JUDUL PROGRAM :
Rekayasa Proses Pembuatan Serbuk Pewarna Batik Biodegredable berbahan
Antosianin Limbah Kulit Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea) dengan
Kombinasi Ektraksi Gelombang Ultrasonik dan Aquasolvent
Bidang Kegiatan :
PKM-P
Diusulkan oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Usulan Program
Kreativitas Mahasiswadengan judul “Rekayasa Proses Pembuatan Serbuk
Pewarna Batik Biodegederable berbahan Antosianin Limbah Kulit Buah Terong
Belanda (Cyphomandra betacea) dengan Kombinasi Ektraksi Gelombang
Ultrasonik dan Aquasolvent”.
Usulan Program Kreativitas ini disusun berdasarkan studi pustaka, dimana
usulan program kreativitas ini bertujuan untuk menambah informasi tentang
pemanfaatan kulit terong belanda menjadi pewarna batik. Dalam menyusun karya
tulis ilmiah ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :
· Ibu Ir. Isti Pudjihastuti, MT selaku Dosen Pembimbing Usulan Program
Kreativitas.
· Teman – teman dan partner yang telah banyak menumpa hkan daya
pikirnya.
· Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penyusun sebutkansatu
persatu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari adanya keterbatasan dalam usulan program
kreativitas ini. Besar harapan penyusun akan adanya saran dan kritik yang
membangun guna kesempurnaan usulan program kreativitas ini. Penyusun
berharap agar usulan program kreativitas ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya mahasiswa.
Semarang,Oktober 2012
Penyusun
iii
Daftar Isi
Halaman Judul....................................................................................................1
Halaman Pengesahan.......................................................................................ii
Kata Pengantar...................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
Abstrak..................................................................................................................v
Daftar Gambar....................................................................................................vi
1. Judul Penelitian...........................................................................................1
2. Latar Belakang............................................................................................1
3. Rumusan Masalah......................................................................................3
4. Tujuan Penulisan.........................................................................................3
4.1 Tujuan Umum..............................................................................................3
4.2 Tujuan Khusus.............................................................................................3
5. Luaran yang diharapkan...........................................................................3
6. Kegunaan......................................................................................................4
7. Tinjauan Pustaka.........................................................................................4
7.1 Batik Semarang...........................................................................................4
7.2 Terong Belanda...........................................................................................5
7.2.1 Karaktertistik Terong Belanda..............................................5
7.2.2 Klasifikasi Terong Belanda...................................................5
7.2.3 Kandungan Terong belanda...................................................6
7.3 Antosianin..................................................................................................6
7.4 Ekstraksi Ultrasonik................................................................................7
8. Metode Penelitian...................................................…....... 8
8.1 Alat dan Bahan.......................................................... 8
8.1.1Bahan......................................................... 8
8.1.2Alat........................................................... 8
8.2 Metode Penelitian.................................................... 9
8.3 Prosedur Kerja......................................................... 9
9. Jadwal Kegiatan Program.................................................. 10
10. Rancangan Biaya................................................................ 10
11. Daftar Pustaka.................................................................... 11
Lampiran.......................................................................... 13
iv
Abstrak
v
Daftar Gambar
vi
1
1. Judul Penelitian
Rekayasa Proses Pembuatan Serbuk Pewarna Batik Biodegredable berbahan
Antosianin Limbah Kulit Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea)
dengan Kombinasi Ektraksi Gelombang Ultrasonik dan Aquasolvent.
2. Latar Belakang
Dewasa ini batik telah menjadi trend terbaru yang melanda
berbagai kalangan . Padahal, batik sebelumnya hanya identik dengan acara-
acara resmi saja namun saat ini menjadi busana yang dipakai kapan saja dan
wajib dipakai misalnya oleh karyawan setiap hari Jumat di beberapa
kantor/instansi termasuk dalam hal ini di Universitas Diponegoro Semarang.
Peresmian batik Indonesia oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia
ditambah adanya klaim dari negara tetangga menjadi alasan masyarakat
memakai kain batik, tidak khayal para pengrajin mulai meningkatkan proses
produksinya misalnya di Semarang, Jawa Tengah.
Akibat kemajuan IPTEK, di pasar banyak beredar pewarna –
pewarna sintetis untuk batik dipasaran. Maraknya penggunaan oleh para
pengrajin menjadikan pencemaran akhirnya terjadi di berbagai daerah misalnya
Pekalongan. Dinas Penataan Kota dan Lingkungan Hidup misalnya di Kota
Pekalongan mencatat, ada 12.000 industri kecil yang membuang limbahnya ke
3
sungai dengan jumlah yaitu 50.000 m per harinya dan hanya tersedia 2 IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) di Pekalongan (Suara Merdeka,26/4/2007).
Berita di Kompas (5/11/2008) juga menyebutkan sebanyak 32 dari 51 atau
hampir 70 % sungai besar di Indonesia saat ini tercemar logam berat. Selain
itu, Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di
Indonesia menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun dari APBN
(Anonim.2012).
Akibat banyaknya debit limbah pewarna sintetik yang dibuang per
harinya juga mengancam kehidupan dan dikatakan bahwa polusi air yang salah
satunya disebabkan oleh limbah pewarna sintetik ini adalah penyebab kematian
yang tinggi di dunia karena tercatat sekitar 14.000 orang meninggal setiap
2
Melihat bahaya dan akibat yang sedang terjadi tanpa kita sadari
itulah, maka perlu dilakukan diversifikasi ke pewarna alami. Beberapa limbah
menurut penelitian dapat di manfaatkan menjadi produk yang lebih berguna
salah satunya dalam hal ini adalah limbah kulit Terong Belanda untuk pewarna
alami. Selama ini terong belanda dibeberapa UKM misalnya di Wonosobo,
hanya dimanfaatkan biji dan buahnya sebagai selai ataupun sirup sedangkan
kulitnya dibuang sebagai limbah dan menumpuk di lingkungan. Padahal
didalam kulit Terong Belanda terbukti terdapat zat Antosianin yang potensial
untuk dijadikan pewarna baik makanan ataupun tekstil (Astawan, 1997).
Selama ini, ekstraksi konvensional dilakukan dengan merebus
bahan dalam air lalu menyaringnya. Padahal, merebus bisa merusak zat
warnayang terkandung dan membutuhkan waktu yang sangat lama serta hasil
berupa ekstrak cair memiliki stabilitas yang tidak bagus. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan suatu produk dengan stabilitas yang lebih baik yaitu dalam
bentuk serbuk yang dikembangkan dengan kombinasi teknologi ektraksi
ultrasonik untuk mempercepat ekstraksi dengan solvent aquadest dilanjutkan
dengan pengeringan pada dryer. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis
ingin mengangkatnya dalam penelitian ini.
3
3. Perumusan Masalah
Batik yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat membuat
peningkatan produksi oleh pengrajin, namun mayoritas dari mereka
menggunakan pewarna sintetik yang jelas mengandung logam berat sehingga
tidak dapat terurai. Oleh karena itu perlu dilakukan diversifikasi bahan
pewarna dari bahan alami berupa Kulit Terong Belanda yang selama ini
dibuang sebagai limbah. Ekstraksi antosianin dari Kulit Terong Belanda
sebagai pewarna batik dilakukan dengan teknik ektraksi ultrasonik dengan
0
solvent aquadest pada suhu 50 C dengan kondisi asam (pH 3,5) . Mengingat
stabilitas Antosianin yang mudah terdegradasi, maka perlu diperhatikan
beberapa aspek dan dibuat produk dalam bentuk serbuk karena memiliki
ketahanan yang lebih tinggi dari bentuk cair.
4. Tujuan Penulisan
4.1 Tujuan Umum
Menambah pengetahuan pembaca tentang alternatif pewarna alami Batik
dari Terong Belanda
4.2 Tujuan Khusus
4.2.1 Mencari alternatif bahan pewarna alami pada pembuatan batik
Semarang yang ekonomis dan efisien.
4.2.2 Memberikan persepektif nilai tambah dari Kulit Terong Belanda
4.2.3 Mencari teknik yang tepat dan efisien dalam pembuatan pewarna
alami berbasis kulit Terong Belanda.
3. Laporan penelitian.
4. Hak Kekayaan Ilmiah
6. Kegunaan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
lebih lanjut dan scale-up alat proses dari skala laboratorium menjadi skala
industri yang memungkinkan untuk menjadi suatu Hak Kekayaan Ilmiah.
Sehingga diharapkan informasi teknologi ini nantinya dapat dimanfaatkan
sebagai acuan dalam mengolah limbah kulit buah Terong Belanda dari UKM-
UKM sirup dan selai Terong Belanda khususnya di daerah Wonosobo sebagai
pewarna Batik Alami sehingga tidak terbuang percuma. Dengan demikian
dapat mendorong tumbuhnya Home Industri pewarna Batik alami berbasis
pertanian rakyat yang akan memperkuat sektor ekonomi dan pertanian rakyat.
7. Tinjauan Pustaka
7.1. Batik Semarang
Semarang sejak dulu merupakan daerah pelabuhan sehingga
sering disinggahi bangsa dan budaya luar, sehingga banyak akulturasi
budaya terjadi termasuk di dalamnya seni batik. Kampung Batik Semarang
di dekat Bundaran Bubakan adalah salah satu sentra yang terbesar dimana
setiap harinya aktivitas membatik dilakukan disana. Pada tanggal 24 Juli
2007, pemerintah kota Semarang melalui Disperindag me-launching batik
Semarang melalui sebuah seminar yang membahas mengenai motif dan
identitas batik dan disepakati bahwa bahwa batik Semarang adalah batik
yang diproduksi oleh orang atau warga kota semarang dengan motif atau
ragam hias yang berhubungan dengan ikon-ikon Semarang seperti Gedung
Lawang Sewu, Tugu Muda, motif sekat masjid di Kampung Melayu,
blekok srondol, dan asem arang.(Saroni Asikin : 2008)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae Gambar 3. Terong
Ordo : Solanales
Belanda
Famili : Solanaceae
Genus : Cyphomandra
Spesies : Cyphomandra betacea ( Bes : 2011)
6
7.3. Antosianin
Antosianin merupakan pigmen larut air, tersebar luas dalam
bunga dan daun, dan menghasilkan warna dari merah sampai biru dan
tergolong alam turunan benzopiran. Struktur utama turunan benzopiran
transfer massa (Keil, 2007). Liu et al. (2010), menyatakan bahwa kavitasi
ultrasonik menghasilkan daya patah yang akan memecah dinding sel
secara mekanis dan meningkatkan transfer material.
8. Metode Penelitian
8.1 Kerangka Berfikir
Pengeringan
Pemotongan
Kulit Terong Belanda oleh Dryer Penggerusan
oleh pisau 0
50 C
Tuang ke
Penyaringan Filtrat Penambahan cawan porselen Pengeringan Serbuk
Ekstrak maltodekstrin oleh Dryer Pewarna
Antosianin 0
10 % v/v 50 C merah
Ampas Prosedur Kerja Pembuatan
Sambil digosok
Pencucian dengan dan dikucek Diangin-anginkan Pengamatan
sabun cuci hingga kering warna
Perjalanan :