Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

KELARUTAN ASAM AMINO

NAMA : UTHARI DESMELIANTI PUTRI

NIM : D1A017085

KELAS : C / R-003

KELOMPOK : 6 ( ENAM )

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di alam, kita dapat menjumpai ribuan jenis protein yang melangsungkan fungsi hayati yang
bermacam – macam. Sifat fisik dan kimia protein sangat beragam, sifat fisik dan kimia protein
sangat beragam, misalnya ukuran, berat molekul, kelarutan, konformasi 3 dimensi, susunan dan
deret asam amino penyusun, dan lain – lain. Namun demikian semua protein alami sangat
dipengaruhi oleh komposisi dan deret asam amino penyusunnya.

Asam amino merupakan senyawa organik yang mengandung gugus amino dan karboksil.
Asam amino umumnya mudah larut dalam air, tidak larut dalam pelarut organik, dan titik
leburnya sangat tinggi. Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat – sifat asam atau basa.
Asam amino bersifat tidak seperti senyawa – senyawa organik, tetapi mirip dengan garam –
garam anorganik.

Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini
mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan atau bergabung
dengan asam amino yang lain. Pada kenyataannya, sifat muatan dari protein ditentukan
banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino.

Asam amino dibebaskan dari ikatan peptida pada protein oleh hidrolisis enzim (protease)
atau asam, dalam hal ini kondisi hidrolisis adalah pada 6N HCL 110ºC aselama 8-72 jam.
Biasanya hidrolisis dilakukan dalam tabung reaksi pada keadaan vakum. Asam amino daoat
dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan cara khromotografi (kertas, lapisan tipis atau
kolom) dan elektroforesis. Secara kualitatif asam amino dapat diteliti dengan pereaksi ninhidrid
yang bereaksi dengan asam amino menghasilkan produk berwarna biru.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk melihat daya larut berbagai jenis asam amino dalam pelarut
yang berbeda.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil ( -
COOH) dan amina (-NH2). Gugus karboksil ini memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Asam amino pembentuk protein akan saling berikatan dengan ikatan
peptide, sehingga dalam satu molekul dipeptida mengandung satu ikatan peptide.

Secara umum, pada asam amino sebuah atom C mengikat empat gugus yaitu, gugus
karboksil, gugus amina, satu buah atom hydrogen dan satu gugus sisa (rantai samping, gugus –
R). Rantai samping pada asam amino yang berbeda-beda pada asam amino menentukan struktur,
ukuran, muatan elektrik dan sifat kelarutan dalam air.

Asam amino yang bersifat hidrofobik : Alanin, Isoleusin, Leusin, Metionin, Fenilalanin,
Prolin, Triftopan, Tirosin, Valin. Dan asam amino yang bersifat hidrofilik : Arginin, Asparagin,
Asam Aspartat, Sistein, Asam Glutamat, Glutamin, Glisin, Histidin, Lisin, Serin, dan Treonin.

Asam amino memiliki sifat larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non
polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi
dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina (lebih besar dari 200ºC). Dan asam amino
bersifat sebagai elektrolit.

Terdapat 2 jenis asam aamino berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya, yaitu
asam amino essensial dan asam amino non essensial. Asam amino essensial adalah asam amino
yang tidak dapat disentesis didalam tubuh, tetapi diperoleh dari luar misalnya (Lisin, Leusin,
Isoleusin, Treonin, Triftopan, Metionin, Valin, Fenilalanin, Histidin, dan Arginin). Asam amino
non essensial adalah asam amino yang dapat disentesis didalam tubuh melalui peombakan
senyawa lain. Histidin dan arginin sering disebut asam amino semi essensial karena tubuh dapat
mensintesis namun tidak mencukupi kebutuhan.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 10 oktober 2018, pukul 13.00 WIB di
laboratorium bioteknologi benih fakultas pertanian universitas jambi.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tabung reaksi, beker glass, dan batang
pengaduk.

Adapun bahan yang digunakan yaitu HCL 0,1 N, NaOH 0,1 N, Etanol, Kloroform, dan
Aquades (masing-masing 1 l). kemudian macam-macam asam amino yaitu Triftopan, Arginin,
Glisin, dan Adenin.

3.3 Prosedur Kerja


a. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang di isi dengan pelarut : HCl, NaOH, Etanol,
Kloroform, aquades (masing-masing 5 ml).
b. Larutkan kira-kira 0,5 g asam amino kedalam masing-masing pelarut tersebut, gunakan
pengaduk bila perlu. Lakukan sebanyak 5 kali ulangan.
c. Catat bagaimana hasilnya, dan bagaimana kesimpulan saudara.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Kelompok Pelarut
(asam amino) HCl NaOH Etanol Kloroform Aquades
1 (Adenin) Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut
Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap
dibawah dibawah dibawah dibawah dan dibawah
mengkristal
2 (Triftopan) Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut
Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap
diatas dibawah diatas diatas
3 (Argin) Larut Larut Tidak laruh Tidak larut Larut
Mengendap Mengendap
dibawah diatas
4 (Glisin) Larut Larut Tidak larut Tidak larut Larut
Mengendap Mengkristal
dibawah
5 (Adenin) Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut
Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap
dibawah dibawah dibawah dibawah dan dibawah
diatas
menggumpal
6 (Triftopan) Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut
Mengendap Mengkristal Mengendap Mengendap Mengkristal
dibawah dibawah diatas
7 (Argin)
4.2 Pembahasan

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus, yaitu
gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R) atau
disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino
lainnya.

Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ( C-alfa) sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena
gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.

Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut non organik non
polar seperti ester, aseton, dan kloroform. Pada praktikum ini, uji kelarutan asam amino
menggunakan pelarut HCl, NaOH, Etanol, Kloroform, dan Aquades.

Triftopan merupakan asam amino dengan gugus R aromatik. Bersifat relatif non polar
(hidrofobik) sehingga tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti kloroform.

Glisin merupakan asam amino non polar yang memiliki gugus R alifatik dan bersifat
hidrofobik (tidak suka air). Biasanya terdapat di bagian dalam protein. Umumnya terdapat pada
protein yang berinteraksi dengan lipid.

Argin memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat eksesi dua gugus amina pada
gugus residunya. Asam amino ini tergolong setengah essensial bagi manusia dan mamalia
lainnya, tergantung pada tingkat perkembangan atau kondisi kesehatan.

Adenin adalah salah satu dari dua basa N Purina yang digunakan dalam membentuk
nukleotida dari asam nukleat DNA dan RNA.

Setelah dilakukan percobaan diperoleh hasil asam amino Argin dan Glisin larut dalam
aquades (air), HCl, dan NaOH. Dan berdasarkan penjelasan diatas seharusnya Glisin tidak larut
dalam air karena merupakan asam amino yang bersifat hidrofobik ( tidak suka air ).

Sedangkan Adenin dan Triftopan tidak larut dalam aquades (air) dan pelarut organik
lainnya. Hal ini telah sesuai dengan penjelasan bahwa Triftopan dan Arginin tidak larut dalam air
karena juga bersifat hidrofobik. Atau disebut juga asam amino non polar.
Asam amino mempunyai beberapa sifat antara lain :

1. Larut dalam air dan pelarut polar lain.


2. Tidak larut dalam pelarut non polar, seperti benzena dan dietil eter.
3. Mempunyai titik lebur lebih besar disbanding senyawa karboksilat dan amina.
4. Mempunyai momen dipol besar.
5. Bersifat elektrolit .
a. Kurang basa dibanding amina.
b. Kurang asam dibanding karboksilat.
6. Bersifat amfoter
Karena mempunyai gugus asam dan gugus basa. Jika asam amino direaksikan dengan
asam maka asam amino akan menjadi suatu anion, dan sebaliknya jika direaksikan
dengan basa maka akan menjadi kation.
7. Dalam larutan dapat membentuk ion zwitter.
8. Mempunyai kurva titrasi yang khas.
9. Mempunyai pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan. Di bawah
titik isoelektriknya, asam amino bermuatan positif dan sebaliknya di atasnya bermuatan
negative.

Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai
kerangka – kerangka molekul penting. Disebut essensial bagi suatu spesies organism apabila
spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak dapat memproduksinya sendiri atau selalu
kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus
memasukkannya dari luar (lewat makanan). Istilah “asam amino essensial” berlaku hanya bagi
organism heteretrof. Oleh karena kebebasan gugus amina lebih besar dari pada karboksil, maka
kedua gugus amina dan karboksil di dalam asam amino akan saling bereaksi menghasilkan ion
zwitter.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Asam amino dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya,


yaitu asam amino essensialdan asam amino non essensial dan berdasarkan rantai samping
(gugus –R) dan sifat kelarutannya di dalam air.
2. Asam amino bersifat asam pada larutan basa dan bersifat basa dalam larutan asam.
3. Setelah dilakukan percobaan diperoleh hasil asam amino Argin dan Glisin larut dalam
aquades (air), HCl, dan NaOH. Sedangkan Adenin dan Triftopan tidak larut dalam
aquades (air) dan pelarut organik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

mei, S. 2013. Asam amino. Di akses tanggal 13 Oktober 2018. Dari

spriyadimei.blogspot.com/2013/07/asam-amino.html

myusuf, M. 2015. Protein dan asam amino. Di akses tanggal 15 Oktober 2018. Dari

maulanamyusuf-mmychemical.blogspot.com/2015/05/protein-dan-asam-amino.html

riadi, S. 2017. Identifikasi asam amino dan protein. Di akses tanggal 11 Oktober 2018. Dari

selamedriadi4.blogspot.com/2017/05/identifikasi-asam-amino-dan-protein.html

Anda mungkin juga menyukai