Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS DASAR PROSES PERUBAHAN OLAHAN

SAMPAH PLASTIK JENIS HDPE DAN LDPE MENJADI


BAHAN BAKAR MINYAK MELALUI PROSES PIROLISIS

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Diploma IV Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Stiwijaya

Disusun oleh:

Rahmat Nasrullah
(0619 4021 1919)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN PRODUKSI PERAWTAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2021
ANALISIS DASAR PROSES PERUBAHAN OLAHAN
SAMPAH PLASTIK JENIS HDPE DAN LDPE MENJADI
BAHAN BAKAR MINYAK MELALUI PROSES PIROLISIS

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Diploma IV Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Stiwijaya

Palembang, Juli 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Yogi Eka Fernandes, MT Mochammad Yunus, S.T., M.T.


NIP. 199306282019031009 NIP. 195706161985031003

Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin

Ir, Sairul Effendi, M.T.


NIP. 196005041993031001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined.


RINGKASAN ...................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Pengertian Plastik ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Jenis-jenis Plastik ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Karakteristik Jenis Plastik Yang Akan di Konversi Menjadi BBM..... Error!
Bookmark not defined.
2.4 Pirolisis ...................................................... Error! Bookmark not defined.
2.5 Perubahan Limbah Plastik Menjadi Bahan BakarError! Bookmark not
defined.
2.6. Fraksi Minyak Bumi ................................. Error! Bookmark not defined.
2.7 ROAD MAP PENELITIAN ....................... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ....................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Diagram Alir Pembuatan Alat .................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Perencanaan ............................................... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Pertimbangan Dasar Pemilihan Bahan . Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Desain Alat .......................................... Error! Bookmark not defined.
3.2.4 Prinsip kerja Alat ................................. Error! Bookmark not defined.
3.2.5 Pengujian Alat ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.2.6 Analisa Performasi Alat ....................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Produk yang Dihasilkan ............................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.

iii
Lampiran 4. Surat Keterangan Pembimbing ......... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi ban mobil di Indonesia .......... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. Sifat Fisis Polystirene ............................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. Spesifikasi LPG...................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. Fraksi – Fraksi Minyak Bumi ................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 5. Anggaran Biaya...................................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 6. Jadwal Penelitian.................................... Error! Bookmark not defined.

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sket Mesin Alat Pirolis Menjadi bahan bakar minyak ................ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2. Sket Kerangka Kondensor dan ReaktorError! Bookmark not defined.
Gambar 3. RoadMap Penelitian Dwi Arnoldi, S.T., M.T.Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4. Diagram Alir ...................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 5. Desain Alat ......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 6. Bagian – Bagian Alat .......................... Error! Bookmark not defined.

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rincian Anggaran Penelitian ............ Error! Bookmark not defined.


Lampiran 2. Biodata Dosen .................................. Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3. Anggota Mahasiswa ......................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 4. Surat Keterangan Pembimbing ......... Error! Bookmark not defined.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui di era saat ini penggunaan plastik dari tahun ke
tahun semakin meningkat di Indonesia maupun di beberapa negara lain. Oleh
karena itu Peningkatan kuantitas produksi sampah plastik semakin meningkat
dikarenakan setiap tahun terjadinya pertumbuhan jumlah penduduk. Sampah
plastik sendiri yaitu barang bekas atau tidak terpakai yang materialnya
diproduksi dari bahan kimia tak terbarukan. Sebagian besar sampah plastik
yang digunakan sehari-hari biasanya dipakai untuk pengemasan. Praktis,
kantong plastik juga masih sering dipakai sebagai tempat sampah organik yang
akan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Di negara kita Indonesia sendiri kebutuhan plastik terus meningkat hingga
mengalami kenaikan rata-rata 64 juta ton per tahun. Berdasarkan data The
World Bank tahun 2018, sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia memberikan
kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1, 27 juta ton. Dengan
komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta
ton adalah sedotan plastik dan pada 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang
dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton di antaranya terbuang dan
mencemari laut. Jenis sampah plastik yang paling banyak digunakan di dunia
yaitu jenis HDPE (High Density Polyethylene) dan LDPE (Low Density
Polyethylene).
Oleh karena itu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
merupakan upaya yang sangatt tepat, selain mengatasi masalah krisis bahan
bakar juga merupakan upaya dalam mengatasi pencemaran lingkungan.
Perubahan sampah plastik menjadi bahan bakar dapat dilakukan melalui proses
pirolisis. Pirolisis merupakan proses peruraian suatu bahan pada
temperatur tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses
penguraian ini menggunakan suhu yang tinggi serta tekanan yang rendah. Suhu
dan tekanan yang digunakan dapat mencapai 8000C dan 700 kpa (Wega
Trisunaryanti, 2018: 27). Sri Suharti dan Irnia Nurika (2018: 100)

1
menyebutkan bahwa pirolisis merupakan proses degradasi secara termal dari
bahan berbasis karbon melalui penggunaan sumber panas eksternal yang tidak
langsung. Elizabeth A. Williams dan Paul T. Williams (1997) menjelaskan
pirolisis adalah proses daur ulang tersier dan memiliki kemampuan untuk
menyediakan tiga produk akhir : gas, minyak, dan arang yang semuanya
berpotensi untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Proses pirolisis adalah termasuk
thermal cracking, yaitu dengan cara memanaskan bahan polimer tanpa oksigen.
Proses ini biasanya dilakukan pada temperatur antara 350°C sampai 900°C.
Dari proses ini akan dihasilkan arang, minyak dari kondensasi gas seperti
parafin, isoparafin, olefin, naphthene dan aromatik, serta gas yang memang
tidak bisa terkondensasi (Untoro Budi, 2012: 36).
Oleh karena itu untuk memanfaatkan limbah dari sampah plastik dimana
yang terlalu banyak dan dapat mencemari lingkungan sekitar, maka dilakukan
upaya mengurangi sampah plastik tersebut dengan cara mencoba untuk
mengolah sampah plastik tersebut menjadi bahan bakar minyak dengan
menggunakan metode pirolisis.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana analisa dasar pengolahan sampah plastik jenis LDPE dan HDPE
menjadi bahan bakar minyak dengan menggunakan metode pirolisis?
2. Bagaimana hasil dari pengolahan sampah plastik jenis LDPE dan HDPE
terhadap bahan bakar minyak melalui proses pirolisis?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui analisa dasar pengolahan sampah plastik jenis LDPE dan
HDPE menjadi bahan bakar minyak dengan menggunakan metode pirolisis.
2. Mengetahui hasil dari pengolahan sampah plastik jenis LDPE dan HDPE
terhadap bahan bakar minyak melalui proses pirolisi.

2
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memberikan solusi dalam menangani permasalahan limbah plastik agar


terciptanya lingkungan lebih bersih dan megnurangi jumlah kuantitas
sampah plastik di Indonesia.
2. Memberikan informasi terkait hasil pengolahan sampah plastik jenis HDPE
dan LDPE menjadi bahan bakar minyak.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Plastik


Plastik adalah material yang terbuat dari turunan minyak bumi (nafta) yang
dihasilkan melalui proses penyulingan. Karakteristik plastik memiliki ikatan
kimia yang kuat sehingga banyak material yang dipakai berasal dari plastik.
Plastik merupakan material non biodegradable tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi atau secara alami oleh karena itu, plastik akan berpotensi mencemari
lingkungan sekitar jika tidak dilakukan tindakan yang tepat.
Plastik juga merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi yang terbuat
dari terjadinya reaksi polimerisasi yang sama, sehingga menjadi bentuk rantai
panjang dan kaku yang dimana terjadi padat setelah temperatur
pembentukannya (Arwizet, 2017).
Plastik juga memiliki sifat thermal yang dimana plastik tersebut dapat
diubah menjadi bentuk yang lain dengan bantuan panas. Untuk
pembentukannya plastik dipengaruhi oleh temperatur baik itu dibawah maupun
diatas titik leleh. Sifat thermal dari plastik yang menjadi sifat khas nya adalah
memiliki titik lebur, dan di setiap jenis–jenis plastik titik leburnya berbeda
beda. Semakin tinggi temperaturnya maka akan semakin lentur dan jika
temperaturnya berada di atas titik leleh, plastik akan meleleh atau melebur
apapun jenis plastiknya.
Plastik terbagi menjadi 2 kelompok yaitu jenis Thermoplastik dan
thermosetting, untuk thermoplastik yaitu jenis yang dimana jika dipanaskan
pada temperatur diatas titik lelehnya maka akan mencair dan dibuat bentuk
uang lain. Sedangkan thermosetting yaitu jenisnya tidak bisa dicairkan
walaupun sudah dipanasi dikarenakan bentuknya yang padat. Jenis
thermoplastik lah yang selama ini sering digunakan karena limbahnya memang
dapat diolah lagi untuk dibentuk benda yang lain walaupun memang untuk dari
segi kualitas terjadinya penurunan.
Upaya untuk menghindari pencemaran lingkungan atau mengurangi
limbah plastik tersebut dilakukan tindakan yang menggunakan konsep 3R yaitu

4
reduce, reuse, dan recycle dengan dilakukannya tindakan tersebut maka limbah
plastik akan sedikit lebih berkurang dari yang biasanya. Untuk mengurangi
limbah plastik yaitu dengan cara mengkonversi limbah plastik menjadi energi
yang dibutuhkan untuk masa sekarang yaitu bahan bakar minyak.
2.2 Jenis–jenis Plastik
Jenis plastik terbagi dalam 6 jenis yaitu ;

Tabel 2.1 Jenis-jenis Plastik

Sumber : Zerowaste

1. PET (Polyethylene Terepthalate)


PET merupakan jenis plastik yang secara luas digunakan sebagai
kemasan makanan dan minuman seperti botol, kemasan plastik makanan,
dan kemasan air minuman. Jenis plastik ini dipakai dikarenakan sifatnya
yang ringan, kuat dan padat. Karena itulah memang jenis ini sangat cocok
digunakan untuk dijadikan wadah kemasan-kemasan lainnya.

2. HDPE (High Density Polyethylene)


HDPE adalah jenis salah satu bahan plastik yang aman digunakan yang
dikarenakan kemampuannya untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan
plastik lainnya yang berbahan HDPE dengan makanan yang dikemasnya.
Jenis plastik ini biasanya digunakan sebagai kemasan botol susu/detergen
yang berbentuk lebih keras dibandingkan dengan jenis PET. HDPE
merupakan sifat bahan yang lebih padat,kuat dana tahan terhadap suhu
tinggi. Jenis plastik ini memang aman dibandingkan plastik lainnya namun
jika terus menerus menggunakan bahan ini maka limbah plastik akan terus

5
menumpuk dimana kita tahu bahwa bahan yang menggunakan jenis HDPE
memiliki sifat yang keras dan kuat maka daripada itu akan sedikit lebih
susah untuk diolah dalam skala besar.

3. V (Polyvinyl Chloride)
V (Polyvinyl Chloride) merupakan jenis plastik yang liat dan keras dan
tidak dapat dipengaruhi oleh zat kimia lain. Sifat dari jenis plastik ini sendiri
adalah kaku, keras, dapat menyatu dengan pelarut, dan memiliki titik leleh
yang tinggi. Jenis plastik PVC ini biasanya digunakan sebagai pipa
berbahan plastik (paralon), perlengkapan alat listrik, bagian plastik dalam
mobil seperti dashboard mobil, dan lain-lain. Plastik PVC ini termasuk
dalam bagian yang sulit untuk di daur ulang lagi dan juga termasuk salah
satu jenis plastik yang berbahaya, dimana jika plastik jenis PVC ini dibakar
maka asap yang timbul berupa zat yang mengandung racun.

4. LDPE (Low Density Polyethylene)


Jenis plastik LDPE bersifat kuat, sedikit tembus cahaya, lentur atau
fleksibel dan permukaan plastiknya sedikit berlemak. Jenis plastik ini dapat
didaur ulang dan terdapat resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Plastik
jenis LDPE ini biasanya digunakan sebagai kantong kresek, plastik
kemasan, botol yang bisa di tekan atau sedikit fleksibel, dan untuk tempat
makanan. Bahan jenis LDPE ini lebih sedikit susah untuk dihancurkan tetapi
tetap baik untuk digunakan sebgai tempat makanan atau minuman
dikarenakan sulit untuk bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang
dikemas dengan menggunakan bahn ini.

5. PP (Polypropylene)
Jenis plastik PP ini bersifat resistensi yang baik terhadap reaksi kimia
dan juga bersifat transparan. Jenis plastik ini banyak yang digunakan
sebagai mainan anak, film, ember dan bagian-bagian otomotif. Plastik
berjenis PP ini memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, tetap stabil

6
jika dihadapi dengan suhu tinggi dan sedikit lebih mengkilap. Titik leleh
untuk jenis plastik ini tergolong sedikit lebih tinggi.

6. PS (Polystyrene)
Polystyrene adalah bahan yang bersifat kaku, mudah patah, tidak
buram. Plastik jenis PP ini juga biasanya digunakan sebagai penggaris
plastik, gantungan baju, dan pelindung yang bersifat plastik seperti
pelindung/frame TV, tempat CD, dan lain- lain. Polystyrene merupakan
bahan yang harus dihindari dikarenakan tergolong berbahaya terhadap
kesehatan tubuh manusia. Jika dibakar atau dipanaskan maka bahan ini akan
timbul api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. Titik leleh
untuk jenis plastik ini sendiri terdapat di angka 95 derajat.

2.3 Karakteristik Jenis Plastik Yang Akan di Konversi Menjadi BBM


2.3.1 Jenis Plastik HDPE (High Density Polyethylene)
High Density Polyethylene merupakan jenis plastik yang saat ini sering
digunakan sebagai bahan kegunaan sehari-hari seperti yang sudah
dipaparkan HDPE memiliki karakteristik transparan dan elastis. Plastik ini
tahan terhadap temperatur yang tinggi, tidak berbau dan juga tahan terhadap
benturan. . Dengan rasio kekuatan kerapatan tinggi, HDPE digunakan dalam
produksi botol plastik, pipa tahan korosi, geomembran, dan kayu plastik.
HDPE biasanya didaur ulang, dan memiliki nomor "2" sebagai kode
identifikasi resinnya. Jenis plastik berbahan HDPE ini di Indoensia banyak
ditemukan sebagai kantong kreses, kantong asoy, tas plastik, dan lain-lain.
HDPE dijadikan bahan untuk membuat bahan bakar minyak dikarenakan
plastik yang berjenis ini tercatat paling banyak digunakan di Indonesia
maupun di seluruh negara, oleh karena itu upaya untuk mengurangi jumlah
limbah plastik ini maka akan dilakukan konversi limbah plastik berjenis
HDPE menjadi bahan bakar minyak (BBM).

7
Plastik yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah
Polyethylene. HDPE atau Polietilen densitas tinggi adalah plastik tahan
panas yang diproduksi dari minyak bumi (Alabi, 2019).
Plastik jenis HDPE ini memiliki ciri terhadap rantai polimer linier
panjang dengan kristalinitas yang tinggi dan percabangan rendah yang
mengarah ke tinggi sifat kekuatan. Limbah plastik berjenis HDPE ini
memiliki potensi yang tinggi untuk digunakan dalam proses pirolisis, dapat
memperoleh cairan yang tinggi tergantung pada parameter pengaturan
(Sharuddin, 2016).
Polietilena di bedakan menjadi dua jenis yaitu LDPE dan HDPE. Jenis
plastik polietilena adalah plastik yang paling sederhana dan juga murah.
Pada masa sekarang tercatat 60 juta ton plastik jenis polietilena dibuat setiap
tahun. Secara kimia, PE sangat inert dan tidak larut dalam larutan apapun,
tetapi dapat menggembung dalam cairan hidrokarbon dan karbon
tetraklorida. PE juga tahan terhadap asam dan basa tetapi dapat rusak oleh
asam nitrat yaitu lebih dari 86%. Jika PE dipanaskan secara kuat maka
ikatannya menjadi silang. Dimana diikuti pemutusan ikatan secara acak
terhadap suhu yang lebih tinggi, tetapi tidak terjadinya depolimerisasi.
Depolimerisasi itu sendiri adalah upaya mengembalikan senyawa dasar
polimer statik. Karena itulah PE tadi di bedakan menjadi 2 jenis yaitu LDPE
dan HDPE. Sifat dari HDPE ini sendiri yaitu besifat kaku, ikatannya rapat,
dan rantainya lurus.

2.3.2 Jenis Plastik LDPE (Low Density Polyethylene)


Low Density Polyethylene merupakan termoplastik dibentuk dari
minyak bumi dengan cara menggunakan tekanan tinggi dan polimerisasi
radikal bebas dimana menggunakan cahaya melalui penguraian zat yang
tidak mantap. LDPE dapat didaur ulang kembali menjadi bahan yang lain
dan dikategorikan nomor 4 pada simbol daur ulang. LDPE merupakan jenis
berdensitas rendah yaitu 0.910 – 0.940 g/cm3, LDPE memiliki cabang yang
banyak dibandingkan dengan HDPE sehingga gaya antar molekulnya

8
rendah. ketahanan LDPE terhadap bahan kimia diantaranya yaitu tidak ada
kerusakan dari asam dan basa, kerusakan kecil dari aldehida dan minyak
tumbuhan, kerusakan menengah dari oksidator dan hidrokarbon alifatik,
dan kerusakan tinggi pada hidrokarbon terhalogenisasi. Plastik LDPE ini
memiliki titik leleh sebesar 105°C sampai 115°C dan tidak mudah bereaksi
dengan bahan kimia yang lain. LDPE juga banyak ditemukan sebagai bahan
pembentuk kemasan pembungkus dan juga pembentuk seperti bagian alat
elektronik, kantong plastik, bagian plastik yang lentur, tempat makanan, dan
lain-lain.

2.4 Pirolisis
Pirolisis merupakan arti dari pyro dan lysis dimana yang diartikan panas
dan penguraian atau bisa disebut dengan degradasi (Wahyudi, 2018). Pada
proses ini pirolisis adalah proses mendegradasi atau penguraian termal
terhadap bahan bahan polimer yaitu plastik dengan pemanasan tanpa oksigen
dimana molekul polimer rantai panjang menjadi molekul yang lebih kecil
melalui panas. Proses pirolisis terdapat tiga mekanisme dekomposisi yang
pertama yaitu pemotongan secara acak rantai polimer yang dimana akan
tebentuknya rantai polimer lebih pendek, kedua yaitu pemotongan ujung rantai
dimana terdapat molekul kecil dan rantai panjang akan mulai terbentuk, dan
terakhir yaitu pemisahan rantai polimer yang membentuk molekul kecil
(Xingzhong, 2006).
Proses pirolisis biasanya berlangsung pada temperatur 500 sampai 800
derajat. Produk dari pirolisis ini terdiri dari fraksi gas, cair, dan residu. Pada
suhu 500-800 derajat tadi plastik akan meleleh dan menjadi gas. Selanjutnya
dari pemanasan tadi akan dilakukan proses pendinginan pada gas tersebut
sehingga akan mengalami kondensasi dan membentuk cairan. Hasil dari proses
tersebut akan berupa cairan yang nantinya menjadi bahan bakar minyak
(Aguado, 2007).

9
2.4 Perubahan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar
Proses pengkonversian limbah plastik menjadi bahan bakar yaitu melalui
metode pirolisis. Seperti yang kita ketahui sampah plastik merupakan
penyebab pencemaran lingkungan di kehidupan kita sekitar. Plastik memang
sangat cocok digunakan untuk kehidupan sehari-hari, plastik bisa ditermukan
di produk serbaguna, flesibel, tahan lembap, dan juga relatif murah. Karena
fungsinya yang serbaguna banyak pabrik-pabrik menghasilkan produk yang
bahan bakunya berupa plastik. Tercatat untuk jenis sampah plastik terbanyak
di dunia yaitu berjenis Polietilen berdensitas tinggi dan rendah atau biasa
disingkat menjadi HDPE dan LDPE.
Jenis plastik HDPE dan LDPE ini banyak ditemukan di lingkungan sekitar.
Jenis plastik ini biasanya digunakan untuk botol minuman yang fleksibel,
kantong kresek, dan lain-lain. Oleh karena itu upaya untuk mengurangi limbah
plastik akan dilakukan pengkonversian limbah plastik menjadi bahan bakar
melalui proses pirolisis.
Salah satu proses perubahan limbah plastik yaitu dilakukan dengan
menggunakan metode pirolisis. Sampah plastik dapat dirubah menjadi bahan
bakar minyak dengan cara cracking atau proses perengkahan dimana yaitu
reaksi pemutusan ikatan C-C dari rantai karbon yang panjang dan berat
molekul molekul besar menjadi rantai karbon pendek dengan berat molekul
yang lebih kecil (Wahyudi, 2016). Untuk temperatur optimal pada proses ini
yaitu pada temperatur 425 derajat. Dari hasil proses pirolisis inilah akan
menghasil produk utama yaitu berupa minyak yang dapat dijadikan bahan
bakar (Liestiono, 2017).
Perubahan limbah plastik melalui proses pirolisis dapat dilakukan dengan
tahapan pertama yaitu pemilihan plastik yang berjenis High Density
Polyethylene dana Low Density Polyethylene setelah itu sampel di bersihkan
terlebih dahulu, lalu di keringkan hingga sampel benar-benar kering dan tidak
mengandung adanya air, terakhir yaitu plastik dicacah dan langsung
dimasukkan reaktor atau alat pirolisis kemudian dipanaskan (Wasesa, 2016).

10
BAB III
METODE PENELITIAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui di era saat ini penggunaan plastik dari tahun ke
tahun semakin meningkat di Indonesia maupun di beberapa negara lain. Oleh
karena itu Peningkatan kuantitas produksi sampah plastik semakin meningkat
dikarenakan setiap tahun terjadinya pertumbuhan jumlah penduduk. Sampah
plastik sendiri yaitu barang bekas atau tidak terpakai yang materialnya
diproduksi dari bahan kimia tak terbarukan. Sebagian besar sampah plastik
yang digunakan sehari-hari biasanya dipakai untuk pengemasan. Praktis,
kantong plastik juga masih sering dipakai sebagai tempat sampah organik yang
akan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Di negara kita Indonesia sendiri kebutuhan plastik terus meningkat hingga
mengalami kenaikan rata-rata 64 juta ton per tahun. Berdasarkan data The
World Bank tahun 2018, sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia memberikan
kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1, 27 juta ton. Dengan
komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta
ton adalah sedotan plastik dan pada 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang
dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton di antaranya terbuang dan
mencemari laut. Jenis sampah plastik yang paling banyak digunakan di dunia
yaitu jenis HDPE (High Density Polyethylene) dan LDPE (Low Density
Polyethylene).
Oleh karena itu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
merupakan upaya yang sangatt tepat, selain mengatasi masalah krisis bahan
bakar juga merupakan upaya dalam mengatasi pencemaran lingkungan.
Perubahan sampah plastik menjadi bahan bakar dapat dilakukan melalui proses
pirolisis. Pirolisis merupakan proses peruraian suatu bahan pada
temperatur tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses
penguraian ini menggunakan suhu yang tinggi serta tekanan yang rendah. Suhu
dan tekanan yang digunakan dapat mencapai 8000C dan 700 kpa (Wega
Trisunaryanti, 2018: 27). Sri Suharti dan Irnia Nurika (2018: 100)

11
12

Anda mungkin juga menyukai