Anda di halaman 1dari 27

PENCEMARAN LINGKUNGAN

PADA SALURAN IRIGASI DI RAYA LANGSEP, SUKUN,


MALANG

TUGAS TERSTRUKTUR
TEKNIK PENGAIRAN

Ditujukan Sebagai Tugas Mahasiswa Semester VI


Mata Kuliah Teknik Lingkungan dan AMDAL Kelas B
Dosen Pengampu Bapak Dr. Eng. Riyanto Haribowo, ST., MT.

Anggota Kelompok:
Yosi Asterina Maharani 175060401111002
Gayatri Putri Rahayu 175060401111008
Latifatun Nuroniyah Firdaus 175060401111013
Nila Putri Gading Qur’ani 175060401111022
Nugraha Faiz Alnino 175060407111042

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Teknik Lingkungan dan AMDAL ini.
Penyusun laporan ini merupakan prasyarat yang harus ditempuh untuk mengikuti
mata kuliah Teknik Lingkungan dan AMDAL di Fakultas Teknik Jurusan Pengairan
Universitas Brawijaya Malang.
Laporan Tugas Teknik Lingkungan dan AMDAL ini tentu saja banyak pihak yang
turut membantu, untuk itu penyusun ingin berterima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Eng. Riyanto Haribowo, ST., MT., selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Teknik Lingkungan dan AMDAL.
2. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya Laporan Teknik Lingkungan dan
AMDAL ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik
dan saran sangatlah diharapkan dengan tujuan memberi masukan untuk kedepannya.
Akhir kata semoga penyusunan Laporan Teknik Lingkungan dan AMDAL ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Malang, 9 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... iv
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II ................................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORI .................................................................................................................. 3
2.1 Pencemaran Lingkungan ...................................................................................... 3

2.2 Macam-macam Pencemaran Lingkungan .......................................................... 3

2.2.1 Pencemaran Udara.................................................................................... 4

2.2.2 Pencemaran Air ........................................................................................ 5

2.2.3 Pencemaran Tanah ................................................................................... 6

2.2.3.1 ................................................................................................................................ 6

2.2.3.2 ................................................................................................................................ 7

2.3 Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan .................................................... 7

2.4 Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan ....................................................... 9

BAB III ............................................................................................................................... 11


PEMBAHASAN ................................................................................................................. 11
3.1 Gambaran Umum Lokasi Permasalahan ......................................................... 11

3.2 Identifikasi Permasalahan pada Saluran di Raya Langsep ............................ 12

3.3 Penyebab Terjadinya Permasalahan ................................................................. 15

3.4 Dampak Permasalahan Bagi Lingkungan ........................................................ 16

3.5 Upaya Mengatasi Permasalahan Pencemaran pada Saluran ......................... 16

ii
BAB IV ............................................................................................................................... 21
PENUTUP .......................................................................................................................... 21
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 21

4.2 Saran ......................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22

iii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


Gambar 3.1 Peta Daerah Lokasi Survey 11
Gambar 3.2 Daerah Lokasi Survey 11
Gambar 3.3 Kondisi Saluran yang Tercemar Sampah (1) 12
Gambar 3.4 Kondisi Saluran yang Tercemar Sampah (2) 13
Gambar 3.5 Terdapat Papan Tanda Larangan Buang Sampah 13
Gambar 3.6 Terdapat Sampah Barang Bekas di Daerah Sekitar Saluran 14
Gambar 3.7 Pipa Limbah Domestik dari Rumah Warga yang Langsung Menuju
Saluran 14
Gambar 3.8 Tempat Penampungan Sampah yang Berada Tepat di Samping Saluran
Raya Langsep 15
Gambar 3.9 Sosialisasi Tidak Buang Sampah Sembarangan 16
Gambar 3.10 Contoh Reduce Dalam Kehidupan Sehari-hari 17
Gambar 3.11 Contoh Recycle Dalam Kehidupan Sehari-hari 18
Gambar 3.12 Contoh Reuse Dalam Kehidupan Sehari-hari 18
Gambar 3.13 Menebarkan Benih Ikan 19
Gambar 3.14 Meletakkan Pot Tanaman Sepanjang Saluran 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air, dan tanah sudah
sangat kritis. Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, pemerintah Kota Malang telah
menetapkan berbagai peraturan yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Meskipun telah
memiliki PERDA (Peraturan Daerah) sendiri tentang pengelolaan lingkungan seperti
halnya PERDA No. 10 Tahun 2010 Pasal 26 tentang larangan membuang sampah pada
sungai dan saluran air yang disebarluaskan melalui papan himbauan. Bukan berarti di Kota
Malang tidak terdapat permasalahan lingkungan. Apresiasi pemerintah dan masyarakat
selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan pada tiap saluran agar tetap bersih sehingga
lingkungan dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya. Mencermati fenomena
di atas maka sangat diperlukan model pengelolaan lingkungan yang baik dan tepat dalam
upaya mewujudkan lingkungan yang bersih di Kota Malang, karena kerusakan lingkungan
tidak berdampak untuk suatu daerah saja, melainkan satu lingkup ekolosistem di bumi.
Peningkatan jumlah tumpukan sampah secara tidak langsung menimbulkan dampak
negatif. Ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan, kesehatan, keamanan, dan
pencemaran, apabila sampah tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai
gangguan antan lain: 1)sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung
gas-gas yang terjadi dan rombakan sampah berbau yang tidak sedap, daerah becek, dan
kadang-kadang berlumpur terutama apabila musim penghujan datang; 2)sampah yang
bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik dan kimia yang tidak sesuai
dengan lingkungan normal, yang dapat mengganggu kehidupan di lingkungan sekitarnya;
3)di sekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan ini
disebabkan karena selama proses perombakan sampah menjadi senyawa-senyawa
sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara di sekitamya. Kekurangan oksigen
dapat menyebabkan kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak. Oleh karena itu
diperlukan perbaikan lingkungan pada daerah yang telah tercemari sampah.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi
pokok permasalahan adalah:
1. Bagaimana kondisi lingkungan pada saluran di daerah Raya Langsep di Kota
Malang?
2. Apa saja penyebab pencemaran lingkungan pada saluran di daerah Raya Langsep?
3. Apa dampak dari pencemaran lingkungan pada saluran di daerah Raya Langsep?
4. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan pada
saluran di daerah Raya Langsep?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan pada saluran di daerah Raya Langsep.
2. Untuk mengetahui yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan.
4. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran lingkungan.

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan kondisi lingkungan pada saluran di daerah Raya Langsep.
2. Memahami yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan.
3. Dapat menganalisa dampak dari pencemaran lingkungan di daerah Raya Langsep.
4. Mampu mengupayakan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan
di suatu daerah.
5. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih baik di
Kota Malang maupun daerah lainnya baik dari pemerintah maupun juga
masyarakat.
3

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pencemaran Lingkungan


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982). Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi.
Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah
mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan. Zat atau
bahan yang dapat mengakibatkan polusi atau pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makluk hidup karena:
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.

Berikut merupakan sifat polutan, diantaranya sebagai berikut:


1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya
rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam
tubuh sampai tingkat yang merusak.

2.2 Macam-macam Pencemaran Lingkungan


Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga
menggangu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan
ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia
bereaksi diudara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.Menurut tempat
terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi pencemaran udara, air, dan tanah.
4

2.2.1 Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan,
dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global.

2.2.2.1 Penyebab Pencemaran Udara


Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau
kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara
bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun
waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbonmonoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.

2.2.2.2 Dampak Pencemaran Udara


Adapun akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain:
1. Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan
(bronkhitis, emfisema, dan kemungkinan kanker paruparu).
2. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna
cat.
3. Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya
tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.
4. Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu
udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di
kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga mempengaruhi
keseimbangan ekologi.
5. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
5

2.2.2 Pencemaran Air


Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen
lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang
terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.

2.2.2.1 Penyebab Pencemaran Air


Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat
dibedakan antara lain:
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.
Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan
hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya,
upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan
sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan
penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke sungai. Sedangkan
pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi).
Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang
demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan
biota air akan mati karenanya.

2. Limbah Rumah Tangga


Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah
rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi,
minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran
sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut
terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit
penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan.
Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika
pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna
kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya
pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman. Di kota-kota, air got berwarna
kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak
6

ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Di bandingkan dengan limbah industri,
limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah
yang ada.

3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang
dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung
asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).

4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun


Sebagai penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan
atau potas (racun) untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air.
Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih
kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup
yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan
pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.

2.2.2.2 Dampak Pencemaran Air


Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi) dan
pendangkalan dasar perairan.
3. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
4. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
5. Menjalarnya wabah muntaber.

2.2.3 Pencemaran Tanah


2.2.3.1 Penyebab Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar,
industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad
renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu
misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong
sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti besi, alumunium, kaca,
dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat diuraikan. Bahan pencemar itu akan
7

tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah
ratusan tahun kemudian.

2.2.3.2 Dampak Pencemaran Tanah


Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain:
1. Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).
2. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk
pertumbuhan tanaman.
3. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.

2.3 Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan


Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup
dijelaskan bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari
langkah pencegahan terhadap permasalahan pencemaran terhadap permasalahan
pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.
Upaya pencegahan adalah mengurangi sumber dampak lingkungan yang lebih
berat. Ada pun penanggulangan atau pengendaliannya adalah upaya pembuatan standar
bahan baku mutu lingkungan, pengaweasan lingkungan dan penggunaan teknologi dalam
upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Secara umum, berikut ini merupakan
upaya pencegahan atas pencemaran lingkungan.
1. Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari
lingkungan
2. Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk
3. Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan
bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.
4. Melakukan penghijauan.
5. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang
mencemari lingkungan
6. Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.

Cara pencegahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.


Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk
8

mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya
dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan
daur ulang (recycle). Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-
alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah
lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan
energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan
sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring
lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk
permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan
global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, seperti:
1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara
selektif, melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan
taman nasional, dan lain-lain.
2. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan.
3. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.
4. Tidak membuang sampah sembarangan.
5. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.

Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
pencemaran lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan
kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah
dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup
yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan
adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.

2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan
limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah
9

limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.

3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan
pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.

2.4 Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan


Usaha-usaha telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk
menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan
lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya
terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk
selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai
jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.Salah satu cara untuk
menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya
menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan
anorganik. Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi
kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang
menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

2. Penanggulangan limbah industri


Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum
dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di
perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan
yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik
terhadap kehidupan masyarakat.
10

3. Penanggulangan pencemaran udara


Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap
pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar
minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan,
seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan
membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan
pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.

4. Penghijauan dan Penanaman Pohon


Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau
akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap
pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu,
tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
11

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Permasalahan


Lokasi survey berada di depan SDN Pisang Candi I, tepatnya pada Jalan Simpang
Raya Langsep, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Gambar 3.1 Peta Daerah Lokasi Survey


Sumber: google earth, 2020

Gambar 3.2 Daerah Lokasi Survey


Sumber: dokumen pribadi, 2020
12

3.2 Identifikasi Permasalahan pada Saluran di Raya Langsep


Berdasarkan pengamatan survey pada lapangan, lingkungan sekitar Raya Langsep
khususnya pada salurannya dapat dikatakan 75% mengalami pencemaran. Hal tersebut
didasarkan pada pengamatan yang merujuk pada pencemaran udara, pencemaran air, dan
pencemaran tanah di sekitar saluran irigasi. Bau di lingkungan sekitar saluran tersebut
tidak terlalu menyengat namun bau tersebut mengundang serangga pengurai seperti lalat
berkumpul. Hal ini tentu tidak bagus bagi masyarakat daerah sekitar terutama dapat
mengganggu pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman
akibat konsentrasi gas asam yang tinggi. Air yang mengalir di saluran tidak bersih, bahkan
bau akibat penumpukan sampah organik seperti plastik, berbagai zat atau bahan limbah
rumah tangga, dll. Sehingga air tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga
karena kualitasnya. Selain itu, saluran menjadi dangkal akibat meningkatnya populasi
ganggang dan tumbuhan air.
Dari hasil pengamatan didapat ekologi organisme air seperti tidak ada
perkembangan ikan, karena pencemaran pada saluran populasi ikan dan organisme air
lainnya akan terus berkurang hingga tidak ditemukan lagi. Penghijauan di daerah
pemukiman lingkungan sekitar saluran ini masih cukup kurang untuk meningkatkan
jumlah pasokan oksigen. Di sekitar saluran terdapat papan tanda larangan pembuangan
sampah, namun tidak digubris masyarakat. Bahkan banyak barang bekas seperti sofa di
sekitar saluran, namun hal ini sudah tidak menjadi hal yang aneh bagi masyarakat dalam
hal pencemaran tanah. Hingga tanaman yang ada di sekitar saluran pun tidak cukup untuk
mengolah udara yang ada menjadi bersih.

Gambar 3.3 Kondisi Saluran yang Tercemar Sampah (1)


13

Sumber: dokumen pribadi, 2020

Gambar 3.4 Kondisi Saluran yang Tercemar Sampah (2)


Sumber: dokumen pribadi, 2020

Gambar 3.5 Terdapat Papan Tanda Larangan Buang Sampah


14

Sumber: dokumen pribadi, 2020

Gambar 3.6 Terdapat Sampah Barang Bekas di Daerah Sekitar Saluran


Sumber: dokumen pribadi, 2020

Gambar 3.7 Pipa Limbah Domestik dari Rumah Warga yang Langsung Menuju Saluran
15

Sumber: dokumen pribadi, 2020


3.3 Penyebab Terjadinya Permasalahan
Banyak hal yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan pada saluran di Raya
Langsep. Diantaranya polusi air seperti zat, energi, unsur, atau komponen lainya yang
masuk ke dalam air yang dapat mengganggu kualitas air. Sumber polusi air di sini adalah
limbah rumah tangga yang tidak bisa diuraikan mikroorganisme seperti sampah plastik
ataupun zat bahan yang tidak bisa larut dalam air, misalnya minyak. Limbah yang tidak
bisa diuraikan tersebut mengalami penumpukan dan penyumbatan pada saluran air.
Padahal daerah Raya Langsep dekat dengan pengumpul sampah, TPS. Namun tetap saja
warga membuang sampahnya di saluran hingga menimbulkan pencemaran.
Sampah yang menumpuk dan berserakan di tanah sekitar saluran menjadi penyebab
pencemaran lingkungan, dimana sampah tersebut merupakan sampah yang berasal dari
pemukiman masyarakat sekitar sendiri. Masyarakat menjadi orang yang harus bertanggung
jawab sepenuhnya atas pencemaran lingkungan saluran Raya Langsep tersebut.

Gambar 3.8 Tempat Penampungan Sampah yang Berada Tepat di Samping Saluran Raya
Langsep
Sumber: dokumen pribadi, 2020
16

3.4 Dampak Permasalahan Bagi Lingkungan


Pencemaran lingkungan pada saluran di Raya Langsep tentunya berdampak bagi
masyarakat pemukiman sekitar saluran. Dalam lingkup kecil, dampak yang ditimbulkan
dari pencemaran tersebut antara lain:
1. Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya
tanaman di sekitar saluran.
2. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah di lingkungan pada saluran di Raya
Langsep sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
3. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
4. Saluran menjadi dangkal akibat meningkatnya populasi ganggang dan tumbuhan
air, serta sedimen tanah yang ada.
5. Munculnya ancaman terjadinya genangan saat hujan akibat saluran air yang
tersumbat sampah.

3.5 Upaya Mengatasi Permasalahan Pencemaran pada Saluran


Berikut merupakan upaya mengatasi permasalahan pencemaran pada saluran Raya
Langsep, diantaranya:
1. Membangun kesadaran membersihkan sungai
Cara yang paling sederhana untuk
meminimalkan kebiasaan buang sampah
sembarangan ialah dengan menyosialisasikan
kepada masyarakat, termasuk para pengguna
jalan raya yang melewati saluran tersebut.
Mereka perlu mengetahui akan bahaya yang
ditimbulkan dari kebiasan tersebut dan
mendapatkan pemahaman mengenai dampak
Gambar 3.9 Sosialisasi Tidak Buang Sampah Sembarangan
apa saja yang akan timbul apabila kebiasaan Sumber: beritajakarta, 2019

itu terus dilakukan. Setelah melakukan sosialisasi, perlu adanya aksi dari pemerintah dan
masyarakat tentunya. Aksi pencegahan buang sampah sembarangan ini tidak cukup dengan
tulisan “Jangan buang sampah sembarangan” atau “Buanglah sampah pada tempatnya”.
Menerapkan pengurangan sampah seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Penguran sampah yang dimaksud adalah dengan kegiatan-kegiatan berikut:
17

a. Pembatasan timbulan sampah


Pembatasan timbulan sampah atau reduce atau reduksi sampah, yaitu
upaya untuk mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan
dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat
melakukan upaya reduksi sampah dengan cara mengubah pola hidup
konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan
banyak sampah menjadi hemat/efisien dan hanya menghasilkan sedikit
sampah. Kegiatan reduce dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
 Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik
pembungkus barang belanja..
 Membeli kemasan isi ulang untuk sampo dan sabun daripada membeli
botol baru setiap kali habis.
 Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang
besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.

Gambar 3.10 Contoh Reduce Dalam Kehidupan Sehari-hari


Sumber: google.com, 2020

b. Pendauran ulang sampah


Pendauran ulang sampah atau recycle adalah mendaur ulang suatu bahan
yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah
melalui proses pengolahan. Kegiatan recycle dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya:
 Mengumpulkan kertas, majalah, surat kabar, sisa-sisa kaleng atau botol
gelas bekas untuk di daur ulang.
 Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur
ulang.
18

Gambar 3.11 Contoh Recycle Dalam Kehidupan Sehari-hari


Sumber: google.com, 2020

c. Pemanfaatan kembali sampah


Pemanfaatan kembali sampah atau reuse adalah menggunakan kembali
sampah atau bahan-bahan yang terbuang dan tidak terpakai agar tidak terjadi
penumpukan sampah di lingkungan sekitar. Kegiatan recycle dalam kehidupan
sehari-hari, diantaranya:
 Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah..
 Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan,
perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.

Gambar 3.12 Contoh Reuse Dalam Kehidupan Sehari-hari


Sumber: google.com, 2020

Dengan mengenalkan program ini ke semua kalangan masyarakat termasuk anak-


anak, diharapkan bisa meminimalkan kebiasaan buang sampah sembarangan. Namun,
semua ini tidak akan terealisasi apabila belum tertanamnya rasa kesadaran dalam diri
seseorang akan bahaya dari membuang sampah sembarangan. Maka dari itu, perlu adanya
rasa kepeduliaan terhadap lingkungan sekitar terlebih dahulu. Setelah rasa cinta pada
lingkungan sekitar telah terwujud, rasa malu pun akan timbul ketika kita membuang
sampah di saluran.
19

2. Memperindah saluran dengan menebarkan benih ikan


Pada saluran irigasi perlu ditebarkan ikan seperti jenis nila berwarna kuning
keemasan berenang bebas di air jernih dan bersih bebas sampah. Langkah pertama yang
dilakukan yaitu pembersihan saluran, dan pembuatan pembatas, masyarakat perlu menabur
ikan ke saluran. Untuk mengantisipasi ikan hilang terbawa arus harus memasang filter
yang terbuat dari jaring dari kawat di sisi hilir. Sedangkan pada bagian hulu dipasang
semacam kincir air yang tengah diproses menjadi alat penggaruk sampah otomatis. Dipilih
untuk menabur ikan nila karena ini proses edukasi kepada warga, dan pendekatannya
menggunakan ikan konsumsi. Agar masyarakat tertarik, ada sifat ekonomis.
Warga perlu mempersiapkan bambu yang disusun dan dipasang di salah satu sudut
tepi saluran irigasi. Hal ini untuk memudahkan warga yang ingin bermain atau memberi
pakan ikan. Ide ini bertujuan untuk menggugah kesadaran warga. Sekaligus mengantisipasi
warga membuang sampah sembarangan. Dengan menerapkan ide ini dapat memberikan
hasil positif seperti volume sampah pun berkurang dan memperindah saluran.

Gambar 3.13 Menebarkan Benih Ikan


Sumber: Semarangpedia, 2017
20

3. Menanam tanaman di sekitar saluran


Menanam pohon disekitar saluran
menjadi pilihan utama, dikarenakan seperti
yang sudah banyak kita ketahui bersama
bahwa pohon merupakan sumber oksigen
bagi kita. Mempercantik saluran dengan
menanam bunga pada pot dan diletakkan di
pinggir saluran mungkin menjadi salah satu
kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap
Gambar 3.14 Meletakkan Pot Tanaman Sepanjang Saluran
warga agar tetap memiliki rasa nyaman untuk
Sumber: phinemo, 2019
dilihat dan merubah kebiasaan untuk tidak
membuang sampah karena tampilan saluran yang indah dihiasi bunga. Selain itu dapat
dijadikan sebagai tempat bersantai dan wisata kecil pada daerah tersebut.
21

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Di lihat dari pembahasan di atas bahwa Saluran Raya Langsep yang terletak di depan
SDN Pisang Candi I, tepatnya pada Jalan Simpang Raya Langsep, Kelurahan Pisang
Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang telah mengalami pencemaran Lingkungan.
Pencemaran tersebut yaitu berupa pencemaran tanah, air dan udara. Pencemaran air di
lingkungan ini diakibatkan oleh banyaknya sampah rumah tangga yang sengaja dibuang
pada saluran tersebut dan mengendap dalam waktu yang lama sehingga dapat mengganggu
aliran air yang mengalir , selain itu dapat menimbulkan pencemaran udara yang berupa bau
busuk dan mengganggu pernafasan pada orang yang melewati saluran ini. Sedangkan
pencemaran tanah yang di timbulkan pada sekitar saluran dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman yang tumbuh disamping saluran tersebut.
4.2 Saran
Pencemaran lingkungan pada Saluran Raya Langsep ini seharusnya sudah dapat
menjadi tindakan lanjut bagi warga sekitar. Namun kesadaran yang dimiliki oleh warga
sekitar saluran ini masih rendah. Oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran mereka bahwa pentingnya menjaga lingkungan untuk tidak
membuang sampah ke sungai. Karena hal ini dapat mengganggu aliran air yang tersumbat
akibat sampah buangan. Upaya yang dilakukan dapat berupa kerja bakti lingkungan setiap
seminggu sekali. Selain dibutuhkan sosialisasi untuk warga sekitar, pentingnya
mengadakan sosialisasi pada anak-anak sekolah, karena menurut survey yang terlihat
bahwa seringnya anak anak sekolah pada jam istirahat, mereka membeli makan dan
bungkus dalam makanan tersebut dibuang begitu saja ke sungai. Maka dari itu faktor
utama dalam menjaga dan merawat lingkungan adalah kesadaran manusia yang harus
tertanam sejak dini dengan cara mengajarkan pada anak anak sekolah dan mengaplikasikan
tindakan nyata dalam menjaga lingkungan. Hal ini sangat berpengaruh besar jika manusia
dapat mengerti pentingnya menjaga lingkungan untung kelangsungan hidup dimasa yang
akan datang.
22

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Daerah (PERDA) Kota Malang Nomor 10 Tahun 2010 Pasal 26. 2010.
Presiden Republik Indonesia. 1982. Undang-Undang Tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada tanggal 11 Maret 1982.
Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982. 1982.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2009.
Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
2008.

Anda mungkin juga menyukai