Disusun Oleh :
NAMA : IMADUDDIN SALIM
NIM : 175080207111022
KELOMPOK : 7
DISUSUN OLEH :
NAMA : IMADUDDIN SALIM
NIM : 175080207111022
KELOMPOK : 7
ASISTEN : YULIANITA FATMASARI
Disusun Oleh :
Nama : Imaduddin Salim
Nim : 175080207111022
Kelas : P02
Program studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Menyetujui,
Dosen Pengampu Praktikum
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya, maka laporan Praktikum Pemetaan Sumberdaya Hayati
Laut ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir Praktikum
Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut yang ditugaskan oleh Tim Asisten Praktikum
Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut. Oleh Karena itu, laporan ini dibuat untuk
menyelesaikan tugas dari Praktikum Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut. Inti dari
;aporan akhir ini adalah hasil dari apa yang didapatkan pada saat praktikum.
Kami sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan masih perlu
banyak diperbaiki lagi. maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diterima. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini. Besar harapan kami bahwa laporan ini akan
bermanfaat bagi masyarakat di masa mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.3 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 2
V. PENUTUP ..................................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
5.2 Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15
iii
LAMPIRAN ........................................................................................................ 17
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Pembuatan Peta ............................................................................................. 8
2. Peta Wilayah Universitas Brawijaya ......................................................................... 9
3. Peta Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara...................................................... 10
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Groundcheck .................................................................................................... 12
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Foto Groundcheck ..................................................................................................... 17
vii
I. PENDAHULUAN
1
permukaan bumi pada bidang datar dan diperkecil dengan menggunakan skala.
Peta diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu peta umum dan peta khusus. Peta
umum yaitu peta yang menggambarkan seluruh ketampakan yang ada di
permukaan bumi, baik keadaan alam maupun budaya, seperti jalan, pemukiman,
dan sungai. Peta Khusus yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi
berdasarkan tema-tema tertentu seperti peta geologi, peta persebaran bahan
tambang, peta penggunaan lahan. Pemetaan merupakan proses yang terdiri dari
beberapa tahapan kerja serta melibatkan beberapa ilmu yang satu sama lain
berkaitan. Pemetaan digital merupakan proses penggabungan ataupun
pembuatan data dalam bentuk gambar digital. Pemetaan dapat dilakukan
dengan menggunakan aplikasi komputer, seperti Google Earth, bahkan Global
Positioning System (GPS).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut, yaitu :
1. Mahasiswa mampu mengenali alat dan software pemetaan
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat dan software pemetaan
3. Mahasiswa mampu membuat peta
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peta
Peta merupakan alat utama di dalam ilmu geografi, selain foto udara dan
citra satelit. Melalui peta seorang dapat mengetahui permukaan bumi secara
lebih luas dari batas pandang manusia. Menurut ICA (International Cartographic
Association) peta adalah suatu gambaran representasi unsur-unsur ketampakan
abtrack yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitanya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa. Pada umunya, peta digambarkan pada suatu
bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Peta dapat diklasifikasikan menjadi
dua jenis yaitu peta umum dan peta khusus. Peta umum adalah peta yang
menampilkan bentuk fisik permukaan bumi suatu wilayah, seperti peta jalan dan
gedung wilayah Yogyakarta. Sedangkan peta khusus adalah peta yang
menampakkan suatu kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan
daerah bumi, seperti peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta
pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya (Hanafi, 2015).
Peta adalah gambaran atau represen-tasi unsur-unsur ketampakan
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi. Terdapat kaitannya dengan
permukaan bumi atau benda angkasa, yang pada umum-nya digambarkan pada
suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan mendefinisikan peta sebagai wahana penyimpanan dan penyajian
data kondisi lingkungan. Peta merupakan sumber informasi bagi para perencana
dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Dalam
hal ini, peta merupakan media atau alat bantu bagi seseorang yang dapat
memperlihatkan gambaran konkret tentang muka bumi dengan cara detail dan
jelas, sehingga pengguna dapat memahaminya (Maharani dan Enok, 2015).
2.2 GPS
GPS adalah sebuah singkatan dari Global Positioning System. GPS
merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan
menggunakan satelit dan metode Triangulasi. Sistem tersebut merupakan sistem
yang pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika yang
awalnya diperuntukan bagi kepentingan militer. Satelit GPS yang mengorbit bumi
seluruhnya berjumlah 24 buah, 21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah
cadangan. Satelit ini bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang
3
ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengendali, menyimpan dan menjaga
informasi waktu berketelitian tinggi (jam atom di satelit), dan memancarkan sinyal
serta informasi secara kontinyu ke perangkat penerima (Susilo et al., 2014).
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi menggunakan satelit.. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah
posisi tiga dimensi yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System)
1984. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (static
positioning) ataupun bergerak. Ketelitian penentuan posisi dengan GPS
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan parameter. Salah satu faktor tersebut
adalah strategi pemrosesan data (Gunawan et al., 2016).
4
dapat menghitung secara cepat jumlah bangunan yang ada di perumahan
tersebut, sehingga dapat mempermudah menentukan kepadatan jumlah
bangunan suatu daerah (Sarie et.al., 2016).
2.5 Georeferencing
Georeferensi adalah suatu proses memberikan koordinat peta pada citra
yang sesungguhnya sudah planimetris. Sebagai contoh, pemberian sistem
koordinat suatu peta hasil digitasi peta atau hasil scanning citra. Hasil digitasi
atau hasil scanning tersebut sesungguhnya sudah datar (planimetri), hanya saja
belum mempunyai koordinat peta yang benar. Dalam hal ini, koreksi geometrik
sesungguhnya melibatkan proses georeferensi karena semua sistem proyeksi
sangat terkait dengan koordinat peta. Registrasi citra ke citra melibatkan proses
georeferensi apabila citra acuannya sudah di georeferensi. Oleh karena itu,
5
Georeferensi semata-mata merubah sistem koordinat peta dalam file citra,
sedangkan grid dalam citra tidak berubah (Ihda et al., 2015).
Georeferencing adalah proses menetapkan lokasi ke objek geografis
dalam kerangka referensi geografis dan menentukan hubungan geometris antara
data gambar dan dunia nyata. Georeferencing digunakan baik untuk membangun
hubungan antara gambar raster dan koordinat, dan untuk menentukan lokasi
spasial fitur geografis lainnya. Ini juga digunakan dipenentuan parameter
orientasi eksterior dari penginderaan jauh (RS) dan data sensor pada saat
perekaman dan pemulihan adegan dari data gambar. Georeferensi peta yang
dipindai tergantung pada banyak faktor seperti; skala peta, resolusi gambar,
jumlah titik kontrol (NCP), yang metode transformasi koordinat terpilih (CTM),
metode produksi peta, dan beberapa faktor yang tidak terkontrol seperti
pengalaman pengguna dan kondisi kerja dll. Jika faktor-faktor ini memiliki efek
individu atau bersama pada georeferensi dapat diselidiki menggunakan desain
eksperimental kecuali faktor yang tidak terkontrol (Sisman, 2014).
2.6 Digitasi
Digitasi merupakan bagian dari proses pemetaan digital. Secara umum
dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital.
Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang sebelumnya
dalam format raster maka menjadi objek-objek vektor. Pada sebuah citra satelit
resolusi tinggi dapat diubah ke dalam format digital dengan proses digitasi yang
bisa dilakukan dengan dua cara yaitu digitasi menggunakan digitizer dan digitasi
onscreen di layar monitor. Digitasi menggunakan digitizer (zaman dulu tetapi kini
hampir tidak lagi) dalam proses digitasi ini memerlukan sebuah meja digitasi atau
digitizer. Digitasi onscreen di layar monitor merupakan digitasi onscreen paling
sering dilakukan karena lebih mudah dilakukan, tidak memerlukan tambahan
peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
Digitasi onscreen biasanya dilakukan pada/dibantu oleh suatu base-layer yang
punya referensi spasial, misalnya citra satelit (Sitepu et al., 2017).
Digitasi adalah merupakan proses pembentukan data yang berasal dari
data raster menjadi data vektor. Dalam sistem informasi geografis dan pemetaan
digital, data vektor banyak digunakan sebagai dasar analisis dan berbagai
proses. Digitasi pada Arcview dilakukan pada dokumen view dan disimpan di
dalam sebuah shapefile (file .shp). Oleh karena itu, proses digitasi didahului
6
dengan pembuatan sebuah shapefile kosong. Peta hasil digitasi selanjutnya
dapat digunakan dalam proses overlay (Nugroho dan Wahyu, 2018).
2.7 Layouting
Pengaturan layout meliputi penyajian muka dan informasi tepi. Semua
informasi tepi yang ditampilkan pada layout diatur agar dapat memberikan
informasi kepada pengguna dengan baik ketika ditampilkan dalam format cetak
(hardcopy). Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan layout
adalah penulisan sistem koordinat, baik Universal Transverse Mercator (UTM)
untuk Indonesia maupun Rectified Skew Orthomorphic (RSO) Borneo atau
BRSO untuk Malaysia. Selain pengaturan koordinat, dilakukan pula pengaturan
indeks peta agar sesuai dengan nomor sheet yang disajikan. Hasil perhitungan
deklinasi magnetik disajikan lengkap dengan informasi deklinasi magnetik rata-
rata serta perubahan deklinasi magnetik tahunan (Susetyo et al., 2014)
Layout adalah tampilan peta, bagan, tabel dan data grafis (asli maupun
import). Layouting dilakukan setelah proses analisis perubahan garis pantai
selesai tahap berikutnya adalah layout (tampilan peta). Layout merupakan hasil
akhir yang akan ditampilkan dalam bentuk peta. Layout merupakan tahap akhir
dari kesuluruhan proses pengelolaan data dengan menampilkan output berupa
peta garis pantai. Peta yang ditampilkan merupakan hasil garis pantai tahun
2005, 2007, 2009, 2011, 2013, dan 2015, legenda peta, arah mata angin (North
Arrow), skala text, scala bar dan sumber peta (Raihansyah et al., 2016).
7
III. METODOLOGI
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Universitas Brawijaya, dan daerah berwarna biru di peta ini adalah wilayah
Universitas Brawijaya. Skala yang digunakan di peta ini adalah 1 : 4.000.
Panjang tracking yang dilakukan oleh Shift 1 di daerah Universitas Brawijaya
adalah 280 m. Jalur tracking ditandai dengan garis berwarna hitam. Tracking
dimulai dari depan Gedung B Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melewati
jalan diantara hutan MIPA dan Fakultas Peternakan kemudian berhenti di Graha
Sainta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
10
area Kabupaten Minahasa Tenggara diwarnai hijau muda dengan luas area
743874224.579 Ha (Hektar) yang didapatkan melalui perhitungan calculate
geometry. Sedangkan luasan wilayah Provinsi Sulawesi Utara 1294076.60457
Ha. Selanjutnya terdapat inset sebagai gambaran peta asli yang diolah.
Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Minahasa Selatan. Kabupaten ini diresmikan pada tahun 2007
dengan pusat pemerintahan berada di Kecamatan Ratahan. Kabupaten
Minahasa Tenggara memiliki luas wilayah sebesar 730,62 Km2 dengan batas--
batasnya sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Amurang Timur dan Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa
dan Laut Maluku. Sebelah Selatan barbatasan dengan Laut Maluku dan
Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow. Sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Ranoyapo dan Kecamatan Kumelembuai
Kabupaten Minahasa Selatan. Pada tahun 2017, rata-rata suhu udara tertinggi di
kabupaten Minahasa Tenggara terjadi pada bulan Oktober yang mencapai
34,6oC sedangkan rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Februari
yang mencapai 32,0oC. Tercatat untuk curah hujan selama tahun 2017 sebanyak
3.047 mm/tahun dengan hari yang paling banyak diguyur hujan terjadi pada
bulan Januari, yaitu sebanyak 23 hari (BPS, 2018).
11
Tabel 1. Hasil Groundcheck
12
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari Praktikum Pemetaan Sumberdaya Hayati
Laut, yaitu:
1. Pada praktikum diperlukan alat dan software sebagai pendukung jalannya
praktikum. Alat yang digunakan pada praktikum Pemetaan Sumberdaya
Hayati Laut adalah laptop, mouse, kabel rol, alat tulis, dan GPS. Sedangkan
software yang digunakan adalah Google Earth, ArcGIS, dan BaseCamp.
2. Pada praktikum Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut, kita dapat mengetahui
fungsi pada alat dan software yang digunakan. Fungsi dari alat tersebut
diantaranya : Laptop sebagai Hardware dalam mengolah data pada berbagai
macam aplikasi. Kabel roll sebagai tempat charger atau pengisi daya bagi
laptop. Alat tulis untuk mencatat materi dan prosedur dalam pembuatan peta
saat praktikum. GPS untuk menentukan titik koordinat dan menandai jalur
tracking. Sedangkan fungsi software yang digunakan antara lain: ArcGIS
10.3 aplikasi untuk pembuatan peta dalam bentuk digital. Google Earth
aplikasi untuk menandai titik lokasi peta dan mencari tahu titik koordinat.
Basecamp aplikasi untuk melihat peta, rute yang direncanakan, serta
menandai titik-titik koordinat dalam perjalanan, dan tracks.
3. Pada pembuatan peta dilakukan berbagai langkah-langkah. Pertama
dilakukan penandaan titik wilayah di Google Earth. Penandaan tersebut
dibuat empat titik yang simetris di wilayah tersebut. Kedua dilakukan
georeferencing yaitu proses memasukkan koordinat dari Google Earth di
ArcGIS. Kemudian dilakukan digitasi yaitu merubah tampilan yang ada pada
peta ke dalam format digital. Proses ini menggunakan layer polygon, polyline,
dan point. Terakhir dilakukan proses layouting yaitu penambahan unsur-
unsur pada peta seperti judul, skala, arah angin, inset, dan lain-lain. Hasil
proses pembuatan peta ada 3, yaitu peta wilayah Universitas Brawijaya
dengan luas 47.82949 Ha beserta panjang tracking 280 m, peta Kabupaten
minahasa Tenggara dengan luasan area 743874224.579 Ha (Hektar), dan
peta Wilayah Provinsi Sulawesi Utara 1294076.60457 Ha.
13
5.2 Saran
Pelaksanaan Praktikum Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut pada
praktikum pertama, kedua dan ketiga telah berjalan dengan baik. Penyampaian
materi juga sudah bagus dan mudah dimengerti oleh praktikan. Harapan saya
kedepannya untuk jalannya praktikum seperti ini sebaiknya tetap dijaga dan lebih
ditingkatkan lagi agar praktikum mata kuliah Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut
dapat mudah dipahami dan disukai oleh para praktikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Daerah Minahasa Tenggara 2018. ISBN :
978-602-5494-78-9
Gunawan, D., Bambang, D.Y., dan Bandi S. 2016 Analisis Pengolahan Data Gps
Menggunakan Perangkat Lunak RTKLIB. Jurnal Geodesi Undip. 5(2):
34-43. ISSN : 2337-845X.
Ihda, E., Bambang, S., dan M, A. 2015. Analisis Ketertiban Tata Letak
Bangunan Terhadap Sempadan Sungai Di Sungai Banjir Kanal Timur
Kota Semarang (Studi Kasus : Sepanjang Banjir Kanal Timur dari
Muara Sampai Jembatan Brigjend Sudiarto (STA 0-STA 7)) . Jurnal
Geodesi Undip. 4(3): 86-94. ISSN : 2337-845X.
Islami, Nur. 2017. Bagaimana Google Earth Mengukur Jarak. Jurnal Geliga
Sains. 5(1): 41-46. ISSN 1978-502X.
Lail, J., dan Arief R.K. 2015. Peta Digital Dusun Sentono. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan. 4(1): 50-53. ISSN: 2089-3086.
Maharani, W., dan Enok, M. 2015. Peningkatan Spatial Literacy Peserta Didik
Melalui Pemanfaatan Media Peta. Jurnal Pendidikan Geografi. 15(1):
46-54.
Novitasari, N.Y., Arief L.N., dan Andri S. 2015. Pemetaan Multi Hazards Berbasis
Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Demak Jawa Tengah.
Jurnal Geodesi Undip. 4(4): 181-190. ISSN: 2337-845X.
Prihatmaji, Y.P., Wahyu A.P., dan Faisal R. 2013. Penyuluhan Dan Pemetaan
Lokasi Rumah. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. 2(1): 20-22.
ISSN: 2089-3086.
15
Putranto, T.T., dan Kevin, A. 2017. Aplikasi Geospasial Menggunakan ArcGIS
10.3 dalam Pembuatan Peta Daya Hantar Listrik Di Cekungan
Airtanah Sumowono. Jurnal Presipitasi. 8(1): 15-23. ISSN: 2550-
0023.
Raihansyah, T., Ichsan, S., dan Thaib, R. 2016. Studi Perubahan Garis Pantai Di
Wilayah Pesisir Perairan Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti
Lhokseumawe. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Unsyiah. 1(1): 46-54.
Sarie, L.D., Bambang H., dan Ratri D.A. 2016. Deteksi Banyak Bangunan Rumah
Melalui Citra Satelit Google Earth Berbasis Pengolahan Citra Digital.
e-Proceeding of Engineering. 3(1): 512-518. ISSN : 2355-9365.
Sitepu, I., Yudo, P., dan Fauzi, J., A. 2017. Analisis Aspek Morfologi Jalan
(Layout Of Streets) Kota Semarang Terhadap Pertumbuhan Tata
Ruang Dan Wilayah Menggunakan Metode Digitasi Citra Resolusi
Tinggi Dan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip. 6(1):
21-30. ISSN: 2337-845X.
Susetyo, D.B., Yofri, F.H., I, W.K.A., dan Rofiatul, A. 2014. Aspek Kartografi Peta
Joint Border Mapping (Jbm) Republik Indonesia-Malaysia. Jurnal
Ilmiah Geomatika. 20(1): 31-36.
Susilo, Y.S., Hartono, P., dan Albert, G. 2014. Sistem Pelacakan dan
Pengamanan Kendaraan Berbasis Gps dengan Menggunakan
Komunikasi Gprs. Jurnal Ilmiah Widya Teknik. 13(1): 21-32. ISSN
1412-7350.
16
LAMPIRAN
TIMUR BARAT
17
TIMUR BARAT
TIMUR BARAT
18
4. Gedung Kimia (Latitude : -7.9517760, Longitude : 112.6116020)
UTARA SELATAN
TIMUR BARAT
19