Anda di halaman 1dari 4

Daun Sereh Dapur

A. Deskripsi Tanaman
Serai Dapur (Cymbopogon citratus DC) merupakan tumbuhan yang masuk ke dalam
famili rumput-rumputan atau poaceae.
 Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnolipthya
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Poales
Famili : Poaceae
Marga : Cymbopogon
Jenis : Cymbopogon citratus (DC) stapf
B. Khasiat dan Kandungan
Serai dapur merupakan bahan rempah yang biasa digunakan sebagai bumbu
masak, pembangkit cita rasa pada makanan dan dipercaya pula dapat dimanfaatkan
dalam pengobatan tradisional. Ekstrak dari minyak serai dapat digunakan sebagai Anti
Bakteri dalam Hand Sanitizer.
Kandungan :

Daun sereh dapur ini memiliki kandungan minyak atsiri., saponin, tanin,
alkaloid dan flavonoid dalam penyelidikan fitokimia dengan ekstrak daun sereh.
Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman serai antara lain pada daun serai
dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral,
sitronelol (66-85%), α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, β-felandren, psimen, limonen,
cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, α-terpineol, geraniol, farnesol,
metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat,
terpinil asetat, sitronelil asetat, geranilasetat, dan β-kariofilen oksida (Rusli dkk.,
1979).
Menurut Wijesekara (1973), senyawa utama penyusun minyak adalah
sitronelal, sitronelol, dan geraniol. Gabungan ketiga komponen utama minyak serai
dikenal sebagai total senyawa yang dapat diasetilasi. Ketiga komponen ini
menentukan intensitas bau harum, nilai, dan harga minyak serai. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ewansiha dkk (2012), dengan menggunakan metode
kromatografi lapis tipis diketahui bahwa kandungan fitokimia yang terdapat pada
serai dapur adalah tanin, flavonoid, fenol, karbohidrat dan minyak esensial.

 Flavonoid
Didalam daun sirih terdapat flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa
polifenol yang banyak ditemukan di alam. Golongan flavonoid dapat digambarkan
sebagai deretan senyawa C6-C3-C6 yang artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua
gugus C6 (cincin benzen tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga-karbon
kalkon (Robinson, 1995). Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenol yang
memiliki gugus–OH dengan adanya perbedaan, keelektronegatifan yang tinggi,
sehingga sifatnya polar. Pengelompokan flavonoid dibedakan berdasarkan cincin
heterosiklik oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola yang
berlainan pada rantai C3 sesuai struktur kimianya seperti flavonol, flavon, flavanon,
katekin, antosianidin dan kalkon (Robinson, 1995).
Struktur senyawa flavonoid :

Sifat fisik dan kimia flavonoid :


Pada umumnya semua flavonoidbaik dalam bentuk glikosida maupun
flavonoid bentuk bebas dapat larut dalam pelarut metanol dan etanol. Untuk
memisahkan senyawa golongan flavonoid adalag berdasarkan sifat
kelarutannya dalam berbagai macam pelarut dengan polaritasnya yang
meningkat.
1. Rasanya agak asam
2. Dapat larut dalam basa
3. Bersifat polar
4. Larut dalam pelarut polar
5. Antioksidan
Kegunaan Flavonoid :
1. Antifungi
2. Diuretik
3. Antihistamin,
4. Antihipertensi
5. Insektisida
6. Bakterisida
7. Antivirus
8. Menghambat kerja enzim
 Saponin
Saponin berasal dari bahasa latin sapo yang berarti sabun karena sifatnya
menyerupai sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat,
menimbulkan busa jika dikocok dengan air. Saponin berpotensi sebagai
antimikrobia. Dua jenis saponin yang dikenal yaitu glikosida triterpenoid alkohol
dan glikosida struktur steroid. Aglikonnya disebut sapogenin yang diperoleh
dengan hidrolisis dalam asam atau menggunakan enzim (Robinson, 1995).
Berdasarkan struktur aglikonnya atau sapogenin, saponin dapat dibedakan
menjadi dua tipe yaitu tipe steroid dan triterpenoid. Kedua senyawa tersebut
memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal usul biogenetika
yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan isoprenoid (Robinson, 1995).
Senyawa Triterpenoid ini terdiri dari kerangkan dengan 3 siklik 6 yang
bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi
pada siklik tertentu. Struktur terpenoida yang bermacam ragam itu timbul sebagai
akibat dari reaksi-reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi,
oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil-, farnesil-, dan geranil pirosfosfat.
Senyawa Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan
pengelompokan berdasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-
masing senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam-asam empedu,
hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari segi
struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh
jenis substituen R1, R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar karbon
sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu
kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, gugus fungsi yang
terdapat pada substituen R1 R2 dan R3 jumlah dan posisi gugus fungsi oksigen
dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka
dasarkarbon tersebut (Lenny, 2006).

Sifat Fisika dan Kimia Saponin :


1. Rasanya pahit
2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3. Menghemolisa eritrosit
4. Larut dalam air dan aetanol
5. Berat molekul relatif tinggi
6. Racun yang kuat untuk ikan dan amfibi
7. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksi steroid
lainnya.

Kegunaaan saponin :
1. Dalam dunia farmasi, saponin digunakan untuk adsorbs zat diuretika
dan meningkatkan kainerja ginjal.
2. Mencegah tumor
3. Memberikan kekebalan tubuh
4. Mengurangi resiko kanker
5. Menurunkan kadar kolesterol
6. Dalam dunia industri, saponin digunakan sebagai emulfisier
C. Prosedur kerja
Alat dan Bahan :
 Tabung Reaksi - Simplisia
 Bunsen - amil alkohol
 Kaki tiga - alkohol
 Kasa - metanol
 Penjepit tabung - HCl(p)
 Pipet tetes - HCl

1. Pembuatan Simplisia Daun Sereh


 Serai dapur yang masih segar dicuci dengan air mengalir
 Setelah itu, dikeringkan dengan diangin-anginkan pada suhu kamar (37̊C)
 Dipotong kecil-kecil kurang lebih 0,5cm
 Dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 55̊C sampai berat serai konstan.
 Lalu ditimbang hasil simplisia daun sereh.
1. Pengujian Fitokimia
a. Uji Flavonoid
Cara 1 :
1. Ekstrak diambil sebanyak 0,1 g dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan serbuk magnesium 0,1 g dan amil alkohol 0,4 mL kedalam
tabung reaksi
3. Lalu ditambahkan alkohol sebanyak 4 mL dan dicampur dengan homogen.
4. Amatilah, jika terdapat reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya
warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.
Cara 2 :
1. Ekstrak kira-kira 0,5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak
dengan 5 ml metanol dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi.
2. Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl(p) dan sedikit serbuk
magnesium.
3. Amatilah, jika terdapat reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya
warna merah/pink, atau kuning menunjukkan sampel mengandung
flavonoid.
b. Uji Saponin
Cara 1 :
1. Ekstrak diambil 0,1 g dan dimasukkan pada tabung reaksi
2. Ditambahkan aquades sebanyak 10 mL dan dikocok selama 30 detik
3. Hasil positif dari percobaan ini adalah terbentuk busa tebal ± 1 cm yang
konstan.

Cara 2 :
1. Ditimbang 1 g serbuk simplisia lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 10 mL air panas, dididihkan dan kemudian dikocok kuat-
kuat selama 10 detik terbentuk buih putih yang stabil selama tidak kurang
dari 10 menit setinggi 1-10 cm, pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N
buih tidak hilang
3. Amatilah busa didalam tabung reaksi

Anda mungkin juga menyukai