SAPONIN
OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kehadirat allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
menyadari bahwa makalah yang penulis susun ini masih ada kekurangan dan kelemahan
penulis menyusun makalah ini atas dasar teori yang sudah ada dalam berbagai sumber.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
.
Padangsidimpuan, 6 November 2023
Penulis kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Saponin.......................................................................................
2.2 Karakteristik Saponin...............................................................................
2.3 Klasifikasi Senyawa Saponin...................................................................
2.4 Biosintesis Saponin Steroid Biosintesis Triterpen...................................
2.5 Saponin Dalam Etnobotani.......................................................................
2.6 Aktivitas Biologi......................................................................................
2.7 Identifikasi Saponin.................................................................................
2.8 Sumber Penghasil Senyawa Saponin.......................................................
BAB III: KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa buih yang disebabkan karena
kita mengkocok suatu tanaman ke dalam air. Secara fisika buih ini timbul karena adanya
iktan hidrogen pada air. Senyawa sabun ini biasanya memiliki dua bagian yang tidak sama
sifat kepolaranya. Dalam tumbuhan tertentu mengandung senyawa sabun yang biasa disebut
Saponin merupakan jenis glikosida. Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari glikon
(Glukosa, fruktosa,dll) dan aglikon (senyawa bahan alam lainya). Saponin umumnya berasal
pahit dan dapat membentuk buih saat dikocok dengan air. Selain itu juga bersifat beracun
untuk beberapa hewan berdarah dingin (Najib, 2009). Saponin merupakan glikosida yang
memiliki aglikon berupa steroid dan triterpen. Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C
27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon
yang dikenal sebagai saraponin. Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan
Tumbuhan yang mengandung sponin ini biasanya memiliki Genus Saponaria dari
curcurbitaceae, dan araliaceae. Salah satu tumbuhan obat yang mengandung saponin adalah
Biosintesis saponin ini terjadi sesuai dengan aglikon yang menempel. Baik steroid
maupun triterpen biosintesis saponin melalui jalur asam malonat yang nanti akan DPP dan
IPP yang membentuk triterpen dan steroid dengan membentuk squalen terlebih dahulu dan
terjadi siklisasi.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metabolit sekunder
dihasilakan dari jaringan tumbuhan dan dapat besifat toksik. Dan yang termasuk dalam
metabolit sekunder antara lain tanin, saponin, terpenoid,akaloid dan flavonoid (Ishaaya, 1986;
B. Saponin.
Saponin berasal dari kata Latin yaitu ‘sapo” yang bearti mengandung busa stabil bila
dilarutkan dalam air. Kemampuan busa dari saponin disebabkan olehkombinasi dari
sapogenin yang bersifat hidrofobik (larut dalam lemak) dan bagian rantai gula yang bersifat
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol, telah terdeteksi dalam lebih dari 90
suku tumbuhan Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.
Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi, keberadan saponin sangat mudah ditandai
Saponin adalah deterjen alami yang mempunyai sifat aktif permukaan, dimana
struktur molekulnya terdiri dari aglikon steroid atau triterpen yang disebut dengan sapogenin
dan glikon yang mengandung satu atau lebih rantai gula (Osbourn, 2003; Guclu-Ustundag
Saponin dengan sifat deterjennya dapat mempengaruhi substans yang larut dalam
lemak pada pencernaan, meliputi pembentukan misel campuran yang mengandung garam
empedu, asam lemak, digliserida, vitamin yang larut dalam lemak dan dengan mineral
(Cheeke, 20011).
keracunan pada ternak atau karena rasanya yang manis. Pola glikosida saponin kadang-
kadang rumit, banyak saponin yang mempunyai satuan gula sampai lima dan komponen yang
Pada tenak ruminansia, saponin berpotensi sebagai agen defaunasi dalam manipulasi
Cole, 1990).
luas, antara lain sebagai detergen, pembentuk busa pada alat pemadam kebakaran, pembentuk
busa pada industri sampo dan digunakan dalam industri farmasi serta dalam bidang fotografi
(Prihatman, 2001).
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin
memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok
maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan
Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati.Sumber utama saponin
adalah biji-bijian khususnya kedele. Saponin dapat menghambat pertumbuhan kanker kolon
dan membantu kadar kolesterol menjadi normal. Tergantung pada jenis bahan makanan yang
Sifat-sifat Saponin
3. Menghemolisa eritrosit
mendekati.
Tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan Karbohidrat
(hexose, pentose dan saccharic acid). Pada hewan ruminansia, saponin Dapat digunakan
sebagai antiprotozoa, karena mampu berikatan dengan kolesterol pada sel membran
beraktivitas sebagai adjuvant pada vaksin antiprotozoa yang nantinya mampu menghambat
Secara umum saponin merupakan bentuk glikosida yang memiliki aglikon berupa
steroid dan triterpen. Triterpen merupakan jenis senyawa bahan alam yang memiliki 6
monoterpen atau memiliki jumlah atom karbon sebanyak 30.Dari aglikonnya saponin dapat
bagi menjadi dua yaitu saponin dengan steroid dan saponin dengan triterpen.
A. Saponin steroid
Tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin
dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini
Saponin steroid diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan
sebagai bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki
aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan Jembatan ini
juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek kuat
terhadap jantung.
Salah satu contoh saponin jenis ini adalah Asparagosida (Asparagus sarmentosus),
Senyawa ini terkandung di dalam tumbuhan Asparagus sarmentosus yang hidup dikawasan
hutan kering afrika. Tanaman ini juga biasa digunkan sebagai obat anti nyeri dan rematik oleh
B. Saponin triterpenoid
Triterpen yang memiliki atom C sebanyak 30. Saponin jenis ini bersifat asam.
Tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan suatu
aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat
asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan-amyrine (Amirt Pal,
2002).
Salah satu jenis contoh saponin ini adalah asiatikosida Senyawa ini terdapat pada
tumbuhan Gatu kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat dipakai sebagai
maupun triterpen. Semua senyawa ini melalui jalur asam mevalonat yang diperoleh dari asetil
CoA Sebelum membentuk steroid biosintesis ini membentuk senyawa squalen yang
merupakan jenis triterpen yang merupakan gabungan dari dua farnesil piroposfat. Setelah
membentuk squalen, maka terjadi reaksi oksidasi pada atom C nomor 3 sehingga terbentuk
OH, setelah itu terjadi pembentukan epoksidasqualen. Senyawa ini akan terjadi siklisasai
menjadi lanosterol yang merupakan bentuk dasar dari senyawa steroid(Arifin, 1986).
Sedangkan perbedaannya dengan triterpen adalah pada jumlah cincin dan bnetuk eincin
keempat dan kelima, pada triterpen masing-masing cincin tersebut memiliki 5 atom karbon.
Kebanyakan saponin, yang mudah larut dalam air, yang beracun bagi ikan Oleh
karena itu, dalam etnobotani, saponin terutama dikenal untuk penggunaannya oleh
masyarakat adat dalam memperoleh sumber makanan akuatik. Sejak zaman prasejarah,
budaya di seluruh dunia telah menggunakan tanaman piscicidal, sebagian besar mereka
Meskipun dilarang oleh hukum, racun ikan tumbuhan masih banyak digunakan oleh
ekstrak tanaman dalam penangkapan racun ikan. Banyak suku-suku asli California Amerika
secara tradisional digunakan soaproot, (genus Chlorogalum), yang berisi saponin, sebagai
racun ikan. Mereka akan menghancurleburkan akar, pencampuran dalam air untuk membuat
Hal ini akan membunuh atau melumpuhkan ikan, yang dapat diperoleh. dengan
mudah dari permukaan air. Di antara suku-suku menggunakan teknik ini adalah Lassik, yang
Luiseño, para Yuki, Yokut, para Chilula, yang Wailaki, Miwok tersebut, Kato itu, Mattole itu,
Salah satu penelitian penggunaan saponin kelas produk alami melibatkan kompleksasi
mereka dengan kolesterol untuk membentuk pori-pori di bilayers. membran sel, misalnya,
dalam sel darah merah (eritrosit) membran, di mana kompleksasi menyebabkan lisis sel darah
merah (hemolisis) pada injeksi intravena. Selain itu, sifat amphipathic kelas memberi mereka
makromolekul seperti protein melalui membran sel. Saponin juga telah digunakan sebagai
terhadap sel kanker manusia. Kelompok penelitian Profesor Hendrik Fuchs (Universitas
Charite, Berlin, Jerman) dan Dr David Flavell (Southampton General Hospital, Inggris)
bekerja sama menuju pengembangan saponin Gypsophila untuk digunakan dalam kombinasi
denganimmunotoxins atau racun lainnya yang ditargetkan untuk pasien dengan leukemia,
Saponin mempunyai aktivitas biologi yang beragam. Aktivitas biologi ini dipengaruhi
oleh kelas Aglycone, gugus polar pada Aglycone, macam karbohidrat yang terikat pada
Aglycone, posisi terikatnya pada Aglycone, bahkan orientasi Saponin setelah mengikat
membran sel juga ikut mempengaruhinya. Disini hanya akan dijelaskan secara singkat
Aktivitas hemolisis :
Saponin dapat menyebabkan sel darah merah pecah (lisis). Ini disebabkan karena
Saponin dapat berikatan dengan kholesterol dari membran sel.Aktivitas ini berkurang
a. Makin banyak karbohidrat yang terikat pada Aglycone makin kecil daya
hemolisisnya
apabila jumlah unit monosakaridanya makin besar (kalau diurut daya hemolisis
paling rendah meningkat ke urutan lebih tinggi adalah mono, di, tri, tetra, penta
d. Makin banyak gugus polar pada Aglycone makin rendah daya hemolisisnya.
Interaksi antara saponin dan membran sehingga Saponin dapat membentuk porus atau
merusak membran perlu ditelaah lebih lanjut. Sepertinya beberapa mekanisme dan keadaan
ikut terlibat, seperti: pembentukan Saponin kholesterol kompleks, perubahan organisasi atau
susunan membran fosfolipid, pemecahan fosfo lipida dan hasil senyawa yang terbentuk
(DAG), SaponinStruktur dan orientasinya dengan sel membran.Contoh Saponin yang dapat
immunisasi oral. Hal ini disebabkan saponin dapat meningkatkan pengambilan (up
take) antigen oleh usus dan sel mukosa yang lain (misalnya hidung).
Menurut Odact al. (2000) secara keseluruhan "juxta-position" dari gugus fungsional
hidrofilik dan hidrofobik lebih penting dari pada perbedaan struktur dari masing-
"adjuvan".
inducer dalam sel endotel sehingga mencegah pelekatan (adhering), invasi, dan
metastasis.
Dioscin, suatu Saponin steroid dan Aglycone diosgenin mempunyai efek anti tumor
efek apoptosis melalui jalur caspase-3 dependent PARP. pemecahan lamin A dan
Deltonin, suatu Saponin steroida yang diisolasi dari Dioscorea zingiberensis Wright
sedangkan tubeimoside I tidak punya. Lain dari pada itu tubeimoside II mempunyai
Secara kualitatif untuk menyatakan keberadaan saponin pada contoh bahan dapat
dilakukan dengan uji busa dan menghemolisis sel-sel darah merah, bila larutan saponin
diinjeksikan ke dalam aliran darah. Pembentukan busu yang mantap sewaktu mengekstraksi
tumbuhan atau waktu memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti terpercaya akan
adanya saponin. Selanjutnya golongan sapogeninnya dapat ditentukan dengan reaksi warna
terbentuk warna merah atau ungumenunjukkan saponin triterpen, sedangkan bila terbentuk
Secara kualitatif, saponin steroid yang termasuk golongan spirostanol dapat dibedakan
kromatografi lapis tipis (KLT) bila disemprot dengan pereaksi Ehrlich (p-dimetil amino
benzaldehida dan asam klorida) dan warna kuning dengan pereaksi anisaldehida, sebaliknya
dan degradasi (Chen and Snyder, 1993; Qiu et al., 1999; Thakur ef al. 2011; Sirohi et al.,
2014). Derivatisasi saponin dilakukan melalui reaksi metilasi atau asetilasi. Degradasi
saponin dilakukan melalui reaksi hidrolisis total dan atau hidrolisis parsial. Hidrolisis saponin
dapat dilakukan dengan cara enzim, basa, atau asam yang menghasilkan sapogenin dan gula.
Hidrolisis dalam suasana asam menghasilkan hidrolisis total maupun hidrolisis parsial
tergantung konsentrasi asam, waktu, dan suhu. Secara khusus hasil hidrolisis total saponin
adalah untuk mengidentifikasi sapogenin dan glikon. Posisi ikatan glikosidik inter glikon
maupun antar glikon dan sapogenin, di identifikasi dengan melakukan reaksi permetilasi dan
diikuti dengan reaksi hidrolisis secara total satuan-satuan gula yang menyusun aglikonnya.
Bagian yang tidak termetilasi pada masing- masing satuan gula adalah sisi yang berikatan.
Sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman makanan ternak
seperti alfalfa, bunga matahari, kedelai, kacang tanah Saponin umumnya mempunyai
karakteristik yaitu rasa pahit, sifat iritasi mucosal, sifat penyabunan, dan sifat hemolitik dan
1. Bunga Matahari
lemak dan asam organik Hasil skrining fitokimia biji bunga matahari menunjukkan
dan minyak.
b. Manfaat:
pereda nyeri alami. Oleh karena itu bunga matahari dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri saat sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid, dan nyeri lambung.Biji
meluruhkan air seni, mengatasi infeksi saluran kencing, batuk rejan, dan keputihan,
serta dapat meredakan batuk, dan juga mengurangi rasa nyeri. Daunnya berkhasiat
untuk meredakan radang, mengurangi nyeri, dan antimalaria. Batang bunga matahari
liver.
2. Kacang Tanah
Secara umum untuk famili Fabaceae (Arachis) memiliki ciri-ciri kimia yaitu
Selain itu terdapat pula saponin, isoflavon dan asam amino non protein (Sutrisno,
1998).
b. Manfaat
Biji kacang tanah banyak mengandung minyak lemak, maka kacang tanah dapat
dalamkacang tanah, atau biasa disebut lektin dapat digunakan untuk penetapan
Kulit ari (testa) kacang tanah (A.hypogaeaL) digunakan secara tradisional sebagai
oleskan, diamkan sehari semalam. Bila bagian yang melepuh agak luas,
Malaria dan demam tumbuk daun pepaya hingga menjadi gelas, tambahkan ai
Sariawan, sembelit: makan buah pepaya segar 3kali sehari Merangsang nafsu
makan: sehelai daun pepaya di cuci, lumatkan, beri garam dan air sedikit demi
BAB III
b. Senyawa saponin dapat di isolasi dengan menggunkan metode maserasi dan KLT
d. Sifat yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air, mempunyai
sifat detergen yang baik, mempunyai aktivitas hemolisis (merusak sel darah merah),
tidak beracun bagi binatang berdarah panas, mempunyai sifat anti eksudatif dan
e. Sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman makanan ternak
f. Pada batang pisang terdapat pula zat kimianya yaitu saponin dengan menggunakan
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
Gandjar. Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. Harborne. 1987. Metode Fitokimia Penuntun cara
Jaya, Ara Miko. 2010. Isolasi dan Uji Efektivitas Anti bakteri Senyawa Saponin dari Akar
Putri Malu (Mimosa pudica) [skripsi]. Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
M. Agung Pratama Suharto, Hosea Jaya Edyı, Jovie M. Dumanauw. isolasi dan identifikasi
senyawa saponin dari ekstrak methanol batang pisang ambon(musa paradisiaca var,
Pustaka Belajar, Yogyakarta Sirait, Midian. 2007. Pemuntun Fitokimia dalam Farmasi.