Anda di halaman 1dari 28

POLIMERISASI DALAM INDUSTRI

(PENYULINGAN MINYAK BUMI)

Diajukan untuk memenuhi Tugas Proses Industri Kimia II

Disusun Oleh :
Kelompok III (A1)
1. Farid Yoanda NIM.180240003
2.Widya Manggaratih NIM. 180140012
3.Ovi Novalinda elyfia Siregar NIM. 180140028
4.Mila Rahma Yulianti NIM. 180140032
5.Tiara Rozah NIM. 180140141
6.Hamisna Laili NIM. 180140179
7.Muhammad Rizky Simamora NIM. 180140167

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah swt karena atas berkah dan rahmatnya
yang telah dilimpahkan kepada kita semua sehingga Makalah ini dapat diselesaikan
dengan sebaik mungkin.
Dalam Makalah ini kita membahas tentang Polimerisasi Dalam Industri
(Penyulingan Minyak). Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Proses Industri Kimia II. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.
Suryati., ST. MT sebagai dosen pengampuh mata kuliah ini.Dan kami ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
Proses Industri Kimia II sehingga dapat selesai dengan baik.
Kami berharap dalam makalah ini dapat menambah wawasan pembaca,
khususnya para mahasiswa, tentang pengertian dan tahap-tahap dalam proses
pembuatan gula. Untuk itu kami menerima segala bentuk kritikan dan perbaikan,
saran-saran dan kritikan yang bersifat membangun dari para pembaca dan pemakai
makalah ini, sangat kami harapkan. Mudah- mudahan, Allah SWT memberikan
pahala yang berlipat ganda atas segala bantuannya.
Besar harapan kami agar Makalah ini dapat digunakan atau dimanfaatkan sebaik
mungkin sebagai bahan pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan dalam
lingkungan masyarakat.

Lhokseumawe,19 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Penulisan...................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah................................................................. 2
1.3.Tujuan Penulisan................................................................... 2
1.4.Manfaat Penulisan................................................................. 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 3
2.1. Definisi Polimerisasi........................................................... 3
2.2.Penggolongan Polimerisasi................................................... 7
2.3.Sifat-Sifat Polimerisasi.......................................................... 9
2.4. Reaksi-Reaksi Polimer......................................................... 10
2.5. Proses Pengolahan Minyak Bumi........................................ 10
2.6 Kegunaan Dan Dampak Polimer Terhadap Lingkungan11
BAB III : PENUTUP............................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita hidup dalam era polimer. Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu
telahdikenal dn dimanfaatkan, seperti kapas, wool, dan damar. Polimer sitesis
dikenalmulai tahun 1925, dan setelah hipotesis makromolekul yang dikemukakan
olehstaudinger mendapat hadiah nobel pada tahun 1955, teknologi primer
mulaiberkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam
kehidupansehari-hari, antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik
polietilena untukbotol susu, karet unutk ban mobil dan plastik poliuretana untuk
jantung buatan.Apakah anda pernah melihat ibu anda menggoreng telur dengan
menggunakanteplon? Bila struktur teplon ditentukan, maka molekul teplon ditemukan
mengandungrantai karbon dengan mengikat atom-atom fluorin.
Tetra fluoroetena ( TetraFluoroetilena) merupakan molekul yang sangat
nonpolar dan relatif kecil ukurannyaserta cenderung berupa gas pada suhu kamar.
Dalam kehidupan sehari–hari, kita sering menggunakan berbagai bahan
kimia.Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan–bahan
kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari-hari
memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan
waktu lama. Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia
yang banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari – hari maupun dalam industri.
Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam
tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat,
juga merupakan polimer.Salah satu industry ada polimerasasi itu ada pada industry
penyulingan minyak bumi.
Minyak bumi berasal dari formasi batuan yang berumur antara sepuluh juta
sampai empat ratus juta tahun dan sekarang ini telah terbukti bahwa pembentukan
minyak bumi berkaitan dengan pengembangan batuan sedimen berbutir halus, yang
mengendap dilaut atau didekat laut dan bahwa minyak bumi adalah produk dari
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di laut. Walaupun demikian mengenai
asal usul minyak bumi ini telah banyak teori yang diajukan diantaranya ada yang
menganggap bahwa minyak bumi berasal dari bahan anorganik.Pada tahun 1866,
Berthelot mengajukan teori bahwa minyak bumi berasal dari reaksi antara karbid
dengan air yang menghasilkan asitilen, yang selanjutnya karena suhu dan tekanan
yang tinggi asitilen berubah menjadi minyak bumi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan
dalam penelitian yaitu memahami proses industri penyulingan minyak bumi dan
memahami juga reaksi polimerasasi pada penyulingan minyak bumi.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi polimer
2. Mengetahui penggolongan polimer
3. Mengetahui sifat-sifat polimer
4. Mengetahui reaksi polimerasasi secara umum
5. Mengetahui reaksi polimerasasi pada industri penyulingan minyak bumi
6. Mengetahui kegunaan & dampak polimer dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan literatur terutama materi proses
industri kimia II tentang polimerasasi dalam industri serta makalah dapat menjadi
bahan acuan dalam pengetahuan tentang reaksi polimerasasi pada industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI POLIMER


Polimer atau kadang-kadang disebut sebagai makromolekul, adalah molekul
besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana.
Kesatuan-kesatuan berulang itu setara dengan monomer, yaitu bahan dasar pembuat
polimer (tabel 1). Akibatnya molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa
molekul yang sangat besar. Sebagai contoh, polimer poli (feniletena) mempunyai
harga rata-rata massa molekul mendekati 300.000. Hal ini yang menyebabkan
polimer tinggi memperlihatkan sifat sangat berbeda dari polimer bermassa molekul
rendah, sekalipun susunan kedua jenis polimer itu sama.
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari
pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya
merupakan organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik.
Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan DNA.Meskipun istilah polimer lebih
populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas
material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer
alamiseperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad.
 Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami
yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam
nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi. Dalam kehidupan sehari-
hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan. Berikut ini beberapa contoh
polimer buatan di sekitar kita :
1. Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-
ahli kimia organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk
mempercepat perolehan kebutuhan tersebut.
Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar monomer,
seperti butadiene dan stirena denganm cara kopolimerisasi.Polibutadiena-stirena
disebut juga dengan Buna atau nama dagangnya SBR (stirena-butadiena rubber). Ada
dua jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak seperti polimer lain yang
monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah
3:1, sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3.
polimer tersebutb merupakan karet sintetis yang kuat hamper menyamai karet alam
karena resisten oksidasi dan abrasi dibandingkan karet alam. SBR mengandung ikatan
rangkap dan dapat di cross-linked kan dengan sulfur dengan proses vulkanisasi. Saat
ini Buna banyak digunakan sebagai ban mobil.Jika karet yang divulkanisasi ini
diregangkan, jembatan belerang menahan rantai-rantai polimer sehingga tidak mudah
putus, kemudian karet tersebut akan kembali pada bentuk semula setelah meregang.
Karet sintetis lain adalah neoprene yang berasal dari monomer kloropropena,
polibutadiena, dan Thiokol.
2. Serat Sintetis
        Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat
(selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat
memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron).Dakron atau tetoron
merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur dan transparan.
Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis dan membuat lembaran film tipis
yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar banyak digunakan untuk pita rekam
magnetic dan untuk membuat gelembung balon yang dimanfaatkan dalam penelitian
cuaca di atmosfer.Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi.
Disebut nilon-66 karena polimernya tersususn dari enam atom C dari 1,6-
heksametilena diamina dan enam atom C dari molekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-
66 digunakan untuk serat kain.
3.          Orlon
        Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini
merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol,
karpet, dan kaus kaki.
4.         Teflon (Tetrafluoroetena)
        Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap
bahan kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis
tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.
5.         Bakelit (Fenol Formaldehida)
        Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu
fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi
dantahan api. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu
tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
6.         Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
        Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass.
Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat
(H2C = CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer
ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.
7.        Plastik Polietilentereftalat (PET)
        Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan
daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam
hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar 72
% sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan
poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti : sutera, wol dan katun
untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah
perawatannya.
8.      Plastik Polietena/Polietilena (PE)
        Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan
High Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai
kantung plastik serta pembungkus makanan dan barang.
        Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-
anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan televisi, serta piringan
hitam.
9.     Polivinil Klorida (PVC)
        Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga
bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik
PVC yaitu bentuk kaku dan bentuk fleksibel.
        Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, mainan
anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan beberapa
komponen mobil. Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk
membuat selang plastik dan isolasi listrik.
        Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68
% digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
10.    Plastik Nilon
        Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti
pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace
Carothers dari Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus
ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan
rumah tangga serta peralatan laboratorium.
11.   Wol
        Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur
protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-
kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena
itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak
mengerut pada saat pencucian.
12.    Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak
digunakan (hamper 50 % pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun
dibuat dari serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang
kuat, enak dipakai, dan mudah perawatannya.

2.2 PENGGOLONGAN POLIMER


penggolongan polimer berdasarkan asalnya , yaitu yang berasal dari alam
(polimer alam) dan di polimer yang sengaja dibuat oleh manusia (polimer sintetis).
1.      Polimer alam
Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, Polimer alam adalah
senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. jumlahnya yang
terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil
karena pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat
terbatas. Contoh sederhana polimer alam seperti ; Amilum dalam beras, jagung dan
kentang , pati , Selulosa dalam kayu , Protein terdapat dalam daging dan Karet alam
diperoleh dari getah atau lateks pohon karet .
Karet alam merupakan polimer dari senyawa hidrokarbon, yaitu 2-metil-1,3-
butadiena (isoprena). Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai
secara luas. Bentuk utama dari karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena,
dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis
pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar. Hampir semua karet alam diperoleh
sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32 – 35% karet dan sekitar 5% senyawa lain,
termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester dan garam.
  Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Selsel
kehidupan juga merupakan pabrik polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada
kerangka luar serangga, wool, jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat,
adalah polimer-polimer yang disintesis secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat
menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi
seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa padatan kristalin
yang berasa manis. Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang
merupakan bahan dari kayu.
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam
kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi
karena karet alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama
terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan
makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam
mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga
sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih
luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
3. Polimer sintetis
  Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer
regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat
sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat
dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan
baku kimia disebut  polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly vynil
chlorida (PVC), dan nylon. Kebanyakan  polimer ini sebagai plastik yang digunakan
untuk berbagai keperluan baik untuk rumah tangga, industri, atau mainan anak-
anak.Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil
kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran
Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907.
Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang dipakai
secara luas. Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik adalah nylon dan
poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak produk lain yang
Anda lihat sehari-h
ari.Ahli kimia telah mensintesis polimer di dalam laboratorium selama 100
tahun. Dapatkah Anda membayangkan kehidupan tanpa  mengenal polimer sintesis
ini? Pada musim hujan, Anda mungkin akan kehujanan saat pergi sekolah tanpa
membawa jas hujan yang terbuat dari nilon, makan makanan yang basi untuk makan
siang tanpa kantong plastik atau suatu wadah dari bahan polimer, dan memakai
seragam olahraga yang terbuat dari bahan tekstil yang lebih berat dari buatan pabrik
sintesis. Banyak polimer telah membantu kita dalam menyumbang kehidupan
kita.Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra.
Gagasan untuk proses tersebut adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik
diambil dari laba-laba.

2.3 Sifat – Sifat Polimer


Perbedaan utama dari polimer alam dan polimer sintetik adalah, mudah
tidaknya sebuah polimer didegradasi atau dirombak oleh mikroba. Polimer sintetik
sulit diuraikan oleh mikroorganisme.Sifat-sifat polimer sintetik sangat ditentukan
oleh struktur polimernya seperti; panjangnya rantai; gaya antar molekul;
percabangan; dan ikatan silang antar rantai polimer.
Adapun Sifat-sifat polimer antara lain:
A.  Sifat Thermal
 Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan
keras jika didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas.
 Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik.
 Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset,
contohnya melamin
B. Sifat Kelenturan
 Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis.
Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan
polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk
tertentu. Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya
setelah terlalu lama kena bensin atau minyak.
C. Ketahanan terhadap Mikroorganisme
 Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap
mikroorganisme atau ulat (rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan
terhadap mikroorganisme atau ulat.

D. Sifat Lainnya
 Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau
alat-alat industri. Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan :
o Toksisitasnya
o Daya tahan terhadap air, minyak atau panas
o Daya tembus udara (oksigen)
o Kelenturan
o Transparan

2.4 Reaksi Polimerisasi Dan polimerisasi Adisi


Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil
(monomer) yang membentuk molekul yang besar. Ada dua jenis reaksi polimerisasi,
yaitu :—polimerisasi adisi danpolimerisasi kondensasi.
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan tak jenuh (ikatan
rangkap dengan melakukan reaksi dengan cara membuka ikatan rangkap (reaksi
adisi) dan menghasilkan senyawa polimer dengan ikatan jenuh-Polimer kondensasi
terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang
berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya
molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer
bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru
yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil –biasanya
air –dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus
mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke
unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut— reaksi
kondensasi.

2.5 PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi
diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung 
dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap.
Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan
lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500
jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon
meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh
karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana
minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih
yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:
1. DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah
dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C.
Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom
fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah
kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu
pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Menara destilasiMinyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik
ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke
bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian
atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu
yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang
titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi.
Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah
komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut
gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi
meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah
lebihdari20. 
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain
sebagai berikut :
1. Gas Rentang rantai karbon : C1 sampai C5Trayek didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin(Bensin)Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin(MinyakTanah) Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4. Solar Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40 Trayek didih : di atas 300°C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki


kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih
lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan
dimurnikan (refinery), seperti terlihat dibawah ini:
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar
menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini
adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi
gasolin (bensin).
Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang
dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-
trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan
oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk.
Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana.
Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah.Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah
sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis


yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan
katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis
karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik
ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi
untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada
tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang
yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang
kemudian dipisahkan.

3. REFORMING
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai
karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama
bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi.
Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon


parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini
digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam
lempung.Contoh reaksinya :

 
4. ALKILASI dan POLIMERISASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi
molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis
asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum
adalah sebagai berikut:
RH + CH2=CR’R’’   R-CH2-CHR’R”

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul


besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

M CnH2n   Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa


isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5. TREATING
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

 Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor


yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
 Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
 Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul
tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas
dengan pour point yang rendah.
 Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk
minyak pelumas
 Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi
atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai
masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam
proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa
gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta
hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi,
hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian
diambil kembali sebagai sulfur elemental. Desulfurisasi merupakan proses yang
digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya
terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta
2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi
dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan
proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon
asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari
dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi
atau pencucian/pelucutan.
Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang
lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara
selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu
dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh
enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah
senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik,
dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah
dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated
dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-
desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut
juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain. 
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan
kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika
disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan
menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi
juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell
Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini
sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih
terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di
seluruh dunia. Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan
menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai
dengan 50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus
bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang
mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan
soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen
sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik
teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur
elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9.
Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan
dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur
diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik
sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini
dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi
dapat digambarkan sebagai berikut :
 Absorpsi H2S oleh senyawa soda

 Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme


Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :
 dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran
hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan
hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-
volume)
 pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam
1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas
berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di
flare. Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses yang
memerlukan pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak
dimungkinkan.
 menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan
untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
 sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan
(plugging atau blocking) pada pipa
 Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi
pada berbagai kondisi proses
 Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi
pada suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
 Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang
regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang
mengandung gas limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.

Proses distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi bertingkat tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.
Diagram menara fraksionasi (distilasi bertingkat) untuk penyulingan minyak bumi.
Pandangan irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agar selalu
kontak satu sama lain, sehingga pengembunan dan penyulingan berlangsung
menyeluruh sepanjang kolom.

Fraksi Hidrokarbon yang Didapatkan dari Distilasi Bertingkat


Fraksi Jumlah Atom C Titik Didih Kegunaan
Gas C1 – C5 -164 °C – 30 °C bahan bakar gas
Eter petroleum C5 – C7 30 °C – 90 °C pelarut, binatu kimia
Bensin C5- C12 30 °C – 200 °C bahan bakar motor
minyak lampu, bahan
Minyak tanah C12 – C16 175 °C – 275 °C bakar kompor
Minyak gas, bakar, bahan bakar mesin
dan diesel C15 – C18 250 °C – 400 °C diesel
Minyak-minyak
pelumas, gemuk, jeli
petroleum C16 ke atas 350 °C ke atas pelumas
lilin gereja,
pengendapan air bagi
meleleh 52 °C – 57 kain, korek api,dan
Parafin (lilin) C20 ke atas °C pengawetan
Ter residu aspal buatan
bahan bakar,
Kokas petroleum residu elektrode

2.6 Kegunaan Dan Dampak Polimer Terhadap Lingkungan


Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan
merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik
pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, alat-alat rumah
tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya
diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik dan kantong plastik
(keresek).
Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam
bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air yang
menyebabkan banjir. Sampah polimer sintetis jangan dibakar, karena akan
menghasilkan senyawa dioksin. Dioksin adalah suatu senyawa gas yang sangat
beracun dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).Plastik vinyl chloride tidak
berbahaya, tetapi monomer vinyl chloride sangat beracun dan karsinogenik yang
mengakibatkan cacat lahir.
Plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan, jika terkena panas
dikhawatirkan monomernya akan terurai dan akan mengontamiasi makanan.
Untuk mengurangi pencemaran plastik :
1.            Kurangi penggunaan plastik
2.            Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah organik,  sehingga dapat
didaur ulang.
3.            Jangan membuang sampah plastik sembarangan.
4.            Sampah plastik jangan dibakar.
Untuk menghindari bahaya keracunan akibat penggunaan plastik :
1.            Gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti gelas.
2.            Gunakan penciuman, jika makanan/minumam  bau plastik jangan digunakan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang
berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan
organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh
terkenal dari polimer adalah plastik dan DNA.
2. penggolongan polimer berdasarkan asalnya , yaitu yang berasal dari alam (polimer
alam) dan di polimer yang sengaja dibuat oleh manusia (polimer sintetis).
2. Sifat-sifat polimer sintetik sangat ditentukan oleh struktur polimernya seperti;
panjangnya rantai; gaya antar molekul; percabangan; dan ikatan silang antar rantai
polimer.
3. Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer)
yang membentuk molekul yang besar. Ada dua jenis reaksi polimerisasi, yaitu :—
polimerisasi adisi danpolimerisasi kondensasi.
4. Suatu cara yang paling penting untuk memisahkan minyak mentah kedalam fraksi-
fraksinya ialah distilasi. Sifat-sifat fraksi tergantung kepada komposisi minyak
mentah dan tergantung kepada tipe produk jadi yangdiinginkan.,Proses pengolahan
minyak bumi didalam kilang minyak secara umum berlangsung secara 4 tahapan,
yakni Destilasi,Konversi(Cracking,Alkilasi,Polimerisasi, Alterasi ),Treatment,dan
Blending

3.2 Saran
Peningkatan kualitas olahan minyak bumi sangat dibutuhkan bagi kehidupan
manusia,terlebih dengan kemajuan teknologi yang pesat.
Saat ini,ketergantungan terhadap minyak bumi masih tinggi. Tingkat konsumsi yang
menjulang tidak sebanding dengan ketersediaan, dengan begitu perlu kesadaran akan
mengeksplorasinya agar tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
         Bahti.1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran.
Bandung.
         Brown, H. William, 1995. Organic Chemistry. USA: Saunders College
Publishing
Hardjono, A., 2001. Teknologi Minyak Bumi. Edisi I, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
         Nugroho, A. 2006. Bioremediasi Hidrokarbon Minyak Bumi.Cetakan I.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai