Anda di halaman 1dari 13

DINAMIKA LINGKUNGAN

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN

RISET KAJIAN RUMAH LAUNDRY di SURABAYA

DIBUAT OLEH :

1. ARSSY DYON AHITYA SUNDAWA


(09.2021.1.00697)
2. M.ARRAYYAN HARTONO
(09.2021.1.00698)
3. M. ABDULLOH GUNTUR AT-THORIQ
(09.2021.1.00699)

1
INSTITUTE TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
TAHUN PEMBELAJARAN
2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul Riset Kajian Rumah Laundry di Surabaya. Atas dukungan moral yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bpk. Pratama Sandi Alala, S.Pd., M.T. selaku dosen, yang memberikan kami
arahan. Teman – teman penyusun makalah ini yang sudah membantu membuat makalah
ini hingga sampai dengan saat ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini.

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1. LATAR BELAKANG.........................................................................................
2. PERMASALAHAN............................................................................................
3. TUJUAN PENILITIAN......................................................................................
4. MANFAAT PENELITIAN.................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................


2.1. PENGERTIAN RUMAH POTONG AYAM.....................................................
2.2. PENGERTIAN DISTRIBUSI............................................................................
2.3. MACAM – MACAM DISTRIBUSI..................................................................
2.3.1. FUNGSI SALURAN.................................................................................
2.4. PENYAKIT YANG DITULARKAN................................................................7
1.1.1.SALMONELLOSIS NON-TIFOID...........................................................7

BAB III METODOLOGI.................................................................................................

1.1. TEKNIK PENGUMPULAN DATA..................................................................


1.2. ANALISA DATA..............................................................................................
1.2.1. STUDI LITERATUR................................................................................
1.3. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
1.3.1. ANALISIS TAHAPAN.............................................................................
1.3.1.1. KAPASITAS PRODUKSI

………………………………………..9
1.3.2. PENGGUNAAN AIR...............................................................................9
1.3.3. PENGGUNAAN ENERGI........................................................................10
1.4. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN...........................................................
1.4.1. DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN..................................................

BAB IV KESIMPULAN..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Mesin cuci merupakan salah satu alat untuk memudahkan mencuci pakaian. Tetapi
tidak semua masyarakat mempunyai mesin cuci. Untuk itu, rumah laundry merupakan
salah satu bidang usaha jasa semakin dibutuhkan agar lebih praktis. Pertumbuhan usaha
laundry sekarang juga berkembang cukup signifikan karena aktivitas masyarakat yang
padat dan diiringi dengan tingkat pendapatan yang memadai akan mempengaruhi
perilaku masyarakat yang cenderung menginginkan kebutuhan-kebutuhan tertentu
dengan secara instan.

Limbah laundry berupa air yang mengandung deterjen, yang berupa zat surface active
(surfaktan), yaitu anionik kationik, dan nonnionik. Surfaktan sulfonat yang digunakan
adalah Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), dan Linier Alkyl Sulfonate (LAS), yang dapat
menimbulkan buih dalam proses pencucian dan tergolong toksik. Lingkungan yang
tercemar limbah deterjen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi dapat
membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut
(Prihessy, 1999).

Limbah cair laundry yang mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut akan
mempengaruhi ekologi hayati yang menimbulkan zat beracun maupun menjadi media
tumbuhnya kuman. Untuk mengetahui beban pencemaran pada air limbah dilakukan
dengan mengukur BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen
Demand), tingkat keasaman (pH), Total Suspended Solid (TSS), dan Total Disolved Solid
(TDS).

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya
minimisasi limbah cair yang dapat diterapkan. Kajian ini diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi sumberdaya yang digunakan dan menekan peluang resiko terjadinya efluen
limbah yang dibuang ke badan air sehingga menurunkan kualitas lingkungan. Dengan
kajian ini diharapkan pengusaha rumah pemotongan ayam skala usaha kecil menengah
dapat menjalankan dengan lebih baik lagi.

2. PERMASALAHAN

a) Untuk mengetahui jenis timbulan limbah, produksi / hari, pengolahan limbah dari
rumah laundry khususnya dalam riset ini adalah limbah rumah laundry
b) Mengevaluasi hasil terkait pengolahan limbah cair.

4
3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi proses produksi dan limbah
cair yang dihasilkan, menghitung timbulan limbah cair dan menganalisis peluang
minimisasi yang cocok dan dapat diterapkan.

2. MANFAAT PENELITIAN

a.) Memperluas wawasan tentang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya


kesehatan lingkungan
b.) Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian
sesuai dengan kaidah yang ada
c.) Media pembelajaran bagi peneliti dalam menerapkan ilmu yang
pernah diperoleh di bangku kuliah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. PENGERTIAN RUMAH LAUNDRY

Rumah rumah laundry yaitu sebuah Binatu atau tempat cuci pakaian di mana fasilitas
tempat cuci pakaian dan di keringkan biasa menggunakan mesin cuci otomatis yang
disebut sebagai laundromat atau merk dagang lain. Dengan perkembangan model busana
dan aneka pernak Perniknya, misalnya jenis-jenis pakaian yang memilki banyak motif
yang tidak mudah untuk mencuci sendiri dan berbagai jenis perlengkapan lainnya seperti
pelayanan cuci handuk, cuci sepatu, cci selimut, cuci badcover, cuci boneka dan lain-lain.
Dengan perkembanagan kain serta modelnya maka pencucian dan perawatannya menjadi
sulit, disinilah jasa laundry diperlukan dan saat ini perkembangan usaha laudry semakin
maju. Jasa laundry bukan hanya sekedar tempat mencuci melainkan sebagai tempat
perawatan pakaian agar lebih bersih dan awet, dan serba instant serta praktis menjadi
trend bagi masyarakat saat ini

Limbah laundry merupakan sumber pencemar yang sangat berpotensial dan


menimbulkan dampak penting bagi lingkungan. Dampak negative dari limbah laundry
yaitu adanya pencemar limbah cair yang dihasilkan dari sisa proses pencucian baju
sehingga mengakibatkan kekeruhan dan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air.
Lingkungan tecemar akibat limbah laundry yang menganndung fosfat yang tinggi, fosfat
berasal dari Sodium TripolyPhosfhate (STPP) yang merupakan salah satu bahan dalam
deterjen. STPP berfungsi sebagai builder yang merupakan unsur penting kedua setelah
surfaktan karena kemampuannya menghilangkan mineral kesadahan dalam air sehingga
deterjen dapat bekerja secara optimal (Stefhany, Sutisna, dan Pharmawati, 2013)

2.2. PENGERTIAN AIR LIMBAH BINATU

5
Air limbah adalah cairan buangan dari rumah tangga, industri maupun tempat – tempat
umum lain yang mengandung bahan – bahan yang dapat membahayakan kehidupan
manusia maupun makhluk hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan
(Tchobanoglous et al, 2001).
Air limbah Binatu mengandung detergen yang merupakan suatu derivatik zat organik
sehingga akumulasinya menyebabkan meningkatnya kandungan organik di lingkungan,
sehingga dalam pengolahannya sangat cocok menggunakan proses biologi (Anonim,
2007).
Meningkatnya usaha Binatu merupakan dampak terhadap lingkungan yang terlupakan.
Kegiatan Binatu skala besar, seperti hotel dan rumah sakit umunya sudah mempunyai
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengolah air limbahnya, namun Binatu
skala rumahan belum memikirkan masalah pengolahan air limbahnya dan yang menjadi
IPALnya adalah lingkungan sekitar, dengan keterbatasan daya dukung lingkungannya
maka munculah masalah pencemaran.
1.2. MACAM – MACAM LIMBAH
Ditambahkan oleh Tjiptono dan Chandra (2008) ada beberapa saluran distribusi yang
digunakan perusahaan yaitu :

1) Distribusi Intensif Untuk mendekati dan mencapai konsumen, perusahaan


menggunakan beberapa penyalur terutama pengecer.

2) Distribusi Eksklusif Perusahaan hanya menggunakan pedagang besar atau


pengecer dalam daerah pasar tertentu.

3) Distribusi Selektif Dalam suatu daerah geografis, perusahaan hanya memilih suatu
jumlah agen, pengecer serta pedagang besar yang terbatas.

1.1.1. FUNGSI SALURAN DISTRIBUSI

Fungsi saluran distribusi yaitu menyalurkan barang dari produsen ke konsumen.


Kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan diatur oleh saluran distribusi untuk
memisahkan barang dan jasa dari konsumen. Anggota - anggota dalam saluran distribusi
melaksanakan beberapa fungsi utama dan berpartisipasi dalam arus pemasaran. Berikut
makna distribusi pemasaran menurut Thamrin dan Tantri (2012):
1. Pendanaan, penerimaan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk
penyediaan persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda.
2. Promosi, penyebaran dan pengembangan komunikasi persuasif mengenai
penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan.
3. Informasi, penyebaran dan pengumpulan informasi riset pemasaran mengenai
pelanggan potensial, pelanggan saat ini, pesaing, pelaku. dan kekuatan lain
dalam lingkungan pemasaran.
4. Pengambilan risiko, asumsi risiko yang terkait dengan pelaksanaan kerja saluran
pemasaran.
5. Negosiasi, usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat-
syarat lain sehingga kepemilikan dapat dipengaruhi.

6
1.1. PENYAKIT YANG DITULARKAN DARI AYAM KE MANUSIA

1.1.1. SALMONELLOSIS NON-TIFOID

Bakteri Salmonella bisa menyebabkan penyakit salmonellosis non-tifoid , demam


tifoid dan paratifoid pada manusia. Salomellosis non-tifoid disebabkan oleh salmonella
(basil Gram-negatif) non-tifoid yang tinggal di dalam usus hewan. Hanya sejumlah
serotipe yang menyebabkan salmonellosis non-tifoid pada manusia dari sekitar 2000
serotipe. Contoh serotipe yang umum adalah S.enteriditis, S. typhimurium, S. virchow, S.
Hadar,

S. Heidelberg, S. Agona, dan S.indiana. Gejala penyakit ini antara lain mual, muntah,
malaise, nyeri, abdomen seperti kram dan diare. Pada awalnya tinja bervolume banyak
dan cair tanpa darah, namun selanjutnya dapat bercampur darah dan lendir. Diare yang
terjadi mulai dari diare ringan yang berlagsung tidak lebih dari beberapa jam hingga diare
yang lebih berat dengan pengeluaran tinja cair yang banyak dan sering. Diare biasanya
menghilang dalam beberapa jam; diare yang menetap dalam 3 minggu jarang terjadi.
Setelah sembuh, pasien biasanya mengekskresi salmonella selama 4-6 minggu, namun
berlangsung lebih lama pada usia ekstrem. Karier kronik lebih dari 1 tahun jarang terjadi
(<1%). Komplikasi yang bisa terjadi antara lain diare berat, dehidrasi, gagal ginjal,
kolitis, dan sebagainya. (Mandal, 2008)

Penularan penyakit yang disebabkan Salmonella adalah melalui fekal-oral. Kuman


salmonella yang berasal dari tinja penderita atau karier masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan atau minuman (Widoyono, 2011). Mekanisme penularan dari makanan
atau minuman sangat bervariasi. Salmonellosis merupakan salah satu zoonosis, sehingga
penularannya kepada manusia dapat berasal dari hampir semua hewan ternak, seperti
sapi, babi, kebau, kambing, domba, ayam, burung, dan lain-lain. Penular utama bagi
manusia adalah berasal dari babi dan ayam. Air dan produk asal hewan seperti daging,
telur, dan susu dapat tercemar salmonella sp. sehingga dapat menular ke manusia jika
tidak dimasak sampai matang, bahkan makanan yang telah dimasak juga bisa
terkontaminasi bakteri salmonella sp. yang berasal dari sisa-sisa bahan mentah yang
menempel pada peralatan memasak seperti pisau dan telenan (Soeharsono, 2002). Di
beberapa negara, penularan penyakit akibat bakteri salmonella juga dapat terjadi karena
masyarakat mengkonsumsi kerang-kerangan yang airnya tercemar kuman. Kontaminasi
juga dapat terjadi dari sayuran yang pohonnya dipupuk dengan kotoran manusia. Vektor
berupa lalat dan serangga lainnya juga berperan dalam penularan. (Widoyono, 2011)

BAB III
METODOLOGI

7
1.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data penelitian yang diperlukan merupakan data primer dan data sekunder yang
diperoleh dari sumber dengan menggunakan metode pengamatan atau observasi secara
langsung. Metode lain yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara dengan
narasumber. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran langsung, pengamatan
proses pemotongan, penggunaan air dan bahan baku tambahan. Data primer diperoleh
melalui pengamatan antara lain :

• PENGGUNAAN BAHAN BAKU


Data yang diperoleh berupa jenis dan jumlah ayam yang akan dilakukan proses
pemotongan.

• PENGGUNAAN ENERGI

Data yang diperoleh meliputi sumber energi dan jumlah energi yang diperlukan selama
proses produksi.

• PENGGUNAAN AIR

Data yang diperoleh meliputi jumlah air yang digunakan selama proses produksi.

1.3. ANALISA DATA


1.3.1. STUDI LITERATUR

Studi literatur dilakukan dengan mencari sumber tertulis baik jurnal dalam negri
maupun luar negri, laporan penelitian, buku, artikel, peraturan yang terkait dan penelitian
terdahulu yang relevan dengan topik pembahasan limbah RPA serta cara untuk
minimisasi limbahnya . Studi literatur tersebut akan dijadikan referensi dalam melakukan
kajian alternatif minimisasi limbah cair dan produksi bersih yang dapat diterapkan. Dari
beberapa alternatif yang ditawarkan maka selanjutnya dilakukan metode skoring untuk
menentukan alternatif minimisasi yang dapat diterapkan.

1.1. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rumah Potong Ayam menggunakan ayam jenis broiler yang di pasok dari pengepul.
Selain itu RPA ini juga menyediakan jasa pemotongan dan pembersihan dari pihak lain.

8
Kedua RPA tersebut memiliki tahapan proses produksi yang sama. Gambar 1 merupakan
alur proses produksi:

Gambar 1. Alur proses produksi.

1.1.1. ANALISIS TAHAPAN PRODUKSI


1.1.1.1. KAPASITAS PRODUKSI

Kapasitas produksi rumah potong ayam setiap harinya berbeda-beda menyesuaikan


pesanan yang masuk. Berdasarkan data produksi yang ada, didapat rata-rata dalam satu
hari proses produksi menghasilkan 909 potong daging ayam siap jual. Bobot rata – rata 1
ekor ayam adalah 2,2 Kg.

Tabel 2. Kapasitas Produksi

KAPASITAS KAPASITAS
PRODUKSI PRODUKSI
HARI
POTONG DAGING
AYAM KG
1 1363 3000
2 945 2080
3 1090 2400
4 1181 2600
5 1000 2200
6 1272 2800
7 1028 2240
RATA -
RATA 1000 2200

1.1.1. PENGGUNAAN AIR

Air merupakan komponen yang penting selama proses produksi berlangsung. Air baku
yang digunakan RPA bersumber dari air sumur. Dalam prosesnya air hanya digunakan
pada proses perendaman dengan air panas dan proses pencucian. Berikut merupakan tabel
yang menunjukkan jumlah kebutuhan air pada proses perendam, pencucian dan volume
limbah air terukur :

Tabel 3. Kebutuhan Air dan Volume Limbah terukur

9
INPUT (LITER KEHILANGAN VOLUME AIR
PROSES
AIR) AIR (LITER) LIMBAH (LITER)
PERENDAMA
516 13
N AIR PANAS
503
PENCUCIAN 876 66 843
TOTAL 1392 79 1346

1.1.2. PENGGUNAAN ENERGI

1. Pada proses perendaman air panas menggunakan bahan bakar gas LPG. Dalam satu
hari proses produksi menghabiskan 6 tabung gas LPG 3 kg.

2. Pada proses pencabutan bulu ayam menggunakan mesin bubut dan penggunaan alat
penetralisir darah ayam menjadi air. Sehingga konsumsi listrik dalam satu bulan
mencapai 650 - 550 kwh.

1.1. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian adalah di Kota Surabaya Kecamatan Sawahan, Jawa Timur. Waktu
penelitian di lakukan pada tanggal 11 November 2021 dini hari Kamis jam 01.00 sampai
dengan 04.00 WIB.

1.1.1. DOKUMENTASI PENELITIAN

Dokumentasi 1. Rumah Potong Ayam di Surabaya.

10
BAB IV
KESIMPULAN

Pada proses produksi tahapan yang menghasilkan limbah adalah proses


perendaman air panas, pencucian ayam, dan darah. Dari penelitian, dapat diketahui bahwa
limbah air perendaman air panas dan pencucian ayam, yang dimana air langsung dialirkan
ke selokan. Dari rekomendasi alternatif yang telah dipilih maka akan terjadi minimisasi
air limbah pada tahap pencucian dengan memasang flowmeter dan water sprayer gun
pada keran air. Pemakaian alat ini diestimasikan dapat menghemat konsumsi air sebesar
30%. Lalu limbah darah, sebelum dibuang terlebih dahulu, difilter dengan alat pengubah
darah menjadi air jernih, agar tidak mencemari lingkungan. Pengolahan air limbah dapat
menggunakan reaktor biofilter anaerobik dengan media batu apung dan sarang tawon
yang dapat menurunkan kadar bahan organik pada air limbah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar. 2003. ”Mutu Karkas Ayam Hasil Pemotongan Tradisional Dan Penerapan
Sistem HAZARD ANALYSIS CRTICAL CONTROL POINT. Jurnal Litbang
Pertanian.Bogor.
Afiudin Erlan dan Ulvi Priastuti. 2016. “Perhitungan Emisi Karbon dan Kecukupan
Ruang Terbuka Hijau di Lingkungan Kampus (Studi Kasus: Kampus Politeknik
Perkapalan Negri Surabaya). Jurnal Surabaya.
Arie Herlambang. 2011. Pengaruh Pemakaian Biofiler Struktur Sarang Tawon Pada
Pengolahan Limbah Organik Sistem Kombinasi Anaerob-Aerob (Studi Kasus Limbah
Tahu dan Tempe). Jurnal Teknologi Lingkungan. Jakarta.
Aziz, Hamidi Abdul, Nur Nasuha Ahmad Puat, Motasem Y. D. Alazaiza, and Yung Tse
Hung. 2018. “Poultry Slaughterhouse Wastewater Treatment Using Submerged Fibers in
an Attached Growth Sequential Batch Reactor.” International Journal of Environmental
Research and Public Health. 15(8):1–12.
Dewi Ririn Sihotang. 2012. Evaluasi Penerapan Teknologi Produksi Bersih di Rumah
Pemotongan Hewan (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Ayam Hewan Cakung). Skripsi.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Dirjen Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. 2007. “Pengelolaan Limbah
Industri Pangan.” Jurnal Departemen Perindustrian, Jakarta 1–27. Erlita, Dila Cahya.
2011. “Pengelolaan Limbah Pemotongan Ayam Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Sekitar.” Skripsi Dila Cahya Erlita UNDIP 1–68.
Hafiz, M. I. M., Zulfattah, Z. M., Munajat, N. A., Sakinah, A. B. F., & Asyraf, H. M.
(2017). Cleaner production implementation at chicken slaughtering plant. ARPN Journal
of Engineering and Applied Sciences, 12 (14), 4324–4328.
Moses Laksono S. dan Mera Kariana. 2015."Perancangan Alat Teknologi Tepat Guna
untuk Mengurangi dampak Lingkungan dan Meningkatkan pendapatan Rumah potong
ayam".Jurnal Surabaya.ITS
Neno, Abd Kamal, Herman Harijanto, Mahasiswa Fakultas, Kehutanan Universitas, Staf
Pengajar, Fakultas Kehutanan, and Universitas Tadulako. 2016. “Hubungan Debit Air
Dan 12 Tinggi Muka Air Di Sungai Lambagu Kecamatan Tawaeli Kota Palu.” Jurnal
Desember 2016 4:1–8.
Nurdalia Ida.2006. "Kajian Dan Analisis Peluang Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha
Kecil Batik Cap (Studi Kasus pada tiga usaha industri kecil betik cap di Pekalongan).
Tesis Ida Nurdalia UNDIP.
Nusa Idaman Said dan Firly 2005."Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun
Menggunakan Media Biofilter Sarang Tawon Untuk Pengolahan Air Limbah Rumah
Potong Ayam. Jurnal Jurusan Kimia Universitas Negri Jakarta.
Padmono, Djoko. 2005. “Alternatif Pengolahan Limbah Rumah Potong Hewan - Cakung
( Suatu Studi Kasus ).” Jurnal Teknik Lingkungan 6 (1):303–10.

12
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.2016.Baku Mutu Air Limbah Untuk
Kegiatan Industri Rumah Pemotongan Unggas.Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta, 7.
Putra Adika. 2009. "Potensi Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Peternakan Sapi
Perah (Studi Kasus Pemerahan Susu Sapi Moeria Kudus Jawa Tengah). Tesis Adika
Putra Universitas Diponegoro.
Ratnawati Rhenny Kholif . 2018. "Aplikasi Media Batu Apung Pada Biofilter Anaerobik
Untuk Pengolahan Limbah Cair Rumah Potong Ayam". Jurnal Sains dan Teknologi
Lingkungan. Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya.
Susanawati, Liliya Dewi, Ruslan Wirosoedarmo, Siti Desiree Nasfhia. 2018. Jurnal
“Analisa Potensi Penerapan Produksi Bersih Di Rumah Pemotongan Hewan Kota Malang
Analysis of Potential Application of Cleaner Production in Malang Slaugtherhouse.”
(1):22–30.
Universitas Brawijaya Malang. 2008 "Debit Air Limbah Dan Desain Saluran/pipa.
Wulandari Tri M, Hermawan, Purwanto.2013. "Kajian Emisi CO2 Berdasarkan
Penggunaan Energi Rumah Tangga sebagai penyebab Pemanasan Global (Studi Kasus
Perumahan Sebantengan, Gedang Asri, Susukan Kab. Semarang) Jurnal UNDIP.
Yaakob, M. A., R. M. S. R. Mohamed, A. A. S. Al-Gheethi, and A. H. M. Kassim. 2018.
“Characteristics of Chicken Slaughterhouse Wastewater.” Chemical Engineering
Transactions. Jurnal 63:637–42.

13

Anda mungkin juga menyukai