Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmakognosi merupakan bagian biokimia, dan kimia sintesis yang

ruang lingkupnya menjadi luas dan didefinisikan sebagai fuduger, yaitu

penggunaan secara serentak sebagai cabang ilmu pengetahuan untuk

memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

Penggunaan obat tradisional yang berasal dari tanaman obat di

Indonesia sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, sebelum obat modern

ditemukan dan dipasarkan. Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau

campuran bahan- bahan tersebut yang digunakan untuk pengobatan

penyakit dan telah diwariskan secara turun temurun. Dalam kehidupan

sehari-sehari, kita ketahui bahwa banyak masyarakat didunia ini sudah

kenal bahwa sebagian dari tanaman ini adalah obat. Beberapa tanaman

yang berkasiat sebagai obat yaitu tanaman pacar air, krokot, serta kersen.

Telah diteliti bahwa kandungan fitokimia yang terkandung di dalamnya

dapat berkhasiat sebagai obat. Penelitian terhadap tanaman ini kebanyakan

tertuju pada uji fitokimia dan uji aktivasi.

Sejalan kemajuan teknologi, kita sebagai masyarakat indonesia

khususnya seorang farmasi harus semakin mengenal tentang jaringan-

jaringan yang terdapat dalam tanaman khususnya simplisia yang dapat

dijadikan sebagai obat, yang dilakukan secara mikroskopik. Hal ini perlu

kita ketahui agar pengetahuan kita semakin berkembang mengenai

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 1


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

jaringan didalam didalam suatu simplisia pada bagian tanaman, baik itu

pada daun, batang, kulit batang, buah, kulit buah, bunga, maupun rimpang.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui morfologi dari tanaman daun belimbing wuluh, daun

nangka, daun sirsak, serta daun jeruk nipis.

2. Untuk mengetahui proses pembuatan simplisia yang baik mulai dari

teknik pengambilan sampel hingga proses pengolahan simplisia.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Simplisia

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 2


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,

berupa bahan yang telah dikeringkan. Simpisia terbagi 2 jenis, yaitu simplisia

nabati dan simplisia hewani. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa

tanaman utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu

dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan

simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan,

atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia

murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelican (mineral), yaitu simplisia

yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum diolah atau telah

diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Depkes RI,

1985).

Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan / kotoran

hewan, tidak menyimpan bau dan warna, tidak mengandung cendawan, tidak

mengandung bahan lain yang beracun dan berbahaya (Depkes RI, 1979).

Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia

mineral.

1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang

secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu

dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara

tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 3


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Simplisia nabati paling banyak digunakan seperti rimpang temulawak

yang dikeringkan bunga melati, daun seledri, biji kopi, buah adas.

2. Simplisia hewani, yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, bagian

hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum

berupa zat kimia murni contohnya sirip ikan hiu dan madu.

3. Simplisia pelikan (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan

atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana

dan belum berupa zat kimia murni. Contohnya Belerang dan kapur

sirih.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun

kegunaanya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk

dapat memenuhi persyaratan minimal tersebut, ada beberapa faktor yang

berpengaruh antara lain bahan baku simplisia, proses pembuatan, serta cara

pengepakan dan penyimpanan (Agoes, 2007).

a. Tahap-tahap pembuatan simplisia adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan atau Pengelolaan Bahan Baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda

antara lain tergantung pada bagian tanaman yang digunakan,

umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen, waktu

panen, dan lingkungan tempat tumbuh. Jika penanganan ataupun

pengolahan simplisia tidak benar maka mutu produk yang

dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat

menimbulkan toksik apabila dikonsumsi (Wallis, 1960).

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 4


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Waktu panen sangat era thubunganya dengan pembentukan

senyawa aktif didalam bagian tanaman yang akan dipanen.Waktu

panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung

senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar. Senyawa aktif

tersebut secara maksimal didalam bagian tanaman atau tanaman

pada umur tertentu. Di samping waktu panen yang dikaitkan

dengan umur, perlu diperhatikan pula saat panen dalam sehari.

Dengan demikian untuk menentukan waktu panen dalam sehari

perlu dipertimbangkan stabilitas kimia dan fisik senyawa aktif

dalam simplisia terhadap panas sinar matahari.

Tabel 1. Persyaratan kadar air simplisia

Bagian Cara pengumpulan Kadar Air


Tanaman Simplisia
Kulit Batang Batang utama dan cabang dikelupas < 10%
dengan ukuran panjang dan lebar
tertentu; untuk kulit batang yang
mengandung minyak atsiri atau
golongan senyawa fenol digunakan alat
pengupas bukan dari logam
Batang Cabang dengan diameter tertentu < 10%
dipotong-potong dengan panjang
tertentu
Kayu Batang atau cabang, dipotong kecil < 10%
setelah kulit dikelupas
Daun Pucuk yang sudah tua atau muda dipetik < 5%
dengan menggunakan tangan satu per
satu
Bunga Kuncup atau bunga mekar, mahkota < 5%
bunga atau daun bunga dipetik dengan
tangan

Pucuk Pucuk berbunga dipetik dengan tangan < 8%


(mengandung daun muda dan bunga)
Akar Dari bawah permukaan tanah, dipotong < 10%

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 5


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

dengan ukuran tertentu


Rimpang Dicabut, dibersihkan dari akar, dipotong < 8%
melintang dengan ketebalan tertentu
Buah Masak, hampir masak, dipetik dengan < 8%
tangan
Biji Buah dipetik, dikupas kulit buahnya < 10%
menggunakan tangan, pisau atau
digilasi, biji dikumpulkan dan dicuci
Kulit buah Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan < 8%
dicuci
Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan < 8%
dari daun dan akar dengan
memotongnya, kemudian dicuci
(Agoes, 2007).

2) Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran

atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia.Misalnya

pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-

bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar

yang telah rusak serta pengotor-pengotor lainnya harus dibuang

(Laksana, 2010).Penyortiran segera dilakukan setelah bahan

selesai dipanen, bahan yang mati, tumbuh lumut ataupun tumbuh

jamur segera dipisahkan yang dimungkinkan mencemari bahan

hasil panen. Dalam proses sortasi basah, setelah daun semanggi

dipisahkan dari batangnya, kotoran-kotoran seperti tanah yang

menempel kemudian dipisahkan.

3) Pencucian

Setelah disortir bahan harus segera dicuci sampai

bersih.Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan

mengurangi mikroba-mikroba yang menempel pada

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 6


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

bahan.Pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat

mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang

terkandung dalam simplisia.Pencucian harus menggunakan air

bersih, seperti air dari mata air, sumur atau PAM (Laksana,

2010).Penggunaan air perlu diperhatikan. Beberapa mikroba

yang lazim terdapat di air yaitu Pseudomonas, Proteus,

Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, Enterobacter, dan E.Coli

pada simplisia akar, batang, atau buah. Cara pencucian dapat

dilakukan dengan cara merendam sambil disikat menggunakan

sikat yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena

zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air

sehingga mutu bahan menurun.Penyikatan diperbolehkan karena

bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya terdapat banyak

lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat.Tetapi untuk bahan

yang berupa daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian sampai

bersih dan jangan sampai direndam berlama-lama.Setelah proses

sortasi basah, dilakukan pencucian dengan air mengalir untuk

menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel.

4) Perajangan

Perajangan atau pengubahan bentuk bertujuan untuk

memperluas permukaan sehingga lebih cepat kering tanpa

pemanasan yang berlebih.Pengubahan bentuk dilakukan dengan

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 7


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

menggunakan pisau tajam yang terbuat dari bahan steinles

Dalam perajangan atau pemotongan dilakukan tanpa pisau, dapat

dengan tangan yaitu dengan cara helaian daun dipetik-petik.

5) Pengeringan

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suhu pengeringan,

kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan (cepat), dan

luas permukaan bahan.suhu pengeringan bergantung pada

simplisia dan cara pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan

antara suhu 300-900 C. Pengeringan dilakukan untuk

mengeluarkan atau menghilangkan air dari suatu bahan dengan

menggunakan sinar matahari. Cara ini sederhana dan hanya

memerlukan lantai jemur. Simplisia yang akan dijemur disebar

secara merata dan pada saat tertentu dibalik agar panas merata.

Cara penjemuran semacam ini selain murah juga praktis, namun

juga ada kelemahan yaitu suhu dan kelembaban tidak dapat

terkontrol, memerlukan area penjemuran yang luas, saat

pengeringan tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan waktu

pengeringan yang lama. Dengan menurunkan kadar air dapat

mencegah tumbuhnya kapang dan menurunkan reaksi enzimatik

sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu atau

pengrusakan simplisia. Secara umum kadar air simplisia tanaman

obat maksimal 10%. Pengeringan dapat memberikan keuntungan

antara lain memperpanjang masa simpan, mengurangi penurunan

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 8


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

mutu sebelum diolah lebih lanjut, memudahkan dalam

pengangkutan, menimbulkan aroma khas pada bahan serta

memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Terdapat beberapa metode

pengeringan yaitu:

 Pengeringan secara langsung di bawah sinar matahari

Pengeringan dengan metode ini dilakukan pada tanaman

yang tidak sensitif terhadap cahaya matahari.Pengeringan

terhadap sinar matahari sangat umum untuk bagian daun,

korteks, biji, serta akar.Bagian tanaman yang mengandung

flavonoid, kuinon, kurkuminoid, karotenoid, serta beberapa

alkaloid yang cukup mudah terpengaruh cahaya, umumnya

tidak boleh dijemur di bawah sinar matahari secara langsung.

Kadangkala suatu simplisia dijemur terlebih dahulu untuk

mengurangi sebagian besar kadar air, baru kemudian

dikeringkan dengan panas atau digantung di dalam ruangan.

Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari secara

langsung memiliki keuntungan yaitu ekonomis. Namun lama

pengeringan sangat bergantung pada kondisi cuaca (Agoes,

2007).

 Pengeringan di ruangan yang terlindung dari cahaya matahari

namun tidak lembab

Umumnya dipakai untuk bagian simplisia yang tidak tahan

terhadap cahaya matahari.Pengeringan dengan metode ini

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 9


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

harus memperhatikan sirkulasi udara dari ruangan. Sirkulasi

yang baik akan menunjang proses pengeringan yang optimal.

Pengeringan dengan cara ini memiliki keuntungan yaitu

ekonomis, serta untuk bahan yang tidak tahan panas atau

cahaya matahari cenderung lebih aman. Namun demikian,

pengeringan dengan cara ini cenderung membutuhkan waktu

yang lama dan jika tidak dilakukan dengan baik, akan

mengakibatkan tumbuhnya kapang (Agoes, 2007).

 Pengeringan dengan menggunakan oven

Pengeringan menggunakan oven, umumnya akan

menggunakan suhu antara 30°-90°C. Terdapat berbagai

macam jenis oven, tergantung pada sumber panas.

Pengeringan dengan menggunakan oven memiliki

keuntungan berupa: waktu yang diperlukan relatif cepat,

panas yang diberikan relatif konstan. Kekurangan dari teknik

ini adalah biaya yang cukup mahal (Agoes, 2007).

 Pengeringan dengan menggunakan oven

Pengeringan dengan menggunakan oven merupakan cara

pengeringan terbaik. Hal ini karena tidak memerlukan suhu

yang tinggi sehingga senyawa-senyawa yang tidak tahan

panas dapat bertahan. Namun cara ini merupakan cara paling

mahal dibandingkan dengan cara pengeringan yang lain

(Agoes, 2007).

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 10


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

 Pengeringan dengan menggunakan kertas atau kanvas

Pengeringan ini dilakukan untuk daun dan

bunga.Pengeringan ini bagus untuk mempertahankan bentuk

bunga atau daun serta menjaga warna simplisia. Pengeringan

dengan cara ini dilakukan dengan mengapit bahan simplisia

dengan menggunakan kertas atau kanvas. Pengeringan ini

relatif ekonomis dan memberikan kualitas yang bagus,

namun untuk kapasitas produksi skala besar tidak ekonomis

(Agoes, 2007).

Selain harus memperhatikan cara pengeringan yang

dilakukan, proses pengeringan juga harus memperhatikan

ketebalan dari simplisia yang dikeringkan (Agoes, 2007).

Proses pengeringan bertujuan untuk menghilangkan sisa air

yang ada pada daun semanggi. Pengeringan dapat dilakukan

dengan cara didiamkan, diangin-anginkan, ataupun dijemur

di bawah sinar matahari.

6) Sortasi Kering

Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir

pembuatan simplisia.Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-

benda asing dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan

tertinggal pada simplisia kering. Proses sortasi kering dilakukan

dengan menggunakan oven, daun semanggi yang telah

dikeringkan kemudian dilakukan sortasi hingga benar-benar

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 11


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

kering agar sisa kotoran hilang dan kadar air pada daun semanggi

berkurang atau tidak ada.

7) Pengepakan dan Penyimpanan

Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah

dikeringkan.Setelah bersih, simplisia dikemas dengan

menggunakan bahan yang tidak beracun atau tidak bereaksi

dengan bahan yang disimpan. Pada kemasan dicantumkan nama

bahan dan bagian tanaman yang digunakan. Tujuan pengepakan

dan penyimpanan adalah untuk melindungi agar simplisia tidak

rusak atau berubah mutunya karena beberapa faktor, baik dari

dalam maupun dari luar.Simplisia disimpan di tempat yang

kering, tidak lembab, dan terhindar dari sinar matahari

langsung.Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik,

kertas maupun karung goni. Bahan cair menggunakan botol kaca,

atau guci porselen.Bahan beraroma menggunakan peti kayu yang

dilapisi timah atau kertas timah

Pengepakan dilakukan dengan sebaik mungkin untuk

menghindarkan simplisia dari beberapa faktor yang dapat

menurunkan kualitas simplisia antara lain:

 Cahaya matahari

 Oksigen atau udara

 Dehidrasi

 Absorbsi air

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 12


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

 Pengotoran

 Serangga

 Kapang

Hal yang harus diperhatikan saat pengepakan dan

penyimpanan adalah suhu dan kelembapan udara.Suhu yang

baik untuk simplisia umumnya adalah suhu kamar (15° -

30°C).Untuk simplisia yang membutuhkan suhu sejuk dapat

disimpan pada suhu (5 - 15°C) atau simplisia yang perlu

disimpan pada suhu dingin (0° - 5°C) (Agoes, 2007).

B. Deskripsi Tanaman

1. Pacar air

a. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah :

Regnum : Plantae

Division : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Geraniales

Familia : Balsaminaceae

Genus : Impatiens

Spesies : Impatiens balsamina L.

(Dalimartha, 2000).

b. Morfologi

1) Akar

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 13


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Bentuk akar dari tanaman pacar air ini adalah akar serabut

2) Batang

Pacar air merupakan tanaman herba berbatang basah, lunak,

bulat, bercabang, warna hijau kemerahan.Berdasarkan arah

tumbuhnya, batang utama tumbuhan ini tegak lurus (erectus)

yaitu arah tumbuh batang utama beserta percabangannya tegak

lurus ke atas. Percabangan dari tanaman ini adalah percabangan

monopodial yaitu batang utama selalu tampak lebih jelas, karena

lebih besar dan lebih panjang dari cabang-cabangnya

3) Daun

Daunnya tunggal incompletus karena tidak memiliki vagina,

tersebar, berhadapan, atau dalam karangan. Bentuk daun lanset

memanjang, pinggirnya bergerigi (serra t-us), ujung meruncing

(acuminatus), tulang daun menyirip (penninervis). Warna daun

hijau muda tanpa daun penumpu, jika ada daun penumpu

bentuknya kelenjar.

Bagian bawah membentuk roset akar. Luas daunnya sekitar 2

sampai 4 inchi dengan panjang sekitar 6-15 cm dan lebar 2-3 cm

4) Bunga

Tanaman ini memiliki bunga tunggal dengan aneka macam

warna ada yang putih, merah, ungu, kuning, jingga. Bunga

zygomorph. Daun kelopak 3 atau 5, saling berlepasan atau

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 14


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

sebagian melekat, bertaji. Daun kelopak samping berbentuk

corong miring, berwarna, dan terdapat noda kuning di dalamnya.

Sedikit di atas pangkal daun mahkota memanjang menjadi taji

dengan panjang 0,2-2 cm. Daun mahkota 5 lepas. Daun mahkota

samping berbentuk jantung terbalik dengan panjang 2-2,5 cm,

yang 2 bersatu dengan buku, yang lain lepas dan lebih pendek.

Ada 5 benang sari dengan tangkai sari yang pendek, lepas,agak

bersatu. Kepala sarinya bersatu membentuk tudung putih. Setiap

tangkai hanya berbunga 1 dan tangkainya tidak beruas, memiliki

5 kepala putik.

5) Buah dan Biji

Buah pacar air bertipe buah kendaga atau regma, dan bila telah

masak buahnya yang seukuran seruas jari kelingking dengan

biji-biji di dalamnya akan pecah dengan sendirinya. Biji tanpa

endosperm dengan lembaga yang lurus (Dalimartha, 2000).

c. Kandungan kimia

Tanaman pacar air mengandung beberapa senyawa metabolit

sekunder yaitu kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid.

Daun pacar air mengandung senyawa naftaquinon, turunan

kumarin, flavonoid dan steroid. Bunga pacar air mengandung

antosianin, kaemferol, flavonoid dan kuersetin. Biji pacar air

mengandung fixed oil, saponin, balsaminasterol, naftaquinon,

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 15


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

minyak atsiri dan kuersetin. Akar pacar air mengandung sianidin

monoglikosida (Dalimartha, 2000).

d. Khasiat

Bagian tanaman yang dapat digunakan adalah akar, daun,

bunga, dan biji. Menurut Wang et al, (2009) tanaman I. balsamina

memiliki aktivitas sebagai antifungi, antibakteri, antipruritik, anti-

anafilaksis, dan antitumor. Akar pacar air dapat digunakan sebagai

peluruh haid (emenagog), anti-inflamasi, rematik, kaku leher, kaku

pinggang, sakit pinggang, dan lain-lain. Daun pacar air dapat

mengobati keputihan (leucorrhoea), nyeri haid (dysmenorrhoea),

radang usus buntu kronis (cronic appendicitis), anti-inflamasi,

tulang patah atau retak (fraktur), analgesik, bisul (furunculus),

radang kulit (dermatitis) dan radang kuku.

(Anonim, 2016)

2. Krokot

a. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah :

Regnum : Plantae

Division : Spermatophyta

Classic : Caryophyllales

Ordo : Portulacaceae

Genus : Portulaca

Spesies : Portulaca oleracea L..

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 16


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

(Dalimartha, 2000).

b. Morfologi

Batang krokot berbentu bulat, beruas,dan berwarna merah

kecoklatan, daun tunggal, berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya

tumpul, tepi daun rata, berdaging, panjang 1-3 cm, lebar 1-2 cm, dan

berwarna hijau. Bunganya majemuk, letaknya di ujung cabang, kecil,

kelopak berwarna hijau, bertaju dan bersayap, lalu mahkota berbentuk

jantung, kepala putiknya berjumlah tiga sampai dengan lima,

berwarna putih, atau kuning. Buahnya berbentuk kotak, berbiji

banyak, dan berwarna hijau, lalu bijinya berbentuk bulat, kecil,

mengkilat, dan berwarna hitam, akar tunggang dan berwarna putih

kotor

c. Kandungan kimia

Protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, kalori, vitamin (C,

B1, A) zat besi dan senyawa antioksidan (Dalimartha, 2000).

d. Khasiat

Tanaman krokot (Portulaca oleracea L.) berkhasiat sebagai

penurun panas, menghilangkan rasa sakit, peluruh air seni, anti toksi,

penenang, menurunkan gula darah, anti skorbut (bibir retak akibat

kekurangan vitamin C), menguatkan jantung, menghilangkan

bengkak, melancarkan darah, dan sebagai antioksidan pencegah

pertumbuhan sel kanker di tubuh (Dalimartha, 2000).

3. Kersen

a. Klasifikasi

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 17


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah :

Regnum : Plantae

Division : Magnoliophya

Classic : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Familia : Muntingiaceae

Genus : Muntinga

Spesies : Muntinga calabura L.

(Dalimartha, 2000).

b. Morfologi

Kersen adalah sejenis tanaman perdu yang bisa setinggi 12

meter, walau rata-rata hanya antara 1 meter dan 4 meter . Cabang

pohon mendatar dan membentuk naungan rindang. Jika masak buah

berwarna merah, sedangkan saat masih muda berwarna hijau. Rasanya

manis, memiliki banyak biji kecil seperti pasir. 11 Daun berbentuk bulat

telur sepanjang antara 2,5 cm dan 15 cm, lebar antara 1 cm dan 6,5

cm, dengan tepi daun bergerigi, ujung runcing, dan struktur berseling.

Warna daun hijau muda dengan bulu rapat pada bagian bawah daun.

Bunga berwarna putih dan akan menghasilkan buah berukuran kecil

antara 1 cm dan 1,5 cm dan berwarna merah. Di dalam buah banyak

biji kecil berukuran 0,5 mm berwarna kuning (Dalimartha, 2000).

c. Kandungan kimia

Ekstrak metanol daun kersen (Muntingia calabura L.)

menunjukkan daya pereduksi kuat dan aktivitas antioksidan yang

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 18


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

signifikan, kandungan total fenolik ditemukan sebesar 0,903 untuk

asam galat pada batang, akar, dan daun mengandung zat anti

kanker berupa flavonoid yang memiliki efek cytotoxic

(Dalimartha, 2000).

d. Khasiat

Penggunaan daun untuk mempelajari anti-inflamasi,

antipiretik, antiulcer, dan kegiatan antiproliferatif dari tanaman

kersen yang bersamaan dengan klaim tradisional potensi daun

untuk mengobati sakit kepala dan demam, ulkus lambung, dan

pembengkakan kelenjar prostat. Secara kualitatif diketahui bahwa

senyawa yang dominan dalam daun kersen adalah flavonoid yang

menunjukkan aktivitas antioksida. Senyawa flavonoid sangat

bermanfaat dalam makanan karena berupa senyawa fenolik yang

bersifat antioksidan kuat. Flavonoid memiliki kemampuan untuk

menghilangkan dan secara efektif menyapu spesies pengoksida

yang merusak.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Gunting

b. Pisau

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 19


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

c. Blender

d. Toples kaca

e. Pot plastic

2. Bahan Yang Digunakan

a. Tissue

b. Handscoon

c. Masker

d. Air

B. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;

2. Disortasi basah sampel yang telah dipanen dengan cara memisahkan sampel

dari kotoran yang menempel, bagian sampel yang rusak akibat pemanenan

atau sampel yang membusuk;

3. Dicuci sampel yang telah disortasi dengan menggunakan air mengalir

hingga bersih, selanjutnya ditiriskan hingga tidak ada air yang menetes;

4. Di lakukan pengecilan ukuran pada sampel bersih dengan cara di rajang

menggunakan stainless atau gunting stainless;

5. Dilakukan pengeringan dengan cara:

a. Ditimbang bobot sampel basah, kemudian dicatat

b. Sampel herba, bunga dan daun dikeringkan dengan cara di angin-anginan

pada suhu ruang

6. Disortasi kering sampel kering dengan cara

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 20


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

a. Dipisahkan sampel dari kotoran yang menempel pada proses

pengeringan, memisahkan sampel dari sampel yang belum terlalu kering

atau yang mengalami proses enzimatis paada saat pengeringan.

b. Ditimbang bobot sampel kering, kemudian dihitung persentase sisa kadar

air

7. Sampel yang lolos sorasi kering dibagi dua, bagian pertama disimpan dalam

wadah toples kaca sebagai simplisia kering, dan bagian kedua diserbukkan

menggunakan blender stainless dan dimasukkan dalam wadah pot plastic

8. Diberi etiket pada wadah sampel:

Nama asli, nama bagian sampel, nama simplisia, klasifikasi, kandngan

kimia obat, dan manfaatnya sebagai obat.

9. Disimpan simplisia diruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang ber AC,

bersih dengan udara yang cukup kering dan berventilasi, harus teratur, rapi.

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

Tabel I. Simplisia

No Sampel Gambar Keterangan

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 21


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Pacar air Simplisia kasar

2. Krokot Simplisia kasar

3. Kersen Simplisia kasar

Tabel II. Serbuk simplisia

No Sampel Gambar Keterangan

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 22


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Pacar air Simplisia yang

telah dihaluskan

2. Krokot Simplisia yang

telah dihaluskan

3 Kersen Simplisia yang

telah dihaluskan

BAB V
PEMBAHSAN

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 23


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan simplisia, digunakan sampel

herba krokot (Portulaca oleracea L.), daun kersen (Muntinga calabura L.), serta

bunga pacar air(Impatiens balsamina L.).

Dilakukan penyiapan sampel mulai dari dari pengambilan sampel,

sortasi basah, pengeringan, sortasi kering, perajangan hingga penyimpanan

sampel. Disortasi basah dilakukan dengan mencuci sampel daun nangka, daun

jambu monyet, rimpang lengkuas, dan umbi wortel, dengan air mengalir untuk

membersihkan dari kotoran yang melekat pada daun. Pengeringan sampel

dilakukan dengan diangin anginkan untuk menghilangkan kadar air yang

terkandung dalam sampel.

Selanjutnya dilakukan sortasi kering dimaksudkan untuk memisahkan

sampel yang masih bagus dengan sampel yang sudah rusak akibat proses

pengeringan dan perajangan terhadap sampel, dilakukan dengan meremas

remas sampel setelah itu dilakukan penimbangan dan penyimpanan sampel

simplisia pada wadah toples.

BAB VI
PENUTUP

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 24


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada pada praktikum kali ini yaitu sampel

dipanen pada waktu pagi hari pukul 09.00-12.00. Sampel diolah menjadi

simplisia dengan melalui tahap pencucian, sortasi basah, perajangan,

pengeringan hingga sortasi kering dan penyimpanan.

B. Saran

Kami menyadari di dalam penyusunan laporan ini, masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk

mencapai kesempuraan laporan ini.

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 25


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. 2007.Gulma Berkhasiat Obat. Jakarta : Seri Agri Sehat.

Anonim, 1985. Teknik Pembuatan Sampel. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia : Jakarta.

Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. DEPKES RI : Jakarta.

Depkes RI.1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. DEPKES RI : Jakarta.

Dalimartha. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 4. Puspa Swara. Jakarta.

PROGRAM STUDI D-III FARMASI Page 26

Anda mungkin juga menyukai