PENDHULUAN
Biosintesis saponin ini terjadi sesuai dengan aglikon yang menempel. Baik
steroid maupun triterpen biosintesis saponin melalui jalur asam malonat yang
nanti akan DPP dan IPP yang membentuk triterpen dan steroid dengan
membentuk squalen terlebih dahulu dan terjadi siklisasi.
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
A. Metabolit sekunder
B. Saponin.
Saponin berasal dari kata Latin yaitu ‘sapo’ yang bearti mengandung busa
stabil bila dilarutkan dalam air.Kemampuan busa dari saponin disebabkan
olehkombinasi dari sapogenin yang bersifat hidrofobik (larut dalam lemak) dan
bagian rantai gula yang bersifat hidrofilik (larut dalam air) (Naoumkina et al.,
2010).
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol, telah terdeteksi dalam lebih
dari 90 suku tumbuhan.Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya
berupa sapogenin.Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi, keberadan
saponin sangat mudah ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dengan air
yang apabila dikocok.
Sifat-sifat Saponin
Saponin memiliki sifat sebagai berikut :
1) Mempunyai rasa pahit
2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3) Menghemolisa eritrosit
4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksi steroid lainnya
6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris
yang mendekati.
Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan (surface
tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan
karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid). Pada hewan ruminansia, saponin
dapat digunakan sebagai antiprotozoa, karena mampu berikatan dengan kolesterol
pada sel membran protozoasehingga menyebabkan membrondisis pada sel
membrane protozoa.Saponin dapat beraktivitas sebagai adjuvant pada vaksin
antiprotozoa yang nantinya mampu menghambat perkembangan sporozoit di
dalam saluran pencernaan.
A. Saponin steroid
B. Saponin triterpenoid
Biosintesis pada kedua jenis senyawa ini hampir sama baik saponin denga
steroid maupun triterpen. Semua senyawa ini melalui jalur asam mevalonat
yang diperoleh dari asetil CoA .Sebelum membentuk steroid biosintesis ini
membentuk senyawa squalen yang merupakan jenis triterpen yang merupakan
gabungan dari dua farnesil piroposfat.Setelah membentuk squalen, maka
terjadi reaksi oksidasi pada atom C nomor 3 sehingga terbentuk OH, setelah
itu terjadi pembentukan epoksidasqualen. Senyawa ini akan terjadi siklisasai
menjadi lanosterol yang merupakan bentuk dasar dari senyawa steroid(Arifin,
1986). Sedangkan perbedaannya dengan triterpen adalah pada jumlah cincin
dan bnetuk cincin keempat dan kelima, pada triterpen masing-masing cincin
tersebut memiliki 5 atom karbon.
Kebanyakan saponin, yang mudah larut dalam air, yang beracun bagi ikan
Oleh karena itu, dalam etnobotani, saponin terutama dikenal untuk
penggunaannya oleh masyarakat adat dalam memperoleh sumber makanan
akuatik. Sejak zaman prasejarah, budaya di seluruh dunia telah menggunakan
tanaman piscicidal, sebagian besar mereka mengandung saponin, untuk
memancing.
Hal ini akan membunuh atau melumpuhkan ikan, yang dapat diperoleh
dengan mudah dari permukaan air. Di antara suku-suku menggunakan teknik ini
adalah Lassik, yang Luiseño, para Yuki, Yokut, para Chilula, yang Wailaki,
Miwok tersebut, Kato itu, Mattole itu, Nomlaki dan Nishinam tersebut.
Ada yang luar biasa, promosi komersial didorong dari saponin sebagai
suplemen diet dan nutriceuticals.Ada bukti dari kehadiran saponin dalam persiapan
obat tradisional, di mana administrasi lisan mungkin diharapkan mengarah kepada
hidrolisis glikosida dari terpenoid (dan obviation dari setiap toksisitas terkait dengan
molekul utuh). Tapi seperti yang sering terjadi engdan luas klaim terapi komersial
untuk produk alami:
1. Bunga Matahari
Gambar 4
A. Klasifkasi
Ordo : Asteralis
Famili : Asteraceae
Upfamily : Helianthoideae
Bangsa : Heliantheae
Genus : Heliantus
C. Manfaat :
Gambar 5
A. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Ordo : Leguminales
Family : Fabaceae
Upfamily : Faboidae
Genus : Arachis
C. Manfaat
Biji kacang tanah banyak mengandung minyak lemak, maka kacang tanah
dapat digunakan sebagai sumber minyak nabati. Fithemaglutinin yang
terdapat dalamkacang tanah, atau biasa disebut lektin dapat digunakan
untuk penetapan golongandarah (Sutrisno, 1998).
Kulit ari (testa) kacang tanah (A.hypogaeaL) digunakan secara tradisional
sebagai obat sakit sendi, aprodisiak, pencahar, obat bermacam-macam
pendarahan dan leukemia (Ozoraet al., 2006)
3. Pepaya (carica papaya L.)
Gambar 6
Pepaya (carica papaya L.)
Klasifikasi dari tanaman sareh Pepaya (carica papaya L.) sebagai berikut :
Kingdom : plantae (tumbuhan)
Devisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Klas : Magnolipsida (berkeping 2/dikotil )
Subklas : Dilenidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
o Tanaman ini mengandung metabolit sekunder : alkloid dan saponin
o Manfaat : Dapat mengobati :
Kulit melepuh karena panas : toreh kulit buah pepaya, tampung
getahnya dan oleskan, diamkan sehari semalam.Bila bagian yang
melepuh agak luas, parutlah pepaya dan daging buahnya
ditempelkan.
Malaria dan demam : tumbuk daun pepaya hingga menjadi ½
gelas, tambahkan ai ¾ 3 kali sehari, lakukan 5 hari berturut-turut.
Digigit ular berbisa : 5 jari akar pepaya,cuci,tumbuk sampai halus,
tempelkan pada bagian yang terkena ,balut. Ganti 2 kali sehari
Sariawan, sembelit : makan buah pepaya segar 3kali sehari
Merangsang nafsu makan : sehelai daun pepaya di cuci, lumatkan,
beri garam dan air sedikit demi sedikit sebanyak ¼ gelas,peras.
Minum airny sekaligus.
BAB III
PEMBAHASAN
B. Tujuan Peneliti
Yaitu bertujuan untuk mengisolasi senyawa saponin yang
terkandung pada ekstrak metanol batang pisang Ambon dengan metode
KLT preparatif dan mengidentifikasi nilai absorbansi senyawa saponin
yang terkandung pada isolate. hasilKLT preparatif pada
panjanggelombangmaksimal dengan spektrofotometri UV-VIS.
3.1 Klasifikasi
Klasifikasi tanaman pisang ambon yang diterima secara luas saat ini adalah
sebagai berikut (Satuhu dan Supriyadi, 2008):
Gambar 7
Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)
Division : Magnoliophyta
Sub division : Spermatophyta
Klas : Liliopsida
Sub klas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Species :Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa
berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya ( Musa
acuminate, M. balbisiana, dan M. xparadisiaca) menghasilkan buah konsumsi
yang dinamakan sama. Budidaya pisang sesuai dengan iklim Indonesia baik
dataran rendah maupun tinggi sampai dengan 1300 dpl ( Ishak, 1995).
a. Uji busa
Sampel
Simplisia
0,5 gramSimplisia
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kloroform 10 ml
Panaskan selama 5 menit
Sambil dikocok
Tambahkanbeberapa tetes pereaksi LB
Sampel
100 g simplisia dimasukkan ke dalam
erlenmeyer
Rendam dengan metanol sebanyak 600 ml
Ditutup dengan alumunium foil (diamkan
selama 3hari)
Ekstrak kemudian di saring
Filtrat I
Diekstrak kembali dengan metanol
sebanyak 400ml (diamkan selama 2 hari)
Filtrat II
Isolat
Dimasukkan ke dalamkuvet spektrofotometer
UV-Vis
Sebanyak 2 ml
Panjang gelombangnya 209 dengan nilai
absorbansinya 2,547
HASIL
3.7.Hasil
No Golongan senyawa pereaksi Hasil kesimpulan
kimia
1 Saponin Air panas Buih setinggi (+)
1-3cm
Di tambah 1 Saponin
tetes HCL 2 gliksida
Nm
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
o Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA