Anda di halaman 1dari 26

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK,

LIMBAH KULIT KERANG DAN OLI BEKAS


MENJADI PAVING BLOCK

Laporan Akhir untuk Tugas Rekayasa Lingkungan Berbasis Masyarakat


(TKL-6316)

Oleh:
DEWI YULIANA (NIM D1051161017)
M. RISFIAN NURFAIZI (NIM D1051161027)
VALEN ELFLINA LUMBAN TOBING (NIM D1051161037)

Dosen Pembimbing:
DIAN RAHAYU JATI S.T., M.SI
ISNA APRIANI S.T., M.SI
DR. ARIFIN S.T., M.ENG. SC.

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat-Nya lah kami akhirnya bisa menyelesaikan laporan yang berjudul
“Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Plastik, Limbah Kulit Kerang dan Oli
Bekas menjadi Paving Block” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Rekayasa
Lingkungan Berbasis Masyarakat yang dibimbing oleh Bapak Dr. Arifin, ST,
M.Eng.Sc, Ibu Isna Apriani, ST, M.Si dan Ibu Dian Rahayu Jati, ST, M.Si.
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” maka tidak ada sesuatupun
yang sempurna, maka kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Begitu
pula dengan laporan yang telah disusun ini, tentu memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan di masa mendatang.

Pontianak, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ............................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 3
BAB II TINJAUN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 Sejarah Plastik ...................................................................................... 4
2.2 Jenis Plastik .......................................................................................... 4
2.3 Tipe Plastik........................................................................................... 5
2.3.1 PET (Polyethylene Terephthalate) ........................................... 5
2.3.2 HDPE (High Density Polyethylene)......................................... 5
2.3.3 V (Polyvinyl Chloride) ............................................................. 6
2.3.4 LDPE (Low Density Polyethylene) .......................................... 6
2.3.5 PP (Polypropylene)................................................................... 6
2.3.6 PS (Polystyrene) ....................................................................... 7
2.3.7 OTHER ..................................................................................... 7
2.4 Paving Block ........................................................................................ 8
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ......... Error! Bookmark not defined.
3.2 Alat dan Bahan .................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Prosedur Kerja ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Pembuatan Paving Block dari Limbah Plastik ................ Error!
Bookmark not defined.
3.4 Hipotesis Awal ................................................................................... 11
3.5 Gambar Rancangan Alat .................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 12

ii
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Fisik Paving Block………………………………………………..9


Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block…………………………...13

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rancangan Alat Pengolah Limbah Plastik.......................................11

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Rancangan Anggaran Biaya Pembuatan Paving Block .....................17


Lampiran II Dokumentasi ...................................................................................18

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar.
Istilah plastik menurut pengertiaan kimia, mencakup produk polimerisasi sintetik atau
semi-sintetik. Molekul plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan
polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau nilai
ekonominya. Menurut pengertian alamianya, terdapat beberapa polimer (pengulangan
tidak terhingga dari monomer-monomer) yang digolongkan ke dalam kategori plastik.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini
masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan
limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan
sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat
sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai.
Sampah plastik merupakan suatu permasalahan lingkungan berskala global.
Plastik banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, karena mempunyai keunggulan-
keunggulan seperti kuat, ringan dan stabil. Namun plastik yang beredar di pasaran
saat ini merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang bersifat sulit
terurai di alam. Akibatnya semakin banyak yang menggunakan plastik, akan semakin
meningkat pula pencemaran lingkungan seperti pencemaran tanah. Oleh karena itu
diperlukan solusi untuk mengatasi masalah lingkungan ini, salah satunya yaitu
mengembangkan bahan plastik jenis PET (Polyethylene Terephtalate), PP
(polypropylene), HDPE (High Density Polyethylene), karena beberapa penelitian
mengatakan bahwa plastik ini dapat diuraikan kembali oleh alat pengepressan plastik
untuk di uji kekerasannya.
Sampah atau limbah plastik yang tadinya hanya sebagai barang buangan kotor
berbau dan banyak menimbulkan penyakit serta mencemari lingkungan, sebenarnya
dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam bahan konstruksi ringan yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan manusia. Selain dapat dimanfaatkan dari segi teknis,

1
bahan olahan dari sampah plastik juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Limbah
berupa sampah plastik sangat mudah dijumpai di sekitar kita dan ketersediaannya pun
sangat melimpah. Secara umum di Kota Pontianak, yang terkonsentrasi di beberapa
titik, seperti di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batulayang serta beberapa
lokasi-lokasi penampungan barang bekas (rongsokan) yang dikelola oleh perorangan,
belum lagi bahan-bahan plastik tersebut banyak juga terdapat hampir di setiap tempat
di kota ini yang dibiarkan saja tanpa ada penanganan yang jelas.
Secara teknis kualitas paving block dari limbah plastik tak perlu diragukan
lagi, bahkan kekuatannya jika dibandingkan dengan paving block biasa jauh lebih
kuat dan tak mudah pecah. Bagi sebagian besar orang, tumpukan sampah plastik ini
pastilah tidak bermanfaat. Tidak jarang sampah plastik ini hanya dibuang begitu saja,
karena tak dapat dipergunakan lagi. Namun, dengan sedikit kreativitas dan
pengembangan ilmu pengetahuan, limbah plastik tersebut dapat dimanfaatkan
menjadi suatu bahan konstruksi ringan antara lain berupa paving block yang
bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kampus Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka tujuan dari kegiatan
ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat rangkaian alat pencetak paving block.
2. Mengetahui proses pemanfaatan limbah plastik, kulit kerang dan oli bekas sebagai
bahan pembuatan paving block.
3. Mengetahui nilai kuat tekan pada paving block berbahan utama limbah plastik.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang telah dipaparkan, maka didapat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat rangkaian alat yang dapat mengolah limbah plastik
menjadi bahan utama dalam pembuatan paving block?

2
2. Bagaimana proses pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan utama dalam
pembuatan paving block?
3. Berapa nilai kuat tekan yang dihasilkan pada paving block berbahan utama limbah
plastik?

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam perancangan ini yaitu, alat pencetak paving
block berbahan utama limbah plastik hanya dapat diaplikasikan dalam skala rumah
tangga.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Plastik


Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai
ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum
terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang
(beberapa jenis komersial juga berdasar silikon). Seluruh plastik terbuat dari karbon.
Plastik buatan menggunakan karbon dari turunan minyak bumi, namun biopolimer
atau bioplastik menggunakan karbon sebagai hasil turunan dari material alami.
Karbon sangat penting karena memiliki keunikan yaitu dapat bergabung antar
sesamanya dengan berbagai cara. Karbon dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan
rangkap dan ikatan triple dengan dirinya sendiri (sharing elektron antara dua atom).
Plastik merupakan material baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad
ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari jumlah besar pameran
plastik yang tersedia memiliki berbagai macam karakterik, membuatnya cocok untuk
berbagai aplikasi di industri dan perumahan yang sangat luas. Berdasarkan asumsi
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia
menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton
sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4
ribu ton sampah plastik/hari (Fahlevi, 2012).

2.2 Jenis Plastik


Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan
digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari
hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun
1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Berdasarkan sifat fisiknya, plastik
dapat digolongkan berdasarkan : (1) Termoplastik, merupakan jenis plastik yang bisa
didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contohnya seperti
polietilena (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)Termoset, merupakan jenis

4
plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan
menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin
melamin, urea-formaldehida (Ahvenainen, 2003).

2.3 Tipe Plastik


2.3.1 PET (Polyethylene Terephthalate)
Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur
ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene
terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik yang
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan
hampir semua botol minuman lainnya. Mayoritas bahan plastik PET di dunia
untuk serat sintetis (sekitar 60%), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan
polyester (bahan dasar botol kemasan 30%) Botol jenis PET/PETE ini
direkomendasikan hanya sekali pakai karena bila terlalu sering dipakai, apalagi
digunakan untuk menyimpan air hangat atau panas, akan mengakibatkan lapisan
polimer pada botol tersebut meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang
dapat menyebabkan kanker.

2.3.2 HDPE (High Density Polyethylene)


Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur
ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density
polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna
putih susu, galon air minum, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan
plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi
kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan
lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga
direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa
antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu (Heldi, 2008).

5
2.3.3 V (Polyvinyl Chloride)
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di
tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis
plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik
pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. PVC mengandung DEHA yang
dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC,
bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada
suhu -15oC. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yanssg
tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena
atau bahan alami (daun pisang misalnya).

2.3.4 LDPE (Low Density Polyethylene)


Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan
LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat
(thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan,
plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE
adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada
suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi
terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain
seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap
reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik
untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan
yang dikemas dengan bahan ini (Koswara, 2006).

2.3.5 PP (Polypropylene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.
PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk
yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan
makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik

6
botol ini yaitu: transparan, tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat
dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap
lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Carilah dengan kode
angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan
berbagai makanan dan minuman.

2.3.6 PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS.
PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker
dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan
styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan
polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan
ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa
didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. -
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode
angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara
dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan
mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

2.3.7 OTHER
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan
OTHER. Other (SAN : styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene
styrene, PC - polycarbonate, Nylon) dapat ditemukan pada tempat makanan dan
minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah
tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. Polycarbonate (PC)
dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol
minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk
kaleng susu formula. Dianjurkan untuk tidak dipergunakan sebagai tempat
makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam
minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Ironisnya

7
botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan
sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi
air mendidih atau air panas. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi
terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan
yang telah ditingkatkan.Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus
termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS
biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS
merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan (Heldi,
2008)

2.4 Paving Block


Bata beton (Paving Block) merupakan salah satu jenis beton non struktural
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelaratan parkir, trotoar, taman dan
keperluan lainnya. Paving block terbuat dari campuran semen Portland tipe I dan air
serta agregat sebagai bahan pengisi. Paving block dapat berwarna seperti warna
aslinya atau diberi zat warna pada komposisi dan digunakan untuk lantai baik di
dalam maupun di luar bangunan.
Adapun klasifikasi paving block menurut SNI 03 – 0691 - 1989:
a. Paving block mutu A digunakan untuk jalan
b. Paving block mutu B digunakan untuk peralatan parker
c. Paving block mutu C digunakan untuk pejalan kaki
d. Paving block mutu D digunakan untuk taman dan pengguna lain
Syarat mutu dari paving block menurut SNI 03 – 0691 – 1989 antara lain:
a. Sifat Tampak
Paving block harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-retak
dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpuhkan dengan kekuatan jari
tangan.
b. Ukuran
Paving block harus mempunyai ukuran tebal nominal minimum 60 mm dengan
toleransi + 8%

8
c. Sifat Fisika
Paving block harus mempunyai sifat-sifat seperti yang tercantum dalam Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Sifat Fisik Paving Block
Kuat Tekan (Mpa) Beban Tekan (mm/menit) Penyerapan Air
Mutu Rata-rata maks
rata-rata minimal rata-rata minimal
(%)
A 40 35 0,090 0,013 3
B 20 17,0 0,130 0,149 6
C 15 12,5 0,160 0,184 8
D 10 8,5 0,219 0,251 10
Sumber: SNI 03-0691-1996

Menurut SNI paving block untuk lantai apabila diuji dengan menggunakan
natrium sulfat tidak boleh cacat dan kehilangan berat yang diperkenankan maksimum
1%.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2019 sampai dengan bulan
Mei 2019. Tempat pelaksanaan serta pengerjaan alat dilakukan di UPT Work Shop
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah spidol, gunting, palu, gergaji, kompor gas,
spatula, cetakan paving block.
Bahan yang digunakan adalah wadah panci 25 L, ember plastik, selang, pipa
besi, pilok, lem besi, sampah plastik kantong kresek (jenis HDPE), oli bekas, pasir,
cangkang kerang, kain lap basah, kayu kecil, paku, kran dan katup karet.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pembuatan Paving Block dari Limbah Plastik
Pertama, dibersihkan bahan baku (limbah plastik), kemudian dipotong
kecil-kecil agar mudah hancur apabila di aplikasikan ke dalam reaktor. Lalu,
dimasukkan oli bekas secukupnya kedalam reaktor, kemudian dimasukkan
bahan baku (sampah plastik) yang telah dicacah ke dalam reaktor, dipasang
semua kelengkapannya dan dihidupkan kompor pemanas yang berbahan bakar
LPG (pastikan tidak ada kebocoran pada sambungan pipa). Setelah itu, ditunggu
proses berlangsung selama kurang lebih 90 menit pada temperatur reaktor
mencapai lebih dari 100ºC, selama proses pemanasan dilakukan pengadukan
agar bahan baku tidak melekat pada panci. Kemudian, ditambahkan pasir dan
cangkang kerang yang telah dihaluskan kedalam reaktor, diaduk kembali hingga
merata.
Gas hasil pembakaran dapat dikondensasikan di dalam kondensor yang
selanjutnya berubah menjadi cairan. Setelah proses pemanasan selesai, hasil

10
olahan dikeluarkan melalui saluran reaktor yang telah disediakan menuju
cetakan paving block. Setelah itu dicetak dan dibentuk sesuai yang diinginkan,
kemudian cetakan tersebut direndam kedalam bak yang berisi air dan ditunggu
beberapa saat sampai paving block dari bahan baku plastik campuran pasir dan
cangkang kerang siap digunakan.

3.4 Hipotesis Awal


Berdasarkan studi literatur, diperoleh hipotesa bahwa penggunaan bahan
substitusi 10% limbah botol plastik + 10% limbah kulit kerang dengan perbandingan
campuran 1 (semen) : 4 (pasir), dapat menaikkan nilai kuat tekan pada umur 28 hari
yaitu sebesar 12,8 Mpa yang termasuk kedalam mutu C, persyaratan tersebut sesuai
dalam SNI 03-0691-1996 yang mana nilai kuat tekan pada mutu C yang digunakan
untuk pejalan kaki. Nilai kuat tekan tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai kuat
tekan paving block normal yang bernilai 7,8 Mpa. Hal ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan limbah botol plastik dan limbah kulit kerang hijau sebagai substitusi
pasir dan semen pada campuran paving block memberikan hasil yang baik.

3.5 Gambar Rancangan Alat

Gambar 3.1 Rancangan Alat Pengolah Limbah Plastik

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan Utama


dalam Pembuatan Paving Block” ini telah dilaksanakan mulai tanggal 19 April – Mei
2019. Penelitian ini dilaksanakan di UPT Work Shop Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura. Pembuatan Paving Block ini dibuat dengan bahan
baku kantong plastik kresek yang berjenis HDPE dan ditambah dengan bahan
pelengkap yaitu oli bekas, pasir dan cangkang kerang dengan variasi perbandingan 1
kg limbah kantong plastik, 100 ml oli bekas, 100 gr cangkang kerang yang sudah
dihancurkan, 800 gr pasir. Rangkaian alat dirancang dan dibuat pada bulan April dan
pembuatan paving block dibuat pada tanggal 26 April 2019, kemudian untuk
pengujian kuat tekan paving block dilakukan pada tanggal 29 April 2019 di
Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Pontianak.
Pembuatan paving block ini menggunakan bahan baku kantong plastik kresek
(HDPE) yang didapat dari rumah masing-masing. Ada pula bahan campuran seperti
oli bekas yang didapat dari bengkel, pasir dibeli dan cangkang kerang didapat dari
Restoran Seafood di Jalan Karimata. Tujuan menggunakan plastik kresek dan oli
bekas adalah untuk mengurangi volume sampah plastik dan mengurangi volume
limbah B3 di bengkel. Sedangkan cangkang kerang bekas digunakan sebagai
pengganti kerikil dalam pembuatan paving block. Sebelum melakukan proses
pembuatan paving block, dibuat terlebih dahulu rancangan alat yang akan digunakan
saat proses pembuatannya. Alat tersebut dirancang dengan memanfaatkan panci
bekas, tutup panci bekas, spatula bekas, ember bekas, pipa besi bekas, dan selang.
Alat ini berguna dalam proses pembuatan paving block berskala rumah tangga. Alat
ini hanya dapat digunakan dalam skala rumah tangga, karena alat tersebut dibuat
dengan ukuran kecil.
Setelah alat selesai dirancang, dilakukan proses pembuatan paving block,
yaitu pertama, dibersihkan bahan baku (limbah plastik), kemudian dipotong kecil-

12
kecil agar mudah hancur apabila di aplikasikan ke dalam reaktor. Lalu, dimasukkan
oli bekas secukupnya kedalam reaktor, kemudian dimasukkan bahan baku (sampah
plastik) yang telah dicacah tadi ke dalam reaktor, dipasang semua kelengkapannya
dan dihidupkan kompor pemanas yang berbahan bakar LPG (pastikan tidak ada
kebocoran pada sambungan pipa). Setelah itu, ditunggu proses berlangsung selama
kurang lebih 90 menit pada temperatur reaktor mencapai lebih dari 100ºC, selama
proses pemanasan dilakukan pengadukan agar bahan baku tidak melekat pada panci.
Kemudian setelah plastik yang dipanaskan meleleh, ditambahkan pasir dan cangkang
kerang yang telah dihancurkan kedalam reaktor, diaduk kembali hingga merata.
Gas hasil pembakaran dapat dikondensasikan di dalam kondensor yang
selanjutnya berubah menjadi cairan. Namun, proses kondensasi ini tidak belangsung
secara sempurna atau tidak berhasil. Ini disebabkan karena pipa yang digunakan
bediameter kecil sehingga asap hasil pembakaran mengumpul dibak reaktor dan tidak
mengalir melewati pipa kondensor. Setelah proses pemanasan selesai, hasil olahan
dikeluarkan dengan spatula dan dimasukkan ke dalam cetakan paving block. Setelah
itu hasil dicetak dan dibentuk sesuai bentuk yang diinginkan, kemudian cetakan
tersebut direndam kedalam bak yang berisi air dan ditunggu beberapa saat dan
dikeluarkan hasil dari cetakan tersebut, lalu dikeringkan atau dijemur hingga benar-
benar kering. Setelah itu, diuji nilai kuat tekannya dan paving block dari bahan baku
plastik campuran pasir dan cangkang kerang siap digunakan.
Pengujian kuat tekan akan disesuaikan dengan SNI 03-0691-1996 paving
block. Diharapkan hasilnya sudah sesuai dengan apa yang distandarisasikan oleh SNI
dan layak untuk digunakan. Setelah dilakukan pengujian kuat tekan paving block,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block

Sumber: Lab Beton Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura.

13
Hasil tersebut meunjukkan bahwa pengujian pada umur 3 hari paving block yang
dihasilkan memiliki nilai kuat tekan sebesar 81,40 kg/cm2 atau sama dengan 7,9 MPa.
Berdasarkan SNI 03-0691-1996, hasil tersebut menunjukkan bahwa paving block
termasuk spesifikasi mutu kelas D dengan rata-rata kuat tekan 10 MPa dan minimal
8,5 MPa dan digolongkan sebagai paving yang dapat digunakan pada area taman.
Usia 3 hari ini merupakan umur termuda dalam pengujian kuat tekan beton.
Sedangkan pada umur 28 hari, dari hasil perhitungan paving block yang dihasilkan
memiliki nilai kuat tekan sebesar 148,01 kg atau sama dengan 14,5 MPa, dimana
termasuk spesifikasi mutu kelas C dengan rata-rata kuat tekan 15 MPa dan minimal
12,5 MPa dan digolongkan sebagai paving yang baik untuk digunakan pada area
pejalan kaki sesuai SNI 03-0691-1996. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal yang
menyatakan bahwa pembuatan paving block dengan bahan limbah plastik dan kulit
kerang pada usia 28 hari termasuk ke dalam mutu kelas C. Seharusnya, pada usia 28
hari paving block di uji kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Namun,
karena keterbatasan waktu, kami hanya memperoleh hasil melalui perhitungan dan
tidak melakukan pengujian kembali.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
limbah plastik dengan campuran kulit kerang dan oli bekas sebagai agregat yang
digunakan dalam pembuatan paving block memiliki hasil yang baik untuk digunakan
yaitu, pada umur 3 hari paving block yang dihasilkan memiliki nilai kuat tekan
sebesar 81,40 kg/cm2 atau sama dengan 7,9 MPa. Berdasarkan SNI 03-0691-1996,
hasil tersebut menunjukkan bahwa paving block termasuk spesifikasi mutu kelas D
yang dapat digunakan pada area taman. Sedangkan pada umur 28 hari, dari hasil
perhitungan paving block yang dihasilkan memiliki nilai kuat tekan sebesar 148,01
kg atau sama dengan 14,5 MPa, dimana termasuk spesifikasi mutu kelas C yang baik
digunakan pada area pejalan kaki.

5.2 Saran
Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, pengujian berskala lab tidak
dilakukan hanya 1 kali, namun berkali-kali (minimal 3 kali) maksimal 28 hari sesuai
dengan variasi waktu yang telah ditetapkan dalam standard usia paving block dan
sebelum dilakukan pengujian pastikan paving block sudah benar-benar dalam kondisi
kering, agar hasil pengujian lebih akurat dan tidak retak saat di uji.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahvenainen, R. 2003. “Novel Food Packaging Techniques”. Woodhead Publishing


Limited. Cambridge England.
DPU, 1989. “Metode Pengujian Kuat Tekan Bata Beton”. SK SNI 03-0691-1989.
Departemen Pekerja Umum, Yayasan LPMB. Bandung.
Heldi, 2008. “Bahaya Pemakaian Plastik”. ANDI. Yogyakarta.
Koswara, 2006, “Teknologi Modifikasi Pati”. Ebook Pangan.
SNI 03-0691-1996. “Bata beton (Paving block)”. Badan Standarisasi Nasional.
Bandung.
Tjokrodimuljo, Kardiyono, 1996. “Teknologi Beton”. Biro Penerbit Keluarga
Mahasiswa Teknik Sipil, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

16
LAMPIRAN

Lampiran I
Rancangan Anggaran Biaya Pembuatan Paving Block
Harga
No. Nama Barang Kuantitas Jumlah
Satuan
1. Palu 1 buah - -
2. Gergaji 1 buah - -
3. Kompor gas 1 tungku 1 buah - -
4. Kaleng panci 25 L 1 buah Rp.25.000,- Rp.25.000,-
5. Selang 1” 1 meter Rp.16.000,- Rp.16.000,-
6. Pipa besi 1” 1 batang Rp.35.000,- Rp.35.000,-
7. Pilok 2 buah Rp.25.000,- Rp.50.000,-
8. Lem dextone 3 buah Rp.12.000,- Rp.36.000,-
9. Sampah plastik HDPE 1 kg - -
10. Spatula 1 buah - -
11. Wadah plastik 5 L 1 buah - -
14. Kain lap basah 1 buah - -
15. Kayu Secukupnya - -
16. Paku Secukupnya - -
17. Kran 1 buah Rp.15.000,- Rp.15.000,-
18. Katup karet 1 buah Rp.3.000,- Rp.3.000,-
19. Cetakan paving block 1 buah Rp.130.000,- Rp.130.000,-
20. Pasir 2 kg Rp.10.000,- Rp.10.000,-
21. Cangkang kerang 1-2 kg - -
22. Oli bekas 1-2 liter - -
Total Rp.320.000,-

17
Lampiran II
Dokumentasi

Proses Pengerjaan Rangkaian Alat


Dudukan Alat

Rangkaian Alat Proses Penghancuran


Cangkang Kerang

18
Proses Pemasukkan Proses Perendaman
Bahan Pembuatan Paving Block yang
Paving Block telah dikeringkan

Paving Block yang


dihasilkan

19

Anda mungkin juga menyukai