OLEH
DEKY PAULUS ABI
1704020169
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
4. Pemupukan Dasar
Pada waktu menanam cabe , tanah harus tersedia unsur hara yang
cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan dapat diberi pupuk organik
berupa pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk tersebut dapat disebarkan
ke seluruh permukaan bedengan atau hanya ditempat tanaman cabe akan
ditanam. Selain itu dapat ditambahkan pula pupuk SP 36 100 kg perhektar
untuk menambah unsur P sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan
kemudian.
5. Penanaman
Bibit cabe dapat dipindahkan setelah tumbuh setinggi kira-kira 15 cm
di pesemaian. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 x 90 cm. Pada
saat pengambilan semai di lapangan atau semai kotak dapat menggunakan
solet yang ditusukan dengan cara miring dan diangkat keatas sehingga semai
akan terangkat ke atas. Tempat yang akan ditanami semai dibuat lubang
sedalam akar tunggang. Setelah ditanam segera disiram dan diberi penutup
pelepah pisang atau daun-daunan supaya tidak layu. Bila semai berasal dari
kantung plastik, maka kantong plastik harus disobek lebih dulu pelan-pelan
sehingga media tanahnya tidak pecah. Kalau media tanam pecah ada
kemungkinan tanaman akan menjadi layu. Bila plastik tidak disobek lebih
dulu , di kemudian hari akar akan melingkar tidak dapat berkembang. Setelah
bibit cabe ditanam sebaiknya segera disiram air untuk menjaga kelembaban
dalam tanah dan kelembaban tanaman.
6. Penyiraman, Drainase dan Mulsa
Tanaman cabe sebaiknya sering disiram terutama pada saat musim
kemarau karena tanahnya cepat kering. Tanaman yang terlalu lama
kekeringan maka pertumbuhannya akan kerdil . Untuk menghindari
kekeringan dapat menggunakan mulsa dari dedaunan maupun dari jerami
padi, Mulsa dari daun lama kelamaan akan menjadi pupuk organik sehingga
menambah kesuburan tanah.
Jika menanam cabe pada musim hujan diusahakan jangan sampai
tergenang air. Bila tanaman cabe terlalu lama tergenang air, akar-akarnya
dapat menjadi busuk, daun mudah rontok dan akhirnya tanaman mati.
7. Penyiangan
Bila di lahan banyak gulma maka harus segera disiangi agar tidak
menjadi pesaing bagi tanaman cabai untuk mendapatkan unsur hara. Jika
dalam jangka waktu lama gulma tidak segera disiang, tanaman cabe akan
menjadi kurus dan kerdil. Namun pencabutan gulma perlu dilakukan hati-
hati agar tidak merusak tanaman cabenya. Untuk mengurangi munculnya
gulma dapat juga menggunakan herbisida sebelum bibit cabe ditanam.
8. Penggemburan
Tanah yang terlalu padat harus digemburkan dengan cara dicangkul
(didangir) . Tanah yang gembur peredaran udaranya menjadi lebih baik,
sehingga perakaran menjadi lebih sehat. Pada waktu menggemburkan tanah
harus hati-hati, jangan terlalu dalam sebab jika terlalu dalam dapat merusak
perakaran. Akar yang luka tau putus juga mudah terkena infeksi sehingga
tanaman menjadi sakit dan mati.
9. Pemupukan
Tanaman cabe yang telah ditanam sekitar satu minggu dapat segera
dipupuk dengan pupuk N, K atau campuran urea dan KCl sebanyak 2 gram
setiap tanaman. Pupuk SP 36 tidak perlu diberikan lagi karena sudah
diberikan sebelum penanaman sebagai pupuk dasar. Pada waktu melakukan
pemupukan tidak boleh mengenai batang karena akan merusak batang. Pada
waktu tanaman berumur 2-3 minggu dipupuk lagi sebanyak 5 gram per
pohon. Penggunaan pupuk daun maupun zat perangsang tumbuhan dapat
diberikan sesuai dosis anjuran dalam label kemasan.
10. Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman cabe banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun, lalat
buah dan lainnya , serta penyakit seperti antraknosa, layu bakteri, layu
fusarium, bercak daun cercospora, busuk buah , daun keriting.
a. Pengeringan .
Pengawetan dalam keadaan segar waktunya tidak akan lama, tetapi
kalu dikeringkan waktu simpan bisa lama. Cabe yang akan dikeringkan harus
dipilih yng berkualitas baik, tangkai dibuang dan kemudian cabe dicuci
bersih. Kemudian dimasukkan dalam air panas beberapa menit, lalu
didinginkan dengan cara dicelupkan dalam air dingin. Selanjutnya ditiriskan
di atas anyaman bambu atau kawat kasa sehingga airnya keluar semua.
Kemudian dijemur pada panas matahari sampai kering, biasanya kurang lebih
selama satu minggu.
Pada musim hujan , pengeringan buah cabe dapat menggunakan
pemanas. Di dalam ruangan pemanas tersebut diberi para-para beberpa lapis
untuk meletakkan cabe. Lapisan cabe jangan terlalu tebal, cukup satu lapis
agar cepat kering. Sebagai sumber panas dapa memakai lampu listrik ,
kompor, tungku arang atau bahan lainnya.
Ruangan pemanas dapat dibuat dari kayu yang berbentuk seperti
almari dan bagian dalam diberi lapisan seng. Sumber pemanas diletakkan di
bawah almari yang telah diberi lubang, di atas pemans ada para-para beberapa
lapis. Bagian atas almari diberi ventilasi yang yang penutupnya dapat diatur
besar kecilnya lubang untuk mengatur suhu dalam almari. Suhu dalam almari
diatur lebih kurang 60oC, jangan terlalu panas dengan mengatur ventilasi.
Apabila telah melebihi 60oC maka lubang ventilasi dibuka lebar.
Supaya cabe keringnya merata maka para-para bisa diubah letaknya,
misal yang atas di pindah ke bawah demikian sebaliknya. Banyaknya para-
para tergantung besar kecilnya almari dan jarak antar para-para sekitar 15-20
cm. Cabe dibolak-balik letaknya setiap 3 jam.
Dengan menggunakan alat pemanas paling lama dua hari buah cabe
akan kering. Buah cabe dianggap kering bila kandungan airnya tinggal 8 %.
Dalam keadaan demikian buah cabe dapat disimpan lebih lama, namun harus
dihindarkan dari serangan hama dan disimpan dalam wadah kedap udara.
Cabe yang dikeringkan dapat langsung dipakai atau dapat digunakan untuk
campuran saos dan cabe bubuk.
b. Kemasasan Cabe
Sebelum buah cabe dijual sebaiknya dilakukan seleksi dengan
memisahkan buah cabe yang bagus dan yang jelek kualitasnya. Cabe-cabe
tersebut harus dikemas dengan baik agar tidak rusak. Dengan kemasan yang
baik tentu akan menambah beaya namun kerusakan akan jauh lebih sedikit
sehingga keuntungan masih lebih tinggi.
Buah cabe dapat dikemas dengan kantung plastik yang telah diberi lubang-
lubang kecil dengan jarak anat lubang sekitar 5-10 cm . setiap kantung
plastik dapat diisi cabe dengan berat 0,5 kg; 1 kg; 1,5 kg atau 2 kg.
Selanjutnya kantung plastik diletakkan pada wadah yang dibuat dari bambu
atau kardus. Ukuran wadah sebaiknya tidak terlalu besar yaitu antara 10 x 25
x 25 cm sampai 35 x 50 x 40 cm. Setiap sisi wadah diberi lubang dengan
garis tengah 1 cm dan jarak antar lubang 10 cm.
2.3 Produksi
Peningkatan produksi cabai guna memenuhi permintaan konsumen dan
kenaikan pendapatan petani tidak lepas dari cara budidaya cabai. Produksi adalah
usaha atau kegiatan petani untuk memproduksi cabai rawit. Produksi merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa.
Produksi juga dapat diartikan sebagai usaha atau kegiatan manusia untuk
menciptakan atau mempertinggi nilai guna ekonomi suatu barang atau jasa agar
lebih berguna bagi pemenuhan kebutuhan manusia. (Bambang, 2005)
Sebagai komoditas primadona, tanaman cabai termasuk salah satu jenis
komoditas sayuran yang paling fluktuatif harganya. Harga tanaman cabai sangat
tergantung dari pasokannya yang terbilang tidak pernah stabil. Hal ini terutama
disebabkan hasil panen cabai yang sering tidak mampu memenuhi tingginya
permintaan pasar.
2.4 Kerangka Pikir
Pencapaian peran penyuluh dalam penggunaan mulsa plastik untuk
meningkatkan produksi cabai rawit ditentukan beberapa faktor, dan faktor yang
utama adalah sumberdaya manusia petani itu sendiri. Selain faktor utama tersebut
yang tak kala pentingnya adalah informasi inovasi teknologi di bidang pertanian
secara umum. Sumber informasi utama diharapkan diperoleh dari penyuluh
pertanian yang merupakan komunikasi langsung, pelatihan, demplot,brosur,
kemudian media massa elektronik, maupun cetak. Selain itu didalam kerangka
pikir ini akan dibahas tentang bagaimana peran penyuluh dalam meningkatkan
produksi cabai rawit.
Hambatan yang
BUDIDAYA CABAI
Dihadapi Petani
PERAN
PENYULUH
Dimana:
Ẍ = Skor rata-rata responden ke-i
∑ xi = Jumlah dari 1- n
n = Jumlah pertanyaan
Menghitung nilai hasil pencapaian skor maksimum dari skor
rata-rata dengan rumus :