Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENYULUHAN PERTANIAN

PENYULUHAN PEMBUATAN KOMPOS DARI KOTORAN SAPI


DENGAN MENGGUNAKAN EM 4 DIKELOMPOK TANI
MENTANGOR JAYA

Nama Anggota Kelompok 8:

Anisa Angelina Situmorang 2106110308


Jeremy Ale H Siagian 2106124322
Masrianti Lumban Toruan 2106113188
Sanju Paskah Y Marpaung 2106113008
Virdo Baktian Parhusip 2106113864

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah dengan judul “ Pembuatan Kompos dari Kotoran Sapi Dengan
Menggunakan EM 4 ” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi, waktu, dan pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam


mata kuliah Penyuluhan Pertanian. Selain itu pembuatan makalah ini juga
bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin


masih banyak kekukarangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya ucapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca, dan terimakasih.

Pekanbaru, 9 juni 2022

Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan adalah suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada
individu ataupun kelompok, memberi pengetahuan, informasi-informasi
dan berbagai kemampuan agar dapat membentuk sikap dan perilaku
hidup yang seharusnya. Penyuluhan pertanian adalah suatu
usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar
mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil
usahanya dan tingkat kehidupannya.
Penyuluh Pertanian memiliki tugas dan
fungsi memberikan penyuluhan kepada petani melalui pendekatan
kelompoktani agar pengetahuan, keterampilan maupun sikap petani
menjadi lebih baik dalam mengelola usahatani guna meningkatkan
kesejahteraannya. Peran dari Penyuluh
Pertanian Lapangan kurang lebih untuk memberikan pengetahuan dan cara-
cara baru dalam budidaya tanaman sehingga petani dapat lebih diarahkan
dalam usaha taninya, serta peningkatan hasil dan dapat mengatasi kegagalan
kegagalan usaha tani yang sebelumnya. Serta berperan menjadi pemimpin, dan
dapat membimbing serta memotivasi para petani lain agar dapat mengubah
cara berpikir, cara bekerja yang nantinya akan membuka wawasan baru yang
lebih berdaya guna dan berhasil, sehingga kehidupan petani lebih baik dan
mapan dari sebelumnya dengan diadakannya perubahan ini.
Peran yang terakhir
sebagai penasihat yang dapat melayani dan mengayomi serta memberikan
arahan-arahan dan contoh-contoh yang baik dalam berusaha tani serta
memecahkan masalah yang akan dihadapi nantinya sehingga para petani
modern ini siap dengan segala masalah kedepannya. Seorang petani sangat
membutuhkan penyuluh yang dapat memberikan infomasi melalui kegiatan
penyuluhan mengenai cara perbaikan lahan pertanian dengan berbagai
teknologi modern yang akan diperkenalkan kepada petani agar petani dapat
menggunakan teknologi baru tersebut untuk mempermudah dan memperlancar
kegiatan pertanian. Adapun arti dari penyuluhan yaitu proses penyebarluasan
informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan
berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas. Telah lama
dipahami bahwa penyuluhan merupakan proses pendidikan, tetapi dalam
sejarah penyuluhan pertanian di Indonesia, terutama selama periode
pemerintahan Orde Baru, kegiatan penyuluhan lebih banyak dilakukan dengan
pendekatan kekuasaan melalui kegiatan yang berupa pemaksaan, sehingga
muncul gurauan dipaksa, terpaksa, akhirnya terbiasa. Terhadap kenyataan
seperti itu, semua insan penyuluhan harus kembali untuk menghayati makna
penyuluhan sebagai proses pendidikan.
Mahasiswa Fakultas Pertanian perlu
mengetahui kegiatan dalam lingkup pertanian yaitu melalui proses kegiatan
Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian agar dapat menambah wawasan dan
keterampilan mahasiswa dalam menyampaikan berbagai inovasi baru. Melalui
proses penyuluhan yang baik, akan semakin banyak petani yang melakukan
dan menerapkan informasi yang telah diterimanya melalui kegiatan
penyuluhan. Kegiatan praktikum yang dilaksanakan mahasiswa Pertanian,
nantinya dapat melahirkan penyuluh yang berkualitas, yang memberikan
banyak informasi penting mengenai cara bercocok tanam kepada pertanian
sehingga petani dapat meningkatkan produksi hasil pertanian.
Praktikum mata kuliah
penyuluhan pertanian melakukan praktek penyuluhan pertanian di Kelompok
Tani Mentangor Jaya. Kelompok tani Mentangor Jaya ini beroperasi dalam
bidang peternakan. Peternakan Mentango Jaya, berdiri sejak 2019,
sebelumnya membuka kelompok tani dalam bidang perkebunan dan bekerja
sama dengan koperasi Rimba Nusantara tetapi dikarenakan lokasinya yang
terlalu jauh maka perkebunan tersebut di sewaan kepada PT dan menerapkan
sistem bagi hasil. Kemudian beralih menjadi kelompok tani peternakan sapi.
Pada awalnya kami terlebih
dahulu datang ke rumah ketua kelompok tani ini yaitu bapak bejo yang
beralamat di Jl. Sekolah, kel. Mentangor, kec. Kulim , Pekanbaru. Tanggal 02
April 2022 kami pertama kali turun lapanagan bertemu bapak bejo pada saat
itu kami menanayaka perihal kendala dan informasi-informasi mengenai
kelompok tani yang diketuai oleh pak bejo sendiri. Setelah kami melakukan
survei dan juga wawancara kami mendapat beberapa referensi yang akan kami
jadikan tema penyuluhan kami nantinya. Pada saat melakukan survey kami
mendapat informasi bahwa limbah kotoran sapi pada kelompok tani tersebut
langsung dibuang padahal jika diolah limbah itu bisa bermanfaat dan
mempunyai nilai jual. Oleh karena itu kami mengambil tema penyuluhan kami
yaitu pengolahan limbah kotoran sapi yang kami beri judul Pembuatan Pupuk
Kompos dari Kotoran Sapi dengan Menggunakan EM 4.

1.2 Tujuan
Praktikum penyuluhan pertanian ini dilakukan dengan tujuan agar
mahasiswa:

1. Mengetahui secara langsung tata cara penyuluhan dan kegiatan


penyuluhan.

2. Melatih praktikan agar mampu menentukan dan menyusun materi


penyuluhan dengan sasaran yang tepat.

3. Mempunyai pengalaman menyuluh dilapangan .


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian


Penyuluhan merupakan cara pendidikannon-formabagi masyarakat,
khususnya untuk para petani dan keluarganya di pedesaan dengan tujuan agar
sasaran mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki usaha taninya,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraanpeternak. Pendapat Mardikanto
penyuluhan merupakan sistem belajar untuk menjadi mau, tahu, dan bisa
menyelesaikan masalah yang dihadapi (Mardikanto, 1993).
Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah menumbuhkan perubahan
perilaku petani dan keluarganya, sehingga akan tumbuh minat untuk
mengembangkan kemauan guna melaksanakan kegiatan usaha taninya agar
tercapai produktivitas usaha yang tinggi. Perubahan perilaku yang ada
diharapkan petani lebih terbuka dalam menerima petunjuk dan bimbingan
serta lebih aktif dan dinamis dalam melaksanakan usaha taninya (Azwar,S.
2001).
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakuan
komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya
memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (non formal)
untuk para petani dan keluarga (ibu tani, pemuda tani) dengan tujuan agar
mereka mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki/meningkatkan
kesejahterannya sendiri serta masyarakatnya (Suhardiyono,1989).
Proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumber daya lainya,
sebagai upaya untuk meneningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup (Mardikanto, 2009).
Penyuluhan pertanian sebenarnya merupakan perubahan perilaku
melalui pendidikan non- formal. Penyuluhan sebagai proses pendidikan
memiliki ciri-ciri antara lain: 1). Penyuluhan adalah sistem pendidikan non-
formal (di luar sekolah) yang terencana, dapat dilakukan di mana saja, tidak
terikat waktu, disesuaikan dengan kebutuhan sasaran dan pendidikan dapat
berasal dari salah satu anggota peserta didik; 2). Penyuluhan merupakan
pendidikan orang dewasa (Mardikanto, 1993).
Menurut Mardikanto (1993), tujuan penyuluhan berdasarkan
tingkatannya meliputi : 1). Tujuan dasar atau tujuan akhiryang seharusnya
terjadi di dalam masyarakat, yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat; 2).
Tujuan umum, seperti perubahan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan demi
meningkatkan produksi dan pendapatan petani; 3). Tujuan pedoman, yaitu
arah tujuan dari kegiatan penyuluhan itu sendiri.

Menurut Kartasapoetra (1994), tujuan penyuluhan pertanian


dibedakan menjadi 2 yaitu;1.Tujuan jangka pendek, yaitu menimbulkan dan
merubah pengetahuan, kecakapan, sikap dan bentuk tidakan petani serta
merubah sifat petani yang pasif dan statis menjadi aktif dan dinamis.2.Tujuan
jangka panjang, yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat tani atau agar
kesejahteraan hidup petani lebih terjamin.

2.2 Sejarah Penyuluhan Pertanian


Istilah penyuluhan pertama kali dipublikasikan oleh James Stuart
(1867-1868) dari Trinity College (Cambrigde) pada saat memberikan
ceramah kepada perkumpulan wanita dan pekerja pria di Inggris Utara.
Pada Tahun 1873 Secara resmi sistem penyuluhan diterapkan di
Cambridge, kemudian diikuti Universitas London (1876) dan Universitas
Oxfor (1878) dan menjelang tahun 1880 gerakan penyuluhan mulai
melebarkan sayapnya ke luar kampus (van den Ban & Hawkins, 1999).
Di Indonesia kegiatan penyuluhan pertanian mulai dikembangkan
sejak tahun 1905 bersamaan dengan dibukanya Departemen Pertanian
(Department van Landbouw) oleh pemerintah Hindia Belanda, institusi
yang bentuk tersebut antara lain memiliki tugas melakukan kegiatan
penyuluhan pertanian, sedang pelaksanaannya dilakukan oleh pejabat
Pangreh Praja (PP).
Pada tahun 1910 dibentuk Dinas Penyuluhan Pertanian (Landbouw
Voorlichting Dienst), tetapi baru benarbenar berperan sebagai lembaga
penyuluhan pertanian yang mandiri sejak diubah menjadi Dinas Pertanian
Propinsi terlepas dari PP pada tahun 1918 (Mardikanto, 1993).
Karena adanya desakan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi
penduduk yang terus berkembang telah menyadarkan berbagai negara
berusaha untuk meningkatkan produksi pangannya. Oleh karena itu,
teknologi pertanian yang lebih mutakhir terus dikembangkan dan
dikenalkan kepada petani agar petani mau menerapkan teknologi tersebut
dan produksi pangan meningkat.
Kegiatan menyebarkan informasi/teknologi pertanian tersebut,
dikenal dengan penyuluhan pertanian (agricultural extension). Penyuluhan
pertanian diartikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar sekolah
(nonformal) untuk para petani dan keluarganya dengan tujuan agar mereka
tahu, mau, mampu, dan berswadaya mengatasi masalahnya secara baik dan
memuaskan dan meningkat kesejahteraannya (Wiriatmadja, 1990).
Jika melihat dari sejarah, penyuluhan berawal dari suatu sistem
pertukaran informasi mengenai pertanian (agricultural information
exchange) yang dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pertanian. Sudah
dilkukan sejak masa Mesir kuno, Mesopotamia, dan Yunani. Dalam
bahasa Inggris, istilah penyuluhan menggunakan istilah extention.
Penggunaan istilah ini berawal dari university extension atau extension of
the university yang merupakan kegiatan staf pengajar dari universitas
untuk menyebarkan informasi dan ilmu pengetahuan tentang pertanian
kepada masyarakat non-universitas (Leeuwis 2004).

2.3 Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian


Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi
pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani
beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung
agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Tujuan
pemilihan metode penyuluhan adalah agar penyuluh pertanian dapat
menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan
berhasil guna, agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan
untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku
petani dan anggota keluarganya dapat berdaya guna dan berhasil guna
(Diamin, 2011).
Menurut (Anwarudin et al., 2021) Dalam penerapan Metode dan
teknik penyuluhan pertanian dapat dilakukan langkah-langkah berikut: 1)
identifikasi dan analisis data yang dari sasaran, penyuluh dan
perlengkapannya, keadaan daerah/wilayah dan kebijakan pembangunan, 2)
menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian. Alternatif metode
ini dapat didekati dengan penggolongan berdasarkan jumlah sasaran yaitu
secara pendekatan massal, kelompok maupun perorangan. Untuk faktor
ini juga tidak lepas dari pengalaman dan masa kerja /tugas penyuluh, 3)
menetapkan Metode dan teknik penyuluhan pertanian. Penyuluh baru
dapat memikirkan metode yang cocok dengan kondisi keadaan lapangan
dan sasaran. Penetapan metode dapat satu jenis atau lebih / beberapa
metode. Bila metode yang akan diterapkan lebih dari satu maka perlu
dilakukan pengulangan, urutan atau kombinasi.

2.4 Alat Bantu dan Alat Peraga Penyuluhan Pertanian


Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan
yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses
mengajarnya selama kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Folder merupakan
barang cetakan yang dibagibagikan kepada sasaran penyuluhan. Poster
merupakan barang cetakan dengan ukuran relatif besar untuk ditempel di
tembok, pohon atau direntangkan di pinggir atau tengah jalan (wijianto,
2009).
Alat bantu penyuluhan dapat membantu dalam proses penyuluhan
karena dengan adanya alat bantu akan memperlancar proses penyuluhan.
Dalam penyuluhan pertanian terdapat dua macam alat bantu penyuluhan
yaitu alat bantu yang berhubungan dengan tempat (kursi, tikar, penerangan
dan lain-lain) serta alat bantu yang berhubungan dengan penyajian
pelajaran seperti visual, audio, audiovisual dan lain-lain (Suradisastra,
2006).

Alat peraga adalah alat atau benda yang dapat diamati, diraba atau
dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk
memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan
oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar sasaran
penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami
oleh sasaran penyuluhan yang bersangkutan. Macam alat peraga, benda
yang digolongkan lagi seperti sampel, model, specimen, barang cetakan
(pamflet, leaflet, brosur, booklet, poster), gambar yang diproyeksikan
(transparansi sheet, slide film, film strip), lambang grafika, grafik (line,
bar, histogram), diagram, bagan/skema (Mardikanto, 2003).

Di dalam penyuluhan dikenal beragam alat peraga di antaranya


adalah benda, alat peraga semacam ini terutama dimaksudkan untuk
mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan sasaran dalam tahapan minat,
menilai dan mencoba. Barang cetakan, pamlet atau selebaran, yaitu barang
cetakan berupa selembar kertas bergambar atau bertulisan dan dibagi-
bagikan secara langsung oleh penyuluh kepada sasaran, ke jalan raya atau
disebarkan dari udara melalui pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga
ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran sasarannya (Turindra,
2009).

2.5 Materi Penyuluhan Pertanian


Menurut pengertian bahasa materi berarti segala sesuatu yang
tampak. Dalam pengertian yang lebih luas materi sering diartikan sesuatu
yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan,
atau disampaikan. Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan
diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada
sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif,
afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang
bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan
(informatif) dan hiburan (entertainment). Dalam bahasa teknis
penyuluhan, materi penyuluhan seringkali disebut sebagai informasi
pertanian (suatu data/bahan yang diperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan
masyarakat tani). Materi penyuluhan antara lain dapat berbentuk
pengalaman misalnya pengalaman petani yang sukses mengembangkan
komoditas tertentu, hasil pengujian/hasil penelitian, keterangan pasar atau
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah (Diamin, 2011).

Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam


penyuluhan pertanian. Dalam bahasa teknis penyuluhan, materi
penyuluhan seringkali disebut sebagai informasi pertanian (suatu
data/bahan yang diperlukan penyuluh, petaninelayan, dan masyarakat
tani). Materi yang akan disampaikan harus disesuaikan dengan
kebutuhan petani (Wastutiningsih dan Sri, 2009).

Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang


penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus
senantiasa mengacu kepada kebutuhan masyarakat sasarannya. Tetapi di
dalam praktiknya sering kali penyuluh menghadapi kesulitan untuk
memilih dan menyajikan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat sasarannya. Hal ini disebabkan oleh karena keragaman sasaran
yang dihadapi, sehingga menuntut keragaman kebutuhan yang berbeda
atau keragaman materi yang harus disampaikan pada saat yang sama.
Kesulitan lain juga dapat muncul manakala pemahaman tentang sasaran
dan waktu menjadi pembatas (Anonim, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Kelompok Tani


Kelompok tani yang kami jadikan sebagai tempat penyuluhan ialah
Kelompok Tani Mentangor Jaya. Yang beranggotakan sekitar 8 orang
peternak sapi. Poktan ini memilih sapi sebagai komoditi ternak utamanya.
Poktan ni berlokasi Jl. Sekolah, kel. Mentangor, kec. Kulim , Pekanbaru.
Poktan Ini diketuai oleh bapak Bejo. Adapun struktur lengkap dari Poktan
ini ialah :

 Pembina : -Sutoyo

- Abdul

 Penasehat : Kasmin

 Ketua : Bejo

 Sekretaris : Suwetno

 Bendahara : Asrori

Seksi Bidang

 Sarana dan Prasarana :

- Suwetno -Kasmin

-Abdul

 Pemasaran :

-Bejo -Kasmin -
Semua Anggota Kwt

 Humas :

-Asrori - Abdul

Anda mungkin juga menyukai