Anda di halaman 1dari 22

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
ISOLASI SENYAWA ANTIBAKTERI DAUN SABANDARA (Cassia
alata L.)
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Iin Sri Apriani Ribani (A1C411074/2011)
Sandi Saputra (A1C409070/2009)
Arman Rusman (A1C411019/2011)

UNIVERSITAS HALU OLEO


KENDARI
2013

1
Halaman Pengesahan

1. Judul Kegiatan : Isolasi Senyawa Antibakteri Daun Sabandara (Cassia alata L.)
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Iin Sri Apriani Ribani
b. NIM : A1C411074
c. Jurusan : Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia
d. Universitas : Halu Oleo
e. Alamat Rumah/HP : Jl. H.E.A. Mokodompit/085756732313
f. Alamat email : iinsriapriani@yahoo.co.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Prof. Dr. Nurlansi
b. NIDN : 0023116004
c. Alamat Rumah dan No HP : Kompleks Dosen Unhalu Blok J/085241924125
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp. 12.075.000,-
b. Sumber lain : Rp. -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Kendari, 28 Oktober 2013

Menyetujui
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

Esnawi, S.Pd., M.Pd. Iin Sri Apriani Ribani


NIP. 19720412 200112 1 002 NIM. A1C411074

Pembantu Rektor III UHO Dosen Pendamping

Dr. Bahtiar, M.Si Prof. Dr. Nurlansi,


NIP. 19640919 199103 1 001 NIDN 0023116004

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
RINGKASAN ........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
1.4 Luaran Penelitian .......................................................................... 3
1.5 Kegunaan Penelitian............................................................... ...... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Umum Tanaman Sabandara (Cassia alata)....... ......... 5
2.2 Kandungan Kimia Tanaman Sabandara (Cassia alata) .............. 6
2.3 Uji Fitokimia ................................................................................ 7
2.4 Golongan Senyawa Metabolit Sekunder ................................... 9
2.5 Ekstraksi ....................................................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Ekstraksi ....................................................................................... 25
3.2 Pemisahan dan Penetuan Golongan Senyawa Aktif ..................... 25

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggara Biaya .............................................................................. 34
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA .. .. 51
LAMPIRAN ............................................................................................ 54

3
RINGKASAN

Penelitian ini berjudul Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas


antibakteri dan diperolehnya data struktur molekul senyawa antibakteri daun Sabandara
(Cassia alata).
Metode ekstraksi digunakan untuk menarik senyawa metabolit sekunder yang
terkandung dalam daun Sabandara. Pelarut yang digunakan adalah metanol, etil asetat
dan n-heksan. Maserasi dilakukan dengan metanol yang dilanjutkan dengan partisi
menggunakan n-heksan kemudian etil asetat. Filtrat metanol, n-heksan dan etil asetat
diuapkan menggunakan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental.
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode Difusi
Cakram. Masing-masing ekstrak diencerkan dengan variasi konsentrasi 0,5 mg/mL, 2
mg/mL, 4 mg/mL, 6 mg/mL, dan 8 mg/mL. Ekstrak yang memiliki hambatan tertinggi
kemudian akan dilakukan pemisahan senyawa aktif menggunakan kromatografi kolom
sampai diperoleh senyawa murni yang berbentuk kristal. Selanjutnya dilakukan
identifikasi struktur senyawa antibakteri dengan menggunakan spektroskopi Infra
Merah (IM), HPLC, dan NMR1H.

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri hidup dan berkembang biak dengan pesat di sekitar kita. Bakteri
merupakan mikroorganisme yang kadang memberikan keuntungan bagi manusia,
sedangkan yang lainnya dapat memberikan kerugian terhadap manusia. Kebersihan
lingkungan, sanitasi dan pola hidup sehat yang kurang menjadi perhatian dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
Di negara berkembang seperti Indonesia sangat banyak ditemukan kasus
penyakit yang disebabkan oleh aktivitas bakteri. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri merupakan ancaman utama bagi kesehatan manusia dan hampir 50.000 kematian
di dunia terjadi setiap hari (Ahmad dan Beg, 2001). Staphylococcus aureus, Bacillus
cereus, Escherichia coli, Vibrio cholerae, Salmonella sp., Shigella sp., Clostridium
difficile, Campylobacter jejuni, dan Vibrio haemolyticus adalah contoh bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi pada manusia (Jawetz et al., 2005). Namun, menurut
Dzulkarnain (1996) dalam Aulia (2004), di Indonesia pada umumnya, penyakit infeksi
lebih sering disebabkan oleh Staphylococus aureus, Vibrio cholerae, Salmonella sp.,
Bacillus cereus, dan Escherichia coli.
Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dapat diobati dengan obat yang berasal
dari bahan kimia maupun dengan obat tradisional. Akan tetapi, pengobatan tradisional
dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat yang berasal
dari bahan kimia serta harganya lebih terjangkau (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, 2005). Oleh karena itu, para ahli terdorong untuk mencari sumber
pengobatan yang berasal dari bahan baku alam yang memiliki potensi sebagai
antibakteri.
Di kabupaten Muna Sulawesi Tenggara, masyarakat memanfaatkan tanaman
ketepeng cina (Cassia alata L.) sebagai obat peyakit kulit (panu, kurap, gatal-gatal, dan
lain-lain), antiparasit, obat luka, malaria, sembelit, radang kulit bertukak, sifilis, herpes,
influenza dan bronchitis (Kusmardi, 2007; Ruslin dan Sahidin 2008). Cara
pemakaiannya yaitu daun ketepeng cina ditumbuk sampai halus lalu ditambahkan
sedikit air yang kemudian dioleskan ke bagian tubuh yang sakit atau daunnya direbus

5
dengan air untuk beberapa waktu kemudian diminum. Laporan dari masyarakat
menyebutkan bahwa pengobatan menggunakan daun C. alata memberikan hasil yang
memuaskan dan terbukti secara empiris.
Cassia adalah tanaman asli di Asia Tenggara, Afrika, Australia Utara dan
Amerika Latin (Parsons dan Cuthbertson, 1992). Banyak laporan menunjukkan bahwa
beberapa spesies Cassia mengandung zat antimikroba, terutama Cassia alata (Fuzellier
et al, 1982;. Caceres et al, 1991;. Crockett et al, 1992;. Caceres et al,. 1993, Ibrahim
dan Osman, 1995; Agarkar dan Jadge, 1999; Khan et al, 2001;.. Villasenor et al, 2002;
Somchit et al, 2003). Akar C. alata mengandung quercetin flavonoid, naringenin dan
kaempferol (Samappito et al., 2002).
Daun C. alata memiliki kandungan penting seperti alkaloid, saponin, tannin,
steroid, antrakuinon, flavonoid dan karbohidrat (Sule et al., 2010) . Flavonoid pada
tanaman herbal memiliki efek antiinflamasi, antialergi, antimikroba, antioksidan, dan
efektif untuk beberapa golongan jamur (Rahman et al., 2010). Sehingga C. alata
berpotensi digunakan sebagai antibakteri. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas anti bakteri ekstrak daun C. alata menggunakan
pelarut etil asetat agar diketahui konsentrasi penghambatan minimum pada pelarut ini
dan diperoleh isolat senyawa murni yang berperan sebagai antibakteri untuk diperiksa
lebih lanjut struktur senyawanya. Sehingga dapat dijadikan acuan untuk penggunaan
selanjutnya dalam pemanfaatan daun C. alata sebagai antibakteri.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun C. alata terhadap
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Salmonella typhi?
2. Senyawa metabolit sekunder golongan apakah yang berperan sebagai senyawa
antibakteri?
3. Bagaimana struktur molekul senyawa antibakteri daun Sabandara (Cassia alata )?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun C. alata terhadap Escherichia coli,
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Salmonella typhi.

6
2. Golongan senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai senyawa antibakteri
3. Struktur molekul senyawa antibakteri daun Sabandara (Cassia alata ).
D. Luaran yang Diharapkan
Diperoleh isolat senyawa aktif yang terkandung dalam daun Sabandara. Data
hasil penelitian akan dimasukkan ke dalam jurnal ilmiah nasional. Diupayakan juga
dapat dimasukkan dalam publikasi ilmiah yang bersifat paten.
E. Kegunaan
Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang ingin dicapai yaitu:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kajian ilmiah pemanfaatan
tanaman ketepeng cina (Cassia alata L.) sebagai tanaman obat khususnya untuk
penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dibidang pengelolaan
hasil hutan.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tanaman Sabandara (Cassia alata L.)


C. alata menurut Syamsuhidayat dan Ria (1991) berasal dari daerah tropik
Amerika dan biasanya hidup pada dataran rendah sampai pegunungan dengan
ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. C. alata termasuk tumbuhan dikotil
yang mempunyai sistem perakaran tunggang, yaitu memperlihatkan akar pokoknya
yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil dan berbentuk kerucut panjang
yang terus tumbuh lurus ke arah bawah. Dilihat dari batangnya, C. alata merupakan
tumbuhan berkayu dengan ketinggian 3 meter, bentuk batang bulat dan mempunyai
sistem percabangan simpodial. Daun C. alata berbentuk jorong sampai bulat telur
sungsang, merupakan daun majemuk menyirip genap yang berpasang-pasangan
sebanyak 5 12 baris, mempunyai anak daun yang kaku dengan panjang 5 15 cm,
lebar 2,5 9 cm, ujung daunnya tumpul dengan pangkal daun runcing serta tepi daun
rata. Pertulangan daunnya menyirip dengan tangkai anak daun yang pendek dengan
panjang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga C. alata merupakan bunga majemuk yang
tersusun dalam tandan bertangkai panjang dan tegak yang terletak di ujung-ujung
cabangnya dengan mahkota bunganya yang berwarna kuning terang.
Klasifikasi Tanaman Sabandara (Cassia alata L.)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata L.

8
Kandungan Kimia
Daun C. alata dapat digunakan sebagai obat secara tradisional disebabkan oleh
adanya kandungan kimia yang terdapat di dalamnya seperti rein aloe emodina, rein aloe
emodina diantron, rein aloe emodina asam krisofanat (dehidroksimetilantroquinone) dan
tannin. Di samping itu alkaloida, flavonoid dan antrakinon juga terdapat di dalamnya
(Syamsuhidayat dan Ria, 1991).
Selanjutnya Sule et al., (2010) menyebutkan bahwa daun C. alata memiliki
kandungan penting seperti alkaloid, saponin, tannin, steroid, antrakuinon, flavonoid dan
karbohidrat. Flavonoid pada tanaman herbal memiliki efek antiinflamasi, antialergi,
antimikroba, antioksidan, dan efektif untuk beberapa golongan jamur (Rahman et al.,
2010).
Uji Fitokimia
Analisis fitokimia merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang mempelajari
metode atau cara analisis kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan atau hewan
secara keseluruhan atau bagian-bagiannya, termassuk cara isolasi atau pemisahannya
(Moelyono, 1996).
Golongan Senyawa Metabolit Sekunder
Menurut Judoamidjojo (1990), metabolit sekunder adalah hasil metabolisme
yang disintesis oleh beberapa organisme tertentu yang tidak merupakan kebutuhan
pokok untuk hidup dan tumbuh. Meskipun demikian, metabolit sekunder dapat
berfungsi sebagai nutrien darurat untuk pertahanan hidup. Menurut Harborne (1987)
senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman adalah alkaloid,
flavonoid, steroid, saponin, terpenoid, polifenol dan tanin.
Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa yang tersebar luas hampir pada semua
jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang
biasanya bersifat basa dan membentuk cincin heterosiklik (Harborne, 1987). Alkaloid
dapat ditemukan pada biji, daun, ranting dan kulit kayu dari tumbuh-tumbuhan. Kadar
alkaloid dari tumbuhan dapat mencapai 10-15%. Alkaloid kebanyakan bersifat racun,
tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Alkaloid merupakan senyawa
tanpa warna, sering kali bersifat optik aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya

9
sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotin) pada suhu kamar (Sabirin et al., 1994).
Alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan
membentuk cincin heterosiklik (Harbone,1987).
Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa fenol yang berasal dari jalur sikimat dan asetat-
malenat. Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam
terutama pada jaringan tumbuhan tinggi. Senyawa ini merupakan produk metabolit
sekunder yang terjadi dari sel dan terakumulasi dari tubuh tumbuhan sebagai zat racun
(Robinson, 1991). Senyawa flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon dalam inti
dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C6 C3 C6. Susunan tersebut dapat
menghasilkan tiga struktur yaitu: 1,3-diarilpropana (flavonoid), 1,2-diarilpropana
(isoflavonoid), 2,2-diarilpropana (neoflavonoid). Menurut Markham (1982), flavonoid
merupakan senyawa polar karena mempunyai gugus hidroksil yang tak tersulih, atau
suatu gula, sehingga flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol,
butanol dan air.

Terpenoid
Semua terpenoid berasal dari molekul isoprena, CH2=C(CH3)-CH=CH2 dan
kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C5.
Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat didalam sitoplasma sel
tumbuhan. Biasanya diekstraksi memakai petrolium eter, eter atau kloroform dan dapat
dipisahkan secara kromatografi pada silika gel dengan pelarut ini (Harborne,1987).
Menurut Harborne (1987), saponin adalah glikosida triterpen dan sterol. Saponin
merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi
berdasarkan kemampuannya membentuk busa yang stabil dalam air dan menghomolisis
sel darah merah.

Steroid
Steroid adalah terpenoid yang kerangka dasarnya terbentuk dari sistem cincin
siklopentana prehidrofenantrena. Steroid merupakan golongan senyawa metabolit
sekunder yang banyak dimanfaatkan sebagai obat. Hormon steroid pada umumnya

10
diperoleh dari senyawa-senyawa steroid alam terutama dalam tumbuhan (Djamal,
1988). Steroid adalah senyawa turunan lemak dari terpenoid yang tidak terhidrolisis.
Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan. Tanin
adalah senyawa polimer fenolat yang dapat ditemukan pada semua tanaman vaskular
yang diturunkan dari jalur shikimac acid dimana unit monomernya adalah fenol
(Koensoemardiyah, 1992). Tanin mempunyai berat molekul 500 gram/mol dan bersifat
larut dalam air, mempunyai kemampuan untuk mengikat protein dan juga menimbulkan
astringent sensation (rasa tidak enak) bagi hewan ternak dan manusia yang
mengonsumsinya. Astringent sensation ini ditimbulkan karena adanya ikatan kompleks
antara mukoprotein dengan tanin (Farida et a.l, 2000). Tanin merupakan komponen
utama dalam jaringan kayu pada tanaman. Meskipun demikian, pada jaringan lembut
seperti dalam daun dan kulit kayu, tanin sering lebih melimpah keberadaannya
dibandingkan dengan lignin (Hernes and Hedges, 2004).
Polifenol
Senyawa-senyawa polifenol sederhana, misalnya hidrokuinon, resosinol, dan
pirokatekol, jarang ditemukan dalam tumbuhan tinggi. Senyawa- senyawa polifenol ini
berasal dari dekarboksilasi non oksidatif dari senyawa asam benzoat yang bersangkuan,
misalnya asam gentisat atau glukosidanya. Hipotesis ini secara kimiawi dapat
dipahami, dan juga didukung oleh hasil uji kaji inkorporasi.
Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari campurannya yang biasanya
menggunakan pelarut berdasarkan kemampuan larut yang berbeda (Depdikbud, 1988;
Bernasconi, 1995). Kaidah sederhana yang berlaku dalam ekstraksi yaitu like dissolve
like yang artinya senyawa polar akan larut dengan baik pada fase polar dan senyawa
nonpolar akan larut dengan baik pada fase nonpolar (Ketaren, 1986).

11
BAB III
METODE PENELITIAN
Ekstraksi
Daun Sabandara yang sudah kering diblender sampai membentuk serbuk daun
Sabandara. 1 kg serbuk daun mula-mula dimaserasi dengan metanol sampai
semuanya terendam, lalu dibiarkan selama 1x24 jam. Setelah 24 jam, filtrat metanol
dikeluarkan dan ditampung. Maserasi dilakukan sampai filtrat yang diperoleh tidak
berwarna. Hasil maserasi filtrat disatukan, kemudian dipekatkan dengan rotary
evaporator sehingga diperoleh ekstrak metanol kental. Ekstrak metanol kental diambil
200 gram kemudian dipartisi menggunakan n-heksan:air (3:1) sampai terbentuk dua
lapisan yaitu lapisan air dan lapisan n-heksan. Lapisan air diambil kemudian dipartisi
dengan etil asetat:air (3:1) sampai terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan etil
asetat. Kemudian fraksi etil asetat ditampung. Partisi dilakukan sebanyak 3 kali. Fraksi
etil asetat disatukan kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator sehingga
diperoleh ekstrak etil asetat kental.
Pemisahan dan Penentuan Golongan Senyawa Aktif
1) KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
Eluen dimasukkan ke dalam chamber dan chamber dibiarkan dalam keadaan
jenuh. Ekstrak pekat daun Sabandara ditotolkan pada plat KLT dan dimasukkan dala
chamber berisi eluen. Didiamkan sampai terjadi elusi dan dilihat noda yang terbentuk.
Eluen yang menghasilkan noda dan jarak pemisahan yang cukup jauh digunakan
sebagai eluen dalam kromatografi kolom (Ashadi, 2008).
2) Kromatografi Kolom
Bubur silika dimasukkan ke dalam kolom ukuran panjang 25 cm diameter 2 cm,
kolom dielusi dengan eluen hasil KLT dan didiamkan selama 1 malam. Ekstrak
Sabandara 5 gram yang dilarutkan dalam 5 mL larutan fase gerak n-heksan:etil asetat
(1:9) dimasukkan ke dalam kolom dan dielusi sampai pemisahan berakhir sambil
mengontrol hasil kolom dengan KLT. Tiap 10 ml hasil elusi ditampung dengan vial dan
hasilnya dianalisis dengan KLT. Penentuan golongan senyawa fraksi teraktif
menggunakan deteksi perpendaran di bawah sinar UV serta deteksi spesifik yang sesuai
dengan masing-masing golongan (Sanusi, 1998).

12
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan Penunjang 3.125.000
2 Bahan habis pakai 4.375.000
3 Perjalanan 2.700.000
4 Lain-lain 1.875.000
Jumlah 12.075.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Preparasi sampel
2 Ekstraksi
3 Uji aktivitas antibakteri ekstrak
4 Pemisahan senyawa aktif
5 Identifikasi senyawa aktif
6 Laporan dan artikel

13
DAFTAR PUSTAKA

Agarkar, S.V. and Jadge, D.R. 1999. Phytochemical and pharmacological


investigations of genus Cassia. A review, Asian J. Chem., 11: 295-299.

Ahmad I, Beg AZ (2001). Antimicrobial and Phytochemical studies on 45 Indian


medicinal plants against multi-drug resistant humanpathogens. J. Ethnopharm.
74: 87-91.

Caceres, A., Lopez, B.R., Giron, M.A. and Logeman, H. 1991. Plants used in
Guatemala for treatment of dermatophytic infections. 1. Screening for
antimycotic activity for 44 plant extracts. J. Ethnopharmacol. 31: 263-276.

Caceres, A., Lopez, B.R., Juarez, X., del Aguila, J. And Garcia, S. 1993. Plants used in
Guatemala for treatment of dermatophytic infections. 2. Evaluation of antifungal
activity of seven American plants, J. Ethnopharmacol. 40: 207-213.

Crockett, C.O., Guede-Guina, F., Pugh, D., Vangah- Manda, M., Robinson, J.,
Qlubadewo, J.O. and Ochillo, R.F. 1992. Cassia alata and the preclinical search
for therapeutic agents for the treatment of opportunistic infections in AIDS
patients. Cell Mol. Biol. 35: 505-511.

Departemen Kesehatan, 1988. Inventaris Obat Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2005. Daftar Obat Esensial
Nasional. Jakarta. Departemen Kesehatan.

Djamal, 1988. Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Pusat Penelitian. Universitas
Andalas. Padang.

Harborne, 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.


ITB. Bandung.

Jawetz, E., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
XXII, 317-327,371-376, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Jawetz, E., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, 315-
326, 352-360, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Judoamidjojo. 1990. Teknologi Fermentasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Khan, M.R., Kihara, M. And Omoloso, A.D. 2001. Antimicrobial activity of Cassia
alata. Fitoterapia. 72: 561-564.

14
Kusmardi, Kumala S, Triana EE. 2007. Efek Imunomodulator Ekstrak Daun Ketepeng
Cina (Cassia Alata) terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag.
MAKARA Kesehatan.11(2):50-53

Moelyono, M. W., 1996. Panduan Praktikum Analisis Fitokimia. Laboratorium


Farmakologi Jurusan Farmasi FMIPA. Universitas Padjajaran. Bandung.

Parsons, W.T. and Cuthbertson, E.G. 1992. Noxious Weeds of Australia. Indata Press,
Melbourne.

Rahman MS, Ali MY, Ali MU. In Vitro Screening Of Two Flavonoid Compounds
Isolated From Cassia alata L. Leaves for Fungicidal Activities [serial on the
internet]. No date [cited 2010 Des 12].Available from : http://libjournals5.
Lib.sfu.ca:8108/index/

Ruslin dan Sahidin. 2008. Identifikasi dan determinasi tanaman obat tradisional
masyarakat Sulawesi Tenggara pada Arboretum Prof. Mahmud Hamundu
Universitas Haluoleo. Majalah Farmasi Indonesia, 19(2): 101 107.

Sabirin M., Hardjono S dan respati S., 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik II.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Samappito,et al., 2002. Molecular Characterization of Root-Specific Chalcone


Synthases from Cassia alat. Planta. 216: 64-71.

Somchit, M.N., Reezal, I., Elysha Nur, I and Mutalib, A.R. 2003. In vitro antimicrobial
activity of ethanol and water extracts of Cassia alata. J. Ethnopharmacol., 84. 1-
4.

Sule WF, Okonko O, Joseph TA, et al. 2010. In Vitro Antifungal Activity of Senna alata
Linn. Crude Leaf Extract [serial on the internet]..[cited 2010 Des 12].

Syamsuhidayat S., Ria J., 1991. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia. Jakarta. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Villasenor, I.M., Canlas,A.P., Pascua, M.P.I., Sabando, M.N. and Soliven, L.A.P. 2002.
Bioactivity studies on Cassia alata Linn. Leaf extracts. Phytother. Res., 16 suppl.1: S93-
S96.

15
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Sandi Saputra
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Pendidikan Kimia
4 NIM A1C409070
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tampo, 3 Februari 1992
6 E-mail Sandisaputra544@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 081943387378
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama
SDN 13 Napabalano SMPN 1 Napabalano SMAN 1 Napabalano
Institusi
Jurusan IPA
Tahun
Masuk- 1997-2003 2003-2006 2006-2009
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1
2
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 3 OSN-PTI Pertamina 2012
2 Harapan 1 LCTK-IV PS. P.Kimia UHO 2009

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah
Kendari, 28 Oktober 2013
Pengusul
Tanda tangan

Sandi Saputra

16
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Arman Rusman
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Pendidikan Kimia
4 NIM A1C411019
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama
Institusi
Jurusan
Tahun
Masuk-
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah
Kendari, 28 Oktober 2013
Pengusul
Tanda tangan

Arman Rusman

17
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Iin Sri Apriani Ribani
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Pendidikan Kimia
4 NIM A1C411074
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tampo, 20 April 1992
6 E-mail iinsriapriani@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 085756732313
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama
SDN 3 Napabalano SMPN 1 Napabalano SMAN 1 Napabalano
Institusi
Jurusan IPA
Tahun
Masuk- 1999-2005 2005-2008 2008-2011
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan Ilmiah /
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah
Kendari, 28 Oktober 2013
Pengusul
Tanda tangan

Iin Sri Apriani Ribani

18
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Peralatan penunjang
Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Keterangan
Satuan (Rp)
Menimbang,
Alat-alat
melarutkan,
gelas 1 set 500.000 500.000
memanaskan, mengukur
Laboratorium
volume
Mengukur absorbansi,
Penyewaan
identifikasi gugus
alat 1 set 1.125.000 1.125.000
fungsi, identifikasi
spektronik
jumlah proton
Penyewaan
rotary Menguapkan pelarut 1 set 500.000 500.000
evaporator
Penyewaan
Uji aktivitas antibakteri 100 buah 5.000 500.000
cawan petri
Penyewaan Mengoven,
alat-alat menginkubasi, 1 set 500.000 500.000
listrik memanaskan
Jumlah 3.125.000
Bahan habis pakai
Justifikasi
Material Jumlah Harga satuan (Rp) Biaya (Rp)
Pemakaian
Etil Asetat Pelarut 5 Liter 100.000 500.000
Metanol Pelarut 12 Liter 65.000 780.000
n heksan Pelarut 3 Liter 70.000 210.000
Aquades Pelarut 4 Liter 10.000 40.000
Media tumbuh
Media NA 50 gram 10.000 500.000
bakteri
Eter Pelarut 1/2 Liter 330.000 165.000
Alkohol 70% Pelarut 1 Liter 75.000 75.000
Silika gel Fase diam 1/2 kg 2.250.000 1.125.000
Pereaksi uji
KI 10 gram 3.000 30.000
fitokimia
Memisahkan
Plat KLT 5 Lembar 90.000 450.000
senyawa
Biakan
Uji antibakteri 4 tabung 125.000 500.000
Bakteri
Jumlah 4.375.000

19
Perjalanan
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Keteragan
Perjalanan Satuan (Rp)
Pengambilan
Perjalanan ke Tampo 2 500.000 1.000.000
Sampel
Pengiriman
Perjalanan ke Jakarta 1 850.000 850.000
isolat murni
Pengiriman
Perjalanan ke Bandung 1 750.000 750.000
isolat murni
SUB TOTAL (Rp) 2.700.000

Lain-lain
Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitias Keterangan
Satuan(Rp)
Administrasi
Administrasi 2 300.000 600.000
Laboratorium
Publikasi 350.000
Seminar 350.000
Laporan 575.000
Jumlah 1.875.000

20
Lampiran 3. Struktur Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama / NIM Program Bidang Alokasi Waktu UraianTu
Studi Ilmu (jam/minggu) gas
1 Iin Sri Apriani R. P. Kimia IPA 20 jam/minggu Ekstraksi
dan
pemisaha
n
senyawa
2 Sandi Saputra P. Kimia IPA 20 jam/minggu Pemisaha
n
senyawa
3 Arman Rusman P. Kimia IPA 20 jam/minggu Preparasi
sampel

21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana
UNIVERSITAS HALU OLEO
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Iin Sri Apriani Ribani
NIM : A1C411074
Program Studi : Pendidikan Kimia
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Dengan ini menyatakan bahwa usulan saya dengan judul : ISOLASI SENYAWA
ANTIBAKTERI DAUN SABANDARA (Cassia alata L.) yang diusulkan tahun
anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber
dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka


saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Kendari, 28 Oktober 2013
Mengetahui Yang menyatakan
Pembantu Rektor III UHO

Dr. Bahtiar, M.Si Iin Sri Apriani Ribani


NIP. 19640919 199103 1 001 NIM. A1C411074

22

Anda mungkin juga menyukai