PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa buih yang disebabkan
karenakita mengkocok suatu tanaman ke dalam air. Secara fisika buih ini timbul karena
adanyapenurunan
tegangan
permukaan
pada
cairan
(air).
Penurunan
tegangan
permukaandisebabkan karena adanya senyawa sabun (bahasa latin = sapo) yang dapatmengkacaukan
ikatan hidrogen pada air. Senyawa sabun ini biasanya memiliki dua bagianyang tidak sama
sifat kepolaranya.
Dalam tumbuhan tertentu mengandung senyawa sabun yang biasa disebut
saponin.Saponin berbeda struktur dengan senyawa sabun yang ada. Saponin merupakan
jenisglikosida. Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari glikon (Glukosa, fruktosa,dll)
danaglikon (senyawa bahan alam lainya). Saponin umumnya berasa pahit dan
dapatmembentuk buih saat dikocok dengan air. Selain itu juga bersifat beracun untuk
beberapa hewan berdarah dingin.
Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan
triterpen.Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27) dengan molekul karbohidrat. Steroid
saponin
dihidrolisis
menghasilkan
suatu
aglikon
yang
dikenal
sebagai
7. Bagaimana cara skrining fitokimia dan identifikasi saponin dengan metode lainnya?
secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan dan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada
tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk
busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam. Saponin
merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai massa dan molekul besar,
dengan kegunaan luas. Saponin diberi nama demikian karena sifatnya menyerupai sabun
Sapo berarti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan
busa bila dikocok dengan air. Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba. Dikenal juga
jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida struktur steroid tertentu yang
mempunyai rantai spirotekal. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut
dalam eter. Aglikonya disebut sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam suasana asam
atau hidrolisis memakai enzim (Robinson,1995).
Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua yaitu saponin steroid
dan saponin triterpenoid.
a. Saponin steroid
Tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Saponin jenis ini
memiliki aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan.
Jembatan ini juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena
memiliki efek kuat terhadap jantung.
b. Saponin triterpenoid
Tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan
suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan
lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan -amyrine (Amirt
Pal,2002).
Salah satu jenis saponin ini adalah asiatosida. Senyawa ini terdapat pada tumbuhan
Gatu kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat dipakai sebagai antibiotik
(Anonim, 2009).
Identifikasi Saponin : Sampel dididihkan dengan 20 ml air dalam penangas air. Filtrat
dikocok dan didiamkan selama 15 menit. Terbentuknya busa yang stabil berarti positif
terdapat saponin (Harborne, 1987).
Saponin
adalah
suatu
glikosida
yang
larut
dalam
air
dan
mempunyai
saponin
dapat
mempunyai
rangka
steroid
dibedakan
dan
menjadi
saponin
yang
dua
macam yaitu
saponin
mempunyai rangka
yang
triterpenoid.
Berdasarkan pada strukturnya saponin akan memberikan reaksi warna yang karakteristik
dengan pereaksi Liebermann-Buchard (LB) (Harborne, 1987).
2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Dan Struktur Umum Saponin
Saponin mempunyai sifat-sifat khas yakni dapat membentuk larutan koloidal
dalam air dan membuih bila dikocok. Glikosida saponin bias berupa saponin steroid
maupun saponin triterpenoid. Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin
4
juga bersifat bias menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat
racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak diantaranya digunakan sebagai racunV
ikan. Saponin bila terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut sapogenin. Ini
merupakan suatu senyawa yang
dimurnikan dan dipelajari lebih lanjut. Saponin yang berpotensi keras atau beracun
seringkali disebut sebagai sapotoksin. Saponin merupakan senyawa kimia yang berasal
dari metabolit sekunder yang banyak di peroleh dari bahan alami seperti tumbuhan dan
hewan. Yang berbentuk dari gugusan gula yang bersinambungan dengan aglikon atau
sapogenin, dan ini menjadikan racun bagi binatang yang berdarah dingin.
Secara struktural komposisinya terdiri dari satu atau lebih gugus hidrofilik glikosida yang
dikombinasikan dengan derivat triterpen lipofilik.
Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian
tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam
tumbuh-tumbuhan sebagai penyimpan karbohidrat atau merupakan weste product dan
metabolisme tumbuh-tumbuhan, lainnya adalah sebagai pelindung terhadap serangan
serangga.
Terdapat tiga kelas saponin untuk menunjukkan struktur saponin secara umum, yakni :
1. Steroid Neutral Class
3. Triterpenoid Class
Triterpenoid saponin dapat terjadi dalam bentuk bebas (aglikon) atau sapogenin,
akan tetapi steroid saponin selalu dalam bentuk saponin dan tidak pernah bebas sebagai
aglikon. Karbohidrat residu terikat dengan aglikon melalui ikatan eter atau ester.
piroposfat.Setelah membentuk squalene, maka terjadi reaksi oksidasi pada atom C nomor
3 sehingga terbentuk OH, setelah itu terjadi pembentukan epoksidasqualene. Senyawa ini
akan terjadi siklisasi menjadi lanosterol yang merupakan bentuk dasar dari senyawa
steroid(Arifin,1986).
Sedangkan perbedaannya dengan triterpen adalah pada jumlah cincin dan bentuk
cincin keempat dan kelima, pada triterpen masing-masing cincin tersebut memiliki 5
atomkarbon.
Jalur pembentukan biosintesis saponin dengan steroid :
aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan
ini juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek
kuat terhadap jantung.
c. Saponin triterpenoid
Tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu senyawa yang
mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah
turunan -amyrine (Amirt Pal,2002).
Salah satu jenis saponin ini adalah asiatosida. Senyawa ini terdapat pada
tumbuhan Gatu kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat dipakai sebagai
antibiotik (Anonim, 2009).
Sapogenin
TanamanPenghasil
Habitat
Diosgenin
Dioscoreasylvatica
D. mexicana, D. composita
D deltoidea, D. prazeri
India
D. hispida
Indonesia
D. colletii, D. pathaica,
Cina
Costussp
India
Trillium sp
Amerika Utara
Trigonellafoenumgraecum
Agave sisalana
Agave americana
Asia, Indonesia
Hecogenin
10
Sarsapogenin
Sarmentogenin
Hechtiatexensis
Amerika tengah
Yucca sp
Amerika tengah
Smilax sp
Amerika tengah
Strophanthussp
Afrika
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
:Rosidae
Ordo
:Fabales
Famili
: Fabaceae(suku polong-polongan)
Genus
: Trigonella
Spesies
: Trigonella foenumgraecum L.
dilaporkan mengandung 0,8 2,2 % sebagai basa bebas. Klabet dapat berfungsi
sebagai galaktogoga yang baik. Suatu penelitian terhadap 10 wanita, signifikan dapat
meningkatkan volume ASI. Pro-tein yang terkandung dalam biji klabet mempunyai
angka banding lisin-arginin yang rendah. Selain itu dalam biji klabet terdapat 16 asam
amino lain, karbohidrat, serat, mineral. Biji klabet di Indonesia kurang men-dapat
perhatian untuk dikembangkan menuju arah fitofarmaka atau kearah penemuan obat
baru, walaupun potensinya sangat besar. Budidaya klabet sangat mudah, panen
dilaku-kan pada saat tanaman berumur 3-4 bulan, setiap kali panen menghasilkan biji
antara 600 900 kg untuk setiap hektar laha
b. Costus sp
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae(suku jahe-jahean)
Genus
: Costus
Spesies
sari 4-6 cm, kepala sari bentuk ginjal, coklat, tangkai putik silindris, putih keunguan,
kepala putik bentuk corong, kuning, mahkota bentuk corong, panjang 3-4 cm, putih.
Buahnya kotak, bulat telur, diameter 1-1,5 cm, merah. Bijinya bulat bersegi, diameter
0,5 cm, hitam. Akarnya serabut berwarna putih.
Rimpang Costus megalobrachtea berkhasiat sebagai obat bengkak. Untuk obat
bengkak dipakai 100 gram rirnpang Costus megalobrachtea, dicuci dan diparut. Hasil
parutan ditempelkan pada bagian yang bengkak dan dibalut dengan kain bersih.
c. D. hispida
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Liliidae
Ordo
: Liliales
Famili
: Dioscoreaceae
Genus
: Dioscorea
Spesies
2) Hecogenin
a. Sisal (Agave sisalana)
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Liliidae
Ordo
: Liliales
Famili
: Agavaceae
Genus
: Agave
Spesies
hingga ke beberapa negara di daerah sub tropis maupun daerah daerah tropis. Agave
sisalana (sisal) dibawa ke Indonesia pada tahun 1913. Ciri ciri tanaman sisal yakni
warna daun hijau, tepi daun berduri, berjarak agak renggang dan tahan kering serta
produksi serat tinggi
b. Agave americana
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Liliidae
Ordo
: Liliales
Famili
: Agavaceae
Genus
: Agave
Spesies
: Agave americana L.
Agave americana merupakan salah satu jenis tanaman agave yang berasal dari
Meksiko. Kini, tanaman tersebut telah dibudidayakan di seluruh dunia. Agave
americana mempunyai daun selebar 4 meter dengan panjang 2 meter. Daun tanaman
ini berduri di bagian pinggirnya dengan duri besar di bagian ujungnya. Bunganya
berwarna kuning, dengan tinggi mencapai 8 meter, namun jarang berbunga. Setelah
berbunga, umumnya tanaman ini mati. Umur tanaman ini sekitar 25 tahun.
Getah tanaman Agave americana bermanfaat sebagai diuretika dan obat cuci
perut. Jus daun Agave americana bisa dioleskan untuk mengobati luka memar.
Minuman jus tersebut juga dapat berguna untuk mengobati hepatitis, konstipasi, asam
lambung, disentri, dan keluhan lain akibat gangguan system pencernaan. Daun
tanaman ini diketahui mengandung hormone steroid
15
3) Sarsapogenin
a. Yucca sp
Tanaman ini mempunyai bagian ujung berupa kumpulan daun yang berbentuk
seperti mahkota, tinggi tanaman 3-5 kaki. Yucca yang dewasa dapat dipakai untuk
tanaman hias dalam ruangan yang besar. Yucca membutuhkan pengairan yang baik.
Bunganya berbentuk lonceng, berwarna putih akan muncul setelah beberapa tahun.
b. Smilax sp
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Liliidae
Ordo
: Liliales
Famili
: Smilacaceae
Genus
: Smilax
Spesies
: Smilax leucophylla
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan memanjat dengan batang yang pipih dan
memiliki duri yang kuat atas batang. Daunnya luas dan berbentuk oval serta
meruncing ke ujungnya. Pangkal daun juga mengecil ke tangkai daun, menyerupai
pisau, dengan panjang 19 cm dan lebar 11 cm, panjang tangkai daun 2 cm.
16
B. Saponin Triterpenoid
17
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
Sub Kelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
:Basellaceae
Genus
: Anredera
Spesies
Seluruh bagian tanaman menjalar ini berkhasiat mulai dari akar, batang, dan
daunnya. pemanfaatannya bisa direbus atau dimakan sebagai lalapan untuk daunnya.
Khasiat dari tanaman binahong adalah melancarkan dan menormalkan peredaran dan
tekanan darah, mencegah stroke, asam urat, maag, menambah dan mengembalikan
vitalitas daya tahan tubuh, ambeien, melancarkan buang air kecil, buang air besar,
diabetes, rematik, asam urat dan sariawan berat.
a. Pegagan (Centella asiatica)
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Apiales
Famili
: Apiaceae
Genus
: Centella
Spesies
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Violales
Famili
Genus
: Gynostemma
Spesies
: Gynostemma pentaphyllum
20
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Violales
Famili
Genus
: Luffa
Spesies
Gambas atau oyong adalah tanaman setahun dengan batang memanjat dan
jagur. Tanaman ini termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Ciri-ciri
dari tanaman ini yaitu pada daun memiliki tekstur permukaan yang kasar yang amat
mirip dengan daun mentimun, tetapi lebih besar dan bersudut lebih banyak dengan
cuping yang lebih beragam. Batangnya bersudut empat atau lima dengan sulur
bercabang. Bunga berwarna kuning, berdiameter sekitar 5 cm. Bunga jantan 5-10
kuntum, berkelompok dalam tandan dan ketiak daun sedangkan bunga betina tumbuh
tunggal dan juga terbentuk padaketiak daun yang sama. Bunga Luffa acutangula
berbunga pada sore hari. Penyerbukan sangat kurang sehingga, dapat menyebabkan
buah terbentuk tidak sempurna. Perlakuan dengan zat pengatur tumbuh,asam indol
asetat (Indole Acetic Acetat IAA) dapat mengurangi nisbah bunga jantan terhadap
bunga betina dan hari pendek cenderung meningkatkan pembungaan betina. Pada saat
penyerbukan tidak memadai, banyak terbentuk biji hitam pipih, panjang sekitar 12
mm dan lebar 8 mm.
21
dapat
membentuk
busa
apabila
dikocok,
serta
mempunyai
kemampuan menghemolisis sel darah merah. Saponin mempunyai toksisitas yang tinggi.
Berdasarkan strukturnya saponin dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
24
saponin yang mempunyai rangka steroid dan saponin yang mempunyai rangka
triterpenoid.
a. Berdasarkan pada strukturnya saponin akan memberikan reaksi warna yang
karakteristik
dengan
pereaksi
Liebermann-Buchard
yang telah
dengan garis dari tepi satu ke tepi lainnya. Bagian dalam garis dikerok dengan
membuang bagian yang telah dipanaskan dan dilarutkan dengan alkohol 95%
sebagai isolat.
e. Isolat yang diperoleh dari hasil KLT preparatif diidentifikasi secara kualitatif
dengan spektrofotometri UV-Vis. Isolat sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam
kuvet spektrofotometer UV-Vis untuk diidentifikasi nilai absorbansi senyawa
saponin pada panjang gelombang maksimal. Pengamatan dilakukan pada
panjang gelombang 200-800 nm.
26
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
Saponin merupakan suatu senyawa glikosida yang larut dalam air dan mempunyai
karakteristik
dapat
membentuk
busa
apabila
dikocok,
serta
mempunyai
Berdasarkan sifat kimianya saponin dibagi menjadi dua yaitu saponin steroid dan
saponin triterpenoid.
Jalur biosintesis saponin steroid dan saponin triterpenoid hamper sama yaitu melalui
jalur asam mevalonat yang diperoleh dari asetil CoA hanya saja perbedaannya pada
triterpenoid masing-masing cincin tersebut memiliki 5 atom karbon.
3.2. Saran
Penulis berharap penulisan makalah ini tidak hanya sebagai sumber pengetahuan
menganai senyawa saponin bagi pembaca atau masyarakat tetapi dengan adanya makalah
ini baik pembaca atau masyarakat dapat memanfaatkan senyawa tersebut secara optimal
karena menurut studi literature senyawa saponin yang terkandung dalam berbagai tanaman
tersebut banyak memiliki segudang manfaat terlebih manfaat dalam bidang farmasi atau
obat-obatan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Sirait, Midian. (2007). Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Penerbit ITB: Bandung.
Sumber :Kar, Ashutosh. (2013). Farmakognosi & Farmakobioteknologi Volume 1.
EGC: Jakarta.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia, DepkesRI : Jakarta
Robinson ,T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi.ITB : Bandung
Redaksi Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta : PT. Agromedia
Pustaka.
Ahmad, Sjamsul Arifin, dkk. 2009. Tumbuh-Tumbuhan Obat Indonesia. Bandung :
Penerbit ITB.
Hembing, Prof. 2000. Ensiklopedia Milenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.
Jakarta : Gema Insani.
Burger,I.,Burger,B,V.Albrecht,C.F.Spicies,H.S.C. and Sandor.P.,(1998). Triterpenoid
saponin.
Harbrone.J.B.,(1987). Metode Fitokimia : Penuntun Cara Moderen Menaganalisis
Tumbuhan.
http://www.plantamor.com
28