Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa buih yang


disebabkan karena kita mengkocok suatu tanaman ke dalam air.Secara fisika buih
ini timbul karena adanya penurunan tegangan permukaan pada cairan (air).
Penurunan tegangan permukaan disebabkan karena adanya senyawa sabun
(bahasa latin = sapo) yang dapat mengkacaukan iktan hidrogen pada air. Senyawa
sabun ini biasanya memiliki dua bagian yang tidak sama sifat kepolaranya. Dalam
tumbuhan tertentu mengandung senyawa sabun yang biasa disebut saponin.
Saponin berbeda struktur dengan senyawa sabun yang ada.

Saponin merupakan jenis glikosida. Glikosida adalah senyawa yang terdiri


dari glikon (Glukosa, fruktosa,dll) dan aglikon (senyawa bahan alam lainya).
Saponin umumnya berasal pahit dan dapat membentuk buih saat dikocok dengan
air.Selain itu juga bersifat beracun untuk beberapa hewan berdarah dingin (Najib,
2009). Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan
triterpen.Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27) dengan molekul
karbohidrat.Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal
sebagai saraponin.Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan
molekul karbohidrat.Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut
sapogenin.Masing-masing senyawa ini banyak dihasilkan di dalam tumbuhan
(Hartono, 2009).

Tumbuhan yang mengandung sponin ini biasanya memiliki Genus


Saponaria dari Keluarga Caryophyllaceae.Senyawa saponin juga ditemui pada
famili sapindaceae,curcurbitaceae, dan araliaceae. Salah satu tumbuhan obat yang
mengandung saponin adalah gingseng yang termasuk famili araliaceae.

Biosintesis saponin ini terjadi sesuai dengan aglikon yang menempel. Baik
steroid maupun triterpen biosintesis saponin melalui jalur asam malonat yang
nanti akan DPP dan IPP yang membentuk triterpen dan steroid dengan
membentuk squalen terlebih dahulu dan terjadi siklisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan saponin?

2. Apa saja sifat-sifat dari saponin ?

3. Bagaimana mekanisme/aktivitas dari saponin ?


4. Tanaman apa yang terdapat saponin ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definsi dari aponin.

2. Untuk mengetahui aktivitas dari saponin

3. Untuk mengetahui ciri- ciri adanya saponin

4. Untuk mengetahui tanaman yang mengandung saponin.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

A. Metabolit sekunder

Metabolisme sekunder (alelokimia) merupakan senyawa pertahanan tumbuhan


yang dihasilakan dari jaringan tumbuhan dan dapat besifat toksik. Dan yang
termasuk dalam metabolit sekunder antara lain tanin, saponin,terpenoid,akaloid
dan flavonoid (Ishaaya, 1986; Howe dan Westley, 1988 di kutip oleh Elena,2006).

B. Saponin.

Saponin berasal dari kata Latin yaitu ‘sapo’ yang bearti mengandung busa
stabil bila dilarutkan dalam air.Kemampuan busa dari saponin disebabkan
olehkombinasi dari sapogenin yang bersifat hidrofobik (larut dalam lemak) dan
bagian rantai gula yang bersifat hidrofilik (larut dalam air) (Naoumkina et al.,
2010).

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol, telah terdeteksi dalam lebih
dari 90 suku tumbuhan.Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya
berupa sapogenin.Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi, keberadan
saponin sangat mudah ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dengan air
yang apabila dikocok.

Saponin adalah deterjen alami yang mempunyai sifat aktif


permukaan,dimana struktur molekulnya terdiri dari aglikon steroid atau triterpen
yang disebut dengan sapogenin dan glikon yang mengandung satu atau lebih
rantai gula (Osbourn, 2003;Guclu-Ustundag and Mazza, 2007; Vincken et al.,
2007).

Saponin dengan sifat deterjennya dapat mempengaruhi substans yang larut


dalam lemak pada pencernaan, meliputi pembentukan misel campuran yang
mengandung garam empedu, asam lemak, digliserida, vitamin yang larut dalam
lemak dan dengan mineral (Cheeke, 20011).

Dari segi ekonomi, saponin penting juga karena kadang-kadang


menimbulkan keracunan pada ternak atau karena rasanya yang manis. Pola
glikosida saponin kadang-kadang rumit, banyak saponin yang mempunyai satuan
gula sampai lima dan komponen yang umum adalah asam glukoronat (Harborne,
1996).

Pada tenak ruminansia, saponin berpotensi sebagai agen defaunasi dalam


manipulasi proses fermentasi di dalam rumen. Penggunaan saponin yang
ditambahkan ke dalam ransum dapat menurunkan populasi protozoa rumen secara
parsial atau keseluruhan (Wiseman and Cole,1990).

Berdasarkan sifat-sifat tersebut, senyawa saponin mempunyai kegunaan


yang sangat luas, antara lain sebagai detergen, pembentuk busa pada alat
pemadam kebakaran, pembentuk busa pada industri sampo dan digunakan dalam
industri farmasi serta dalam bidang fotografi (Prihatman, 2001).

2.2 Karakteristik saponin

Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam


tumbuhan.Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika
direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat
bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter
(Hartono, 2009).

Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati.Sumber utama


saponin adalah biji-bijian khususnya kedele. Saponin dapat menghambat
pertumbuhan kanker kolon dan membantu kadar kolesterol menjadi normal.
Tergantung pada jenis bahan makanan yang dikonsumsi, seharinya dapat
mengkonsumsi saponin sebesar 10-200 mg (Arnelia, 2011).

Sifat-sifat Saponin
Saponin memiliki sifat sebagai berikut :
1) Mempunyai rasa pahit
2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3) Menghemolisa eritrosit
4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksi steroid lainnya
6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris
yang mendekati.
Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan (surface
tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan
karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid). Pada hewan ruminansia, saponin
dapat digunakan sebagai antiprotozoa, karena mampu berikatan dengan kolesterol
pada sel membran protozoasehingga menyebabkan membrondisis pada sel
membrane protozoa.Saponin dapat beraktivitas sebagai adjuvant pada vaksin
antiprotozoa yang nantinya mampu menghambat perkembangan sporozoit di
dalam saluran pencernaan.

2.3 Klasifikasi senyawa saponin

Secara umum saponin merupakan bentuk glikosida yang memiliki aglikon


berupa steroid dan triterpen.Triterpen merupakan jenis senyawa bahan alam yang
memiliki 6 monoterpen atau memiliki jumlah atom karbon sebanyak 30.Dari
aglikonnya saponin dapat bagi menjadi dua yaitu saponin dengan steroid dan
saponin dengan triterpen.

A. Saponin steroid

Tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat.Steroid


saponin dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai
sapogenin.Tipe saponin ini memiliki efek antijamur.Pada binatang menunjukan
penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid diekskresikan setelah
koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan sebagai bahan baku pada
proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa
steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan.Jembatan ini juga
sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek
kuat terhadap jantung.

Salah satu contoh saponin jenis ini adalah Asparagosida (Asparagus


sarmentosus), Senyawa ini terkandung di dalam tumbuhan Asparagus
sarmentosus yang hidup dikawasan hutan kering afrika.Tanaman ini juga biasa
digunkan sebagai obat anti nyeri dan rematik oleh orang afrika (Anonim, 2009).
Gambar 1 Struktur

Asparagus (Asparagus officinalis.)

B. Saponin triterpenoid

Triterpen yang memiliki atom C sebanyak 30.Saponin jenis ini bersifat


asam.Tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat.Dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu senyawa
yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin
ini adalah turunan -amyrine (Amirt Pal,2002).

Salah satu jenis contoh saponin ini adalah asiatikosida.Senyawa ini


terdapat pada tumbuhan Gatu kola yang tumbuh didaerah India.Senyawa ini dapat
dipakai sebagai antibiotik (Anonim, 2009).
Gambar 2

Gatu kola / Pegagan (Centella asiatica)

2.4.Biosintesis saponin Steroid Biosintesis Saponin Triterpen

Biosintesis pada kedua jenis senyawa ini hampir sama baik saponin denga
steroid maupun triterpen. Semua senyawa ini melalui jalur asam mevalonat
yang diperoleh dari asetil CoA .Sebelum membentuk steroid biosintesis ini
membentuk senyawa squalen yang merupakan jenis triterpen yang merupakan
gabungan dari dua farnesil piroposfat.Setelah membentuk squalen, maka
terjadi reaksi oksidasi pada atom C nomor 3 sehingga terbentuk OH, setelah
itu terjadi pembentukan epoksidasqualen. Senyawa ini akan terjadi siklisasai
menjadi lanosterol yang merupakan bentuk dasar dari senyawa steroid(Arifin,
1986). Sedangkan perbedaannya dengan triterpen adalah pada jumlah cincin
dan bnetuk cincin keempat dan kelima, pada triterpen masing-masing cincin
tersebut memiliki 5 atom karbon.

2.5.Saponin dalam etnobotani

Kebanyakan saponin, yang mudah larut dalam air, yang beracun bagi ikan
Oleh karena itu, dalam etnobotani, saponin terutama dikenal untuk
penggunaannya oleh masyarakat adat dalam memperoleh sumber makanan
akuatik. Sejak zaman prasejarah, budaya di seluruh dunia telah menggunakan
tanaman piscicidal, sebagian besar mereka mengandung saponin, untuk
memancing.

Meskipun dilarang oleh hukum, racun ikan tumbuhan masih banyak


digunakan oleh suku-suku asli di Guyana. Di sub-benua India,suku-suku Gond
dikenal untuk penggunaan ekstrak tanaman dalam penangkapan racun ikan.
Banyak suku-suku asli California Amerika secara tradisional digunakan soaproot,
(genus Chlorogalum), yang berisi saponin, sebagai racun ikan. Mereka akan
menghancurleburkan akar, pencampuran dalam air untuk membuat busa, dan
kemudian menambahkan busa ke sungai.

Hal ini akan membunuh atau melumpuhkan ikan, yang dapat diperoleh
dengan mudah dari permukaan air. Di antara suku-suku menggunakan teknik ini
adalah Lassik, yang Luiseño, para Yuki, Yokut, para Chilula, yang Wailaki,
Miwok tersebut, Kato itu, Mattole itu, Nomlaki dan Nishinam tersebut.

Salah satu penelitian penggunaan saponin kelas produk alami melibatkan


kompleksasi mereka dengan kolesterol untuk membentuk pori-pori di bilayers
membran sel, misalnya, dalam sel darah merah (eritrosit) membran, di mana
kompleksasi menyebabkan lisis sel darah merah (hemolisis) pada injeksi
intravena.Selain itu, sifat amphipathic kelas memberi mereka aktivitas sebagai
surfaktan yang dapat digunakan untuk meningkatkan penetrasi makromolekul
seperti protein melalui membran sel. Saponin juga telah digunakan sebagai
adjuvan dalam vaksin.

Saponin dari tanaman Gypsophila paniculata (Nafas Bayi) telah terbukti


sangat signifikan menambah sitotoksisitas immunotoxins dan racun ditargetkan
lain ditujukan terhadap sel kanker manusia. Kelompok penelitian Profesor
Hendrik Fuchs (Universitas Charite, Berlin, Jerman) dan Dr David Flavell
(Southampton General Hospital, Inggris) bekerja sama menuju pengembangan
saponin Gypsophila untuk digunakan dalam kombinasi dengan immunotoxins
atau racun lainnya yang ditargetkan untuk pasien dengan leukemia , limfoma dan
kanker.lainnya.
Gambar 3

Nafas Bayi (Gypsophila paniculata)

Ada yang luar biasa, promosi komersial didorong dari saponin sebagai
suplemen diet dan nutriceuticals.Ada bukti dari kehadiran saponin dalam persiapan
obat tradisional, di mana administrasi lisan mungkin diharapkan mengarah kepada
hidrolisis glikosida dari terpenoid (dan obviation dari setiap toksisitas terkait dengan
molekul utuh). Tapi seperti yang sering terjadi engdan luas klaim terapi komersial
untuk produk alami:

1. Klaim untuk manfaat organisme / manusia sering didasarkan pada s angat


awal studi biologi biokimia atau sel.
2. Menyebutkan umumnya dihilangkan dari kemungkinan sensitivitas kimia
individu, atau toksisitas umum agen khusus, dan toksisitas tinggi kasus yang
dipilih.
Sementara pernyataan semacam itu memerlukan tinjauan konstan (dan
meskipun web segudang mengklaim sebaliknya), tampak bahwa ada sangat
terbatas AS, Uni Eropa, dll lembaga-disetujui peran untuk saponin dalam terapi
manusia.Dalam penggunaan mereka sebagai adjuvant dalam produksi vaksin,
toksisitas terkait dengan kompleksasi sterol tetap menjadi isu utama untuk
menarik perhatian.

Bahkan dalam kasus digoksin, manfaat terapeutik dari cardiotoxin adalah


hasil administrasi hati-hati dosis yang tepat.Perawatan yang sangat besar harus
dilakukan dalam mengevaluasi atau bertindak atas klaim spesifik dari manfaat
terapeutik dari memakan produk alami saponin-jenis dan lainnya.

2.6 Aktivitas biologi


Saponin mempunyai aktivitas biologi yang beragam. Aktivitas biologi ini
dipengaruhi oleh kelas Aglycone, gugus polar pada Aglycone, macam karbohidrat
yang terikat pada Aglycone, posisi terikatnya pada Aglycone, bahkan orientasi
Saponin setelah mengikat membran sel juga ikut mempengaruhinya. Disini hanya
akan dijelaskan secara singkat beberapa macam aktivitas saja, diantaranya:
 Aktivitas hemolisis
 Saponin dapat menyebabkan sel darah merah pecah (lisis). Ini disebabkan
karena Saponin dapat berikatan dengan kholesterol dari membran sel.
Aktivitas ini berkurang kalau aglycone dibuang.
 Ciri-ciri yang lain dari aktivitas hemolisis ini, misalnya:
a. Makin banyak karbohidrat yang terikat pada Aglycone makin kecil
daya hemolisisnya.
b. Kecepatan hemolisis Saponin Steroid lebih besar dari Saponin
Triterpenoid
c. .Karbohidrat yang terikat pada C3 OH mempunyai daya hemolisis
makin tinggi apabila jumlah unit monosakaridanya makin besar
(kalau diurut daya hemolisis paling rendah meningkat ke urutan
lebih tinggi adalah mono, di, tri, tetra, penta dan heksa sakarida).
d. Makin banyak gugus polar pada Aglycone makin rendah daya
hemolisisnya.

Interaksi antara saponin dan membran sehingga Saponin dapat membentuk


porus atau merusak membran perlu ditelaah lebih lanjut. Sepertinya beberapa
mekanisme dan keadaan ikut terlibat, seperti: pembentukan Saponin
kholesterol kompleks, perubahan organisasi atau susunan membran fosfolipid,
pemecahan fosfo lipida dan hasil senyawa yang terbentuk (DAG), Saponin
struktur dan orientasinya dengan sel membran.
Contoh Saponin yang dapat menyebabkan hemolisis: sebagian
ginsenosides, Gypsophilasaponins.
 Mempengaruhi sistim immun
 Telah dilaporkan bahwa Saponin dapat menginduksi produksi dari
cytokine seperti interleukin dan interferon yang mungkin dapat memediasi
efek immunostimulan. Seponin juga telah dibuktikan dapat meningkatkan
respon immun melalui immunisasi oral. Hal ini disebabkan saponin dapat
meningkatkan pengambilan (up take) antigen oleh usus dan sel mukosa
yang lain (misalnya hidung).
 Menurut Odaet al.(2000) secara keseluruhan “juxta-position” dari gugus
fungsional hidrofilik dan hidrofobik lebih penting dari pada perbedaan
struktur dari masing-masing kelompok yang memberikan kontribusi
pengaruhnya saponin sebagai “adjuvan”.
 Contoh Saponin yang dapat meningkatkan immun respon: Panax ginseng
C. A. Meyer saponins, Quillaja saponins, dan Lonicerajaponica.
 Saponin sebagai anti kanker
 Saponin Ginsenosides, dammaranes, mempunyai efek anti tumor dengan
menghambat penyebaran melalui pembuluh darah dengan mekanisme
supresi inducer dalam sel endotel sehingga mencegah pelekatan
(adhering), invasi, dan metastasis.
 Dioscin, suatu Saponin steroid dan Aglycone diosgenin mempunyai efek
anti tumor dengan menghentikan siklus sel (cell cycle arrest) dan
apoptosis.
 Platycodon D, salah satu platycodigenin, potensial sebagai khemoterapi
mempunyai efek apoptosis melalui jalur caspase-3 dependent PARP,
pemecahan lamin A dan Egr-1 aktivasi akibat induksi ROS.
 Deltonin, suatu Saponin steroida yang diisolasi dari Dioscorea
zingiberensis Wright (DZW), dengan struktur kimia diosgenin-3-O-E-D-
glucopyranosyl (1o4)-[D-L-rhamnopyranosyl (1o2)]-E-D- gluco-
pyranoside mempunyai efek anti kanker dengan menghentikan
pembelahan sel melalui fase G2-M8.
 Tubeimoside II mempunyai aktivitas anti kanker lebih besar dibandingkan
dengan tubeimoside I. Ini karena tubeimoside II mempunyai gugus OH
pada C 16, sedangkan tubeimoside I tidak punya. Lain dari pada itu
tubeimoside II mempunyai efek samping yang lebih ringan.
2.7.Identifikasi saponin
Secara kualitatif untuk menyatakan keberadaan saponin pada contoh bahan
dapat dilakukan dengan uji busa dan menghemolisis sel-sel darah merah, bila
larutan saponin diinjeksikan ke dalam aliran darah. Pembentukan busa yang
mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau waktu memekatkan ekstrak
tumbuhan merupakan bukti terpercaya akan adanya saponin. Selanjutnya
golongan sapogeninnya dapat ditentukan dengan reaksi warna menggunakan
pereaksi Liebermann-Burchard.Berdasarkan warna yang terbentuk, apabila
terbentuk warna merah atau ungumenunjukkan saponin triterpen, sedangkan bila
terbentuk warna hijau atau birumenunjukkan saponin steroid (Harborne, 1996).
Secara kualitatif, saponin steroid yang termasuk golongan spirostanol
dapat dibedakan dengan furostanol. Glikosida furostanol menunjukkan warna
merah pada lempeng kromatografi lapis tipis (KLT) bila disemprot dengan
pereaksi Ehrlich (p-dimetil amino benzaldehida dan asam klorida) dan warna
kuning dengan pereaksi anisaldehida, sebaliknya tidak terjadi perubahan warna
pada glikosida spirostanol(Mahato et al., 1982)
Secara konvensional, elusidasi struktur saponin dilakukan melalui studi
Derivatisasi dan degradasi (Chen and Snyder, 1993; Qiu et al., 1999; Thakur et
al.,2011; Sirohi et al., 2014). Derivatisasi saponin dilakukan melalui reaksi
metilasi atau asetilasi. Degradasi saponin dilakukan melalui reaksi hidrolisis total
dan atau hidrolisis parsial. Hidrolisis saponin dapat dilakukan dengan cara enzim,
basa, atau asam yang menghasilkan sapogenin dan gula. Hidrolisis dalam suasana
asam menghasilkan hidrolisis total maupun hidrolisis parsial tergantung
konsentrasi asam,waktu, dan suhu. Secara khusus hasil hidrolisis total saponin
adalah untuk mengidentifikasi sapogenin dan glikon. Posisi ikatan glikosidik inter
glikon maupun antar glikon dan sapogenin, di identifikasi dengan melakukan
reaksi permetilasi dan diikuti dengan reaksi hidrolisis secara total satuan-satuan
gula yang menyusun aglikonnya. Bagian yang tidak termetilasi pada masing-
masing satuan gula adalah sisi yang berikatan.

2.8. Sumber Penghasil Senyawa Saponin

Sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman makanan


ternak seperti alfalfa, bunga matahari, kedelai, kacang tanah .Saponin umumnya
mempunyai karakteristik yaitu rasa pahit, sifat iritasi mucosal, sifat penyabunan,
dan sifat hemolitik dan sifat membentuk komplek dengan asam empedu dan
kolesterol.

1. Bunga Matahari
Gambar 4

Bunga Matahari (Helianthus annuus L)

A. Klasifkasi

Nama Tumbuhan : Bunga matahari

Nama Latin : Helianthus annuus L

Ordo : Asteralis

Famili : Asteraceae

Upfamily : Helianthoideae

Bangsa : Heliantheae

Genus : Heliantus

B. Kandungan senyawa kimia :

Akar bunga matahari mengandung polisakarida dan helianthoside


2.Batang mengandung chlorogenic acid, neochlorogenic acid, dan scopolin.Daun
mengandung neochlorogenic acid, isochlorogenic, fumaric acid, camphor dan
luteolin.Bunga mengandung triterpenoid saponines, helianthoside A, B, C. Biji
mengandung minyak lemak dan asam organik.Hasil skrining fitokimia biji bunga
matahari menunjukkan kandungan alkaloid, fitosterol, tanin, saponin, flavonoid,
steroid, karbohidrat, lemak, dan minyak.

C. Manfaat :

 Bunga matahari berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah,serta


merupakan pereda nyeri alami. Oleh karena itu bunga matahari dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri saat sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid,
dan nyeri lambung.
 Biji bunga matahari bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan,
mengatasi kelesuan, dan meredakan sakit kepala.
 Akar tanaman bunga matahari bermanfaat untuk meluruhkan air seni,
mengatasi infeksi saluran kencing, batuk rejan, dan keputihan, serta dapat
meredakan batuk, dan juga mengurangi rasa nyeri. Daunnya berkhasiat
untuk meredakan radang, mengurangi nyeri, dan antimalaria.
 Batang bunga matahari (bagian sumsumnya) dapat digunakan untuk
meningkatkan vitalitas, membantu kerja liver.
2. Kacang Tanah

Gambar 5

Kacang Tanah (Arachis hypoea)

A. Klasifikasi

Nama Tanaman : kacang Tanah

Nama Latin : Arachis hypogea

Kingdom : Plantae

Ordo : Leguminales

Family : Fabaceae

Upfamily : Faboidae

Genus : Arachis

B. Kandungan senyawa kimia


Secara umum untuk famili Fabaceae (Arachis) memiliki ciri-ciri kimia
yaitu mempunyai bahan cadangan, kandungan protein adalah
fithemaglutinin(lektin). Selain itu terdapat pula saponin, isoflavon dan asam
amino non protein (Sutrisno, 1998).

C. Manfaat

 Biji kacang tanah banyak mengandung minyak lemak, maka kacang tanah
dapat digunakan sebagai sumber minyak nabati. Fithemaglutinin yang
terdapat dalamkacang tanah, atau biasa disebut lektin dapat digunakan
untuk penetapan golongandarah (Sutrisno, 1998).
 Kulit ari (testa) kacang tanah (A.hypogaeaL) digunakan secara tradisional
sebagai obat sakit sendi, aprodisiak, pencahar, obat bermacam-macam
pendarahan dan leukemia (Ozoraet al., 2006)
3. Pepaya (carica papaya L.)

Gambar 6
Pepaya (carica papaya L.)

Klasifikasi dari tanaman sareh Pepaya (carica papaya L.) sebagai berikut :
Kingdom : plantae (tumbuhan)
Devisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Klas : Magnolipsida (berkeping 2/dikotil )
Subklas : Dilenidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
o Tanaman ini mengandung metabolit sekunder : alkloid dan saponin
o Manfaat : Dapat mengobati :
 Kulit melepuh karena panas : toreh kulit buah pepaya, tampung
getahnya dan oleskan, diamkan sehari semalam.Bila bagian yang
melepuh agak luas, parutlah pepaya dan daging buahnya
ditempelkan.
 Malaria dan demam : tumbuk daun pepaya hingga menjadi ½
gelas, tambahkan ai ¾ 3 kali sehari, lakukan 5 hari berturut-turut.
 Digigit ular berbisa : 5 jari akar pepaya,cuci,tumbuk sampai halus,
tempelkan pada bagian yang terkena ,balut. Ganti 2 kali sehari
 Sariawan, sembelit : makan buah pepaya segar 3kali sehari
 Merangsang nafsu makan : sehelai daun pepaya di cuci, lumatkan,
beri garam dan air sedikit demi sedikit sebanyak ¼ gelas,peras.
Minum airny sekaligus.
BAB III

PEMBAHASAN

 Saponin yang terdapat dalam pisang ambon

A. Latar belakang penelitian


Getah batang pisang mengandung saponin, antrakuinon dan kuinon
yang berfungsi sebagai antibakteri dan penghilang rasa sakit.Terdapat pula
kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel
kulit, tannin bersifata ntiseptik dan kalium yang bermanfaat untuk
melancarkan air seni.Selain itu, zat saponin berkhasiat mengencerkan
dahak (Anonim, 2011).
Penelitian yang telah dilakukanmenyatakan bahwa ekstrak batang
pisang mengandung beberapa jenis senyawa fitokimia yaitu saponin, tanin
dan flavonoid (Wijaya, 2010).

B. Tujuan Peneliti
Yaitu bertujuan untuk mengisolasi senyawa saponin yang
terkandung pada ekstrak metanol batang pisang Ambon dengan metode
KLT preparatif dan mengidentifikasi nilai absorbansi senyawa saponin
yang terkandung pada isolate. hasilKLT preparatif pada
panjanggelombangmaksimal dengan spektrofotometri UV-VIS.

3.1 Klasifikasi

Klasifikasi tanaman pisang ambon yang diterima secara luas saat ini adalah
sebagai berikut (Satuhu dan Supriyadi, 2008):
Gambar 7
Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)
Division : Magnoliophyta
Sub division : Spermatophyta
Klas : Liliopsida
Sub klas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Species :Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.

Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa
berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya ( Musa
acuminate, M. balbisiana, dan M. xparadisiaca) menghasilkan buah konsumsi
yang dinamakan sama. Budidaya pisang sesuai dengan iklim Indonesia baik
dataran rendah maupun tinggi sampai dengan 1300 dpl ( Ishak, 1995).

3.2 Morfologi batang pisang


Batang pisang menurut ( Nakasone, 1998) merupakan batang semu yang
terbentuk dari pelepah daun yang membesar di pangkalnya dan mengumpul
membentuk struktur berselangseling yang terlihat kompak sehingga tampak
sebagai batang ( pseudo stem). Batang pisang yang sebenarnya terdapat didalam
tanah dan kadang-kadang muncul di permukaan tanah sebagai umbi yang tumbuh
akar dan tunas.Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan
kadang terdapat stomata. Sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan
floem dan tersusun tersebar

3.3 Kandungan kimia dan manfaat tumbuhan


 Manfaat Batang Pisang
Batang pisang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan tali dalam
pengolahan tembakau serta bagian yang paling sering dimanfaatkan untuk
pembuatan kompos.Bahkan para peternak kini sudah banyak yang memanfaatkan
batang pisang untuk diolah menjadi pakan ternak ruminansia terutama pada
musim kemarau saatpersediaan pakan terbatas. Manfaat lain dari batangpisang
adalah air atau getah dari batang pisang juga bisa dijadikan sebagai penawar
racun dan bahan baku dalam industri obat tradisional.

3.4 Skrining Fitokimia

a. Uji busa

Sampel

Dimasukkan kedalam tabung reaksi


Ditambahkan 10 ml air
Dikocok kuat
Buihsetinggi 1-3 cm selama 30 menit

Ditambahkan satu tetes larutan asam klorida


2N
Buih tidak hilang
b. Uji warna

Simplisia

0,5 gramSimplisia
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kloroform 10 ml
Panaskan selama 5 menit

Sambil dikocok
Tambahkanbeberapa tetes pereaksi LB

Terbentuk cincincoklat atau Terbentuk cincinhijau atau


violet( saponin triterpen) biru ( saponinsteroid)

3.5 Penentuan Golongan Senyawa Kimia Saponin secara Kromatografi


Lapis Tipis

Sampel
 100 g simplisia dimasukkan ke dalam
erlenmeyer
 Rendam dengan metanol sebanyak 600 ml
 Ditutup dengan alumunium foil (diamkan
selama 3hari)
 Ekstrak kemudian di saring
Filtrat I
Diekstrak kembali dengan metanol
sebanyak 400ml (diamkan selama 2 hari)
Filtrat II

 Campurkan filtrat I dan II Kemudian di


evaporasi pada suhu 40℃
Ekstrak cair

Masukan kedalam cwan porselen, uapkan dengan


waterbeth
Ekstrak kental

 Di totolkan pada plat KLT GF254 dan F254


Merck
 Dimasukan ke dalam chember yang telah di
jenuhkan klorofom : metanol : aquadest
(13:7:2)
 Dikeluarkan plat pada chember
 Dilihat noda secara visual, UV 254 DAN
366 nm, dan setelah disemprotkan dengan
pereaksi LB penampak bercak warna noda
 Dihitung harga Rf
HASIL

3.6. Identifikasi Senyawa Saponin denganSpektrofotometri UV-Vis

Isolat
 Dimasukkan ke dalamkuvet spektrofotometer
UV-Vis
 Sebanyak 2 ml
 Panjang gelombangnya 209 dengan nilai
absorbansinya 2,547
HASIL

3.7.Hasil
No Golongan senyawa pereaksi Hasil kesimpulan
kimia
1 Saponin Air panas Buih setinggi (+)
1-3cm
Di tambah 1 Saponin
tetes HCL 2 gliksida
Nm
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

a. Saponin merupkan metabolisme sekunder yang mempunyai berbagai


akivitas
b. Senyawa saponin dapat di isolasi dengan menggunkan metode maserasi
dan KLT (Kromatograpi Lapis Tipis).
c. Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.
d. Sifat yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air,
mempunyai sifat detergen yang baik, mempunyai aktivitas hemolisis
(merusak sel darah merah), tidak beracun bagi binatang berdarah panas,
mempunyai sifat anti eksudatif dan mempunyai sifat anti inflamatori.
e. Sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman makanan
ternak seperti alfalfa, bunga matahari, kedelai, kacang tanah,pepaya dll.
f. Pada batang pisang terdapat pula zat kimianya yaitu saponin dengan
menggunakan metode maserasi KLT spektrofotometri UV

4.2 SARAN
o Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

M. Agung Pratama Suharto, Hosea Jaya Edy1, Jovie M. Dumanauw.isolasi dan


identifikasi senyawa saponin dari ekstrak methanolbatang pisang ambon(musa
paradisiaca var. sapientum l.).jurnal
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia.Edisi III. Departemen KesehatanRepublik
Indonesia, Jakarta
Anonim. 2011. Antiseptik Alami dariBatang
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman.2008.Kimia Farmasi
Analisis.PustakaPelajar, Yogyakarta
Harborne. 1987. Metode Fitokimia :Penuntun cara modernmenganalisis
tumbuhan. Edisi II.Terjemahan Kosasih Padmawinatadan Iwang Soediro.Penerbit
ITB,Bandung
Jaya, Ara Miko. 2010. Isolasi dan UjiEfektivitas Antibakteri SenyawaSaponin
dari Akar Putri Malu(Mimosa pudica) [skripsi]. JurusanKimia Fakultas Sains
danTeknologi Universitas Islam Negeri(UIN) Maulana Malik Ibrahim,Malang92
Sarker, Satyajit dan Lutfun Nahar.2009 .Kimia untuk Mahasiswa Farmasi.
Pustaka Belajar, YogyakartaSirait, Midian. 2007. Penuntun Fitokimiadalam
Farmasi. Penerbit ITB,Bandung
Sjahid, Landyyun Rahmawan. 2008.Isolasi dan Identifikasi Flavonoiddari Daun
Dewandaru (Eugeniauniflora L.) [skripsi]. FakultasFarmasi
UniversitasMuhammadiyah Surakarta,Surakarta
Suyanti dan Ahmad Supriyadi. 2008.Pisang, Budi Daya, Pengolahandan Prospek
Pasar. Edisi Revisi.Penebar Swadaya, Jakarta
Wijaya, Arief Riza. 2010. Getah Pisangsebagai Obat Alternatif
TradisionalPenyembuh Luka Luar MenjadiPeluang sebagai Produk
Industri.Jurnal.

Anda mungkin juga menyukai