekaman salinitas dimana cekaman salinitas dapat menghambat unsur

nitrogen terserap oleh akar. Unsur nitrogen yang cukup dapat mengoptimalkan

pertumbuhan lebar daun. Hal ini sejalan dengan pendapat Soegito (2003) yang

menyatakan semakin tinggi jumlah nitrogen yang tersedia maka akan

meningkatkan hasil fotosintesis sampai optimum. Hal ini dikuatkan oleh pendapat

Hagemann dan Erdman (1997) dimana cekaman salinitas menurunkan laju

pertumbuhan daun melalui pengurangan laju pembesaran sel pada daun.

Peningkatan jumlah daun dan luas daun juga bermanfaat dalam proses

fotosintesis, dimana semakin luas daun maka semakin banyak makanan yang

dihasilkan dalam proses fotosintesis.

Hubungan korelasi positif nyata antara dua parameter pengamatan juga

terdapat pada korelasi volume akar dan berat kering pada tabel 2 (konsentrasi

rendah) dengan nilai korelasi (0,931445) yang berarti semakin tinggi volume akar

maka akan meningkat pula nilai berat kering jagung. Hal tersebut selaras dengan

ditunjukkannya data korelasi positif tidak nyata pada tabel 3 dan tabel 4, namun

berbanding terbalik dengan nilai korelasi volume akar dan berat kering tanaman

pada tabel 1 (kontrol) dengan nilai (-0.027400656) yang menunjukkan sifat

korelasi negative, dimana berarti pada perlakuan control atau tanpa cekaman

semakin rendah volume akar maka akan meningkatkan nilai berat kering tanaman,

dan semakin tinggi volume akar maka akan menurunkan nilai berat kering

tanaman. Hal ini dapat terjadi diakibatkan pada keadaaan tanah yang mengalami

cekaman menyebabkan akar akan tumbuh lebih panjang demi mencari nutrisi di

18
dalam tanah. Sedangkan pada tanah tanpa cekaman atau control, pertumbuhan

akar akan cenderung tidak terlalu luas karena sumber nutrisi cukup tersedia dan

dengan nutrisi yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan pada bagian bagian

batang dan daun sehingga nilai berat kering akan meningkat. Hal ini didukung

oleh pendapat Henry et al., ( 2012) Pada kondisi cekaman tanah, system perakaran

tanaman akan mengalami perubahan dan penambahan struktur yaitu

bertambahnya jumlah akar demi mendukung fungsi akar dalam penyerapan air.

Menurut (Marschner, 1986) perakaran serabut dapat memperluas jangkauan

serapan unsur hara, dilanjutkan oleh (Resh, 1983) Bahwa akar berkembang secara

serabut jika tanaman membutuhkan sejumlah nutrisi yang sulit dipenuhi.

Pada tabel 3 (konsentrasi sedang) ditemukan juga data korelasi positif

nyata antara luas daun dan berat kering dengan nilai (0,934087). Nilai ini

memiliki derajat keeratan yang termasuk sangat tinggi berdasarkan koefisien

korelasi antara nilai 0,75 – 0,99. Selain pada konsentrasi NaCl sedang, pada

konsentrasi rendah dan konsentrasi tinggi serta control menunjukkan juga adanya

hubungan korelasi positif tidak nyata antara luas daun dan berat kering, yang

berarti semakin tinggi nilai luas daun maka akan meningkatkan nilai berat kering,

dan sebaliknya jika nilai luas daun turun maka nilai berat kering juga akan turun.

Hal ini dikarenakan seiring dengan meningkatnya luas daun maka akan semakin

tinggi pula hasil makanan yang diporeleh dari proses fotosintesis sehingga hasil

fotosintesis dapat didistribusikan secara merata pada seluruh organ tumbuh

tanaman dan meningkatkan nilai berat kering total tanaman. Hal ini dikuatkan

oleh pendapat Bagus et al (2012) Daun adalah organ utama untuk menyerap

19
cahaya matahari. Pada daun yang lebar maka tanaman akan mampu menyerap

cahaya matahari yang lebih banyak. Nilai nisbah luas daun berhubungan dengan

luas daun. Bila nilai luas daun naik maka akan menyebabkan laju asimilasinya

naik dan menghasilkan berat kering yang tinggi.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

20
1. Perlakuan P3 (salinitas tinggi) merupakan perlakuan salinitas yang

memberikan pertumbuhan jagung ungu paling baik dibandingkan dengan

konsentrasi rendah dan sedang.

2. Pada konsentrasi salinitas rendah terdapat hubungan korelasi sangat nyata

pada parameter luas daun dan jumlah daun.

5.2 Saran

Pada penelitian lanjutan disarankan menggunakan konsentrasi NaCl yang

lebih beragam serta menggunakan media tanam polybag agar tidak terlalu

menyerap panas berlebih.

DAFTAR PUSTAKA

As’ari, N. P. 2014. Proportion reduction in error (pre) dalam mengukur


asosiasi penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap kejadian hipertensi.

21
Skripsi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Ashraf, M., 2009. Biotechnological approach of improving plantsalt
tolerance using antioxidants as markers. Biotechnol. Adv.27:84-93.
Bagus, H, B., Rohlan, R., Sri, T,. 2012. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan
Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma
zedoaria L.). Universitas Negeri Yogyakarta.
Barnito, N.,2009. Budidaya tanaman jagung. Suka Abadi. Yogyakata.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual: Maize (A
Guide to Upland Production in Cambodia).Canberra.
Dachlan, A., Nurlina, K. dan A. Kurnia, S. 2013. Uji Ketahanan Salinitas
Beberapa varietas Jagung (Zea mays L.) dengan Menggunakan Agen Seleksi
NaCl. Biogenesis, 1(1): 9-17.
Effendi, R. 2007. Botani dan Morfologi Tanaman Jagung. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Gedoan SP, Indradewa D dan Syukur A. 2004. Tanggapan Varietas Kacang
Tunggak Terhadap Cekaman Salinitas. Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada. Jurnal Agrosains. Vol 17 (1):1
Hagemann dan Erdmann. 1997. Environmental stresses. In: Rai, A. K. (Ed.),
Cyanobacterial Nitrogen Metabolism and Environmental Biotechnology.
Springer, Heidelberg, New Delhi, India: Narosa Publishing House. pp 156–
221.
Henry A, Cal AJ, Batoto TC, Torres RO, Serraj R. 2012. Root attributes affecting
water uptake of rice (Oryza sativa) under drought. J Exp Bot. 63:4751–4763.
Marschner, H., 1986. Mineral Nutrition in Higher Plant. London: Academic Pres
Inc.
Marvelia, A., S. Darmanti., dan S. Paraman. 2006. Produksi tanaman jagung
manis (Zea mays saccharata) yang diperlakukan dengan kompos kascing
dengan dosis yang berbeda. Jurnal Anatomi dan Fisiologi. 14 (2) : 7–18.
Melwita, E. dan E. Kurniadi. 2014. Pengaruh waktu hidrolisis dan
konsentrasi H2SO4 pada pembuatan asam oksalat dari tongkol jagung.
Jurnal Teknik Kimia. 20 (2) : 5 5–63
Muhsanati, A. Syarif, dan S. Rahayu. 2008. Pengaruh beberapa takaran
kompos Tithonia terhadappertumbuhan dan hasil tanaman jagung
manis (Zeamays Saccharata). Jerami 1:87-91.
Munns, R. 2002. Comparative physiology of salt and water stress. Plant, Celland
Environt. 25:239-250.

22
Niswati, A., S. Yusnaini, dan M.A.S. Arif. 2008. Populasi mikroba pelarut
fosfat dan p- tersedia pada rizosfir beberapa umur dan jarak dari
pusat perakaran jagung (Zea mays L.). Laporan Penelitian, Jurusan
Ilmu Tanah Faperta Unila. Bandarlampung.
Nurhayati. 2008. Tanggap Tanaman Kedelai di Tanah Gambut Terhadap
Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Ondrasek, G., Rengel, Z. and Veres, S. 2011. Soil Salinisation and Salt Stress in
Crop Production. In A. Shanker, ed. Abiotic Stress in Plants -
Mechanisms and Adaptations. 1st ed. InTech. pp.171-190.
Purwono, dan R. Hartono. 2006. Bertanam Jagung Unggul. Penerbit
Penebar Swadaya. Jakarta.
Resh, H. M., 1983. Hidroponic Food Production. California: Wood-Bridge
Press Publishing Company
Sepriliyana., W, R. 2010. Analisis Potensi Hasil dan Kualitas Hasil Beberapa
Varietas Jagung (Zea Mays L.) Sebagai Jagung Semi (Baby Corn). Institut
Pertanian Bogor.
Sholihah, N, F,. Triono, B, S,. 2016. Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Verietas Manding terhadap Cekaman Salinitas (NaCl) secara In Vitro. Jurnal
Sains Dan Seni ITS Vol. 5.
Soegito, 2003. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
84 hlm.
Suriadikarta, D.A. dan Sutriadi, M.T. 2007. Jenis - Jenis Lahan Berpotensi untuk
Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian,
26(3): 115-122.
Zulman, M, H, U,. Widodo, H. 2019. Mekanisme Adaptasi Jagung terhadap
Cekaman NaCl: Pola Serapan Anion dan Kation. J. Agron. Indonesia,
Desember 2019, 47(3):255-261

23
LAMPIRAN

P3U5 P0U3 P2U5 P2U4

P0U4 P3U3 P0U2 P1U5


Denah Penelitian

P0U1 P1U4 P3U1 U1U1

P0U5 P1U2 P3U2 P2U1

24

P2U2 P3U4 P1U3 P2U3


Deskripsi Jagung Bersari Bebas Varietas Srikandi Ungu 1 :
Asal : Hasil rekombinasi populasi Jagung ungu
dari Sulawesi Utara dan Mr14Q
Golongan : Bersari bebas
Umur : Berumur sedang
50 % keluar pollen ±48 hst
50 % keluar rambut ± 51 hst
Masak fisiologis ± 87 hst
Batang : Ukuran sedang, bentuk bulat dan kokoh
Warna batang : Hijau
Tinggi tanaman : ± 194 cm
Tinggi tongkol : ± 97 cm
Daun : Bentuk pita, agak terkulai dan lebar
Warna daun : Hijau
Keseragaman tanaman : Cukup seragam
Bentuk malai : Sedang dan terbuka
Warna sekam (glume) : Kuning muda – kemerahan
Warna malai (anther) : Merah muda
Warna rambut (silk) : Merah muda
Tipe biji : Mutiara (flint)
Warna biji : Ungu kehitaman
Jumlah baris biji per tongkol : 12 – 14 baris
Baris biji : Lurus dan rapat
Bentuk tongkol : Panjang dan silindris
Penutupan tongkol : Tertutup rapat
Ukuran tongkol : Panjang : ± 17,0 cm, diameter : ± 4,5 cm
Perakaran : Kuat
Potensi hasil : ± 8,5 ton/ha pipilan kering pada KA 15%

25
Rata-rata hasil : ± 7,0 ton/ha pipilan kering pada KA 15%
Bobot 1000 butir : ± 311,1 gram
Kandungan karbohidrat : ± 74,56 %
Kandungan protein : ± 9,01 %
Kandungan lemak : ± 3,98 %
Kandungan amilosa : ± 5,77 %
Kandungan antosianin : ± 51,92 µg/g
Ketahanan terhadap hama : Agak tahan terhadap penyakit bulai
dan penyakit (Peronosclerospora philippinnensis)
Keterangan : Adaptif dan stabil pada lingkungan sub
optimal di dataran rendah
Pemulia : M Yasin HG, Sigit Budi Santoso,
Musdalifah Isnaeni, Jamaluddin, NN
Andayani, Made J Mejaya dan M. Azrai
Peneliti : A Haris Talanca, Hj Suarni, Faesal, Marsid,
Fahdiana, Muh. Aqil dan Fauziah Koes

26
Tabel 5. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 1
Rata-
Perlakua Jumlah
Ulangan rata
n
1 2 3 4 5
P0 84.00 67.00 65.00 65.00 76.00 357 71.4
P1 72.00 69.00 75.00 70.00 56.00 342 68.4
P2 60.00 88.00 62.00 75.00 50.00 335 67
P3 72.00 72.00 67.00 68.00 53.00 332 66.4
TOTAL 288 296 269 278.00 235.00 1366 68.3

Tabel 6. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 2


Rata-
Perlakua Jumlah
Ulangan rata
n
1 2 3 4 5
P0 95 73 69 57 82 376 75.2
P1 85 69 77 75 57 363 72.6
P2 60 102 62 70 59 353 70.6
P3 76 71 74 70 56 347 69.4
TOTAL 316 315 282 272 254 1439 71.95

Tabel 7. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 3


Rata-
Perlakua Jumlah
Ulangan rata
n
1 2 3 4 5
P0 103 86 70 62 84 405 81
P1 86 73 80 78 59 376 75.2
P2 56 100 80 84 70 390 78
P3 83 83 92 75 59 392 78.4
TOTAL 328 342 322 299 272 1563 78.15

Tabel 8. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 4


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 106.00 88.00 79.00 65.00 89.00 427.00 85.40
P1 87.00 73.00 82.00 80.00 63.00 385.00 77.00
P2 60.00 101.00 83.00 87.00 73.00 404.00 80.80
P3 86.00 88.00 99.00 77.00 63.00 413.00 82.60
TOTAL 339.00 350.00 343.00 309.00 288.00 1629.00 81.45

27
Tabel 9. Data pengamatan tinggi tanaman minggu 5
Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 106 88 80 64 85 423 84.6
P1 86 74 82 80 69 391 78.2
P2 64 102 83 86 75 410 82
P3 91 88 93 77 63 412 82.4
TOTAL 347 352 338 307 292 1636 81.8

Tabel 10. Data pengamatan diameter tanaman minggu 1


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 0.5 0.4 0.7 0.5 0.5 2.6 0.52
P1 0.4 0.5 0.5 0.4 0.5 2.3 0.46
P2 0.4 0.5 0.5 0.4 0.4 2.2 0.44
P3 0.5 0.4 0.5 0.6 0.5 2.5 0.5
TOTAL 1.8 1.8 2.2 1.9 1.9 9.6 0.48

Tabel 11. Data pengamatan diameter tanaman minggu 2


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 0.8 0.5 0.8 0.5 0.6 3.2 0.64
P1 0.4 0.5 0.6 0.5 0.7 2.7 0.54
P2 0.6 0.6 0.5 0.4 0.4 2.5 0.5
P3 0.7 0.5 0.7 0.7 0.6 3.2 0.64
TOTAL 2.5 2.1 2.6 2.1 2.3 11.6 0.58

Tabel 12. Data pengamatan diameter tanaman minggu 3


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 0.9 0.5 0.9 0.6 0.8 3.7 0.74
P1 0.5 0.6 0.7 0.6 0.9 3.3 0.66
P2 0.6 0.7 0.6 0.4 0.5 2.8 0.56
P3 0.8 0.6 0.8 0.8 0.7 3.7 0.74
TOTAL 2.8 2.4 3 2.4 2.9 13.5 0.675

28
Tabel 13. Data pengamatan diameter tanaman minggu 4
Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 1.1 0.6 1.1 0.7 0.9 4.4 0.88
P1 0.6 0.8 0.7 0.7 1.1 3.9 0.78
P2 0.7 0.8 0.7 0.5 0.6 3.3 0.66
P3 1 0.7 1 0.9 0.8 4.4 0.88
TOTAL 3.4 2.9 3.5 2.8 3.4 16 0.8

Tabel 14. Data pengamatan diameter tanaman minggu 5


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 1.1 0.6 1.1 0.7 0.9 4.4 0.88
P1 0.7 0.8 0.8 0.8 1.1 4.2 0.84
P2 0.8 0.8 0.7 0.5 0.6 3.4 0.68
P3 1 0.7 1 1.1 0.8 4.6 0.92
TOTAL 3.6 2.9 3.6 3.1 3.4 16.6 0.83

Tabel 15. Data pengamatan luas daun


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 531.212 397.396 622.592 517.4 462.884 2531.48 506.297
P1 514.156 457.344 508.912 0 420.684 1901.1 380.219
P2 489.144 429.424 370.912 388.72 349.696 2027.9 405.579
P3 648.784 318.288 114.07 338.62 491.46 1911.22 382.244
TOTAL 2183.3 1602.45 1616.49 1244.74 1724.72 8371.7 418.585

Tabel 16. Data pengamatan volume akar


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 17 26 19 12 30 104 20.8
P1 24 18 7 6 8 63 12.6
P2 20 18 7 13 13 71 14.2
P3 22 21 11 14 7 75 15
TOTAL 83 83 44 45 58 313 15.65

29
Tabel 17. Data pengamatan jumlah daun minggu 1
Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 7 5 9 5 6 32 6.4
P1 5 6 5 6 7 29 5.8
P2 4 8 6 4 6 28 5.6
P3 7 6 6 6 5 30 6
TOTAL 23 25 26 21 24 119 5.95

Tabel 18. Data pengamatan jumlah daun minggu 2


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 8 6 9 5 6 34 6.8
P1 5 7 5 6 7 30 6
P2 4 8 6 4 6 28 5.6
P3 7 6 6 6 5 30 6
TOTAL 24 27 26 21 24 122 6.1

Tabel 19. Data pengamatan jumlah daun minggu 3


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 9 6 11 5 6 37 7.4
P1 6 8 6 7 8 35 7
P2 4 7 6 4 6 27 5.4
P3 7 6 8 6 5 32 6.4
TOTAL 26 27 31 22 25 131 6.55

Tabel 20. Data pengamatan jumlah daun minggu 4


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 10 7 11 7 7 42 8.4
P1 9 9 7 9 9 43 8.6
P2 8 10 6 6 9 39 7.8
P3 7 8 7 7 5 34 6.8
TOTAL 34 34 31 29 30 158 7.9

30
Tabel 21. Data pengamatan jumlah daun minggu 5
Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 11 7 10 9 8 45 9
P1 8 8 9 0 7 32 6.4
P2 8 8 6 7 8 37 7.4
P3 9 8 9 7 8 41 8.2
TOTAL 36 31 34 23 31 155 7.75

Tabel 22. Data pengamatan beratkering total tanaman


Perlakua Ulangan Rata-
Jumlah
n 1 2 3 4 5 rata
P0 11.2 13 18 7.7 7.8 57.7 11.54
P1 12.5 9 7.4 7.3 6.3 42.5 8.5
P2 8 4.4 4.2 4.1 2.9 23.6 4.72
P3 13.6 7 7.2 8.3 8.3 44.4 8.88
TOTAL 45.3 33.4 36.8 27.4 25.3 168.2 8.41

31
Gambar 1. Dokumentasi tanaman P0U1

Gambar 2. Dokumentasi tanaman P0U2

Gambar 3. Dokumentasi tanaman P0U3

32
Gambar 4. Dokumentasi tanaman P0U4

Gambar 5. Dokumentasi tanaman P0U5

Gambar 6. Dokumentasi tanaman P1U1

33
Gambar 7. Dokumentasi tanaman P1U2

Gambar 8. Dokumentasi tanaman P1U3

Gambar 9. Dokumentasi tanaman P1U4

34
Gambar 10. Dokumentasi tanaman P1U5

Gambar 11. Dokumentasi tanaman P2U1

Gambar 12. Dokumentasi tanaman P2U2

35
Gambar 13. Dokumentasi tanaman P2U3

Gambar 14. Dokumentasi tanaman P2U4

Gambar 15. Dokumentasi tanaman P2U5

36
Gambar 16. Dokumentasi tanaman P3U1

Gambar 17. Dokumentasi tanaman P3U2

Gambar 18. Dokumentasi tanaman P3U3

37
Gambar 19. Dokumentasi tanaman P3U4

Gambar 20. Dokumentasi tanaman P3U5

Gambar 21. Dokumentasi pengukuran tinggi tanaman

38
Gambar 22. Dokumentasi pengukuran volume akar

Gambar 23. Dokumentasi proses oven tanaman

Gambar 24. Dokumentasi pengukuran berat kering tanaman

39
Gambar 25. Dokumentasi penimbangan NaCl

Gambar 26. Dokumentasi media tanam

Gambar 27. Dokumentasi benih jagung yang digunakan

40
BIODATA PENYUSUN

Penulis bernama lengkap FATKHUR ROBANI

lahir di Luwuk pada tanggal 21 Juni 1999. Anak

dari pasangan suami istri yang bernama Kahfi dan

Sunatun Nafiah ini merupakan anak pertama dari

dua bersaudara. Penyusun melewati jenjang

pendidikan mulai dari Sekolah Dasar pada tahun

2006 sampai tahun 2011 di SD Inpres Agro Estate,

Kemudian melanjutkan sekolah di SMP Islam Tirtakencana, dari tahun 2011

hingga selesai pada tahun 2014. Dilanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu di

SMA Negeri 1 Toili dan selesai pada tahun 2017. Setelah menyelesaikan studinya

di SMA Negeri 1 Toili, penyusun melanjutkan studinya di perguruan tinngi

Universitas Tadulako Palu dan diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Fakultas Pertanian Program Studi

Agroteknologi.

41

Anda mungkin juga menyukai