Disusun oleh:
Kelompok 2
1
1
MOTTO
Semua orang itu jenius, tetapi jika kau menilai kemampuan seekor ikan dalam
memanjat pohon, maka ikan itu akan merasa bodoh seumur hidupnya
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini yang berjudul “UJI TOKSISITAS AIR DETERJEN
DAIA TERHADAP IKAN ZEBRA (Branchyndanio rerio)”. Proposal
penelitian ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Praktikum
Farmakologi II Semester III Tahun 2019.
Kami sadar bahwa dalam membuat proposal penelitian ini bukan semata-
mata atas kemampuan kami sendiri, melainkan dibantu oleh beberapa pihak. Oleh
1. Bapak Dr. Risnanto, S.ST, M.Kes selaku ketua STIKes Bhakti Mandala
3. Ibu Osie Listina, M.Sc., Apt selaku dosen pengampu Praktikum Farmakologi
II.
4. Ibu Devi Ika K., M.Sc., Apt selaku dosen koordinator Praktikum Farmakologi
II.
5. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun material.
6. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
iii
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak/ Ibu
Dosen.
Penulis
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
MOTTO .......................................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... v
B. Metode Penelitian................................................................... 26
vi
D. Alat dan bahan penelitian ....................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Produksi deterjen di Indonesia rata-rata per tahun sebesar 380 ribu ton.
oleh Pusat Audit Teknologi di wilayah Jabotabek pada tahun 2002, per kapita
kuantitasnya.
lingkungan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS (alkyl benzene
sehingga tidak ada kehidupan jika tidak ada air di bumi. Air yang bersih
1
industri, untuk keperluan sanitasi kota, dan sebagainya. Air akan menjadi
masalah penting jika tersedia dalam kondisi yang tidak baik, berdasarkan
Air dengan kondisi yang tidak baik merupakan salah satu akibat
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat
pencemardan efek zat pencemar terhadap biota dalam suatu perairan, perlu
dilakukan suatu uji toksisitas zat pencemar terhadap biota yang ada yaitu
2
pemakaian deterjen maka risiko bagi kesehatan manusia maupun kesehatan
lingkungan pun makin rentan. Limbah yang dihasilkan dari deterjen dapat
Puji, 2008).
biota air yaitu zebrafish dan parameter uji dengan menggunakan Air deterjen
merk daia .Oleh karena itu, praktikum Toksisitas deterjen pada Biota Air ini
penting untuk dilakukan agar dapat diketahui seberapa besar tingkat toksisitas
suatu toksisitas dan kemampuan biota air dalam menerima toksisitas tersebut
zebrafish.
Manfaat dari kajian ini adalah sebagai bahan informasi bagi masyarakat
pengguna deterjen akan dampak dan bahayanya terhadap kehidupan biota air
3
dan manusia sehingga diharapkan masyarakat tersebut akan lebih bijaksana
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cichlasomati-nae (Bisby, 2012). Menurut Froese & Pauly (2011), ikan tersebut
berukuran panjang baku ku-rang dari 10 cm dan memiliki ciri khas berupa
garis vertikal hitam pada badannya sehingga ikan zebra juga biasa disebut
convict cichlid. Ikan zebra mampu menghasilkan rata-rata 100-150 butir telur
yang dijaga dengan ketat dan dirawat oleh ikan jantan dan betina (Yamamoto
berlindung pada celah-ce-lah retakan batuan atau pada akar tumbuhan dan
ranting pohon yang jatuh (Conkel, 1993). Ikan zebra merupakan ikan
kisaran pH antara 7-8 (Froese & Pauly, 2011). Ikan tersebut mampu
beradaptasi pada perairan yang dingin dan mampu hidup di danau vulkanis
5
2.2 Klasifikasi Ikan Zebra
yang mengalir. Berikut klasifikasi ikan zebra menurut Meyer (1993) dalam
Cindelaras (2015)
Filum : Chordata
Kelas : Actynopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Branchyndanio
mempunyai ukuran tubuh kecil, yaitu antara 3-5 cm. Pada tubuh ikan zebra
memperlihatkan kesan langsing pada ikan jantan. Warna pada ikan jantan
terlihat lebih cerah dan menarik dibandingkan dengan ikan betina. Bentuk
tubuh ikan zebra pipih dengan perut sedikit membundar. Pada betina yang
sudah matang gonad, perut akan tampak sangat membundar. Dalam jumlah
6
banyak, ikan zebra membentuk barisan lalu memperlihatkan gerakan serasi dan
terlihat menawan. Ikan ini juga mempunyai kebiasaan untuk tidak berganti
dikonsumsi oleh ikan zebra jenisnya beragam, khususnya pakan hidup seperti
2.3 Deterjen
persyaratan seperti fungsi jangka pendek (short therm function) atau daya
kerja cepat, mampu bereaksi pada suhu rendah, dampak lingkungan yang
Produksi deterjen Indonesia rata-rata per tahun sebesar 380 ribu ton.
Pusat Audit Teknologi di wilayah Jabotabek pada tahun 2002, per kapita rata-
keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
anionik yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi
dengan gugus utama surfaktant adalah ABS (Alkyl Benzene Sulfonate) yang
7
sulit di biodegradabel, maka pada tahun 1965 industri mengubahnya dengan
yang biodegradabel yaitu dengan gugus utama surfaktant LAS (Linier Alkyl
(APEDI), surfaktan anionik yang digunakan di Indonesia saat ini adalah alkyl
benzene sulfonate rantai bercabang (ABS) sebesar 40% dan alkyl benzene
sulfonate rantai lurus (LAS) sebesar 60%. Alasan penggunaan ABS antara
lain karena harganya murah, stabil dalam bentuk krim pasta dan busanya
alami sehingga pada banyak negara di dunia penggunaan ABS telah dilarang
2009).
8
Ammonium) dan jenis yang ketiga bersifat non ionic (Nonyl phenol
dipakai agar kotoran yang telah dibawa oleh detergent ke dalam larutan
deterjen jenis keras dan jenis lunak. Deterjen jenis keras sukar dirusak oleh
9
tersebut masih aktif. Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air. Salah
sudah tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai
yang tidak tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang
berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya,
mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di
sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai
bahwa air limbah sisa dari hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud air.
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
10
air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat
peningkatan jumlah ion logam di dalam air, sehingga hal ini dapat
11
c. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya seperti bahan pencemar air
yang berupa sabun, bahan pemberantas hama, zat warna kimia, larutan
penyamak kulit dan zat radioaktif. Zat kimia ini di air lingkungan
Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat
yang muncul karena hasil aktivitas atau kegiatan manusia. Untuk mengetahui
lebih luas tentang air limbah maka perlu diketahui kandungan apa saja yang
terdapat didalam air limbah dan bagaimana sifat-sifatnya. Pada intinya air
limbah dapat dikelompokan menjadi 3 sifat yaitu sifat fisik, sifat kimia dan
1. Sifat fisik
Penentuan tercemar atau tidaknya air limbah sangat dipengaruhi oleh sifat
fisik yang mudah dilihat. Adapunsifat fisik yang penting adalah kandungan
zat padat yang berefek estetika, kejernihan, warna, bau dan temperatur. Zat
organik yang ada pada air limbah sebagian besar mudah terurai
(degradable) yang merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi
12
2. Sifat kimia
Sifat kimia dari air limbah dapat diketahui dengan adanya zat kimia dalam
air buangan. Zat kimia yang terpenting dalam air limbah pada umumnya
3. Sifat bakteriologis
busuk. Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil
memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener air dan
Builders. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat
ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya
cuci deterjen meningkat. Fosfat pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly
merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi
ditandai oleh ledakan pertumbuhan algae dan eceng gondok yang secara tidak
13
langsung dapat membahayakan biota air dan lingkungan. Di beberapa negara
ion fosfat dari 20% menjadi 55%. Oleh karena itu, penghilangan ion fosfat
menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Deterjen kationik memiliki sifat racun
jika tertelan dalam tubuh, bila dibanding deterjen jenis lain (anionik ataupun
non ionik).
konvensional, ABS tidak dapat terurai, sekitar 50% bahan aktif ABS lolos
dari pengolahan dan masuk dalam sistem pembuangan. Hal ini dapat
14
menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan kualitas air
LAS mempunyai gugus alkil lurus/ tidak bercabang yang dengan mudah
mega harus diputus dan butuh proses beta oksidasi, karena itu perlu waktu.
lambat terurai oleh bakteri pengurai disebabkan oleh adanya rantai bercabang
lambat laun perairan yang terkontaminasi oleh ABS akan dipenuhi oleh busa,
15
tangan dan kaustik. Karena diketahui lebih bersifat alkalis. Tingkat
(hingga 15-40 % dari total formulasi deterjen). Zat ini dapat mengaktifkan
muka), atau zat yang dapat menaikkan dan menurunkan tegangan permukaan.
menyertai proses pembasahan, daya busa yang stabil, daya emulsi yang stabil
(Scheibel, 2004).
kontak dengan bahan kima dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan
akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika
senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan. Pengaruh
dalam hidra, kerusakan organ sensoris luar yang peka sehingga dapat
16
surfaktan subletal menyebabkan pengambilan zat lipofilik yang lebih cepat
lingkungan yang ada di perairan tersebut. Spesies yang diuji harus dipilih atas
dasar kesamaan biokemis dan fisiologis dari spesies dimana hasil percobaan
lingkungan
17
atas dasar irama membuka dan menutupnya rongga “Buccal” dan ofer kulum.
2011).
Sebagai indikator dari toxicant sub lethal juga dapat dilihat dari
respiratory. Selain gerakan ofer kulum dan frekuensi batuk parameter darah
dari kualitas air. Perubahan faal darah ikan yang diakibatkan senyawa
dari ikan. Parameter faal darah dapat diukur dengan mengamati kadar
hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah sel darah merah (Indra Chahaya,
2011).
sebagai hewan uji antara lain tingkat kesamaan yang tinggi dengan mamalia
18
sistem organ yang baik dengan vertebrata lain, dan biaya pemeliharaan yang
murah. Selain itu, embrio ikan dan larva transparan sehingga dapat dilakukan
ini telah dikembangkan pengujian toksisitas pada embrio ikan zebra terhadap
toksisitas akut (LC50). Hasil uji toksisitas pada embrio ikan zebra telah
terbukti memiliki korelasi positif dengan hasil uji toksisitas pada mamalia
terkandung satu atau lebih surfaktan yang dibuat dari minyak bumi, bahan
et.al, 2005). Deterjen sintetik yang pertama, ditemukan pada akhir perang
sekitarnya. Hal itu dapat terjadi karena tingginya konsentrasi limbah deterjen
19
yang masuk ke perairan, komposisi deterjen yang mengandung bahan toksik
toksisitas air limbah deterjen terhadap ikan mas (Cyprinus carprio). Deterjen
yang dipakai pada penelitian tersebut adalah merek rinso dengan berbagai
yang terjerap ke dalam tubuh ikan berinteraksi dengan membran sel dan
enzim terhambat atau terjadi transmisi selektif ion-ion melalui membran sel.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Fujita dan Koga (1976), Lundahl dan
Cabredenc (1978) dalam Mautidina (2000) bahwa zat toksikan atau polutan
20
deterjen dengan kepekatan tinggi akan menghambat masuknya oksigen dari
udara ke dalam larutan uji (air limbah deterjen) sehingga ikan-ikan tersebut
konsentrasi oksigen terlarut tergantung pada tingkat kejenuhan air itu sendiri;
kejenuhan air dapat disebabkan oleh koloidal yang melayang di air maupun
(LC50) air limbah deterjen merk daia terhadap ikan zebra (Branchyndanio
rerio).
2.9 Hipotesis
rerio).
21
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Slawi.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kontainer uji, bak
aklimasi, aerator, labu ukur 100 mL, gelas beker 100 mL, gelas ukur 10 mL,
Bahan yang digunakan digunakan yaitu air tawar, ikan zebra, pelet
laboratorium untuk mengetahui efek toksik akut (LC50) air deterjen merk
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi air deterjen merk
Daia .
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah efek toksik akut (LC50) pada
22
3. Variabel terkontrol
a. Persiapan : Alat dan bahan disiapkan berupa wadah ikan , biota uji ( ikan
zebra) , air PDAM dan deterjen (merk DAIA). Mengaklimasi biota uji
2,5gr/L .
menggunakan 3 wadah uji. Masing masing wadah uji berisi 10 ekor biota
uji ( ikan zebra ). Ikan uji dimasukkan ke dalam masing-masing wadah uji
2x24 jam.
23
data, (2) memplot persen organismen (ikan uji) yang dipengaruhi (mati)
yang diharapkan untuk tiap tiap persen volume (konsentrasi efluen atau
air deterjen merk daia) yang diuji dan nilai-nilainya diplot pada kertas log
LC50 48 jam .
24