Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA II

“POLIMERISASI DALAM INDUSTRI & TEKNIK


POLIMERISASI”

Disusun Oleh :
Kelompok 3 (A1)

Putri Andani Br Berutu NIM.


200140001
Mhd. Aidil Anwar NIM.
200140005
Ruhul Qisti NIM. 200140022
Sarifah Sitorus NIM. 200140066
Arini Dwi Austi NIM. 200140107
Rugun Manik NIM. 200140125
Renanda Pradila Ritonga NIM.200140147

JURUSAN TEKNIK KIMI AFAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul “Polirimerisasi dalam industri& Teknik polimerisasi” dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu selaku dosen
mata kuliah Proses Industri Kimia II di Universitas Malikussaleh. Selain itu,
kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang industri semen.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku
dosen mata kuliah Proses Industri Kimia II. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................3

1.1 Pengertian polimerisasi ........................................................3


2.2 penggolongan primer............................................................4
2.3 Sifat polimer ........................................................................5
2.4 Klasifikasi Polimer.................................................................6
2.5 Teknik Polimerisasi...............................................................7
2.6 ..............................................................................................9
BAB III JENIS-JENIS INDUSTRI..........................................................12

3.1 Industri Petrokimia

3.2 Industri Penghilangan minyak bumi

3.3 Industri Pencairan gas alam

 3.4 Industri Plastik


BAB IV TUGAS KHUSUS

4.1 Pendahuluan

4.2 contoh flowsheet,uraian proses& reaksi


BAB V KESIMPULAN.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polimer merupakan material yang banyak dikembangkan dan diteliti
pada zaman sekarang. Sifat dari polimer yang tahan akan korosi dan
memiliki nilai estetika yang tinggi adalah salah satu alasan material
polimer sebagai alternatif dalam dunia industri. Alasan lain penggunaan
material polimer dikembangkan dalam dunia industri dikarenakan polimer
merupakan material yang relatif ringan dibandingkan material logam.
Polimer sangat berpotensi untuk ditingkatkan sifat mekanik dan sifat
termalnya.
Sifat mekanik yang umumnya ditingkatkan dari material polimer
adalah ketangguhan. Alasan peningkatan ketangguhan pada material
polimer dikarenakan umumnya material polimer bersifat getas. Ketahanan
terhadap temperatur tinggi yang relatif rendah juga menjadi alasan
peningkatan sifat termal dari material polimer. Peningkatan potensi dari
material polimer dapat dilakukan dengan cara pencampuran beberapa
polimer. Pencampuran beberapa polimer ini dikenal dengan istilah polimer
blend . Polimer blend dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sifat
mekanik dan sifat termal dari masing-masing polimer yang dicampurkan,
sehingga menghasilkan suatu material paduan yang memiliki sifat yang
lebih baik. Salah satu polimer yang umum digunakan dalam dunia industri
adalah polyester. Polyester umumnya digunakan sebagai dalam
pembuatan suatu produk karena kemudahan dan fleksibilitasnya terhadap
struktur yang dibentuk. Polyester memiliki sifat mekanik dan termal yang
terbatas, sehingga diperlukan paduan lain yang dapat menguatkan dan
meningkatkan sifat mekanik serta sifat termalnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari polimer?
b. Apa sifat dari polimer?
c. Apa Alt-alat industri petrokimia?
d.

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui pengertian polimer
b. Mengetahui sifat-sifat polimer
c. Mengetahui Penggolongan primer
d. Mengetahui ……
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Polimer
Menurut Billmeyer (1971), polimer (poly=banyak, meros = Bagian)
merupakan molekul yang berukuran besar (makromolekul) Yang tersusun
atas rangkaian berulang yang saling berkaitan Membentuk ikatan kovalen.
Unit ulang pada polimer, biasanya Ekivalen dengan monomer, yaitu bahan
dasar polimer tersebut.
Panjang rantai polimer diukur dari jumlah unit ulang yang Terdapat
pada rantai, umumnya dikenal sebagai derajat Polimerisasi (DPn).
Panjang rantai dari suatu polimer berbeda-Beda. Oleh karena itu, berat
molekul suatu polimer tidak dapat Ditentukan secara pasti. Berat molekul
polimer biasanya diambil Berdasarkan rata-rata berat molekul (Mw) atau
berat molekul rata-rata jumlah (Mn). Berat molekul polimer yang biasa
digunakan Sebagai plastik, karet atau serat berkisar antara 10.000 sampai
1.000.000 (Billmeyer,1971).
Polimer lebih dikenal sebagai plastik dan bahan karet. Pada
Umumnya, polimer merupakan senyawa kimia organik yang Didasarkan
pada karbon, hidrogen dan elemen bukan logam (O, N, dan Si). Selain itu,
polimer memiliki struktur molekul yang Sangat besar. Polimer alam
memiliki rantai karbon utama berupa Rantai karbon C. Jenis polimer yang
terkenal adalah polietilena (PE), nilon, poli vinil klorida (PVC), polikarbonat
(PC), polistirena (PS), dan karet silikon. Bahan-bahan ini biasanya memilik
kepadatan rendah, sedangkan karakteristik mekanik mereka umumnya
berbeda dengan logam dan bahan keramik.
Istilah polimer memang lebih identik dengan plastik, namun polimer
itu sendiri pada dasarnya tersusun atas berbagai level material baik yang
berasal dari alam maupun buatan (sintetik) yang mempunyai sifat dan
manfaat yang bermacam-macam. Material polimer yang bertasal dari alam
misalnya wol dan kapas sudah banyak dipakai sejak ratusan tahun yang
lalu. Contoh lain polimer alami adalah selulosa yang ditemukan pada
tumbuhan. Selulosa adalah polisakarida yang terjadi secara alami pada
tumbuhan dan merupakan bahan dasar pembuatan kertas. Pada proses
biologi protein dan asam nukleat mempunyai peran yang penting, dimana
protein dan asam nukleat merupakan biopolimer.
Pengembangan terhadap penemuan polimer alam ditujukan pada
suatu aplikasi dalam kaitannya untuk menggantikan peran polimer sintetik
yang cenderung sulit untuk mengalami biodegradasi. Hewan laut terutama
yang termasuk ke dalam golongan crustacea seperti kepiting dan udang,
merupakan salah satu dari berbagai jenis organisme yang bermanfaat
sebagai polimer alam. Telah ditemukan bahwa kulit dari hewan jenis ini
sebagian besar tersusun dari suatu jenis polimer golongan polisakarida
yang dikenal dengan nama kitin.
Pemakaian polimer sintetik sebagai bahan dasar (material),
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, salah satu contohnya
adalah plastik. Plastik menjadi bahan pilihan yang banyak diminati dan
dikembangkan karena memiliki beberapa keunggulan antara lain adalah
tahan air, ringan, transparan dan harganya yang relatif murah. Akan tetapi
plastik yang merupakan polimer sintetik dan saat ini banyak dipakai dalam
berbagai kebutuhan hidup pada kenyataannya berasal dari bahan kimia
yang tidak dapat terdegradasi (diuraikan) oleh mikroorganisme di
lingkungan. Jika mikroorganisme tidak mampu menguraikan material ini,
maka akan menimbulkan masalah yang serius yaitu sampah. Selain itu
polistiren merupakan salah satu macam polimer buatan (sintetik) yang
banyak dipakai, dimana material ini dipakai sebagai bahan pembungkus
makanan, insolator listrik, Mainan anak dan Styrofoam. Polistiren
mengandung monomer Stiren yang murah dan mudah didapat, akan
tetapi polistiren sulit Terdegradasi oleh mikroorganisme di alam. Oleh
karena itu perlu Dilakukan modifikasi terhadap polimer sintetik agar
diperoleh Polimer yang dapat terdegradasi.
Gambar 2.1 Beberapa benda yang terbuat dari material polimer
Sintetik

Berdasarkan sifatnya ketika dipanaskan, polimer dapat dibagi


Menjadi polimer termoplastik dan termoset. Polimer termoplastik Adalah
polimer yang ketika dipanaskan akan mengalami pelelehan Dan dapat
dibentuk sesuai pola yang diinginkan. Sedangkan, Polimer termoset
adalah polimer yang tidak mengalami pelelehan Ketika dipanaskan.
Polimer termoset tidak dapat didaur ulang Sedangkan polimer
termoplastik dapat didaur ulang.

B. Manfaat Polimer
Dewasa ini, polimer merupakan salah satu ‘bahan teknik’ yang
penting untuk keperluan konstruksi atau suku cadang, disamping bahan
konvensional lainnya seperti logam dan keramik. Sebagai ‘polimer
komoditas’, yaitu bahan polimer yang digunakan pada pembuatan barang
keperluan konsumen, misalnya untuk peralatan rumah tangga, mainan,
alat kantor, dan sebagainya, volume kebutuhannya semakin meningkat.
Selain daripada itu, bahan polimer telah dimodifikasi secara fisiko-kimiawi
menjadi bahan khusus dengan karakteristik tertentu seperti untuk
pembuatan peralatan kesehatan dan komponen elektronika.
Bahan polimer khusus termodifikasi ini, yang walaupun volume
produksinya kecil, harganya dapat mencapai puluhan kali harga polimer
komoditas. Karena latar belakang kebutuhan diatas, industri bahan
polimer kini telah berkembang pesat mencapai pertumbuhan sampai 7%
per tahun. Sampai tahun 1980-an industri tersebut telah memperkenalkan
berbagai bahan polimer teknik, yang pada berbagai penggunaannya,
bahan polimer tersebut telah menggantikan peranan bahan-bahan lain.
Sebagai salah satu contoh, dalam dunia industri pipa distribusi air dan
gas, bahan baja, besi, tembaga dan keramik telah digantikan oleh
polipropilena dan polivinil klorida yang lebih murah dan mudah diperoleh
(Wirjosentono, 1998).

C. Sifat-sifat Polimer
Berdasarkan sifat-sifatnya polimer dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok umum, yaitu elastomer, serat, dan plastik. Ciri elastomer adalah
kemampuannya untuk diregang di bawah tekanan (direntangkan) dan
dapat kembali pada bentuk awalnya bila tekanan dikurangi (elastis).
Contoh elastomer antara lain ialah karet (alam maupun sintetis) dan
silikon. Sedangkan polimer yang mempunyai sifat gaya regang yang tinggi
di sepanjang sumbunya disebut dengan serat. Serat merupakan polimer
seperti benang yang dapat ditenun menjadi kain. Kapas, wool, dan sutera
adalah contoh-contoh dari serat alam. Beberapa serat sintetis seperti
nilon, orlon, dan dacron, mempunyai sifat tambahan yang menguntungkan
yaitu gaya regangnya bertambah; lebih ringan, penyerapan kelembaban
rendah; tahan terhadap ngengat, jamur, kebusukan, dan cendawan; serta
tidak keriput.
Plastik mempunyai sifat di antara elastomer dan serat, yang
mempunyai bermacam-macam sifat pada suhu kamar. Contohnya ialah
polistirena (PS) dan polipropilena (PP). Polistirena bersifat kaku dan
getas, sedangkan polipropilena bersifat sangat keras, tahan benturan,
tahan sobek, dan lentur dalam bentuk lembaran tipis.
Dari tiga kelompok tersebut polimer dapat digolongkan berdasarkan
sifat kimia, fisika, mekanika, dan termal. Berikut ini penggolongan polimer
berdasarkan sifat kimia, fisika, mekanika, dan termal.
1. Sifat Kimia
Sifat polimer sangat dipengaruhi oleh gaya tarik menarik antara
rantai polimer. Akibat panjangnya rantai polimer, menyebabkan berlipat
gandanya gaya tarik antar rantai bila dibanding dengan gaya tarik antar
molekul biasa. Ikatan ion pada polimer atau ikatan hidrogen pada rantai
yang sama disebabkan oleh perbedaan gugus sampingnya. Dengan
semakin meningkatnya kekuatan gaya akan menyebabkan pula
peningkatan kuat tarik, titik lebur dan tingkat kristalinitas.

Dipol dalam unit monomer mempengaruhi gaya intermolekuler


pada polimer. Ikatan hidrogen antara rantai yang berdekatan dapat
dibentuk oleh polimer yang Mengandung gugus amida atau karbonil.
Dimana pada gugus N-H ini atom hidrogen yang memiliki muatan positif
ditarik dengan kuat oleh atom oksigen yang memiliki muatan negatif pada
gugus C=O, maka akan terjadi ikatan hidrogen yang kuat. Hal ini akan
menyebabkan pula meningkatnya kuat tarik dan titik leburnya. Contohnya
polimer yang memiliki uretan, dimana pada polyester ini ikatan dipole yang
terjadi antara atom oksigen pada C=O dan atom hidrogen pada gugus C-
H ikatan dipolnya tak sekuat pada ikatan hidrogen, sehingga titik lebur
polyester lebih rendah, tetapi mempunyai fleksibilitas yang tinggi

2. Sifat Fisik
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik polimer Diantaranya:
a. Panjang rata-rata rantai polimer
dengan bertambah panjangnya rantai polimer, kekuatan dan
titik leleh akan naik.
b. Gaya antarmolekul
Polimer akan menjadi kuat dan sukar meleleh bila pada
rantai polimernya gaya antar molekulnya besar.
c. Percabangan
Rantai polimer yang mempunyai cabang banyak daya
tegangan dan titik leburnya rendah.
d. Ikatan silang antar rantai polimer
Jaringan yang kaku dan keras pada polimer disebabkan oleh
ikatan silang antar rantai polimer. Bila ikatan silang pada
polimer bertambah banyak maka polimer akan bertambah
kaku dan mudah patah.
e. Sifat kristalinitas rantai polimer
Polimer dengan struktur yang beraturan memiliki kristanilitas
yang tinggi sehingga memiliki ketahanan dan kekuatan yang
lebih baik terhadap pengaruh berbagai bahan kimia dan
enzim. Sedangkan polimer yang strukturnya tak beraturan
memiliki kristanilitas yang rendah sehingga rapuh atau
sifatnya amorf.

3. Sifat Mekanik
Menurut Arifianto 2008, sifat mekanik polimer antara lain sebagai
berikut :
a. Strength/kekuatan adalah sifat mekanik yang dimiliki polimer. Macam
kekuatan polimer, antara lain:
1) Tensile Strength/Kekuatan Tarik. Kekuatan tarik ialah tegangan yang
diperlukan guna memutuskan suatu contoh benda. Ini sangat diperlukan
untuk mengetahui kemampuan polimer yang ditarik, misalnya : fiber
kekutan tariknya baik
2) Compressive strength/Ketahanan terhadap Tekanan.Ketahanan
terhadap tekanan ialah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban
tekanan yang berat. Misalnya, beton kekuatan tekannya bagus
3) Flexural strength/Ketahanan pada bending adalah ketahanan saat
bahan tersebut dibengkokkan. Jika Polimer kuat saat dibengkokkan maka
polimer dikatakan mempunyai flexural strength
4) Impact strength ialah kekuatan polimer terhadap suatu reaksi yang
datang tiba-tiba. Misalnya suatu polimer tetap kuat meskipun tiba-tiba
dipukul dengan keras.
b. Elongation
Salah satu bentuk deformasi adalah elongation. Deformasi adalah
berubahnya ukuran ketika suatu bahan diberi gaya. Elongasi biasanya
dinyatakan dengan persentase dimana presentase elongasi adalah
panjang polimer setelah diberi gaya (L) dibagi panjang sampel sebelum
diberi gaya (Lo) kalikan 100.
c. Modulus
Modulus diukur dengan cara tegangan dibagi elongasi. Satuan modulus =
satuan kekuatan (N/cm2).
d. Toughness/Ketangguhan
Ketangguhan adalah seberapa besar energi yang mampu Diserap suatu
bahan sebelum patah.

4. Sifat Termal Polimer


Bahan polimer mempunyai sifat khas yaitu sangat mudah berubah
dengan adanya perubahan temperatur. Bila terjadi perubahan temperatur
maka akan terjadi pergerakan molekul, pergerakan molekul ini membuat
struktur bahan polimer berubah (terutama yang dimensinya besar).
Dengan semakin meningkatnya suhu menyebabkan oksigen dan air
bersama memicu reaksi kimia pada molekul, maka akan terjadi
depolimerisasi, oksidasi dan hidrolisa sifat termal polimer menurut
Arifianto. 2008, adalah:
a. Koefisien pemuaian termal
Koefisien pemuaian panjang pada film dan serat acap kali m karena
panas, bila temperatur meningkat maka pergerakan termal molekul akan
mengubah cara pengumpulan molekul.
b. Panas jenis
Panas jenis ialah panas yang dipakai untuk pergerakan termal molekul
pada strukturnya. Panas jenis bahan polimer bila dibanding dengan logam
dan keramik masih lebih besar yaitu antara 0,25 – 0,55 cal/g/oC.
c. Koefisien hantaran termal Ialah nilai penting suatu bahan polimer
berkaitan dengan panas pada proses cetak dan pemakaian produk serta
mekanisme hantaran panas yang berasal dari propagasi panas akibat
gerakan molekul.
d. Titik tahan panas, terjadi bila suhu bahan polimer meningkat dan
menyebabkan molekul bergerak aktif menuju titik transisi. Hal ini
mengakibatkan lebih rendahnya modulus elastik dan kekerasannya, lebih
kecilnya tegangan patahnya dan lebih besarnya perpanjangannya.

Sifat termal dapat dicontohkan dari polimer plastik, dimana plastik


memiliki sifat unggul yaitu bisa dilunakan dan dikeraskan kembali secara
berulang-ulang. Sifat ini disebut sifat termoplastik. Ada beberapa plastik
yang mempunyai sifat khas, yaitu pada pelarut yang sesuai lebih mudah
larut, menjadi lunak pada suhu tinggi, namun akan kembali keras bila
didinginkan dan punya struktur molekul linier atau bercabang dimana
antar rantai tidak ada ikatan silangnya. Bahan yang memiliki sifat
termoplastik pengolahannya sangat mudah, hanya dengan pemanasan
bahan tersebut dapat diubah menjadi berbagai bentuk sesuai yang
diingingkan dan dibutuhkan, misalnya polietilen (PE) dan polivinilklorida
(PVC).
Sifat termal lainnya dari beberapa jenis plastik memiliki sifat tak
bisa larut dalam berbagai pelarut, tak melebur bila dipanaskan, punya
ketahanan yang tinggi terhadap asam dan basa, bila dipanaskan rusak
dan tak bisa kembali seperti sediakala dan struktur molekulnya memiliki
ikatan silang antar rantai. Polimer jenis ini bersifat tetap dimana bahan ini
hanya bisa dibentuk seperti keadaan semula/pertama kali bahan ini
Dicetak yang disebut polimer termosetting. Plastik termosetting sifatnya
keras sebab bahan ini memiliki ikatan-ikatan silang, dan akan semakin
keras lagi saat proses pemanasan sebab dalam kondisi panas ikatan-
ikatan silang ini lebih mudah dibentuk. Polimer jenis ini banyak dipakai
untuk peralatan rumah tangga karena tahan terhadap panas dan awet.
Misalnya polimer poli (melanin formaldehida), poli (urea Formaldehida)
dan bakelit.

C. Teknik Polimerisasi
Dalam polimerisasi terdapat 2 teknik yang bisa dipakai untuk
menghasilkan polimer, yaitu teknik homogen dan heterogen. Teknik
homogen dengan cara polimerisasi massa dan larutan, dan teknik
heterogen dengan cara emulsi dan suspensi.

1. Teknik Polimerisasi Homogen


Teknik polimerisasi homogen, terbagi menjadi dua ialah
polimerisasi massa dan larutan.
a. Polimerisasi Massa
Teknik polimerisasi massa acap kali dinamakan bulk polimerisation
ialah cara yang dilakukan guna membuat polimer kondensasi,
sifatnya eksotermis dengan kekentalan/viskositas campuran yang
rendah, hal ini membuat panas bisa dikurangi dengan jalan
menghasilkan gelembung. Biasanya hanya dipakai untuk
memproduksi polimetil metakrilat tuang. Cara menentukan berat
molekul polimer dengan fraksinasi yaitu memisahkan suatu sampel
polimer pada sejumlah molekul yang bermassa sama. Dengan
fraksinasi ini kenyataannya bila massa molekul meningkat justru
kelarutan polimer berkurang.
Prosedur pelaksanaan fraksinasi:
1) Proses Pengendapan bertingkat
Cara kerja :
 Buat larutan dengan konsentrasi 0,1 persen dengan cara sampel
dilarutkan dalam pelarut yang cocok.
 Tambahkan bukan pelarut ke dalam larutan ini tetes demi tetes dan
terus aduk dengan cepat. Dengan cara
 ini menyebabkan ketidaklarutan pada bahan yang massa molekul
paling tinggi tetapi tidak mau berpisah.
 Kemudian beri bukan pelarut yang fungsinya agar molekul
berikutnya yang bermassa tinggi mengendap.
 Ini dilaksanakan berulang-ulang hingga molekul tersebut berpisah
jadi sejumlah fraksi yang massa molekulnya semakin kecil.

2) Elusi bertingkat
Cara kerja :
 Buat ekstraksi polimer dari zat padat yang dimasukkan dalam
larutan.
 Buat kolom dan isi sampel dan bahan polimer, setelah itu secara
bertahap elusi menggunakan campuran antara bahan pelarut dan
bukan pelarut. Polimer yang dihasilkan akan keluar melalui kolom
dan pertama kali keluar ialah polimer yang punya massa molekul
kecil, selanjutnya akan keluar bahan yang massa molekul lebih
besar, demikian seterusnya bahan yang dihasilkan massa molekul
akan terus bertambah.

3) Kromatografi Permiasi Gel (KPG)


Cara kerja:
 Buat kolom yang isi dengan sejumlah bahan kemasan polimer.
 Pada kolom lewatkan larutan sampel yang diamati, elusi dengan
pelarut dalam jumlah yang lebih banyak.
b. Polimerisasi Larutan
Polimerisasi larutan tersusun dari monomer, inisiator Dan pelarut.
Pelarut yang sesuai sangat dibutuhkan pada pembuatan atau
pembentukan polimerisasi, untuk menghindari chain transfer dan hasil
polimer yang diperoleh bisa dipakai pada larutan. Keuntungan dari
teknik polimerisasi larutan adalah dihasilkannya polimer dengan
viskositas rendah dan panas yang cepat terdispersi karena adanya
pelarut. Sedangkan kerugiannya adalah terjadi pemindahan rantai ke
pelarut, sehingga pelarut sulit dihilangkan.
2. Teknik Polimerisasi Heterogen
Teknik polimerisasi heterogen dibagi menjadi 2 sub, yaitu
Polimerisasi emulsi dan suspensi.

Gambar 2.2 Proses radikal bebas pada tekanan tinggi untuk


menghasilkan LDP (Low Density Polyethylene)

Proses self-branching menyebabkan polyethylene membentuk


cabang. Jika cabang yang terbentuk dibandingkan metil lebih panjang,
maka takkan bisa masuk dalam kisi kristal polyethylene, hal ini
menyebabkan hasil polimer padat tersebut tidak transparan (tidak jernih)
dan kaku bila dibandingkan dengan HDPE (0.935-0.96 g cm-3) yang
dihasilkan dari reaksi polimerisasi kondensasi.

a. Polimerisasi Emulsi

Polimer yang dihasilkan pada polimerisasi emulsi ini ialah polimer yang
mempunyai kecepatan tinggi dan bobot Molekul besar. Polimerisasi
emulsi memiliki 2 tahap cair yang tak larut yaitu tahap continue aqueous
sebagai inisiator dan tahap diskontinue nonaqueous sebagai monomer
dan polimer. Contohnya pada pengolahan karet SBR.

Emil dkk (2008) menjelaskan teknik polimerisasi emulsi dalam


penelitiannya, bahwa sifat polimer emulsi ditentukan oleh ukuran partikel.
Dikatakan bahwa pada penerapan pengecatan diperlukan polimer emulsi
yang ukuran partikel kecil agar didapatkan hasil cat yang halus, punya
daya adhesi dan tahan terhadap air yang baik dan kestabilan yang lama.
Kebutuhan dunia akan polimer emulsi pada tahun 1998 mencapai 7,4 juta
metrik ton. Pada tahun 2007 konsumsi itu diprediksikan terus mengalami
peningkatan sampai 10,1 juta metrik ton dan angka pertumbuhannya 3,6%
per tahun. Emulsi artinya ukuran partikel. Ukuran diameter partikel yang
dikandung polimer emulsi adalah 10 nm – 1.500 nm. Akan tetapi
umumnya diameter partikel adalah 100 nm – 250 nm. Diameter partikel
inilah yang menentukan sifat polimer emulsi antara lain kestabilan polimer
dan sifat alirannya. Dalam polimerisasi emulsi akan dihasilkan polimer
dengan kualitas/nilai yang tinggi, biaya rendah dan ramah lingkungan.
Karena hal-hal tersebut di atas mendorong teknik polimerisasi emulsi
dikembangkan secara luas baik dalam produksinya maupun
implementasinya. Selain itu bila dalam proses pembuatannya
dikombinasikan antara mekanisme polimerisasi novel dengan polimerisasi
properties dapat menghasilkan berbagai produk polimer. Emulsion sangat
berguna karena merupakan suatu proses yang kompleks, dimana terjadi
interaksi dua sifat yaitu sifat kimia dan sifat fisik (kinetika polimerisasi dan
stabilitas disperse).

b. Polimerisasi Suspensi
Pada teknik polimerisasi suspensi berlangsung dalam sistem aqueous
dengan monomer sebagai tahap terdispersi yang nantinya akan diperoleh
polimer yang menempati tahap solid terdispersi. Secara komersial untuk
menghasilkan polimer vinil yang keras digunakan metode polimerisasi
suspensi ini, misalnya pada pembuatan metal methakrilat.
Polimerisasi Suspensi :

Gambar 2.2 Diagram alir polimerisasi suspensi untuk pembuatan methyl


methacrylate

Proses polimerisasi suspense pada monomer + inisiator terlarut


didispersikan berupa tetes-tetesan pada air yang kandungan suspension
agent sedikit. Ketika proses berjalan maka tetesan tersebut akan
mengental dan lengket. Pada akhir proses kandungan polimer yang
terdispersi dalam air sebesar 25-50%. Bila proses telah selesai, suspensi
polimer dialirkan ke blowdown tank atau stripper agar sisa monomer
terpisah. Slurry dipompa ke centrifuge atau filter untuk disaring, dicuci dan
dikeringkan. Pengeringan polimer basah (30% air) dilakukan dalam dryer
menggunakan udara hangat pada suhu (66 sampai 149°C). Setelah
polimer kering, selanjutnya polimer dikirim ke storage.
Keuntungan polimerisasi suspensi:
1. Untuk media pertukaran panas memakai air sehingga lebih murah
daripada solven organik.
2. Pengambilan panas reaksi lebih efektif dan kontrol terhadap suhu lebih
mudah karena mempunyai nilai CP yang besar.
3. Dengan polimerisasi suspensi pemisahan dan pengolahan polimer lebih
mudah dibandingkan polimerisasi emulsi dan larutan.
4. Pemurnian produknya lebih mudah.
Untuk memproduksi resin plastik paling banyak menggunakan
polimerisasi suspense.
Jenis-jenis resin termoplastik :
• Polyethylene, Polypropylene
• Polyvinylidene chloride,
• Polystyrene, Polymethyl methacrylate, Polyvinyl chloride,
• Polyvinyl acetate
BAB III

JENIS-JENIS INDUSTRI

1. INDUSTRI PETROKIMIA
Industry petrokimia merupakan industry yang bergerak dibidang pengolahan minyak Bumi dan
gas alam dengan mempertimbangkan kebutuhan manusia akan bahan-bahan Kimia yang
dihasilkan dan pemanfaatannya dalam menunjang kegiatan manusia. Na2SO4 merupakan salah
satu zat yang digunakan dalam pembuatan pupuk kalium sulfat Yang kemudian direaksikan
dengan kalium klorida yang nantinya berguna dalam pembuatan pupuk kalium sulfat. Di
Indonesia perusahaan Petrokimia yang paling besar adalah Pertamina. Petrokimia Pertamina
mempunyai bahan baku gas bumi dan minyak seperti Kilang Methanol yang terletak di
Kalimantan Timur, tepatnya di Pulau Banyu. Industry Petrokimia dapat dibagi atas menjadi 2
bagian besar yaitu:
 Industri Petrokimia Hulu
Industry petrokimia hulu akan mengolah bahan dasar yang digunakan menjadi produk setengah
jadi ( produk antara) contohnya Methanol, Ethylena, Benzena, Butadiena dan Propilena. Pada
industry petrokimia hulu bahan setengah Jadi tersebut akan dikirim ke industry petrokimia hilir
untuk diolah menjadi produk siap pakai.

 Industri Petrokimia Hilir


Industry Petrokimia hilir adalah pengolahan produk setengah jadi
dijadikan produk siap untuk dipakai dan digunakan. Contoh seperti nilon, plastik, karet sintesis
dan zat peledak. Pada industry petrokimia hilir bahan yang siap pakai siap untuk di distribusikan
ke distributor untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

A. Produk-produk Yang Dihasilkan


1. Aspal
Aspal merupakan salah satu produk petrokimia. Dalam kehidupan sehari- hari digunakan untuk
membuat tanggul, bahan pembuatan jalan, pelapis tahan sebagai bahan isolasi kepada air, serta
pada bahan pengurang korosi yang digunakan sebagai pelapis serta sebagai bahan briket aspal.
Aspal merupakan salah satu produk dari industry petrokimia yang banyak digunakan pada
bidang sipil dan lain- lainnya.

2. Lilin
Lilin sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia diantaranya dapat digunakan untuk
mengkilapkan lantai, bahan baku semir, dan masih banyak manfaat lainnya. Lilin merupakan
produk industry petrokimia yang umum digunakan oleh masyarakat. Lilin kedelai merupakan
salah satu lilin ramah lingkungan yang ramai digunakan dan mudah dibersihkan setelah
digunakan

3. Polytam PP
Polytam PP merupakan bahan yang menghasilkan kantong plastic, karung plastic, dan tali raffia.
Polytam PP merupakan produk dari industry petrokimia yang banyak dihasilkan banyak
digunakan dalam bidang pertanian, perdagangan dan dalam kehidupan sehari- hari.

4. Metanol
Zat ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bahan-bahan yang digunakan dalam industri dalam
pembuatan metil klorida, metil amina dan dimethyl-tereplate. Selain itu methanol juga bayak
digunakan dalam laboratorium kimia, Bahan bakar kendaraan, dan juga digunakan sebagai bahan
bakar pesawat dan sebagai bahan baku untuk industry protein sintesis. Selain itu metanol juga
dimanfaatkan sebagai bahan kimia yang banyak digunakan dalam proses analisa kualitatif dan
Kuantitatif.

5. Pemanfaatan dalam industry Pupuk dan Pestisida


Ammonia/urea pada umumnya produk yang dihasilkan digunakan dalam pembuatan pupu, dalam
industry peptisida, pelarut dan aditifnya merupakan produk akhir petrokimia. Pupuk merupakan
salah satu produk industry petrokimia yang paling banyak dihasilkan. Dalam industry petrokimia
pupuk dan peptisida merupakan produk yang paling banyak dihasilkan dan diperhitungkan,
mengingat ini berhubungan dengan produksi nasional akan kebutuhan pupuk dan peptisida
dalam negeri.

B. Manfaat Produk-produk Petrokimia

1.Dalam industri kendaraan bermotor atau transportasi dimana bumper mobil yang terbuat dari
logam diganti dengan plastik poliuretan, propeller, pesawat terbang diganti dengan fiber glass.

2.Dalam industri kemasan, bahan logam tinplate dan aluminium diganti dengan plastik-plastik
produk petrokimia.

2. INDUSTRI PENGILANGAN MINYAK BUMI


Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak bumi
(mentah) menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain
yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Kilang minyak merupakan fasilitas industri
yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya. Selain
itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Kilang minyak merupakan
salah satu bagian downstream paling penting pada industri minyak bumi. Produk-produk utama
yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak nafta, bensin (gasoline), bahan bakar
diesel, minyak tanah (kerosene), dan elpiji.
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan
membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau
dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak. Minyak mentah (crude oil)
berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan
sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu.
Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50.
Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam
molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat,
dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih
yang mirip. Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu :

1. Proses pemisahan (separation processes)


2. Proses konversi (convertion processes)
Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah komponen minyak menjadi fraksi-
fraksi yang laku dijual berupa beberapa tipe dari destilasi.Beberapa perlakuan kimia dan
pemanasan dilakukan untuk memperbaiki kualitas dari produk minyak mentah yang diperoleh.
Misalnya pada tahun 1912 permintaan gas olin melebihi supply dan untuk memenuhi permintaan
tersebut maka digunakan proses “pemanasan” dan “tekanan” yang tinggi untuk mengubah fraksi
yang tidak diharapkan. Molekul besar menjadi yang lebih kecil dalam range titik didih gasolin,
proses ini disebut cracking.

Produk-produk Industri Pengilangan Minyak Bumi

Adapun beberapa produk yang dihasilkan dari industri penyulingan minyak bumi adalah
sebagai berikut:

a. Bahan Bakar Gas


Bahan bakar gas terdiri dari LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas).
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri. Elpiji, LPG
(liquified petroleum gas,harfiah: “gas minyak bumi yang dicairkan”), adalah campuran dari
berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair.

b. Gasolin atau Bensin


Bensin (gasoline) adalah cairan campuran yang sebagian besar berupa senyawa hidrokarbon
(parafin, naftalen, senyawa tidak jenuh dan terkadang senyawa aromatic) yang berasal dari
minyak bumi, digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Istilah gasoline banyak
digunakan dalam industri minyak, bahkan dalam perusahaan. Kadangkala istilah mogas (motor
gasoline) digunakan untuk membedakannya dengan avgas, gasoline yang digunakan oleh
pesawat terbang ringan. Konsumsi gasoline di Amerika mencapai 360 juta gallon (1,36 milyar
liter) setiap harinya. Terdapat tiga jenis bensin antara lain sebagai berikut :
a.Bensin yang dihasilkan langsung dari penyulingan minyak mentah yang
disebut bensin langsung.
b.Bensin yang dihasilkan dari gas alam atau hasil pengolahan lainnya yang
disebut bensin alam.
c.Bensin yang dihasilkan dari perengkahan bagian-bagian minyak bumi
yang lebih berat dari bensin biasa, dengan perengkahan ini maka jumlah bagian bensin yang
dihasilkan minyak bumi dapat bertambah, bensin jenis ini disebut bensin rengkahan.
c. Minyak Tanah atau Kerosin
biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. selain itu kerosin juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses kracking. Minyak tanah (bahasa
Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah
terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C
(rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu
minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal
Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar
dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani
keros (wax ). Kegunaan lain Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut
dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi
serangga seperti pada Merk/ Brand Baygone.

d. Minyak Diesel atau Minyak Solar


Biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus,
truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses kracking.

e. Minyak Pelumas
Minyak pelumas adalah bagian dari minyak bumi yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari
pada minyak gas. Biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin. Tidak setiap minyak bumi
mengandung minyak pelumas, terkadang rendah sekali sehingga sulit untuk diolah. Sifa-sifat
minyak pelumas antara lain kekentalan, kestabilan, warna dan daya emulsi.

f. Minyak Parafin Wax


Parafin wax adalah zat berwarna berbentuk kristal dan tidak berbau, dapat berbentuk padat atau
setengah padat. Parafin tidak mudah bereaksi dengan senyawa kimia lain (inert), tetapi pada suhu
tinggi sebagian kecil akan teroksidasi atau pecah (cracking), tidak larut dalam air dan alkohol
tetapi larut dalam fraksi minyak bumi dan benzena. Parafin merupakan senyawa hidrokarbon
tinggi yang jenuh (parafin).

3. INDUSTRI PENCAIRAN GAS ALAM


LNG merupakan singkatan dari Liquefied Natural Gas atau bisa diartikan sebagai gas
alam yang dicairkan. Prinsip utama pencairan ini adalah menurunkan suhu gas dari 22 °C
menjadi -160 °C dengan proses pendinginan dan expansi pada temperatur rendah sekali yang
disebut cryogenic temperatur yaitu 160 °C pada tekanan di bawah 1 atm.
Tujuan dari pencairan adalah untuk mempertinggi efesiensi pengangkutan dan
penyimpanan (Loading & Storage), karena volume gas sebelum dan sesudah dicairkan adalah
620:1 artinya kita akan mendapatkan 1 cuft LNG jika kita mencairkan gas alam sebanyak 620
cuft. Pada masa-masa lalu pemakaian gas alam sebagai sumber energi masih belum mendapat
perhatian karena kesulitan dalam pengangkutan dan penyimpanan.
LNG merupakan alternatif energi yang mempunyai prospek cukup baik dewasa ini, karena hasil
pembakarannya memiliki tingkat polusi yang rendah, efisiensi pembakarannya cukup tinggi
sehingga mudah dikontrol.
Bagi masyarakat Indonesia, LNG merupakan sumber daya alam yang potensial.
Semula sumber daya alam ini berbentuk endapan gas bumi sangat luas yang terpendam di dalam
perut bumi. Kemudian gas bumi tersebut diproses menjadi bahan bakar cair. Tanpa LNG, gas
bumi yang berjumlah ratusan triliyun kaki kubik akan tetap terperangkap di dalam perut bumi.
Gas alam selain mengandung gas-gas hidrokarbon juga mengandung senyawa yang dapat
mengkontaminasi seperti gas CO2 dan H2S, N2 serta uap air dengan kadar CO2 sebesar 19,2 %
volume dan uap air yang relatif besar dibandingkan H2S sebesar 10 ppm dan N2 yang bernilai
trace. Pada umumnya gas yang diperoleh dari lapangan atau dari perut bumi, masih mengandung
gas-gas atau materi lain yang tidak diinginkan tersebut, ini disebut impurities atau zat pengotor.
Gas CO2 dan H2S tergolong impurities yang sangat merugikan. Gas Alam atau yang sering
disebut dengan gas bumi adalah bahan atau materi yang terdiri dari fosil-fosil dan terbentuk
dalam wujud gas. Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga
tambang batu bara yang diambil dengan cara pengeboran (drilling). Komponen (utama ) dalam
gas alam yaitu metana 80-95%, etana 5-15%, propana dan butana <5%.
Gas alam juga merupakan campuran hidrokarbon ringan yang terbentuk secara alami
yang bercampur dengan beberapa senyawa non-hidrokarbon. Gas alam tak terasosiasi dihasilkan
dari cadangan yang tidak mengandung minyak (sumur kering). Di sisi lain, gas alam terasosiasi
bersinggungan dengan dan/atau terlarut dalam minyak bumi serta merupakan produk yang
dihasilkan bersama minyak. Komponen prinsip dari kebanyakan gas alam adalah metana.
Hidrokarbon parafinik berberat molekul lebih tinggi (C2-C7) biasanya ada dalam jumlah kecil
dalam campuran gas alam, dan kadarnya sangat bervariasi tergantung pada lapangan gas asalnya.
Gas alam tak-terasosiasi normalnya mengandung kadar metana lebih tinggi daripada gas alam
terasosiasi. Gas alam terasosiasi mengandung hidrokarbon lebih berat dengan kadar lebih tinggi.
Zat non-hidrokarbon dalam gas alam bervariasi dari satu lapangan gas ke lapangan lainnya.
Beberapa senyawa ini merupakan asam lemah, seperti hidrogen sulfida dan karbon dioksida.
Yang lain merupakan bahan inert, seperti nitrogen, helium dan argon. Beberapa cadangan gas
alam berisi cukup banyak helium untuk diproduksi komersial. Hidrokarbon berberat molekul
lebih tinggi dalam gas alam merupakan bahan bakar dan juga bahan baku kimia yang penting
dan biasanya dihasilkan dalam bentuk cairan gas alam. Sebagai contoh, etana mungkin
dipisahkan untuk dipakai sebagai bahan baku perengkahan kukus untuk memroduksi etilena.
Propana dan butana diambil dari gas alam dan dijual sebagai gas petroleum dicairkan (LPG).
Sebelum gas alam digunakan ia harus diproses atau diolah untuk memisahkan zat pengotor dan
mengambil hidrokarbon lebih berat (lebih berat dari metana).

Produk Gas Alam


1. LNG (Liquefied Natural Gas)
LNG atau gas alam adalah gas hasil ekstraksi yang telah dipisahkan dari kandungan
methan, komponen utamanya yaitu metana (CH4).
2. LPG (Liquefied Petrolium Gas)
LPG (Liquefied Petrolium Gas) atau gas minyak bumi yang dicairkan adalah campuran dari
berbagai hidrokarbon yang berasal dari gas alam, komponen utamanya yaitu propana (C3H8)
dan butana (C4H10).
3. Dan lain sebagainya seperti: CNG, HSD, MFO, IFO
CNG (Compressed Natural Gas) atau gas alam terkompresi adalah alternatif bahan bakar
selain bensin atau solar, komponen utamanya yaitu metana (CH4).

4. INDUSTRI PLASTIK

1. PENGERTIAN PLASTIK

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik adalah
polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit
molekul berulang, atau “monomer”. Plastik yang umum ,terdiri dari polimer karbon saja atau
dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. Mereka terbentuk dari
kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat. Ada beberapa
polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik.
Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka “malleable”, memiliki properti
keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat
menoleransi panas, keras, “reliency” dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan
adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan
hampir di seluruh bidang industri.
Plastik dapat digolongkan berdasarkan sifat fisikanya, kinerja dan penggunaannya,
berdasarkan jumlah rantai karbonnya dan berdasarkan sumbernya. Berikut ini adalah jenis-jenis
dari plastic PET (Poly Etylene Therephtalate); HDPE (High Density Polyethylene); PVC (Poly
Vinyl Clhorida); LDPE (Low density Polyethilene); PP (Polypropilene); PS (Polystirene); O
(Other). Penggunaan plastic dapat berdampak pada gangguan kesehatan dan pencemaran
lingkungan, cara mengatasinya dengan plastic degradable yang dapat terurai dengan
mikroorganisme, panas dan cahaya.
2. PENGGOLONGAN, JENIS-JENIS, DAN PERANAN PLASTIK PADA BIDANG
INDUSTRI

Plastik dapat digolongkan berdasarkan:

A. Sifat fisikanya

 Termoplastik
Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang.
Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
 Termoset
Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan
menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin,
urea-formaldehida

B. Kinerja dan Penggunaannya

 Plastik komoditas
sifat mekanik tidak terlalu bagus, tidak tahan panas. Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN.
Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman.

 Plastik teknik
Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C, Sifat mekanik bagus.
Contohnya: PA, POM, PC, PBT.
Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik.

 Plastik Teknik Khusus


Temperatur operasi di atas 150 °C, Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500
Kgf/cm²)
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR.
Aplikasi: komponen pesawat
C. Berdasarkan jumlah rantai karbonnya

a.1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)

b.5 ~ 11 Cair (bensin)

C. 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah

d.16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)


e.25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)

f. 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)

D. Berdasarkan Sumbernya

1.Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut


2.Polimer sintetis: tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren terdapat
di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
3.Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi
telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika
asalnya).

Anda mungkin juga menyukai