Anda di halaman 1dari 18

PEWARNAAN TEKNIK ECOPRINT TERHADAP PENGURANGAN

PENCEMARAN AIR DIBIDANG HOME INDUSTRY TEKSTIL

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

NANDA ALIFIA SEPTA ANDRYANI (190544636017)

DOSEN PEMBIMBING :

1. Dra. Idah Hadijah, M.Pd ; NIP. 196211031988122001

2. Riski Yulianingrum Pradani, S.Pd., M.Pd. NIDN. 6400201529230

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

APRIL 2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan segala


nikmat karunia-Nya sehingga penyusunan proposal penelitian dengan judul
“PEWARNAAN TEKNIK ECOPRINT TERHADAP PENGURANGAN
PENCEMARAN DIBIDANG HOME INDUSTRY TEKSTIL” ini dapat
terselesaikan tepat waktu dan sesuai yang dengan diharapkan.

Dalam perkembangannya, batik ecoprint mulai diminati oleh khalayak


umum. Pembuatannya yang ramah lingkungan dipilih sebagai upaya melestarikan
lingkungan. Penggunaan warna yang natural dari bahan-bahan dari alam dapat
menginterpretasikan konsep Back To Nature. Disamping itu juga dapat
mengurangi dampak dari limbah busana.

Penulis sadar akan adanya kekurangan di dalam penyusunan proposal


ini, untuk itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang membangun agar selanjutnya penulis dapat mengembangkan
laporan yang lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak


yang terlibat dalam penyusunan proposal ini. Penulis juga berharap laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca.

Kediri,04 April 2021

Penulis,

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Fokus Masalah ................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah..............................................................................3
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................4
E. Manfaat Hasil Penelitian ....................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................5
A. Pencemaran Air ................................................................................. 5
B. Teknik Ecoprint ............................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................14
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 14
B. Instrumen Penelitian ....................................................................... 14
C. Teknik Pengumpulan Data................................................................14
D. Teknik Analisis Data ....................................................................... 14

ii
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Diagram kenaikan industri tekstil .......................................................2


Gambar 2. 1 Sungai Tambak Wedi yang tercemar ................................................. 5
Gambar 2.2 Pencemaran air laut di Balikpapan ......................................................6
Gambar 2.3 Potret bawah laut yang tercemar ......................................................... 6
Gambar 2.4 Limbah rumah tangga .........................................................................8
Gambar 2.5 Limbah padat (sisa kain) sektor industri tekstil ...............................................8
Gambar 2.6 Limbah cair berasal dari garmen pewarnaan tekstil.............................9
Gambar 2.7 Limbah gas sektor industri tekstil ....................................................... 9
Gambar 2.8 Infografik sustainable fashion............................................................ 11
Gambar 2.9 Pewarnaan Ecoprint .......................................................................... 11

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fashion merupakan bidang yang sangat dinamis. Dari waktu ke waktu


mengalami banyak perubahan dari model, desain, gaya busana, aksesoris
pendukung dan perpaduan warna. Warna merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi seseorang dalam membeli sebuah busana. Biasanya seseorang
terlebih dahulu melihat dan memilih warna favorit mereka, kemudian warna yang
masih memiliki value yang sama dengan warna favorit mereka ataupun warna
yang menjadi trend sekarang. Misalnya warna favorit mereka adalah biru, dan
untuk warna yang value nya sama dengan biru adalah biru muda. Masing-masing
orang memiliki selera warna yang berbeda. Dengan melihat warna favorit mereka
maka kemungkinannya produk tersebut akan dibeli.

Pewarnaan busana dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu


pewarnaan sintesis dan pewarnaan alami. Pewarnaan sintetis merupakan jenis zat
warna yang dibuat oleh manusia dengan menggunakan reaksi-reaksi bahan kimia
tertentu seperti zat warna yang digunakan dalam pembuatan batik yaitu zat warna
napthol, indigosol, remasol, rapid, dan direk. Sedangkan pewarnaan alami
diperoleh dari pemanfaatan bahan-bahan yang berasal dari alam sehingga sifatnya
masih alami misalnya daun suji untuk warna hijau, bunga telang untuk warna biru,
buah naga merah untuk warna merah, dan lain sebagainya. Namun dengan
keterbatasan warna yang diperoleh dari alam dan kemudahan didalam
menggunakan warna sintesis menyebabkan banyaknya industri tekstil yang lebih
memakai zat pewarna sintesis daripada zat pewarna alami. Permintaan dari
konsumen yang semakin meningkat membuat pewarna sintesis digunakan dalam
skala yang besar. Tentunya hal tersebut akan sangat berdampak negatif ke
lingkungan, khususnya terjadinya pencamaran air. Untuk mendukung pernyataan
tersebut, diperoleh sebuah data yang menunjukkan bahwa industri dibidang textile
setiap waktunya mengalami peningkatan :
2

Gambar 1. 1 Diagram kenaikan industri textil

Menurut World Bank 2017, menunjukkan bahwa perkembangan industri


tekstil secara global mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dimana wilayah
yang mendominasi adalah wilayah Asia yaitu, khususnya China menduduki peringkat
tertinggi dengan kenaikan 39 persen. China adalah produsen dan eksportir tekstil dan
garmen terkemuka di dunia. Hal ini menyebabkan pewarnaan yang digunakan
berjumlah besar. Mayoritas proses pewarnaan menggunakan zat warna sintesis yang
dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada ekosistem dan kesehatan. Di
Indonesia sendiri industri tekstil dan garmen juga mengalami peningkatan disetiap
tahunnya, mengakibatkan limbah indutsri yang diasilkan juga banyak.

Menurut UN Environment Program (UNEP), industri fashion adalah


pengguna air kedua terbesar, yang dimana 20 persen dari pencemaran air limbah
dunia disebabkan karena membuang setengah juta ton serat mikro sintetis ke laut
setiap tahunnya. Bila industri tersebut berbasis industri kecil (Home Industry)
seringkali langsung dibuang ke saluran air atau resapan. Limbah cair yang dibuang
masih mengandung bahan yang tidak dapat diolah oleh mikroorganisme yang terdapat
dalam tanah atau saluran pembuangan. Akibatnya limbah tersebut akan menganggu
mencemari lingkungan dan ekosistem makhluk hidup..

Jika tingkat pencemaran limbah yang dibuang tidak terlalu tinggi,


tentunya akan diikat dan dinetralisir oleh lapisan tanah. Namun jika tingkat limbah
berlebihan maka kandungan limbah tersebut akan mencapai air tanah dan mencemari
3

air tanah. Hal tersebut dipengaruhi oleh jarak sumur dengan sungai, jenis dan keadaan
sumur, genangan air sungai, jenis cemaran dan curah hujan (Tejokusumo, 2007).

Masyarakat yang sengaja maupun tidak sengaja memanfaatkan air


limbah tercemar tersebut secara berkala maka dampak negatifnya adalah terjadinya
gangguan pada sistem kesehatannya. Zat-zat kimia yang masuk akan merusak sistem
yang ada didalam tubuhnya sehingga akibatnya adalah tubuh akan keracunan, atau
bahkan dapat menyebabkan kematian.

Secara langsung dampak dirasakan oleh para nelayan. Nelayan yang


menggantungkan hidupnya untuk mencari ikan, tangkapan ikannya pun menjadi
berkurang dan sedikit karena ikan-ikan diperairan tersebut mengandung racun/ mati.
Jika peristiwa tersebut terjadi secara terus menerus maka akan mengganggu
perekonomian para nelayan.

Untuk menanggulangi masalah diatas, sebagian pebisnis fashion telah


menerapkan teknik ecoprint. Ecoprint merupakan suatu proses mentransfer bentuk
dan warna pada permukaan kain (Maharani, 2018:15). Teknik perwarnaan ecoprint
menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam yaitu, daun, ranting, bunga, dan
buah. Teknik ini dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti teknik merebus,
mengkukus dan teknik pukul.

B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka fokus penelitiam
imi adalah mengurangi pencemaran limbah air yang disebabkan oleh industri tekstil
menggunakan teknik pewarnaan alami dengan teknik ecoprint.

C. Rumusan Masalah

Mengetahui uraian diatas , rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah teknik ecoprint benar-benar efektif dapat dijadikan untuk mengurangi


dampak pencemaran air dalam home industry tekstil?

2. Apakah teknik ecoprint dapat dijadikan untuk menanggulangi masalah


pencemaran air dalam skala panjang?
4

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah sebagai


berikut :

1. Untuk mengetahui apakah teknik ecoprint benar-benar efektif untuk


mengurangi dampak pencemaran air pada home industry tekstil.

2. Untuk mengetahui apakah teknik ecoprint dapat menanggulangi pencemaran


air dalam skala panjang.

E. Kegunaan Hasil Penelitian


Kegunaan hasil penelitian yang diperoleh adalah untuk membantu
memecahkan dan mengantisipasi masalah pencemaran air yang terjadi pada bidang
industri tekstil dengan menggunakan pewarna alami dengan teknik ecoprint.
Sekaligus mendorong berpikir kreatif dana inovatif didalam mengembangkan sebuah
bisnis namun tetap bersifat ramah lingkungan.
5

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pencemaran Air

Air merupakan sumber daya alam yang dapat terus diperbaharui. Air di
klaim tidak akan pernah habis. Air sangat berguna bagi kehidupan bagi manusia. Air
memiliki peranan yang sangat penting untuk kehidupan manusia di bumi. Dengan
adanya air manusia dapat menjalani kehidupannya dengan memanfaatkan air sebagai
air minum, untuk mandi, untuk menyiram tanaman, dan lain sebagainya. Selain untuk
keperluan rumah tangga, air juga digunakan sebagai keperluan industri dan sanitasi
kota.

Namun seiring berjalannya waktu, air mengalami pencemaran akibat


aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Sehingga kualitas air menurun dan
masyarakat sangat sulit mendapatkan air bersih. Untuk itu air memerlukan perhatian
yang serius di kehidupan sekarang dan nanti. Pencemaran air yaitu masuknya mahluk
hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Menurut Kristanto (2002) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-
sifat air dari keadaan normal.

Telah terjadi banyak pencemaran air, diantaranya pada bulan kemarin


terjadinya pencemaran di sungai Tambak Wedi, di Kota Surabaya. Menurut laporan
CNN Indonesia, permukaan Sungai Tambak Wedi, di Kota Surabaya, ditutupi buih
putih bak salju. Hal ini disebut dampak pencemaran deterjen yang mengandung fosfat
dan klorin. Cemaran limbah kimiawi ini dinilai bisa mematikan ekosistem sungai dan
memicu kanker. Sehingga memicu terjadinya krisis air.

Gambar 2.1 Sungai Tambak Wedi yang tercemar


6

Krisis air juga terjadi di hampir semua Pulau Jawa dan sebagian Sumatera,
terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga,
limbah pertanian maupun limbah pertambangan. Selain itu berkurangnya kualitas air
akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya ketersediaan air dan
terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan
di hulu dan hilir. Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti
beberapa contoh di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya
pengawasan pemerintah serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara
benar menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama
makin parah.

Gambar 2.2 Pencemaran air laut di Balikpapan

Gambar 2.3 Potret bawah laut yang tercemar


7

1. Limbah

Limbah merupakan buangan yang dihasilkan oleh suatu proses


produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga).(waluyo, 2018).
limbah dapat menjadi baik jika diolah menggunakan aturan yang benar.
Dan dapat berubah menjadi buruk jika dalam membuangnya secara
sembarangan dan tanpam pengolahan. Menurut Zulkifli (2014) limbah
dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya, yaitu :

a. Limbah rumah tangga yang berasal dari kegiatan pemukiman


penduduk dan aktivitas usaha seperti pasar, rumah makan, gedung
perkantoran, dan sebagainya. Biasanya limbah dapat berupa limbah
organik yaitu kulit buah, biji-bijian, daun-daunan, serbuk kayu, kulit
kerang. Sementara limbah anorganik berupa kantung plastik, kaleng,
mika, bungkus makanan.

b. Limbah industri yang merupakan buangan dari proses selama membuat


produk dari indsutri tersebut. Jika industri makanan tentu akan
menghasilkan limbah sisa makanan atau pun limbah pengemasan
makanan tersebut. Jika industri tekstil akan menghasilkan limbah
berupa bahan serat tekstil maupun sisa pewarnaan dari bahan.

c. Limbah medis berasal dari dunia kesehatan seperti rumah sakit berupa
sisa pakai seperti jarum suntik, sarung tangan, masker dan lainnya.

d. Limbah pariwisata yang merupakan hasil buangan dari sarana


transportasi misalnya limbah yang dihasilkan dari asap kendaraan.

e. Limbah pertanian yang berasal dari aktifitas pertanian atau perkebunan.


Yaitu limbah hasil pertanian maupun limbah dari pupuk yang
digunakan.

f. Limbah pertambangan yang berasal dari aktifitas di sektor industri


pertambangan seperti sisa-sisa logam.
8

Gambar 2.4 Limbah rumah tangga

2. Limbah Industri tekstil

Yaitu buangan; hasil sisa proses industri tekstil; limbah yang


dihasilkan oleh suatu indutri yang bergerak dibidang indutri tekstil seperti
garmen ataupun rumah industri tekstil mandiri. Limbah yang dihasilkan
dapat berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.

Menurut Universal Eco, Limbah padat yang dihasilkan


biasanya terdiri dari sisa buangan yang berbentuk padat seperti kain,
aksesoris pada busana. Kain disini dimaksudkan adalah kain yang tidak
memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Sedangkan limbah
aksesoris yang dimaksud adalah kancing pada pakaian, logam pada
resleting, nikel dalam gesper, kromium dalam aksesori kulit, perekat
berbasis neoprene, karet dalam spons dan kait pada pakaian.

Gambar 2.5 Limbah padat (sisa kain) sektor industri tekstil


9

Limbah berbentuk cair yang dihasilkan oleh Industri pakaian


dan tekstil adalah dapat berupa zat pewarna atau cairan pewarna atau
pelarut, dan hasil konsumsi air dalam proses finishing dan pewarnaan
kain serta beberapa kandungan zat kimia lainnya. Mengingat pengunaan
pewarnaan sintesis yang masih dipilih dalam proses pewarnaan karena
dianggap lebih mudah dalam pembuatan, cepat, dan tersedia atas
beragam warna.

Gambar 2.6 Limbah cair berasal dari proses pewarnaan tekstil

Limbah gas yang dihasilkan dalam industri tekstil dapat berupa


uap mesin hasil pemrosesan industri tekstil. Uap ini lah yang berpotensi
menghasilkan gas yang bersifat B3 yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia.

Gambar 2.7 limbah gas sektor industri tekstil


10

B. Teknik Ecoprint

1. Teknik

Dalam KBBI, teknik dimaknai sebagai metode yang dirancang untuk


menyelesaikan suatu pekerjaan. Adapun para ahli yang mengemukakan
pendapatnya adalah sebagai berikut :

a. James Havery : teknik adalah suatu prosedur yang rasional agar


komponen yang saling berkaitan dapat menjadi satu kesatuan.
Selanjutnya, teknik memiliki kegunaan untuk membantu mencapai
tujuan yang sudah direncanakan.

b. Anatol Raporot : merupakan kumpulan dari beberapa perangkat


yang saling mempengaruhi satu sama lain.

c. John Manama : teknik merupakan struktur yang bersifat


konseptual dan terbentuk dari beragam fungsi yang memiliki
hubungan. Struktur tersebut dikatakan sebagai kesatuan untuk
mendapatkan apa yang dituju.

d. Ackof : teknik adalah bagian-bagian yang menjelma menjadi


satu kesatuan yang konseptual dan memiliki ketergantungan antar
satu sama lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik meruapakan suatu cara atau


prosedur yang dilakukan untuk melakukan kegiatan/ aktivitas dengan ketentuan
tertentu secara tepat agar kegiatan tersebut berhasil dilaksanakan.

2. Ecoprint

Kata “Eco” berarti ekosistem sementara “print” artinya dicetak.


Sehingga “ecoprint” dapat dikatakan sebagai teknik pewarnaan serta pembuatan
motif bahan atau kain dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dai alam.
Pernyataan Flint (2008) menyebutkan bahwa ecoprint diartikan sebagai suatu
proses mentransfer warna dan bentuk pada kain secara langsung. Metode ecoprint
dilakukan dengan metode steaming, di mana tanaman akan ditempelkan langsung
kepada kain dan dikukus, sehingga pigmen yang terdapat pada tanaman tersebut
akan terimplikasi pada kain.
11

Di zaman yang modern seperti sekarang ini, teknik pewarnaan


ecoprint mulai dikembangkan para pebisnis fashion dikarenakan warna serta
motif yang ditimbulkan unik dan memiliki estetika tinggi. Hal tersebut tidak luput
dari trend yang ada sekarang, yaitu Sustainable fashion. Sustainable fashion
merupakan sebuah trend gerakan dan proses mendorong perubahan pada produk
busana dan sistem busana menuju integritas ekologis dan keadilan sosial yang
lebih besar. Fokus perhatian dari trend ini adalah lebih dari sekedar menangani
tekstil atau produk busana, namun juga memperhatikan mode ramah lingkungan.
Sehingga dapat disimpulakan bahwa teknik ecoprint memiliki prinsip trend
sustainable fashion.

Gambar 2.8 Infografik sustainable fashion

Gambar 2.9 Pewarnaan ecoprint


12

a) Bahan dan Peralatan

1) Kain polos bewarna putih. Beberapa rekomendasi kain yang dapat


digunakan :

- Kain Grey “bahan unfinish” yang tidak mengalami proses pemutihan.

- Kain tenun doby (kain tenun timbul).

- Kain serat nanas.

- Kain paris.

- Kain mori bewarna putih polos yang memiliki ketebalan.

- kain sutra.

2) Kertas koran sebagai alas lantai agar tidak kotor selama proses
pewarnaan kain.

3) Palu untuk memukul-mukul bahan kain sehingga mengeluarkan zat


warna alami dari tanaman yang digunakan.

4) Menggunakan tawas, soda abu, tanjung sebagai mordanting kain.

5) Menggunakan bahan alam sebagai motif dalam kain. Misalnya


menggunakan daun-daunan. Bunga, ranting pohon, akar, buah.

b) Cara membuat ecoprint

1) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam ecoprint.

Pertama hal yang dilakukan dalam membuat ecoprint adalah dengan cara menggelar kain
pada lantai. Sebelum itu alasi lantai dengan menggunakan koran.

2) Mordanting kain

Merupakan proses merendam kain dengan menggunakan bahan mordanting (tawas, abu soda,
tanjung) selama satu jam. Kemudian jemur kain dibawah sinar matahari secara langsung.

3) Proses pencetakan motif

Yaitu dengan menempelkan bagian tumbuhan yang mengandung oigmen warna diatas bahan
kain. Setelah itu letakkan dengan menata rapi bagian tumbuhan agar motif yang diinginkan
sesuai dengan rencana. Pulul-pukul nahan kain serta tanaman dengan menggunakan palu
untuk mengeluarkan pigmen warna. Setelah selesai lipaan kain menjadi bagian yang lebih
13

kecil dengan tetap mempertahankan posisi bagian tanaman agar tidak bergeseer. Ikat
menggunakan tali.

4) Mengkukus kain

Pengukusan kain dilakukan selama setengah jam dengan suhu 100 derajat celcius.

5) Melepaskan ikatan kain.

Lepaskan ikatan tali dan lihat hasilnnya. Dari pengukusan ini akan didapatkan motif kain
yang tercetak cantik pada bahan kain.

6) Fiksasi kain

Yaitu proses untuk mengikat motif dan warna yang diperoleh diatas kain dengan cara
merendamnya ke air campuran tawas, tanjung dan soda abu. Setelah itu kain dijemur
dibawah terik matahari.
14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat


kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, dinamika sosial, sikap kepercayaan, dan persepsi
seseorang atau kelompok terhadap sesuatu. Dipilihnya desain penelitian ini
didasarkan pada alasan bahwa permasalahan yang diteliti adalah bagaimana
penggunaan teknik ecoprint dapat mengurangi dampak negatif dari
pencemaran air.

B. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:9) metode kualitatif adalah metode


penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Sehingga instrumen
penelitian ini adalah penulis sendiri. Penulis menyiapkan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan mengenai topik permasalahan yang
dibahas.

C. Teknik pengumpulan data

Bogdan (dalam Sugiyono, 2018, hlm. 334) menyatakan bahwa


analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain sehingga lebih mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Sehingga teknik pengumpulan data ialah
melalui triangulasi yaitu gabungan antara observasi participant, wawancara
dan dokumentasi.

D. Teknik analisis data

Teknik analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan


data. Tahapan yang dilakukan adalah dengan memasuki lapangan dengan
grand tour dan minitour question.

Anda mungkin juga menyukai