Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FITOKIMIA

SAPONIN

Disusun Oleh :
Kelompok :6
Nama Anggota : 1. Aulia Isma Is Barokah (E0018006)
2. Lilian Septiani (E0018025)
3. Siti Munawaroh (E0018041)
Semester/Tingkat : 3/2A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

SEMESTER III

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “MAKALAH FITOKIMIA SAPONIN”.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Fitokimia semester III tahun 2019.
Kami sadar bahwa dalam membuat makalah ini bukan semata-mata atas
kemampuan kami sendiri, melainkan dibantu oleh beberapa pihak. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Risnanto, S.ST, M.Kes selaku ketua STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi yang telah menyediakan sarana dan prasarananya.
2. Ibu Oktariani Pramiastuti, M.Sc. Apt. selaku dosen pengampu yang telah
membantu serta memberikan kritik dan sarannya.
3. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara
moral maupun material.
4. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak/ Ibu
Dosen.

Slawi, 22 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 1
BAB 2 ISI
A. Pengertian Saponin dan Karakteristiknya .................................... 2
B. Klasifikasi Saponin....................................................................... 2
C. Biosintesis Saponin .................................................................... 4
D. Identifikasi Saponin ..................................................................... 5
E. Aktivitas Biologis Saponin ........................................................... 6
F. Tanaman yang Mengandung Saponin ........................................ 7
BAB 3 PENUTUP
A Kesimpulan .................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tumbuhan banyak mengandung senyawa kimia metabolit primer dan
metabolit sekunder, namun yang paling banyak jenis dan macam-macamnya
adalah metabolit sekunder. Salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan
oleh tumbuhan adalah saponin atau glikosida saponin.
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu terdiri dari
senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil
organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-
gula (aglikon). Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat
seperti sabun atau deterjen sehingga saponin disebut sebagai surfaktan
alami (nama saponin diambil dari sifat utama ini yaitu “sapo” dalam bahasa
latin yaitu sabun (Calabria, 2008).
Saponin merupakan salah satu metabolit sekunder tumbuhan yang
banyak memiliki efek farmakologi seperti sebagai zat anti oksidan, anti-
inflamasi, anti-bakteri, dan anti-jamur sehingga bisa digunakan untuk proses
penyembuhan luka (Novitasari, Anik Eko dan Dinda Z. Putri, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian saponin dan karakteristiknya?
2. Bagaimana klasifikasi saponin?
3. Bagaimana biosintesis saponin?
4. Bagaimana cara identifikasi saponin?
5. Bagaimana aktivitas biologis saponin?
6. Apa saja tanaman yang mengandung saponin?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian saponin dan karakteristiknya
2. Untuk mengetahui klasifikasi saponin
3. Untuk mengetahui biosintesis saponin
4. Untuk mengetahui cara identifikasi saponin
5. Untuk mengetahui aktivitas biologis saponin
6. Untuk mengetahui apa saja tanaman yang mengandung saponin

1
BAB 2
ISI

A. Pengertian Saponin dan Karakteristiknya


Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa
steroid dan triterpenoid. Memiliki glikosil yang terikat pada posisi C3 dan dua
rantai gula yang menempel pada posisi C3 dan C17 (Vincken, et.al., 2007)
Saponin merupakan metabolit sekunder yang bersifat seperti
sabun atau deterjen, sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami
(Hawley TS, & Hawley RG, 2004).
Saponin memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika
direaksikan dengan air dan dikocok, maka akan terbentuk buih yang dapat
bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak tarut dalam eter,
memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada
selaput lendir (Prihatma, K., 2001).
B. Klasifikasi Saponin
Saponin terbagi menjadi dua macam, yaitu saponin steroid dan
saponin triterpenoid.
1. Saponin Steroid
Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul
karbohidrat dan jika terhidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut
dengan saraponin.

2
2. Saponin Triterpenoid
Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan
senyawa karbohidrat yang dihidrolisis menghasilkan aglikon dikenal
dengan sapogenin ( (Sparg SG, Light ME, van Staden J, 2004).

3
C. Biosintesis Saponin

Saponin disintesis melalui jalur isoprenoid. Berikut adalah tahapan


biosintesis saponin pada suatu tanaman :
1. MVA (Mevalonic Acid) atau Asam Mevalonat menghasilkan IPP
(Isopentyl Diphosphate).
2. FPP (Farnesyl Diphosphate) disintesis dari IPP (Isopentyl
Diphosphate) oleh FPS (Farnesyl Diphosphate Synthase).
3. SQS (Squalene Synthase) mengubah FPP menjadi squalene, dan
squalene epoxidase (SQE) kemudian mengksidasi squalene untuk
menghasilkan 2,3 oxidosqualene. 2,3 oxidosqualene berfungsi sebagai
substart untuk berbagai enzim oksidosqualene cyclase (OSC),
termasuk cyclortenol synthase untuk sintesis sterol primer dan amyrin

4
synthase. Enzim ini bertanggung jawab untuk sintesis prekusor sterol
dan triterpen untuk dari biosintesis saponin.
4. Triterpen dan sterol yang berasal dari 2,3 oksidosquaele diuraikan
lebih lanjut dengan oksidatif dan modifikasi lainnya, dan dengan
glikosilasi yang mengarah pada sintesis saponin.
(Mugford S.T. and Anne Osboum, 2013)
D. Identifikasi saponin
Identifikasi saponin antara lain :
a. Uji busa
Sampel 0,5 gram dimasukan kedalam tabung reaksi yang telah
berisi 10ml aquades, kemudian dikocok dan ditambahkan 1 tetes larutan
asam klorida 2N. Jika adanya busa stabil dengan ketinggian 1-3 cm
selama 30 detik menunjukan sampel mengandung saponin. (Bintoro, Adi,
et al, 2017).
b. Reaksi warna
Reaksi warna dapat digunakan untuk menggolongkan saponin
(sapogenin). Reaksi berikut ini dapat digunakan yaitu:
1) Reaksi liebarmann-burchard (reaksi dengan menggunakan asam
asetat anhidrat dan asam sulfat)
Hasilnya ditunjukan dengan adanya perubahan warna yang
bergantung dari aglikonnya yaitu merah muda sampai merah berarti
termasuk golongan triterpenoid. Sedangkan jika warnanya biru hijau
maka menunjukan adanya senyawa golongan steroid (Bruneto, Jean,
1999).
2) Reaksi salkowski
Beberapa tetes asam sulfat pekat ditambahkan kelarutan
kloroform dan diamati untuk warna merah dilapisan bawah untuk sterol
dan warna kuning kemasan menunjukan adanya triterpenoid
(Agustina, Eva , 2017)
c. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Lempeng alumunium silica gel Gf254 merck disiapkan dengan
ukuran panjang 10 cm, dan lebar 3cm. ekstrak kental yang telah
dilarutkan dengan alcohol 95% ditotolkan pada lempeng tepi bawah dan
diangin-angin kan beberapa saat. Lempeng dimasukan kedalam chamber

5
yang berisi eluen yaitu campuran homogeny lapisan bawah pelarut antara
kloroform : methanol : aquadest (13:7:2) . lempeng diberikan terelusi
hingga eluen merambat sampai pada garis tepi atas lempeng kemudian
dikeluarkan dan dikeringkan diudara. Pengamatan noda menggunakan
lampu UV 254 nm dan 366 nm. Lempeng juga disemprotkan dengan
pereaksi LB dan dipanaskan pada suhu 110C selama 10 menit untuk
memperjelas warna noda yang terbentuk. Adanya saponin ditunjukkan
dengan noda berwarna ungu (Pratama Et Al, 2012).
d. Uji Saponin dengan Spektrofotometri UV-Vis
Isolat yang diperolehdarihasil KLT preparative di identifikasi secara
kualitatif dengan spektrofotometri UV-Vis, isolate sebanyak 5ml
dimasukkan kedalam kuvet spektrofotometer UV-Vis untuk diidentifikasi
nilai absorbansi senyawa saponin pada panjang gelombang maksimal.
Pengamatan dilakukan pada panjang gelombang 200-800 nm
(Malik,Abdul et al, 2012).
E. Aktivitas Biologis Saponin
a. Memiliki kemampuan hemolitik
b. Memiliki aktivitas anti bacterial
c. Anti molluska
d. Memiliki aktivitas antivirus
e. Memiliki aktivitas sitotoksi katau anti kanker
f. Efek hipokolesterolemia
g. Anti protozoa
(Delmas F., C. et al, 2000)

6
F. Tanaman yang Mengandung Saponin

7
8
(Faizal,A. And Geelen D, 2013)

9
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan
triterpenoid. Memiliki glikosil yang terikat pada posisi C3 dan dua rantai gula
yang menempel pada posisi C3 dan C17.
2. Saponin memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika direaksikan
dengan air dan dikocok, maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan
lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak tarut dalam eter, memiliki
rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput
lendir.
3. Saponin terbagi menjadi dua macam, yaitu saponin steroid dan saponin
triterpenoid.
4. Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat
dan jika terhidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut dengan
saraponin.
5. Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan senyawa
karbohidrat yang dihidrolisis menghasilkan aglikon dikenal dengan
sapogenin.
6. Saponin disintesis melalui jalur isoprenoid.
7. Identifikasi adanya saponin dilakukan dengan beberpa macam uji seperti
uji busa, reaksi warna, kromatografi lapis tipis dan Spektrofotometri UV-Vis.
8. Saponin memiliki aktivitas biologis seperti memiliki kemampuan hemolitik,
memiliki aktivitas antibacterial, antimolluska, memiliki aktivitas antivirus,
memiliki aktivitas sitotoksik atau antikanker, efek hipokolesterolemia, anti
protozoa.
9. Saponin triterpenoid banyak ditemukan pada family Amaranthaceae,
Caryophyllaceae, euphorbiaceae, dan sebagainya.
10. Saponin steroid banyak ditemukan pada family Asparagaceae, Liliaceae,
Poaceae dan sebagainya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Eva . (2017). Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dan Ekstrak Daun
Tiin (Ficus Carica Linn) Dengan Pelarut Air Metanol dan Campuran
Metanol Air. Klorofil , Vol 1, (1): 38-47.

Anik Eko Novitasari, Dinda Zahrina Putri. (2016). Isolasi dan Identifikasi
Saponin Pada Ekstrak Mahkota. Jurnal Sains , Vol 6. No 12. 10-14.

Bintoro, Adi, et al. (2017). Analisis dan Identifikasi Senyawa Saponin dari Daun
Bidara. Jurnal Itekima , Vol.2 (1):84-94.

Bruneto, Jean. (1999). Alkaloids In H.K Caroline Pharmacognosy Phytochemistry


and Medicinal Plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier Publishing.

Calabria. (2008). The isolation and characterization of triterpene saponins from


silphium and the shemosystematic and biological significance of saponins
in the asteraceae. Pro Quest , 41-83.

Delmas F., C. et al. (2000). Antilesmanial Activity Of Three Saponinns Isolated


From Ivy a-hederin, Beta-hederin And Hederacolchiside A1, As Compared
To Their Action On Mammalian Cells Cultured In Vitro. Plants Medica ,
343-347.

Faizal,A. And Geelen D. (2013). Saponin And Their Role In Biological Processes
In Plants. Phytochem , 877-893.

Hawley TS, & Hawley RG. (2004). Flow Cytometry Protocols. New Jersey:
Humana Press, Inc.

Malik,Abdul et al. (2012). Skrining Fitokimia Dan Penetapan Kandungan


Flavonoid Total Estrak Metanolik Herba. Fitofarmaka Indonesia , Vol 1
(1): 1-5.

Mugford S.T. and Anne Osboum. (2013). Saponin Synthesis and Function.
Journal Department of Metabolic Biology , 405-424.

Novitasari, Anik Eko dan Dinda Z. Putri. (2016). Isolasi dan Identifikasi Saponin
pada Daun Mahkota Dewa dengan Ekstraksi Maserasi. Jurnal Sains ,
Vol.6 (12), Hal 10-14.

Pratama Et Al. (2012). Isolasi dan Identifikasi Senyawa Saponin Dari Ekstrak
Metanol Batang Pisang Ambol(Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.
Pharmacon , Vol 1 (2): 86-92.

11
Prihatma, K. (2001). Saponin untuk Pembasmi Hama Udang. Bandung: Penelitian
Perkebunan Gambung.

Sparg SG, Light ME, van Staden J. (2004). Biological Activities and Distribution
of Plant Saponins. J Ethnopharmacol , 94:219-243.

Vincken, et.al. (2007). Saponins,classification and occurrence in the plant


kingdom . phytochem , 68:275-297.

12

Anda mungkin juga menyukai