Disusun Oleh :
Kelompok 3 (A1)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul “Polirimerisasi dalam industri& Teknik polimerisasi” dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu selaku dosen
mata kuliah Proses Industri Kimia II di Universitas Malikussaleh. Selain itu,
kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang industri semen.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku
dosen mata kuliah Proses Industri Kimia II. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
4.1 Pendahuluan
A. Polimer
Menurut Billmeyer (1971), polimer (poly=banyak, meros = Bagian)
merupakan molekul yang berukuran besar (makromolekul) Yang tersusun
atas rangkaian berulang yang saling berkaitan Membentuk ikatan kovalen.
Unit ulang pada polimer, biasanya Ekivalen dengan monomer, yaitu bahan
dasar polimer tersebut.
Panjang rantai polimer diukur dari jumlah unit ulang yang Terdapat
pada rantai, umumnya dikenal sebagai derajat Polimerisasi (DPn).
Panjang rantai dari suatu polimer berbeda-Beda. Oleh karena itu, berat
molekul suatu polimer tidak dapat Ditentukan secara pasti. Berat molekul
polimer biasanya diambil Berdasarkan rata-rata berat molekul (Mw) atau
berat molekul rata-rata jumlah (Mn). Berat molekul polimer yang biasa
digunakan Sebagai plastik, karet atau serat berkisar antara 10.000 sampai
1.000.000 (Billmeyer,1971).
Polimer lebih dikenal sebagai plastik dan bahan karet. Pada
Umumnya, polimer merupakan senyawa kimia organik yang Didasarkan
pada karbon, hidrogen dan elemen bukan logam (O, N, dan Si). Selain itu,
polimer memiliki struktur molekul yang Sangat besar. Polimer alam
memiliki rantai karbon utama berupa Rantai karbon C. Jenis polimer yang
terkenal adalah polietilena (PE), nilon, poli vinil klorida (PVC), polikarbonat
(PC), polistirena (PS), dan karet silikon. Bahan-bahan ini biasanya memilik
kepadatan rendah, sedangkan karakteristik mekanik mereka umumnya
berbeda dengan logam dan bahan keramik.
Istilah polimer memang lebih identik dengan plastik, namun polimer
itu sendiri pada dasarnya tersusun atas berbagai level material baik yang
berasal dari alam maupun buatan (sintetik) yang mempunyai sifat dan
manfaat yang bermacam-macam. Material polimer yang bertasal dari alam
misalnya wol dan kapas sudah banyak dipakai sejak ratusan tahun yang
lalu. Contoh lain polimer alami adalah selulosa yang ditemukan pada
tumbuhan. Selulosa adalah polisakarida yang terjadi secara alami pada
tumbuhan dan merupakan bahan dasar pembuatan kertas. Pada proses
biologi protein dan asam nukleat mempunyai peran yang penting, dimana
protein dan asam nukleat merupakan biopolimer.
Pengembangan terhadap penemuan polimer alam ditujukan pada
suatu aplikasi dalam kaitannya untuk menggantikan peran polimer sintetik
yang cenderung sulit untuk mengalami biodegradasi. Hewan laut terutama
yang termasuk ke dalam golongan crustacea seperti kepiting dan udang,
merupakan salah satu dari berbagai jenis organisme yang bermanfaat
sebagai polimer alam. Telah ditemukan bahwa kulit dari hewan jenis ini
sebagian besar tersusun dari suatu jenis polimer golongan polisakarida
yang dikenal dengan nama kitin.
Pemakaian polimer sintetik sebagai bahan dasar (material),
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, salah satu contohnya
adalah plastik. Plastik menjadi bahan pilihan yang banyak diminati dan
dikembangkan karena memiliki beberapa keunggulan antara lain adalah
tahan air, ringan, transparan dan harganya yang relatif murah. Akan tetapi
plastik yang merupakan polimer sintetik dan saat ini banyak dipakai dalam
berbagai kebutuhan hidup pada kenyataannya berasal dari bahan kimia
yang tidak dapat terdegradasi (diuraikan) oleh mikroorganisme di
lingkungan. Jika mikroorganisme tidak mampu menguraikan material ini,
maka akan menimbulkan masalah yang serius yaitu sampah. Selain itu
polistiren merupakan salah satu macam polimer buatan (sintetik) yang
banyak dipakai, dimana material ini dipakai sebagai bahan pembungkus
makanan, insolator listrik, Mainan anak dan Styrofoam. Polistiren
mengandung monomer Stiren yang murah dan mudah didapat, akan
tetapi polistiren sulit Terdegradasi oleh mikroorganisme di alam. Oleh
karena itu perlu Dilakukan modifikasi terhadap polimer sintetik agar
diperoleh Polimer yang dapat terdegradasi.
Gambar 2.1 Beberapa benda yang terbuat dari material polimer
Sintetik
B. Manfaat Polimer
Dewasa ini, polimer merupakan salah satu ‘bahan teknik’ yang
penting untuk keperluan konstruksi atau suku cadang, disamping bahan
konvensional lainnya seperti logam dan keramik. Sebagai ‘polimer
komoditas’, yaitu bahan polimer yang digunakan pada pembuatan barang
keperluan konsumen, misalnya untuk peralatan rumah tangga, mainan,
alat kantor, dan sebagainya, volume kebutuhannya semakin meningkat.
Selain daripada itu, bahan polimer telah dimodifikasi secara fisiko-kimiawi
menjadi bahan khusus dengan karakteristik tertentu seperti untuk
pembuatan peralatan kesehatan dan komponen elektronika.
Bahan polimer khusus termodifikasi ini, yang walaupun volume
produksinya kecil, harganya dapat mencapai puluhan kali harga polimer
komoditas. Karena latar belakang kebutuhan diatas, industri bahan
polimer kini telah berkembang pesat mencapai pertumbuhan sampai 7%
per tahun. Sampai tahun 1980-an industri tersebut telah memperkenalkan
berbagai bahan polimer teknik, yang pada berbagai penggunaannya,
bahan polimer tersebut telah menggantikan peranan bahan-bahan lain.
Sebagai salah satu contoh, dalam dunia industri pipa distribusi air dan
gas, bahan baja, besi, tembaga dan keramik telah digantikan oleh
polipropilena dan polivinil klorida yang lebih murah dan mudah diperoleh
(Wirjosentono, 1998).
C. Sifat-sifat Polimer
Berdasarkan sifat-sifatnya polimer dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok umum, yaitu elastomer, serat, dan plastik. Ciri elastomer adalah
kemampuannya untuk diregang di bawah tekanan (direntangkan) dan
dapat kembali pada bentuk awalnya bila tekanan dikurangi (elastis).
Contoh elastomer antara lain ialah karet (alam maupun sintetis) dan
silikon. Sedangkan polimer yang mempunyai sifat gaya regang yang tinggi
di sepanjang sumbunya disebut dengan serat. Serat merupakan polimer
seperti benang yang dapat ditenun menjadi kain. Kapas, wool, dan sutera
adalah contoh-contoh dari serat alam. Beberapa serat sintetis seperti
nilon, orlon, dan dacron, mempunyai sifat tambahan yang menguntungkan
yaitu gaya regangnya bertambah; lebih ringan, penyerapan kelembaban
rendah; tahan terhadap ngengat, jamur, kebusukan, dan cendawan; serta
tidak keriput.
Plastik mempunyai sifat di antara elastomer dan serat, yang
mempunyai bermacam-macam sifat pada suhu kamar. Contohnya ialah
polistirena (PS) dan polipropilena (PP). Polistirena bersifat kaku dan
getas, sedangkan polipropilena bersifat sangat keras, tahan benturan,
tahan sobek, dan lentur dalam bentuk lembaran tipis.
Dari tiga kelompok tersebut polimer dapat digolongkan berdasarkan
sifat kimia, fisika, mekanika, dan termal. Berikut ini penggolongan polimer
berdasarkan sifat kimia, fisika, mekanika, dan termal.
1. Sifat Kimia
Sifat polimer sangat dipengaruhi oleh gaya tarik menarik antara
rantai polimer. Akibat panjangnya rantai polimer, menyebabkan berlipat
gandanya gaya tarik antar rantai bila dibanding dengan gaya tarik antar
molekul biasa. Ikatan ion pada polimer atau ikatan hidrogen pada rantai
yang sama disebabkan oleh perbedaan gugus sampingnya. Dengan
semakin meningkatnya kekuatan gaya akan menyebabkan pula
peningkatan kuat tarik, titik lebur dan tingkat kristalinitas.
2. Sifat Fisik
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik polimer Diantaranya:
a. Panjang rata-rata rantai polimer
dengan bertambah panjangnya rantai polimer, kekuatan dan
titik leleh akan naik.
b. Gaya antarmolekul
Polimer akan menjadi kuat dan sukar meleleh bila pada
rantai polimernya gaya antar molekulnya besar.
c. Percabangan
Rantai polimer yang mempunyai cabang banyak daya
tegangan dan titik leburnya rendah.
d. Ikatan silang antar rantai polimer
Jaringan yang kaku dan keras pada polimer disebabkan oleh
ikatan silang antar rantai polimer. Bila ikatan silang pada
polimer bertambah banyak maka polimer akan bertambah
kaku dan mudah patah.
e. Sifat kristalinitas rantai polimer
Polimer dengan struktur yang beraturan memiliki kristanilitas
yang tinggi sehingga memiliki ketahanan dan kekuatan yang
lebih baik terhadap pengaruh berbagai bahan kimia dan
enzim. Sedangkan polimer yang strukturnya tak beraturan
memiliki kristanilitas yang rendah sehingga rapuh atau
sifatnya amorf.
3. Sifat Mekanik
Menurut Arifianto 2008, sifat mekanik polimer antara lain sebagai
berikut :
a. Strength/kekuatan adalah sifat mekanik yang dimiliki polimer. Macam
kekuatan polimer, antara lain:
1) Tensile Strength/Kekuatan Tarik. Kekuatan tarik ialah tegangan yang
diperlukan guna memutuskan suatu contoh benda. Ini sangat diperlukan
untuk mengetahui kemampuan polimer yang ditarik, misalnya : fiber
kekutan tariknya baik
2) Compressive strength/Ketahanan terhadap Tekanan.Ketahanan
terhadap tekanan ialah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban
tekanan yang berat. Misalnya, beton kekuatan tekannya bagus
3) Flexural strength/Ketahanan pada bending adalah ketahanan saat
bahan tersebut dibengkokkan. Jika Polimer kuat saat dibengkokkan maka
polimer dikatakan mempunyai flexural strength
4) Impact strength ialah kekuatan polimer terhadap suatu reaksi yang
datang tiba-tiba. Misalnya suatu polimer tetap kuat meskipun tiba-tiba
dipukul dengan keras.
b. Elongation
Salah satu bentuk deformasi adalah elongation. Deformasi adalah
berubahnya ukuran ketika suatu bahan diberi gaya. Elongasi biasanya
dinyatakan dengan persentase dimana presentase elongasi adalah
panjang polimer setelah diberi gaya (L) dibagi panjang sampel sebelum
diberi gaya (Lo) kalikan 100.
c. Modulus
Modulus diukur dengan cara tegangan dibagi elongasi. Satuan modulus =
satuan kekuatan (N/cm2).
d. Toughness/Ketangguhan
Ketangguhan adalah seberapa besar energi yang mampu Diserap suatu
bahan sebelum patah.
C. Teknik Polimerisasi
Dalam polimerisasi terdapat 2 teknik yang bisa dipakai untuk
menghasilkan polimer, yaitu teknik homogen dan heterogen. Teknik
homogen dengan cara polimerisasi massa dan larutan, dan teknik
heterogen dengan cara emulsi dan suspensi.
2) Elusi bertingkat
Cara kerja :
Buat ekstraksi polimer dari zat padat yang dimasukkan dalam
larutan.
Buat kolom dan isi sampel dan bahan polimer, setelah itu secara
bertahap elusi menggunakan campuran antara bahan pelarut dan
bukan pelarut. Polimer yang dihasilkan akan keluar melalui kolom
dan pertama kali keluar ialah polimer yang punya massa molekul
kecil, selanjutnya akan keluar bahan yang massa molekul lebih
besar, demikian seterusnya bahan yang dihasilkan massa molekul
akan terus bertambah.
a. Polimerisasi Emulsi
Polimer yang dihasilkan pada polimerisasi emulsi ini ialah polimer yang
mempunyai kecepatan tinggi dan bobot Molekul besar. Polimerisasi
emulsi memiliki 2 tahap cair yang tak larut yaitu tahap continue aqueous
sebagai inisiator dan tahap diskontinue nonaqueous sebagai monomer
dan polimer. Contohnya pada pengolahan karet SBR.
b. Polimerisasi Suspensi
Pada teknik polimerisasi suspensi berlangsung dalam sistem aqueous
dengan monomer sebagai tahap terdispersi yang nantinya akan diperoleh
polimer yang menempati tahap solid terdispersi. Secara komersial untuk
menghasilkan polimer vinil yang keras digunakan metode polimerisasi
suspensi ini, misalnya pada pembuatan metal methakrilat.
Polimerisasi Suspensi :
JENIS-JENIS INDUSTRI
1. INDUSTRI PETROKIMIA
Industry petrokimia merupakan industry yang bergerak dibidang pengolahan minyak Bumi dan
gas alam dengan mempertimbangkan kebutuhan manusia akan bahan-bahan Kimia yang
dihasilkan dan pemanfaatannya dalam menunjang kegiatan manusia. Na2SO4 merupakan salah
satu zat yang digunakan dalam pembuatan pupuk kalium sulfat Yang kemudian direaksikan
dengan kalium klorida yang nantinya berguna dalam pembuatan pupuk kalium sulfat. Di
Indonesia perusahaan Petrokimia yang paling besar adalah Pertamina. Petrokimia Pertamina
mempunyai bahan baku gas bumi dan minyak seperti Kilang Methanol yang terletak di
Kalimantan Timur, tepatnya di Pulau Banyu. Industry Petrokimia dapat dibagi atas menjadi 2
bagian besar yaitu:
Industri Petrokimia Hulu
Industry petrokimia hulu akan mengolah bahan dasar yang digunakan menjadi produk setengah
jadi ( produk antara) contohnya Methanol, Ethylena, Benzena, Butadiena dan Propilena. Pada
industry petrokimia hulu bahan setengah Jadi tersebut akan dikirim ke industry petrokimia hilir
untuk diolah menjadi produk siap pakai.
2. Lilin
Lilin sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia diantaranya dapat digunakan untuk
mengkilapkan lantai, bahan baku semir, dan masih banyak manfaat lainnya. Lilin merupakan
produk industry petrokimia yang umum digunakan oleh masyarakat. Lilin kedelai merupakan
salah satu lilin ramah lingkungan yang ramai digunakan dan mudah dibersihkan setelah
digunakan
3. Polytam PP
Polytam PP merupakan bahan yang menghasilkan kantong plastic, karung plastic, dan tali raffia.
Polytam PP merupakan produk dari industry petrokimia yang banyak dihasilkan banyak
digunakan dalam bidang pertanian, perdagangan dan dalam kehidupan sehari- hari.
4. Metanol
Zat ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bahan-bahan yang digunakan dalam industri dalam
pembuatan metil klorida, metil amina dan dimethyl-tereplate. Selain itu methanol juga bayak
digunakan dalam laboratorium kimia, Bahan bakar kendaraan, dan juga digunakan sebagai bahan
bakar pesawat dan sebagai bahan baku untuk industry protein sintesis. Selain itu metanol juga
dimanfaatkan sebagai bahan kimia yang banyak digunakan dalam proses analisa kualitatif dan
Kuantitatif.
1.Dalam industri kendaraan bermotor atau transportasi dimana bumper mobil yang terbuat dari
logam diganti dengan plastik poliuretan, propeller, pesawat terbang diganti dengan fiber glass.
2.Dalam industri kemasan, bahan logam tinplate dan aluminium diganti dengan plastik-plastik
produk petrokimia.
Adapun beberapa produk yang dihasilkan dari industri penyulingan minyak bumi adalah
sebagai berikut:
e. Minyak Pelumas
Minyak pelumas adalah bagian dari minyak bumi yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari
pada minyak gas. Biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin. Tidak setiap minyak bumi
mengandung minyak pelumas, terkadang rendah sekali sehingga sulit untuk diolah. Sifa-sifat
minyak pelumas antara lain kekentalan, kestabilan, warna dan daya emulsi.
4. INDUSTRI PLASTIK
1. PENGERTIAN PLASTIK
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik adalah
polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit
molekul berulang, atau “monomer”. Plastik yang umum ,terdiri dari polimer karbon saja atau
dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. Mereka terbentuk dari
kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat. Ada beberapa
polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik.
Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka “malleable”, memiliki properti
keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat
menoleransi panas, keras, “reliency” dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan
adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan
hampir di seluruh bidang industri.
Plastik dapat digolongkan berdasarkan sifat fisikanya, kinerja dan penggunaannya,
berdasarkan jumlah rantai karbonnya dan berdasarkan sumbernya. Berikut ini adalah jenis-jenis
dari plastic PET (Poly Etylene Therephtalate); HDPE (High Density Polyethylene); PVC (Poly
Vinyl Clhorida); LDPE (Low density Polyethilene); PP (Polypropilene); PS (Polystirene); O
(Other). Penggunaan plastic dapat berdampak pada gangguan kesehatan dan pencemaran
lingkungan, cara mengatasinya dengan plastic degradable yang dapat terurai dengan
mikroorganisme, panas dan cahaya.
2. PENGGOLONGAN, JENIS-JENIS, DAN PERANAN PLASTIK PADA BIDANG
INDUSTRI
A. Sifat fisikanya
Termoplastik
Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang.
Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
Termoset
Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan
menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin,
urea-formaldehida
Plastik komoditas
sifat mekanik tidak terlalu bagus, tidak tahan panas. Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN.
Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman.
Plastik teknik
Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C, Sifat mekanik bagus.
Contohnya: PA, POM, PC, PBT.
Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik.
D. Berdasarkan Sumbernya