Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

JENIS, SIFAT, KEGUNAAN DAN PROSES


PEMUBATAN POLIMER

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Material Teknik
Dosen Pengampu: Karnadi, S.T., M.T

Oleh:
Aulia Rahman Hakim 22416226201033 TI22H
Mikha Stefanus 22416226201241 TI22H
Tri Nugroho 22416226201267 TI22H

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUTRI
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan materi
“ JENIS, SIFAT, KEGUNAAN DAN PROSES PEMUBATAN POLIMER “.
Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas untuk mata kuliah Material Teknik
di Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Dalam penulisan laporan laporan ini saya beserta kelompok saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, khususnya kepada Bapak
Karnadi, S.T., M.T yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam
laporan ini.
Dalam penulisan laporan laporan ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatkan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Karawang, 20 Mei 2023

Kelompok TI22H

ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
Cover .................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
Daftar Gambar ............................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 6

II. LANDASAN TEORI ........................................................................................ 7


2.1 Polimer ..................................................................................................... 7
2.2 Struktur Sifat dan Klasifikasi Polimer ..................................................... 8
2.3 Jenis Polimer .......................................................................................... 13
2.4 Kegunaan Polimer ................................................................................... 17
2.5 Proses Pembuatan Polimer ..................................................................... 17

III. PENUTUP .................................................................................................... 20


3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 20
3.2 Saran .................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pembentukan Polietilena (PE) Dari Etana 18


Gambar 2. 2 Pembentukan Poliisoprena Dari Isoprene 18
Gambar 2. 3 Pembentukan Dacron (Polietilen Tereftalat) 19
Gambar 2. 4 Pembentukan Poliamida Nilon 66 Dari Asam Adipat Dan
Heksametilendiamina 19

iv
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentunya tak bisa lepas dari kantong plastic
yang praktis, begitu juga dengan karet gelang yang sering kita gunakan untuk
mengikat sesuatu, Teflon yang memudahkan kita ketika memasak karna anti lengket
nya. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui bahwa beberapa barang yang
sangat bermanfaat tersebut adalah polimer. Polimer merupakan suatu golongan bahan
kimia yang banyak di gunakan dalam keperluan sehari-hari maupun dalam industri.
Jons Jacon Berzelius adalah yang pertama kali memperkenalkan istilah polimer pada
tahun 1833. Dimana polimer tersebut berasal dari Bahasa Yunani, poly yang artinya
banyak dan meros yang berarti bagian. Sedangkan untuk umumnya polimer
merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan berulang moluker kecl
(monomer).
Sejak dulu kita sebenarnya sudah mengenal dan memanfaatkan beberapa polimer
alami seperti, kapas, wool, dan damar. Pada perkembanganya di tahun 1925 mulai
dikenalnya polimer sintetis, dan setelah hipotesis makromolekul yang di termukan
Staudinger mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, di situlah teknologi polimer
mulai berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintetis yang sering kita jumpai
antara lain, serat-serat tekstil polyester dan nilon, plastic polietilenak untuk kantong
plastik, karet untuk ban kendaraan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan Polimer?
2. Apa saja jenis-jenis dari Polimer?
3. Bagaiman sifat Polimer?
4. Apa saja kegunaan Polimer?
5. Bagaimana membuat Polimer?

5
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu polimer.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis polimer.
3. Untuk mengetahui sifat polimer.
4. Untuk mengetahui kegunaan polimer.
5. Untuk mengetahui cara pembuatan polimer.

6
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Polimer


Polimer adalah molekul besar yang tersusun secara berulang dari molekul
molekul kecil yang saling berikatan. Polimer mempunyai massa molekul relatif sangat
besar, yaitu sekitar 500 - 10.000 kali berat molekul unit ulangnya. Istilah polimer
berasal dari bahasa yunani, polys = banyak dan meros = bagian, yang berarti banyak
bagian atau banyak monomer. Polimer merupakan molekul besar (makromolekul) yang
terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang
pada polimer, biasanya ekivalen dengan monomer, yaitu bahan dasar polimer tersebut
(Billmeyer,1971).
Kata polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan Swedia Berzelius pada
tahun 1833. Sepanjang abad 19 para ilmuwan bekerja dengan makromolekul tanpa
memiliki suatu pengertian yang jelas mengenai strukturnya. Sebenarnya, beberapa
polimer alam yang termodifikasi telah dikomersilkan. Sebagai contoh, selulosa nitrat
dipasarkan dibawah nama-nama ”Celluloid” dan ”guncotton” (Stevens, 2001).
Industri polimer berkembang diawali ketika Charles Goodyear dari Amerika
Serikat berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun 1839. Setelah itu berbagai
modifikasi polimer pun mulai berkembang seperti: modifikasi selulosa dengan asam
nitrat pada tahun 1870, Ditemukan; damar fenolik tahun 1907, Poli fenol etena atau
Polistirena tahun 1930, Polietena atau Polietilena tahun 1933.
Penemuan tersebut, menyebabkan sejumlah terobosan baru untuk menciptakan
berbagai sistim polimer baru maupun pengembangan sistem polimer yang telah ada.
Hasilnya tampak sebagai produk industri polimer yang begitu beragam sebagaimana
yang terlihat sekarang ini. Hingga pada tahun 1970 sudah terdapat lebih dari 25 produk

polimer, dan pada tahun 1980 polimer mencapai 2 juta m3 tiap tahunnya, melebihi
produksi kayu dan baja. Dengan berkembangnya industri polimer, ternyata membawa
dampak positif terhadap jumlah pengangguran. Hal ini disebabkan karena industri
polimer menyerap banyak tenaga kerja. Karena sifatnya yang karakteristik maka bahan
polimer sangat disukai.

7
Penggunaan polimer sebagai material, terus menunjukkan perkembangan yang
sangat pesat, plastik merupakan salah satu contohnya. Material plastik banyak
digunakan karena memiliki sifat unggul seperti ringan, transparan, tahan air, serta
harganya yang relatif murah. Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer
sintetik, terbuat dari bahan kimia yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme
di lingkungan. Ketidak- mampuan mikroorganisme untuk menguraikan material ini,
menimbulkan masalah sampah. Sampah yang tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan masalah yang sangat serius. Polistiren merupakan salah satu jenis
polimer sintetik yang banyak digunakan sebagai bahan insulator listrik, pembungkus
makanan, styrofoam, dan mainan anak. Polistiren mengandung monomer stiren yang
murah dan mudah didapat akan tetapi polistiren sulit terdegradasi oleh mikroorganisme
di alam. Oleh karena itu, perl dilakukan modifikasi terhadap polimer sintetik agar
diperoleh polimer yang dapat terdegradasi.
Panjang rantai polimer diukur dari jumlah unit ulang yang terdapat pada rantai,
umumnya dikenal sebagai derajat polimerisasi (DPn). Panjang rantai dari suatu polimer
berbeda- beda. Oleh karena itu, berat molekul suatu polimer tidak dapat ditentukan
secara pasti. Berat molekul polimer biasanya diambil berdasarkan berat molekul rata-
rata (Mw ) atau berat molekul rata- rata jumlah ( Mn ). Berat molekul dari polimer yang
biasa digunakan sebagai plastik, karet atau serat berkisar antara 10.000 sampai
1.000.000 (Billmeyer,1971).
Polimer dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam (seperti
pati, selulosa, dan sutra) dan polimer sintetik (seperti polietilena (PE), nilon, poli vinil
klorida (PVC), polikarbonat (PC), polistirena (PS), dan karet silicon). Bahan-bahan ini
biasanya memiliki kepadatan rendah, sedangkan karakteristik mekanik mereka
umumnya berbeda dengan logam dan bahan keramik).

2.2 Struktur Sifat dan Karakteristik Polimer


Bila ingin memahami struktur polimer, kita dapat mengidentifikasi monomer
yang secara berulang-ulang menyusun polimer tersebut. Karena polimer merupakan
molekul yang besar, maka polimer umumnya disajikan dengan menggambarkan hanya

8
sebuah rantai. Sebuah rantai yang digambarkan tadi harus mencakup paling tidak satu
satuan ulang yang lengkap. Selulosa, merupakan komponen utama tumbuhan, suatu
senyawa organik yang kemungkinan sangat berlimpah di bumi. Bahan tumbuhan ini
ditemukan di dalam dinding sel buah-buahan dan sayuran, tidak dapat dicerna oleh
manusia. Selulosa yang melewati sistem pencernaan makanan tidak diubah, namun
digunakan sebagai serat makanan yang diterima sistem pencerna makanan manusia
dengan baik. Panjang molekul selulosa berjarak dari beberapa ratus hingga beberapa
ribu unit glukosa, tergantung dari sumbernya.
Selulosa merupakan polimer yang ditemukan di dalam dinding sel tumbuhan
seperti kayu, dahan, dan daun. Selulosa itulah yang menyebabkan struktur-struktur
kayu, dahan dan daun menjadi kuat. Dapatkah Anda menemukan bagian dari struktur
molekul selulosa yang diulang? Ingat bahwa bagian cincin dari molekul selulosa
semuanya identik. Ada satuan-satuan monomer yang bergabung membentuk polimer.
Glukosa adalah nama monomer yang ditemukan di dalam selulosa. Struktur polimer
terdiri dari identitas monomer, rantai polimer, ukuran rantai, susunan monomer dalam
kopolimer, dan Stereokimia Polimera .
Berdasarkan sifat-sifatnya polimer dapat dibagi ke dalam tiga kelompok umum,
yaitu elastomer, serat, dan plastik. Ciri elastomer adalah kemampuannya untuk
diregang di bawah tekanan (direntangkan) dan dapat kembali pada bentuk awalnya bila
tekanan dikurangi (elastis). Contoh elastomer antara lain ialah karet (alam maupun
sintetis) dan silikon.
Serat adalah polimer yang mempunyai sifat gaya regang yang tinggi di
sepanjang sumbunya. Serat merupakan polimer seperti benang yang dapat ditenun
menjadi kain. Kapas, wool, dan sutera adalah contoh-contoh dari serat alam. Beberapa
serat sintetis seperti nilon, orlon, dan dacron, mempunyai sifat tambahan yang
menguntungkan yaitu gaya regangnya bertambah; lebih ringan, penyerapan
kelembaban rendah; tahan terhadap ngengat, jamur, kebusukan, dan cendawan; serta
tidak keriput.
Plastik mempunyai sifat di antara elastomer dan serat, yang mempunyai
bermacam-macam sifat pada suhu kamar. Contohnya ialah polistirena (PS) dan

9
polipropilena (PP). Polistirena bersifat kaku dan getas, sedangkan polipropilena
bersifat sangat keras, tahan benturan, tahan sobek, dan lentur dalam bentuk lembaran
tipis.
Dari tiga kelompok tersebut polimer dapat digolongkan berdasarkan sifat
kimia, fisika, mekanika, dan termal. Berikut ini penggolongan polimer berdasarkan
sifat kimia, fisika, mekanika, dan termal.

2.2.1 Sifat Kimia


Gaya tarik menarik antara rantai polimer memainkan peranan yang
besar terhadap sifat polimer. Karena rantai polimer sangat panjang, gaya antar
rantai menjadi berlipat ganda dibandingkan tarik menarik antara molekul biasa.
Gugus samping yang berbeda dapat mengakibatkan polimer berikatan ion atau
ikatan hidrogen pada rantai yang sama. Semakin kuat gaya akan berakibat
naiknya kuat tarik, titik leleh, dan tingkat kristalinitas.
Gaya intermolekuler pada polimer dapat dipengaruhi oleh dipol pada
unit monomer. Polimer yang mengandung gugus amida atau karbonil dapat
membentuk ikatan hydrogen antara rantai yang berdekatan. Atom hidrogen
yang bermuatan positif pada gugus N-H akan tertarik kuat pada oksigen yang
bermuatan negative pada gugus C=O. ikatan hidrogen yang kuat ini akan
berimbas pada naiknya kuat tarik dan titik leleh, misalnya pada polimer yang
mengandung uretan atau urea. Polyester mempunyai ikatan dipol-dipol antara
atom oksigen pada C=O dengan atom hydrogen pada gugus C-H. ikatan dipol
tidak sekuat pada ikatan hydrogen, jadi titik leleh polyester lebih rendah, tetapi
mempunyai fleksibilitas yang tinggi

2.2.2 Sifat Fisik


Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat fisik polimer sebagai berikut.

A. Panjang rata-rata rantai polimer kekuatan dan titik leleh naik dengan bertambah
panjangnya rantai polimer.

10
B. Gaya antar molekul jika gaya antar molekul pada rantai polimer besar maka polimer
akan menjadi kuat dan sukar meleleh.
C. Percabangan rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah
dan mudah meleleh.
D. Ikatan silang antar rantai polimer ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan
terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras. Jika ikatan silang
semakin banyak maka polimer semakin kaku dan mudah patah.
E. Sifat kristalinitas rantai polimer berstruktur tidak teratur memiliki kristanilitas
rendah dan bersifat amorf (tidak keras). Sedangkan polimer dengan struktur teratur
mempunyai kristanilita tinggi sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahaan-
bahan kimia dan enzim.

2.2.3 Sifat Mekanik


Menurut Arifianto 2008, sifat mekanik polimer antara lain sebagai berikut :

A. Kekuatan (Strength) Kekuatan merupakan salah satu sifat mekanik dari


polimer. Ada berbagai macam kekuatan dalam polimer, diantaranya yaitu sebagai
berikut:
a) Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Kekuatan Tarik adalah tegangan
yang dibutuhkan untuk mematahkan suatu sampel. Kekuatan tarik penting
untuk polymer yang akan ditarik, contohnya fiber, harus mempunyai
kekuatan tarik yang baik.
b) Compressive strength, Compressive strength adalah ketahanan terhadap
tekanan. Beton merupakan contoh material yang memiliki kekuatan tekan yang
bagus. Segala sesuatu yang harus menahan berat dari bawah harus mempunyai
kekuatan tekan yang bagus.
c) Flexural strength, Flexural strength adalah ketahanan pada bending
(flexing). Polimer mempunyai flexural strength jika dia kuat saat
dibengkokkan.

11
d) Impact strength, adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang
secara tiba-tiba. Polimer mempunyai kekuatan impak jika dia kuat saat dipukul
dengan keras secara tiba-tiba seperti dengan palu.
B. Elongation
Elongasi merupakan salah satu jenis deformasi. Deformasi merupakan perubahan
ukuran yang terjadi saat material di beri gaya.% Elongasi adalah panjang polimer
setelah di beri gaya (L) dibagi dengan panjang sampel sebelum diberi gaya (Lo)
kemudian dikalikan 100.
C. Modulus
Modulus diukur dengan menghitung tegangan dibagi dengan elongasi. Satuan
modulus sama dengan satuan kekuatan (N/cm2).
D. Ketangguhan(Toughness)
Ketangguhan adalah pengukuran sebenarnya dari energi yang dapat diserap
oleh suatu material sebelum material tersebut patah.

2.2.4 Sifat Termal Polimer


Sifat khas bahan polimer sangat berubah oleh perubahan temperature. Hal ini
disebabkan apabila temperatur berubah, pergerakan molekul karena temperature akan
mengubah struktur (terutama struktur yang berdimensi besar). Selanjutnya, Karena
panas, oksigen, dan air bersama-sama memancing reaksi kimia pada molekul,
terjadilah depolimerisasi, oksidasi, hidrolisa, dan seterusnya pada temperature tinggi.
Sifat termal polimer menurut Arifianto. 2008, adalah:

A. Koefisien pemuaian termal panjang pada film dan serat sering terjadi penyusutan
karena panas, karena apabila temperature itu naik, cara pengumpulan molekul
berubah oleh pergerakan termal dari molekul.

B. Panas jenis bahan polimer kira-kira 0,25 - 0,55 cal/g/oC yang lebih besar
dibandingkan dengan bahan logam, juga lebih besar dibandingkan dengan keramik.
Hal ini disebabkan karena panas jenis adalah panas yang digunakan untuk
pergerakan termal dari molekul-molekul dalam struktur-strukturnya.

12
C. Koefisien hantaran termal adalah harga yang penting bagi bahan polimer
sehubungan dengan panas pencetakan dan penggunaan produknya, mekanisme
penghantaran panas pada bahan polimer juga merupakan akibat dari propagasi
panas dari pergerakan molekul.
D. Titik tahan panas Kalau temperature bahan polimer naik, maka pergerakan molekul
menjadi aktif ke titik transisi. Hal ini dapat menyebabkan modulus elastic dan
kekerasannya rendah. Sedangkan tegangan patahnya lebih kecil dan
perpanjangannya lebih besar.

2.3 Jenis Polimer


Polimer memiliki jenis-jenisnya tersendiri, bahkan di dalamnya dibagi lagi
menjadi beberapa golongan. Berikut adalah jenis-jenis polimer.
2.3.1 Berdasarkan Asal

Pada pengelompokan berdasarkan asal, polimer dibagi menjadi dua, yaitu polimer
alam dan polimer sintetis. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya :

A. Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang ditemukan di alam dan berasal dari organisme
hidup. Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Misalnya, karet alam
terkadang cepat rusak, tidak elastis, dan beriak. Hal ini dapat terjadi karena karet alam
tidak tahan terhadap bensin atau minyak tanah dan terkena udara dalam jangka waktu
yang lama. Sebagai contoh lain, sutra dan wol adalah senyawa protein yang memberi
makan bakteri, sehingga wol dan sutra cepat rusak. Pada umumnya polimer alam
bersifat hidrofilik (seperti air), sulit dicairkan dan sulit dicetak, sehingga sulit untuk
mengembangkan fungsi polimer alam untuk penggunaan yang lebih luas dalam
masyarakat sehari-hari.

B. Polimer Sintetis
Polimer sintetis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak ada di alam dan
harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan

13
penelitian terhadap struktur molekul alami untuk mengembangkan polimer
sintetis.Dari hasil penelitian ini, polimer sintetis yang dihasilkan dapat direkayasa
sesuai dengan sifat-sifatnya, seperti suhu tinggi rendahnya titik leleh, elastisitas dan
kekakuan, serta ketahanan terhadap zat kimia. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
polimer sintetis yang berkinerja seperti yang diharapkan. Polimer sintetis
dikembangkan untuk tujuan komersial, seperti membentuk serat untuk benang tekstil
dan memproduksi ban elastis. Para ahli kimia kini telah berhasil mengembangkan
ratusan jenis polimer sintetis untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintetik
adalah selulosa asetat, yang merupakan turunan selulosa yang diperoleh dengan dari
asetilasi selulosa dan digunakan untuk membuat kaca film.

2.3.2 Berdasarkan Sifat Terhadap Panas

Polimer akan memiliki sifatnya tersendiri terhadap panas yang diterima. Berikut
adalah polimer berdasarkan sifat terhadap panas.

A. Termoplastik
Termoplastik adalah polimer yang lunak jika dipanaskan dan dapat berubah
bentuk. Termoplastik memiliki gaya antarmolekul sedang. Jika polimer
termoplastik memiliki struktur linier maka akan memiliki struktur yang keras,
sedangkan jika bercabang maka akan menjadi lunak. Saat dipanaskan, termoplastik
menjadi lunak dan mengeras lagi saat didinginkan. Proses peleburan selama
pemanasan dan pendinginan dapat diulang sebanyak yang diinginkan tanpa
mengubah komposisi kimia polimer. Contoh polimer jenis ini adalah plastik seperti
polietilena PE, plastik poliproilena PP, plastik polietilen tereftalat, dan plastik
polivinil chloride PVC.

B. Termosetting
Termosetting adalah jenis polimer yang tetap keras dan tidak lunak jika terkena
panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali, yaitu pada saat pembuatannya.

14
Jadi jika setelah putus tidak bisa di sambung kembali. Contoh dari polimer ini
adalah bakelit.
2.3.3 Berdasarkan Pembentukan
Reaksi polimer disebut dengan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi adalah
reaksi di mana molekul kecil (monomer) bergabung membentuk molekul besar
(polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi. Berikut adalah penjelasannya

A. Polimer Adisi

Reaksi adisi adalah reaksi di mana ikatan rangkap diurai menjadi ikatan tunggal
dan atom ditambahkan ke senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu, polimerisasi
adisi merupakan reaksi polimerisasi dari monomer dengan ikatan rangkap (ikatan
tidak jenuh). Dalam reaksi ini, monomer membuka ikatan rangkap dan bergabung
dengan monomer lain untuk membentuk ikatan tunggal (ikatan jenuh). Dengan kata
lain, monomer yang membentuk polimer adisi adalah senyawa dengan ikatan
karbon ikatan rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Hampir semua
plastik dibuat dengan polimerisasi adisi, sehingga polimer adisi ini biasanya sama
dengan plastik. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon, dan
poliisoprena.

B. Polimer Kondensasi

Polimer kondensasi adalah gabungan dari gugus fungsi antara dua monomer.
Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi yang membentuk polimer dari
monomer dengan dua gugus fungsi. Misalnya, polipeptida atau senyawa protein
dan polisakarida adalah senyawa bio molekuler yang dibentuk oleh polimerisasi
kondensasi.

15
C. Berdasarkan Monomer

Jenis polimer berdasarkan monomer dibagi menjadi dua, yaitu homopolimer dan
kopolimer. Berikut adalah penjelasannya

D. Homopolimer

Homopolimer, juga dikenal sebagai polimer linier, adalah polimer yang terdiri dari
monomer yang sama atau serupa. Misalnya polivinil klorida adalah polimer adisi
yang mengandung monomer yang sama, yaitu vinil klorida

E. Kopolimer

Kopolimer juga dikenal sebagai heteropolimer adalah polimer yang monomernya


berbeda. Contoh dakron, nilon66, dan melamin (fenol formaldehida). Proses
polimerisasi berlangsung di bawah suhu dan tekanan tinggi atau dengan bantuan
katalis, tetapi tanpa katalis, struktur molekulnya tidak teratur. Dengan demikian,
fungsi katalis adalah untuk mengontrol pembentukan struktur molekul agar lebih
teratur sehingga diperoleh sifat-sifat polimer yang diharapkan.

F. Berdasarkan Susunan Rantai

Pada jenis ini, dibagi menjadi 3 bagian yaitu polimer linear, polimer bercabang,
dan polimer tiga dimensi. Berikut penjelasannya.

G. Polimer Linear

Polimer linier, yaitu polimer yang tersusun secara berulang-ulang, saling berikatan,
dan membentuk rantai polimer yang panjang. Misalnya polietena, polivinil klorida,
dan lain-lain. Polimer linier memiliki titik leleh, kekuatan tarik, dan kerapatan yang
tinggi.

16
H. Polimer Bercabang

Polimer bercabang adalah polimer linier yang memiliki cabang dengan panjang
yang berbeda pada rantai utama. Karena adanya cabang di rantai utama, polimer
ini memiliki titik leleh, kekuatan tarik, dan kepadatan yang rendah. Contoh polimer
bercabang adalah glikogen.

I. Polimer Tiga Dimensi

Polimer jaringan tiga dimensi, atau polimer ikatan silang adalah polimer linier yang
dihubungkan bersama untuk membentuk jaringan tiga dimensi. POlimer ini
memiliki sifat sangat keras, kaku, dan rapuh. Contoh polimer rantai silang adalah
Bekelite dan resin urea-formaldehida.

2.4 Kegunaan Polimer


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali produk yang berbahan dasar
polimer sintetis, mulai dari tas belanja plastik, kemasan plastik makanan dan minuman,
kemasan plastik, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan perangkat elektronik.
Setiap kali kita berbelanja dalam jumlah kecil, seperti di toko, kita akan selalu memiliki
kemasan untuk mengirimkan barang kita dalam bentuk plastik atau kantong plastik
(keresek). Produknya adalah polimer sintetis yang tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme. Akibatnya, unsur-unsur tersebut akan terakumulasi sebagai limbah
yang tidak dapat terurai secara hayati. Akibatnya akan menyumbat saluran air dan
menyebabkan banjir. Limbah polimer sintetis tidak boleh dibakar karena akan
menghasilkan senyawa dioksin. Senyawa dioksin merupakan senyawa gas yang sangat
beracun dan karsinogenik (karsinogenik).

2.5 Proses Pembuatan Polimer


Dalam proses pembuatan polimer di perlukan reaksi yang dinamakan
polimerisasi, jadi polimerisasi adalah proses bereaksi molekul monomer (molekul-
molekul kecil) bersama dalam reaksi kimia untuk membentuk tiga dimensi jaringan

17
atau rantai polimer. Ada dua jenis polimerisasi yaitu:
1. Polimerisasi Adisi

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi pemecahan
ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang bertambah di dalam
senyawa yang terbentuk. Umumnya monomer yang direaksikan dalam polimerisasi
adisi adalah senyawa alkena dan turunanya. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi
pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak
jenuh). Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan
monomer lain sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh).
Contoh reaksi polimerisasi adisi:

A. Pembentukan polietilena (PE) dari etana

Gambar 2. 1 Pembentukan Polietilena (PE) Dari Etana


B. Pembentukan poliisoprena dari isoprene

Gambar 2. 2 Pembentukan Poliisoprena Dari Isoprene

Polimer yang dihasilkan dari proses polimerisasi adisi memiliki sifat lengai atau
sukar untuk bereaksi secara kimia. Atas alasan tersebut, polimer adisi merupakan non-
biodegradable.

18
2. Polimerisasi kondensasi

Polimerisasi kondensasi merupakan penggabungan monomer dengan reaksi


kimia yang terjadi antara dua gugus fungsi berbeda dari masing-masing monomer.
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang masing-masing mempunyai setidaknya dua
gugus fungsi reaktif. Dari hasil polimerisasi kondensasi dihasilkan polimer dan juga
molekul-molekul kecil, seperti H2O (air), HCl (asam klorida), dan CH3OH (metanol).
Contoh rekasi polimerisasi kondensasi:

A. Pembentukan dacron (polietilen tereftalat) dari glikol dengan asam


terftalat/dimetil terflalat

Gambar 2. 3 Pembentukan Dacron (Polietilen Tereftalat)

B. Pembentukan poliamida: nilon 66 dari asam adipat dan


heksametilendiamina

Gambar 2. 4 Pembentukan Poliamida Nilon 66 Dari Asam Adipat Dan


Heksametilendiamina
Polimer yang dihasilkan dari proses polimerisasi kondensasi cenderung lebih
biodegradable jika dibandingkan dengan hasil polimerisasi adisi. Peptida yang berada
di antara monomer pada polimer kondensasi dapat terhidrolisis, terlebih dengan
kehadiran enzim bakteri.

19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah diuraikan dari makalah ini, kami dapat menuliskan
sebuah kesimpulan bahwa Polimer adalah suatu makromolekul atau disebut juga
dengan molekul raksasa yang tersusun atas beberapa monomer. Manusia sudah
berabad-abad menggunakan nya, namun di era modern ini kebanyakan orang
mengetahui bahwa istilah polimer selalu merujuk kepada plastik, tetapi sebenarnya
polimer sendiri banyak macamnya tergantung dari jenis, sifat, dan pembuatanya.
Dalam pembuatan polimer, diperlukan sebuah reaksi yang dinamakan
polimerisasi. Reaksi polimerisasi sendiri di bagi menjadi polimerisasi adisi dan
kondensasi. Di keseharian nya polimer merupakan temuan yang sangat bermanfaat
untuk manusia contoh nya saja kantong plastik, botol infus, ban pada kendaraan, dan
lain sebagainya.

3.2 Saran
Polimer merupakan salah satu temuan yang sangat berguna bagi kita, baik di
industri maupun kehidupan sehari-hari. Walaupun begitu, sangat tidak mungkin bila
tidak memiliki resiko bagi manusia dan alam. Meningkatnya penggunaan polimer sama
dengan meningkatkan jumlah sampah sulit terurai atau di bumi kita, karna non-
biodegradable polimer sendiri bisa bertahan hingga 2000 tahun lebih. meningkatnya
sampah sulit terurai atau non-biodegradable sangat berpengaruh seperti:
1. Penipisan lapisan ozon semakin besar.
2. Menimbulkan gas beracun.
3. Kurangnya air bresih untuk mahluk hidup, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, kita sebagai manusia, hendaklah menggunakan polimer secara bijak,
agar pencemaran berkurang. Beberapa upaya untuk mengurangi dan menangani limbah
polimer juga telah kita usahakan, seperti 13:
1. 3R ( Reduce, Reuse, Recycle )
2. Memilah sampah organik dan non-organik
3. Pengolahan limbah B3

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/142127151/Sejarah-Polimer#:~:text=Sejarah

perkembangan polimer dimulai pada,polimer semisintesis terpopuler pertama.Pada

tahun 2019 Dan ada,bisa sisintesis dari monomer penyusunnya.

https://www.gurupendidikan.co.id/polimer/#:~:text=cat%20(cat Pembentukannya,

polimerisasi disi dan polimerisasi kondensasi

https://www.nafiun.com/2013/10/jenis-jenis-polimer-dan-kegunaannya.html

https://www.studiobelajar.com/polimer/#:~:text=Jenis - jenis PAN (akrilonitril)

https://id.wikipedia.org/wiki/Polimerisasi

https://tokoplas.com/news/apa-itu-proses-polimerisasi/#:~:text=Polimerisasi

kondensasi adalah proses pembentukan,monomer yang mempunyai gugus fungsional.

https://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/pengertian-sifat-dan-manfaat-

kegunaan-senyawa polimer/#:~:text=Karet alam atau poliisoprena merupakan,

sepatu dan sarung tangan.&text=Polimer dari Jenis ini banyak,serat yang

bermutu sangat baik.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_sampah

https://id.wikipedia.org/wiki/Polimer

21

Anda mungkin juga menyukai