Anda di halaman 1dari 13

BIOTRANSFORMASI BELERANG

(SULFUR/S)

Uthari desmelianti putri


D1A017085
Pengertian sulfur
• Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam
tabel periodik yang memiliki lambang S dan
nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal
yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah
zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang
dapat ditemukan sebagai unsur murni atau
sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia
adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino
unit kecil dari protein. Protein ini penting
pertumbuhan .
Sumber Sulfur

• Sulfur (S) salah satu dari 10 unsur kimia yang


diperlukan organisme dalam konsentrasi cukup
tinggi (>10-4 M). Unsur S diperlukan untuk sintesis
asam amino, cystein, cystin, methionin serta
penyususn penting vitamin, hormon, dan
berbagai koenzim. Menurut Brady (1984),
masukan S pada ekosistem berasal dari tiga
sumber utama, yaitu:
1. Pelapukan mineral – mineral tanah
2. Endapan atmosfer
3. Dekomposisi bahan organik
Bentuk sulfur
• Sulfur dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu bentuk organik
dan bentuk anorganik.
1. Sulfur organik
S organik menyusun lebih dari 90% total S pada tanah lapisan atas. S organik
dalam bahan organik tanah terjadi dalam dua bentuk utama, yaitu: Ester sulfat
yang mempunyai rantai C-O-SO3 dan S terikat karbon yang mempunyai rantai
langsung C-S.
2. Sulfur anorganik
Bentuk Sulfur anorgaik hanya kurang dari 25% total S dalam tanah-tanah
pertanian. S berada dalam berbagai bentuk pada berbagai kondisi oksida.
Sulfida, unsur sulfur, sulfit, thiosulfat, tetrathionat, dan sulfat merupakan bentuk
utama S anorganik dalam tanah-tanah pertanian yang beraerasi baik, sedangkan
sulfida hanya sekitar kurang dari 1% total S. thiosulfat dan tetrathionat hanya
dapat diamati dalam jumlah kecil pada tanah-tanah yang diperlakukan dengan
pemberian pupuk S atau tanah-tanah yang tercemar.
Dalam atmosfer, S berada dalam bentuk gas SO2 dan sulfat aerosol (SO4-2). Sulfur
dioksida dioksidasi dengan kecepatan konversi 0,1% per jam pada daerah
atmosfer humid menjadi sulfit (SO3-2) dan kemudian asam sulfat (H2SO4).
Siklus sulfur
• Siklus sulfur atau daur belerang adalah perubahan sulfur dari
hidrogen sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat dan
kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
• Dalam daur belerang mikroorganisme yang bertanggung jawab
pada setiap proses transformasi adalah sebagai berikut.
• H2S S  SO4 bakteri sulfur tak berwarna, hijau, dan ungu.
• SO4 H2S  bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat
anaerobik.
• H2S  SO4bakerithiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide
aerobik.
• Sulfur organik  SO4 + H2S  mikroorganisme heterotrofik aerobik
dan anaerobik.
Siklus sulfur
• Proses biologi terjadi ketika pembentukan sulfat
melibatkan berbagai jenis mikroorganisme yang
berperan sebagai dekomposer. Berikut adalah bakteri
yang berperan dalam pembentukan sulfat.
• H2S → S → SO4-2; bakteri fotoautotrof tak berwarna,
hijau dan ungu.
• SO4-2 → H2S (reduksi sulfat anaerobik); bakteri
Desulfovibrio dan Desulfomaculum.
• H2S → SO4-2 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri
kemolitotrof : bakteri Thiobacilli.
• Senyawa Organik → SO4-2 + H2S, masing-masing
mikroorganisme heterotrof aerobik dan anaerobik
Siklus sulfur
Mineralisasi sulfur
• Mineralisasi sulfur adalah transformasi bentuk S organik
menjadi bentuk anorganik. Sebagian besar sulfur organik
dalam jaringan hidup adalah asam amino mengandung S
dan ester sulfat. Sebagai contoh adalah degradasi cystein
berikut ini:
• R-HS-CH2-CHNH2-CO2H (cystein) → NH3 + R-HS-CH2-CO-
CO2H (asam Beta-mercaptopyruvat) → H2S + CH3-CO-CO2H
(asam pyruvat) → digunakan dalam metabolisme
• H2S dan NH3 dilepaskan ke atmosfer. Di dalam tanah, 90%
sulfur berada dalam bentuk organik, 50% dalam bentuk
ranati C-O-S (ester sulfat), 20% dalam bentuk asam amino-
S, dan 20% dalam berbagai bentuk senyawa sulfur lainnya.
Imobilisasi sulfur
• Imobilisasi atau asimilasi S ke dalam sel-sel mikroba tergantung pada
metabolisme mikroba. Organisme aerob maupun anaerob berperan dalam
pembentukan S organik walaupun hanya 1-3% biomassa mikroba yang
tersusun dari S (Chapman, 1987). Namun demikian, siklus hidup
mikroorganisme yang pendek menyebabkan turnover sangat cepat dan
siklus S. Biomassa mikroba digambarkan sebagai bentuk S organik tanah
paling aktif dan cepat tersedia.
• Imobilisasi juga disebut sebagai AssimilatorySulfateReduction. Secara
umum, sulfat dikonversi menjadi protein mengandung sulfur oleh:
• SO4-2 PAP(phosphoadenisine-5-phospate) PAPS
(phosphoadenisine-5-phosposulfate) PAPS + reduksi
• PAPS-reduktase Sulfit Thiosulphate Sulfida
tahap biokimia methonin protein mengandung sulfur
• Sulfat harus diaktifkan terlebih dahulu oleh PAP sebelum reaksi dapat
berlangsung. AssimilatorySulfateReduction terjadi secara anaerob maupun
aerob, dan dapat dilakukan oleh tanaman, mikrobia ataupun hewan.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Imobilisasi,
Mobilisasi, Dan Mineralisasi S

1. perubahan faktor lingkungan


2. temperatur
3. kelembaban
4. bahan organik
5. masukan endapan atomosfer
6. C/N ratio
Oksidasi dan Reduksi Sulfur

1. Oksidasi Sulfur
• Di dalam tanah oksidasi S anorganik tidak semua berlangsung
secara enzimatik, tetapi adakalanya berlangsung secara kimiawi,
dan adakalanya beberapa tahapan reaksi bersifat non biologis.
• Kelompok mikrobia tanah yang terlibat dalam proses oksidasi
biologi dari sulfur anorganik berasal dari kelompok bakteri yang
tergolong khemoautotrof dan heterotrof.
• Kelompok bakteri kemoautotrof terutama berasal dari
genus Thiobacillus.
• Kelompok mikrobia heterotrof yang juga mengoksidasi senyawa S
anorganik berasal dari kelompok bakteri, aktinomisetes dan fungi.
Sebagai contoh, bakteri yang terlibat dari golongan ini adalah dari
genus Arthrobacter, Bacillus, Flavobatrium danPseudomonas.
Oksidasi dan Reduksi Sulfur
2. Reduksi sulfur
Reduksi sulfat dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu
asimilastori dan disimilatori.
a. Asimilatori
Secara umum sulfat dikonversi menjadi protein yang mengandung
sulfur. Tahap reduksi sulfit menjadi sulfida melalui tiga lintasan
yaitu: (1) reduksi sulfit langsung menghasilkan sulfida; (2) sulfit
direduksi menjadi tiosulfida, kemudian dipecah menghasilkan
sulfida; dan (3) reduksi sulfit menghasilkan tritionat, kemudian
dikonversi menjadi tiosulfat dan sulfit (Ma’shum, 2003).
b. Disimilatori
Dalam tanah yang kekurangan oksigen sebagai akibat dari
penggenangan, konsentrasi sulfida akan meningkat. Reaksi dasarnya
adalah:
4H2 + SO42- S2- + 4HOH
Mikrobia pereduksi sulfat terutama dari
bakteri Desulfovibrio, yang merupakan golongan bakteri
yang tidak membentuk spora, obligatanaerobik dan
menghasilkan H2S dari reduksi SO4 – dengan kecepatan
tinggi.
Spesies Desulfovibrio yang umum berperan dalam proses
reduksi ini adalah Desulfovibriodesulfuricans. Spesies ini
hidup pada kisaran pH yang sempit, dan tidak dapat
tumbuh dalam medium dengan pH kurang dari 5,5.
Genus kedua yang aktif dalam proses reduksi sulfat
adalah Desulfotomaculum. Bakteri tersebut mereduksi
sulfat menjadi sulfida. Beberapa isolat
dari Desulfovibriodesulfuricans juga menggunakan molekul
hidrogen untuk mereduksi sulfat, sulfit dan tiosulfat

Anda mungkin juga menyukai