Oleh:
DEWI YULIANA (NIM D1051161017)
M. RISFIAN NURFAIZI (NIM D1051161027)
VALEN ELFLINA LUMBAN TOBING (NIM D1051161037)
Dosen Pembimbing:
DIAN RAHAYU JATI S.T., M.SI
ISNA APRIANI S.T., M.SI
DR. ARIFIN S.T., M.ENG. SC.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat-Nya lah kami akhirnya bisa menyelesaikan laporan yang berjudul
“Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Plastik, Limbah Kulit Kerang dan Oli
Bekas menjadi Paving Block” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Rekayasa
Lingkungan Berbasis Masyarakat yang dibimbing oleh Bapak Dr. Arifin, ST,
M.Eng.Sc, Ibu Isna Apriani, ST, M.Si dan Ibu Dian Rahayu Jati, ST, M.Si.
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” maka tidak ada sesuatupun
yang sempurna, maka kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Begitu
pula dengan laporan yang telah disusun ini, tentu memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan di masa mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ............................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 3
BAB II TINJAUN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 Sejarah Plastik ...................................................................................... 4
2.2 Jenis Plastik .......................................................................................... 4
2.3 Tipe Plastik........................................................................................... 5
2.3.1 PET (Polyethylene Terephthalate) ........................................... 5
2.3.2 HDPE (High Density Polyethylene)......................................... 5
2.3.3 V (Polyvinyl Chloride) ............................................................. 6
2.3.4 LDPE (Low Density Polyethylene) .......................................... 6
2.3.5 PP (Polypropylene)................................................................... 6
2.3.6 PS (Polystyrene) ....................................................................... 7
2.3.7 OTHER ..................................................................................... 7
2.4 Paving Block ........................................................................................ 8
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ......... Error! Bookmark not defined.
3.2 Alat dan Bahan .................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Prosedur Kerja ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Pembuatan Paving Block dari Limbah Plastik ................ Error!
Bookmark not defined.
3.4 Hipotesis Awal ................................................................................... 11
3.5 Gambar Rancangan Alat .................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 12
ii
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
bahan olahan dari sampah plastik juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Limbah
berupa sampah plastik sangat mudah dijumpai di sekitar kita dan ketersediaannya pun
sangat melimpah. Secara umum di Kota Pontianak, yang terkonsentrasi di beberapa
titik, seperti di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batulayang serta beberapa
lokasi-lokasi penampungan barang bekas (rongsokan) yang dikelola oleh perorangan,
belum lagi bahan-bahan plastik tersebut banyak juga terdapat hampir di setiap tempat
di kota ini yang dibiarkan saja tanpa ada penanganan yang jelas.
Secara teknis kualitas paving block dari limbah plastik tak perlu diragukan
lagi, bahkan kekuatannya jika dibandingkan dengan paving block biasa jauh lebih
kuat dan tak mudah pecah. Bagi sebagian besar orang, tumpukan sampah plastik ini
pastilah tidak bermanfaat. Tidak jarang sampah plastik ini hanya dibuang begitu saja,
karena tak dapat dipergunakan lagi. Namun, dengan sedikit kreativitas dan
pengembangan ilmu pengetahuan, limbah plastik tersebut dapat dimanfaatkan
menjadi suatu bahan konstruksi ringan antara lain berupa paving block yang
bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kampus Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.
2
2. Bagaimana proses pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan utama dalam
pembuatan paving block?
3. Berapa nilai kuat tekan yang dihasilkan pada paving block berbahan utama limbah
plastik?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan
menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin
melamin, urea-formaldehida (Ahvenainen, 2003).
5
2.3.3 V (Polyvinyl Chloride)
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di
tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis
plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik
pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. PVC mengandung DEHA yang
dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC,
bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada
suhu -15oC. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yanssg
tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena
atau bahan alami (daun pisang misalnya).
2.3.5 PP (Polypropylene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.
PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk
yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan
makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik
6
botol ini yaitu: transparan, tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat
dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap
lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Carilah dengan kode
angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan
berbagai makanan dan minuman.
2.3.6 PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS.
PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker
dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan
styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan
polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan
ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa
didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. -
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode
angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara
dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan
mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
2.3.7 OTHER
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan
OTHER. Other (SAN : styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene
styrene, PC - polycarbonate, Nylon) dapat ditemukan pada tempat makanan dan
minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah
tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. Polycarbonate (PC)
dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol
minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk
kaleng susu formula. Dianjurkan untuk tidak dipergunakan sebagai tempat
makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam
minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Ironisnya
7
botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan
sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi
air mendidih atau air panas. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi
terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan
yang telah ditingkatkan.Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus
termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS
biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS
merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan (Heldi,
2008)
8
c. Sifat Fisika
Paving block harus mempunyai sifat-sifat seperti yang tercantum dalam Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Sifat Fisik Paving Block
Kuat Tekan (Mpa) Beban Tekan (mm/menit) Penyerapan Air
Mutu Rata-rata maks
rata-rata minimal rata-rata minimal
(%)
A 40 35 0,090 0,013 3
B 20 17,0 0,130 0,149 6
C 15 12,5 0,160 0,184 8
D 10 8,5 0,219 0,251 10
Sumber: SNI 03-0691-1996
Menurut SNI paving block untuk lantai apabila diuji dengan menggunakan
natrium sulfat tidak boleh cacat dan kehilangan berat yang diperkenankan maksimum
1%.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
olahan dikeluarkan melalui saluran reaktor yang telah disediakan menuju
cetakan paving block. Setelah itu dicetak dan dibentuk sesuai yang diinginkan,
kemudian cetakan tersebut direndam kedalam bak yang berisi air dan ditunggu
beberapa saat sampai paving block dari bahan baku plastik campuran pasir dan
cangkang kerang siap digunakan.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
kecil agar mudah hancur apabila di aplikasikan ke dalam reaktor. Lalu, dimasukkan
oli bekas secukupnya kedalam reaktor, kemudian dimasukkan bahan baku (sampah
plastik) yang telah dicacah tadi ke dalam reaktor, dipasang semua kelengkapannya
dan dihidupkan kompor pemanas yang berbahan bakar LPG (pastikan tidak ada
kebocoran pada sambungan pipa). Setelah itu, ditunggu proses berlangsung selama
kurang lebih 90 menit pada temperatur reaktor mencapai lebih dari 100ºC, selama
proses pemanasan dilakukan pengadukan agar bahan baku tidak melekat pada panci.
Kemudian setelah plastik yang dipanaskan meleleh, ditambahkan pasir dan cangkang
kerang yang telah dihancurkan kedalam reaktor, diaduk kembali hingga merata.
Gas hasil pembakaran dapat dikondensasikan di dalam kondensor yang
selanjutnya berubah menjadi cairan. Namun, proses kondensasi ini tidak belangsung
secara sempurna atau tidak berhasil. Ini disebabkan karena pipa yang digunakan
bediameter kecil sehingga asap hasil pembakaran mengumpul dibak reaktor dan tidak
mengalir melewati pipa kondensor. Setelah proses pemanasan selesai, hasil olahan
dikeluarkan dengan spatula dan dimasukkan ke dalam cetakan paving block. Setelah
itu hasil dicetak dan dibentuk sesuai bentuk yang diinginkan, kemudian cetakan
tersebut direndam kedalam bak yang berisi air dan ditunggu beberapa saat dan
dikeluarkan hasil dari cetakan tersebut, lalu dikeringkan atau dijemur hingga benar-
benar kering. Setelah itu, diuji nilai kuat tekannya dan paving block dari bahan baku
plastik campuran pasir dan cangkang kerang siap digunakan.
Pengujian kuat tekan akan disesuaikan dengan SNI 03-0691-1996 paving
block. Diharapkan hasilnya sudah sesuai dengan apa yang distandarisasikan oleh SNI
dan layak untuk digunakan. Setelah dilakukan pengujian kuat tekan paving block,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block
Sumber: Lab Beton Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura.
13
Hasil tersebut meunjukkan bahwa pengujian pada umur 3 hari paving block yang
dihasilkan memiliki nilai kuat tekan sebesar 81,40 kg/cm2 atau sama dengan 7,9 MPa.
Berdasarkan SNI 03-0691-1996, hasil tersebut menunjukkan bahwa paving block
termasuk spesifikasi mutu kelas D dengan rata-rata kuat tekan 10 MPa dan minimal
8,5 MPa dan digolongkan sebagai paving yang dapat digunakan pada area taman.
Usia 3 hari ini merupakan umur termuda dalam pengujian kuat tekan beton.
Sedangkan pada umur 28 hari, dari hasil perhitungan paving block yang dihasilkan
memiliki nilai kuat tekan sebesar 148,01 kg atau sama dengan 14,5 MPa, dimana
termasuk spesifikasi mutu kelas C dengan rata-rata kuat tekan 15 MPa dan minimal
12,5 MPa dan digolongkan sebagai paving yang baik untuk digunakan pada area
pejalan kaki sesuai SNI 03-0691-1996. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal yang
menyatakan bahwa pembuatan paving block dengan bahan limbah plastik dan kulit
kerang pada usia 28 hari termasuk ke dalam mutu kelas C. Seharusnya, pada usia 28
hari paving block di uji kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Namun,
karena keterbatasan waktu, kami hanya memperoleh hasil melalui perhitungan dan
tidak melakukan pengujian kembali.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
limbah plastik dengan campuran kulit kerang dan oli bekas sebagai agregat yang
digunakan dalam pembuatan paving block memiliki hasil yang baik untuk digunakan
yaitu, pada umur 3 hari paving block yang dihasilkan memiliki nilai kuat tekan
sebesar 81,40 kg/cm2 atau sama dengan 7,9 MPa. Berdasarkan SNI 03-0691-1996,
hasil tersebut menunjukkan bahwa paving block termasuk spesifikasi mutu kelas D
yang dapat digunakan pada area taman. Sedangkan pada umur 28 hari, dari hasil
perhitungan paving block yang dihasilkan memiliki nilai kuat tekan sebesar 148,01
kg atau sama dengan 14,5 MPa, dimana termasuk spesifikasi mutu kelas C yang baik
digunakan pada area pejalan kaki.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, pengujian berskala lab tidak
dilakukan hanya 1 kali, namun berkali-kali (minimal 3 kali) maksimal 28 hari sesuai
dengan variasi waktu yang telah ditetapkan dalam standard usia paving block dan
sebelum dilakukan pengujian pastikan paving block sudah benar-benar dalam kondisi
kering, agar hasil pengujian lebih akurat dan tidak retak saat di uji.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Lampiran I
Rancangan Anggaran Biaya Pembuatan Paving Block
Harga
No. Nama Barang Kuantitas Jumlah
Satuan
1. Palu 1 buah - -
2. Gergaji 1 buah - -
3. Kompor gas 1 tungku 1 buah - -
4. Kaleng panci 25 L 1 buah Rp.25.000,- Rp.25.000,-
5. Selang 1” 1 meter Rp.16.000,- Rp.16.000,-
6. Pipa besi 1” 1 batang Rp.35.000,- Rp.35.000,-
7. Pilok 2 buah Rp.25.000,- Rp.50.000,-
8. Lem dextone 3 buah Rp.12.000,- Rp.36.000,-
9. Sampah plastik HDPE 1 kg - -
10. Spatula 1 buah - -
11. Wadah plastik 5 L 1 buah - -
14. Kain lap basah 1 buah - -
15. Kayu Secukupnya - -
16. Paku Secukupnya - -
17. Kran 1 buah Rp.15.000,- Rp.15.000,-
18. Katup karet 1 buah Rp.3.000,- Rp.3.000,-
19. Cetakan paving block 1 buah Rp.130.000,- Rp.130.000,-
20. Pasir 2 kg Rp.10.000,- Rp.10.000,-
21. Cangkang kerang 1-2 kg - -
22. Oli bekas 1-2 liter - -
Total Rp.320.000,-
17
Lampiran II
Dokumentasi
18
Proses Pemasukkan Proses Perendaman
Bahan Pembuatan Paving Block yang
Paving Block telah dikeringkan
19