“SAPONIN”
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Sinta Ratna Dewi, S.Farm., M.Si., Apt.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah „Azza wa Jalla yang telah memberikan
nikmat iman dan Islam kepada kita. Shalawat serta salam serta salam kita
haturkan pada Rosulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita sebagai
generasi penerusnya sampai akhir zaman.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
KESIMPULAN .............................................................................................. 12
SARAN .......................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas
pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan
asam (Harbrone,1996). Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit,
yang mempunyai massa dan molekul besar, dengan kegunaan luas (Burger
et.al,1998). Saponin diberi nama demikian karena sifatnya menyerupai sabun
“Sapo” berarti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan
menimbulkan busa bila dikocok dengan air. Beberapa saponin bekerja sebagai
antimikroba. Dikenal juga jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida
struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai spirotekal. Kedua saponin ini
larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Aglikonya disebut
sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam suasana asam atau hidrolisis
memakai enzim (Robinson,1995).
Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-
bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan.
Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui mungkin sebagai penyimpan
karbohidrat atau merupakan weste product dan metabolisme tumbuh-tumbuhan
kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap serangan serangga.
SIFAT_SIFAT SAPONIN
Sifat-sifat Saponin :
a. Mempunyai rasa pahit
b. Dalam larutan air membentuk busa stabil
c. Menghemolisa eritrosit
d. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
e. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksiteroid lainya
f. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
g. Berat molekul relative tinggi dan analisi hanya menghasilkan formula
empiris yang mendekati
Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan
(Surface tension) dengan hidrolisis lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon)
dan karbohidrat (heksosa, pentose, dan Saccharic acid) (Kim Nio,1989).
2
KLASIFIKASI
Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua yaitu saponin
steroid dan saponin triterpenoid.
1. Saponin Steroid
Tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Steroid
saponin dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai
sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada binatang
menunjukan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid
diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan
sebagai bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin
jenis ini memiliki aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme
sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga sering disebut dengan glikosida
jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung.
3
2. Saponin Tritetpenoid
Triterpen yang memiliki atom C sebanyak 30. Saponin jenis ini bersifat
asam. Tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat.
Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini
merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi
sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan -amyrine
(Amirt Pal, 2002).
Salah satu jenis contoh saponin ini adalah asiatosida. Senyawa ini terdapat
pada tumbuhan Gatu kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat
dipakai sebagai antibiotik.
BIOSINTESIS
Biosintesis pada kedua jenis senyawa ini hampir sama baik saponin dengan
steroid maupun triterpen. Semua senyawa ini melalui jalur asam mevalonat yang
diperoleh dari asetil CoA . Sebelum membentuk steroid biosintesis ini membentuk
senyawa squalen yang merupakan jenis triterpen yang merupakan gabungan dari
dua farnesil piroposfat. Setelah membentuk squalen, maka terjadi reaksi oksidasi
pada atom C nomor 3 sehingga terbentuk OH, setelah itu terjadi pembentukan
epoksidasqualen. Senyawa ini akan terjadi siklisasai menjadi lanosterol yang
4
merupakan bentuk dasar dari senyawa steroid (Arifin, 1986). Sedangkan
perbedaannya dengan triterpen adalah pada jumlah cincin dan bentuk cincin
keempat dan kelima, pada triterpen masing-masing cincin tersebut memiliki 5
atom karbon.
MACAM SAPONIN
Macam-macam saponin berbeda sekali komponen kimianya, yaitu berbeda
pada aglikon (sapogenin) dan juga karbohidratnya sehingga tumbuhan-tumbuhan
tertentu dapat mempunyai macam-macam saponin yang berlainan seperti :
a. Quilage Saponin
Campuran dari 3 atau 4 saponin
b. Alfafa saponin
5
Campuran dari paling sedikit 5 saponin
c. Soy Bean saponin
Terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dengan sapogenin atau karbohidratnya,
atau dalam kedua-duanya.
AKTIVITAS BIOLOGI
1. Aktivitas Hemolisis
Saponin dapat menyebabkan sel darah merah pecah (lisis). Ini
disebabkan karena saponin dapat berikatan dengan kholesterol dari
membran sel. Aktivitas ini berkurang kalau aglycone dibuang.
6
2. Mempengaruhi sistim immun
Telah dilaporkan bahwa saponin dapat menginduksi produksi dari
cytokine seperti interleukin dan interferon yang mungkin dapat memediasi
efek immunostimulan. Seponin juga telah dibuktikan dapat meningkatkan
respon immun melalui immunisasi oral. Hal ini disebabkan saponin dapat
meningkatkan pengambilan (up take) antigen oleh usus dan sel mukosa
yang lain (misalnya hidung).
Menurut Oda et al.(2000) secara keseluruhan “juxta-position” dari
gugus fungsional hidrofilik dan hidrofobik lebih penting dari pada
perbedaan struktur dari masing-masing kelompok yang memberikan
kontribusi pengaruhnya saponin sebagai “adjuvan”.
Contoh Saponin yang dapat meningkatkan immun respon: Panax
ginsengC. A. Meyer saponins, Quillaja saponins, dan Lonicerajaponica.
7
dan sifat hemolitik dan sifat membentuk komplek dengan asam empedu dan
kolesterol.
1. Asparagus
C. Manfaat
Asparagus berkhasiat untuk mencegah kanker usus besar,
membantu menjaga kesehatan saluran cerna (sembelit), menurunkan
kadar kolesterol darah, mencegah terjadinya penyakit jantung,
meningkatkan produksi air kemih sehingga membantu mengeluarkan
8
kelebihan cairan dari dalam tubuh dan dapat membantu mengeluarkan
garam (natrium) dan zat-zat racun dalam tubuh yang dapat membantu
menjaga tekanan darah dan kesehatan tubuh.
2. Biji Gandum
3. Pegagan
9
A. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Umbillales
Famili : Umbilliferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica
C. Manfaat
4. Brahmi
10
A. Klasifikasi
Nama Lain : Dwarf Bacopa, Water Hyssop
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Family : Scrophulariaceae
Genus : Bacopa
C. Manfaat
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sjamsul Arifin. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Kuramika: Jakarta.
Akiyama-Oda, Y., Hotta, Y., Tsukita, S., Oda, H. (2000). Distinct Mechanisms
Triggering Glial Differentiation in Drosophila Thoracic and Abdominal
Neuroblasts 6-4. Dev. Biol. 222(2): 429--439.
Burger, I., Burger, B. V., Albrecht, C. F., Spies, H. S. C. and Sandor, P. 1998.
Triterpenoid Saponins From Becium Grandiflorum var. Obovatum.
Phytochemistry, 49 : 2087-2095.
Kim, Nio, Ocy,. 1989. Zat-Zat Toksik Yang Secara Alamiah Ada Pada Tumbuhan
Nabati. ITB: Bandung.
Kumar, Verendra dan Gupta. 2006. Asiatic Centella. Dalam Jurnal Penelitian.
Provital Group.
13