Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYULUHAN PERTANIAN

Dosen pengampu :

Rendra, S.P., M.Si

Ir. Jamaluddin, M. Si

Disusun Oleh Kelompok 2:

Vania Cindytra Putri D1A017066

Wahyu Riskiyanto D1A017069

Uthari desmelianti P D1A017085

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyuluhan pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah


perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai
kemampuan serta mampu memecahkan masalahnya snediri dalam usaha atau
kegiatan – kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya.

Tujuan penyuluhan pertanian mencangkup tujuan jangka pendek dan tujuan


jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan
perubahan – perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat pengetahuan,
kecakapan, kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap kegiatan usaha tani
yang dilakukan. Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf hidup
masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin.

Tujuan pemerintah terhadap penyuluhan pertanian adalah meningkatkan


produksi pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatka kesejahteraan
keluarga petani dan rakyat desa, mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.

Praktikum penyuluhan pertanian berlokasi di kecamatan Lubuk Ruso Desa


Senaning, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Objek pengamatann praktikum
lapangan ini adalah kelompok petani penangkar benih padi. Objek tersebut
memiliki peranan dalam peningkatan pendapatan petani dengan perantara
penyuluh pertanian sebagai transfer informasi tentang usaha penangkaran benih
Kabupaten Batanghari.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi kegiatan pertanian
di Desa Senaning yang meliputi tingkat keuntungan yang diperoleh petani,
kendala – kendala yang dihadapi dalam usaha tani dan upaya – upaya untuk
mengatasinya.
BAB II

METODOLOGI PENYULUHAN

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 04 mei 2019 di Desa
Senaning Kecamatan Lubuk Ruso Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
2.2 Objek Pengamatan
Objek pengamatan dalam praktikum penyuluhan pertanian ini adalah
kelompok tani penangkar benih Payo Dadap Desa Senaning, Kecamatan
Lubuk Ruso, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
2.3 Metode pelaksanaan
Pengumpulan data dilakuakan dengan metode kuisioner dan ditanyakan
langsung kepada narasumber yaitu salah satu anggota kelompok tani di Desa
Senaning ini.
a. Tetapkan kelompok tani yang akan menjadi responden/narasumber
b. Lakukan wawancara dengan pembahasan yang meliputi :
1. Kegiatan usaah tani yang dilakukan
2. Tatacara komunikasi dengan sesame petani dalam rangka
meningkatakan hasil produksi
3. Bagaimana tanggapan petani terhadap penyuluh yang bertugas dalam
rangka meningkatkan produksi
4. Bagaimana tingkat keberhasilan usaha tani karena adanya penyuluhan
dan komunikasi
c. Masukkan keterangan – keterangan lain dan foto – foto kegiatan yang
dianggap perlu untuk melengkapi praktikum penyuluhan pertanian.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari praktikum yang telah dilakukan di Desa Senaning, Kecamatan Lubuk


Ruso, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi diperoleh hasil sebagi berikut :

4.1.1 Profil petani


Nama petani :M. Nasak
Kelompok tani :Payo Dadap
Umur :64 tahun
Anggota keluarga :4 orang
Alamat :Desa Senaning, Kecamatan Lubuk Ruso,
Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi
Jenis kelamin :Laki – laki
Agama :Islam
Pekerjaan utama :Petani
4.1.2 Mengidentifikasi unsur – unsur penyuluhan pertanian
a. Petani merasa sangat terbantu dengan adanya penyuluh didesa
mereka. Dengan adanya penyuluh banyak manfaat yang diberikan
dan menguntungkan petani. Dulu hasil dari peranian hanya cukup
untuk makan sehari – sehari tetapi sekarang hasil pertanian dapat
dijadikan sebagai mata pencaharian yaitu dengan cara dijual.
b. Penyuluh
Harapan dari petani yaitu penyuluh yang ada harus fokus pada
kelompok tani di Desa Senaning saja dan tidak untuk Desa yang
lain.
c. Media
Media yang digunakan oleh penyuluh dalam menyampaikan
pengetahuan/informasi untuk para petani yaitu secara langsung atau
dilakukan dengan cara diskusi.
4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan responden memberikan


informasi – informasi yang lengkap tentang kelompok tani dan kegiatan
penyuluhan pertanian di Desa Senaning.

Kelompok tani Payo Dadap merupakan kelompok tani dengan kemampuan


kelompok sebagai penangkar benih. Jumlah anggota lebih kurang 100 orang
dengan luas lahan sawah 35 Ha.

Penangkar benih merupakan upaya untuk menghasilkan benih unggul sebagi


benih sumber maupun benih sebar yang akan digunakan untuk menghasilkan
tanaman varietas unggul. Pada penangkaran benih, benih sumber yang digunakan
untuk penanamanproduksi benih haruslah satu kelas lebih tinggi dari kelas benih
yang akan diproduksi. Untuk memproduksi benih kelas (BD) maka benih
sumbernya haruslah benih pada kelas BS (benih penjenis). Untuk memproduksi
kelas benih BP (benih pokok), maka sumbernya berasal dari benih dasar atau
benih penjenis. Sedangkan untuk memproduksi benih kelas BR (benih sebar)
benih sumbernya berasal dari benih pokok, benih dasar, atau benih penjenis
.(Yustiarni, 2011).

Kegiatan penyuluhan Di Desa Senaning dilaksanakan dengan cukup terjadwal


yaitu pada saat sebelum penanaman. Dan materi yang disampaikan oleh penyuluh
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh petani dan sesuai dengan apa adanya,
sehingga petani dapat mengerti apa yang disampaikan oleh penyuluh.

Teknologi yang diperkenalkan oleh penyuluh lumayan bagus yang digunakan


dalam kelompok tani, media tersebut meliputi traktor untuk penanaman, Andur
yang digunakan untuk mesin tanam juga, mesin tandu dan kemudian ada komben
yang digunakan pada tanah kering. Dari semua media yang paling menarik bagi
petani yaitu traktor, karena dapat memudahkan pekerjaan petani sehingga dapat
menghemat waktu dan tenaga.
Menurut narasumber menjadi petani penangkar lumayan sulit karena pada
awalnya mereka belum mengetahui dengan jelas apa hasil dan bagaimana hasil
yang didapatkan.

Hambatan yang dirasakan oleh petani penangkar di Desa Senaning ini yaitu
ketika datangnya musim hujan karena susah untuk menjemur padi, sehingga
proses produksi benih akan berjalan cukup lambat. Jika terjadi masalah seperti ini
maka para petani akan segera menghubungi ketua kelompok tani dan dibantu oleh
penyuluh, sehingga permasalahan yang terjadi dapat segera diatasi.

Benih yang dihasilkan para petani di Desa Senaning mencapai 1 ton benih
dan sudah memiliki mitra usaha yaitu PT.Pertani. Benih ini juga sudah memilki
label dari Dinas Provinsi. Sehingga produk yang dijual cukup menjanjikan dan
hasil yang didapatkan petani juga mencukupi kehidupannya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai