MATERIAL POLIMER
Oleh:
Zahrotul Maknunah
14630039
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Polimer ................................................................................................... 6
B. Sifat dan Morfologi Polimer .................................................................. 9
C. Sintesis dan Karakterisasi Polimer ......................................................... 10
D. Aplikasi Polimer ..................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polimer merupakan salah satu golongan bahan kimia yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam kegiatan industri
maupun kegiatan rumah tangga. Sebagian besar masyarakat belum menyadari
akan bahaya dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, bahaya dari beberapa bahan kimia memang tidak memberikan
efek secara langsung dan cepat, tetapi berefek dalam jangka waktu lama.
Istilah polimer lebih populer dengan sebutan plastik, tetapi polimer
sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat
dan kegunaan yang beragam. Polimer bisa meliputi plastik, karet, serat dan
nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh mahluk hiduppun juga terdapat
polimer berupa karbohidrat (polisakarida), protein dan asam nukleat. Hal
tersebut dibuktikan dengan pembuatan kertas dari selulosa, sebuah
polisakarida terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan, protein
dan asam nukleat yang memainkan peranan penting dalam proses biologi.
Polimer telah menjadi bagian penting dari teknologi kimia dan bahan
polimer telah datang untuk memainkan peranannya yang demikian penting
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga perlu mempelajari dan memahami
tentang polimer dan aplikasinya (Stevens, 2001). Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dijelaskan tentang material polimer yang meliputi cara
sintesis dan aplikasinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan polimer?
2. Bagaimana struktur dan morfologi polimer di alam?
3. Bagaimana cara sintesis dan karakterisasi polimer?
4. Apa saja aplikasi dari polimer?
4
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian polimer.
2. Mengetahui struktur dan morfologi polimer di alam.
3. Mengetahui cara sintesis dan karakterisasi polimer.
4. Mengetahui aplikasi dari polimer.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Polimer
Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit
berulang sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa Yunani poly yang
berarti “banyak”, dan mer yang berarti “bagian”. Makromolekul merupakan
istilah yang sinonim dengan polimer. Polimer sintesis dari molekul-molekul
sederhana yang disebut monomer atau bagian tunggal (Stevens, 2001).
Polimer adalah material yang tersusun atas molekul-molekul atau
bagian-bagian yang mengakibatkan rantai panjang. Kumpulan molekul-
molekul secara besar biasanya disebut makromolekul. Sifat khas dari material
polimer adalah aneka ragam cara menghubungkan struktur molekul satu
dengan molekul lainnya. Banyak aplikasi material polimer, salah satunya
adalah plastik, yang mana material ini sangat dibutuhkan atau digunakan
setiap harinya. Karena relatif menpunyai densitas rendah dan mampu
menyesuaikan bentuknya dengan temperatur rendah dibanding material lain
seperti besi (Osswald dan Menges, 1995).
Polimer umumnya terdiri atas lebih dari 100 unit berulang, dengan
struktur berat molekulnya rendah yang disebut oligomer. Karena semua
polimer sintetis dipreparasi melalui monomer-monomer yang terikat bersama,
maka beberapa unit kimia akan berulang sendiri secara terus menerus.
Beberapa klasifikasi polimer ketika strukturnya material anorganik yaitu
berupa logam, keramik dan kaca. Sebagaimana, yang telah dijelaskan pada
materi dasar struktur anorganik (Fahlman, 2010).
Klasifikasi polimer ada dua macam yaitu polimer sintetik dan polimer
alami. Polimer sintetik adalah polimer buatan biasanya dapat berupa aplikasi
yang bernilai komersial contoh tabel 01.
6
Sedangkan polimer alami lebih ke makromolekul diantaranya polisakarida,
protein, serat dan asam nukleat. Maka dar itu, klasifikasi polimer ini lebih
menunjukkan biopolimer. Polimer sintetik secara umum diklasifikasikan
menjadi dua yaitu termoplastik dan termoset. Secara langsung ilustrasi
definisi sifat dari polimer menunjukkan bahwa material ini bertahan dengan
temperatur rendah. Termoplastik itu molekulnya panjang yang tidak berikat
silang, biasanya bisa larut dalam beberapa pelarut dan akan melebur atau
mengalir. Sedangkan termoset lebih ke larutan dan keras bntuknya, biasanya
dipengaruhi oleh panas yang menyebabkan pengikat silangan sehingga
polimer termoset sukar melelh atau mengalir, berikut gambar klasifikasi
polimer: (Fahlman, 2010).
7
Sifat fisik dari polimer adalah sebagai berikut :
Tersusun atas banyak molekul
Modulus elastisistas rendah
Daya rentang kekuatan tarik dan renggang rendah
Dapat berupa struktur kristal atau semikristal
Perubahan bentuknya sensitif terhadap temperatur
Temperatur rendah dan baik untuk isolator
Bukan penghantar panas yang baik
Polimer dibagi menjadi dua jenis yaitu, homopolimer dan copolimer.
Homopolimer itu hanya terbuat dari satu jenis monomer, sedangkan
kopolimer adalah terbuat dua atau lebih dari jenis monomer yang jelas secara
kimia. Jika monomer-monomer A dan B dipolimerisasi bersama, maka empat
polimer jenis sususnan akan mungkin terbentuk dalam struktur polimer
tersebut. Jika dua unit struktur berselang-seling dalam susunan linear, maka
produknya disebut kopolimer alternasi. Sedangkan jika distribusinya acak
maka disebut kopolimer acak. Susunan atau kombinasi yang ketiga adalah
dimana blok-blok A dan B muncul bersama. Susunan demikian direfrensikan
sebagai kopolimer blok. Suatu susunan blok linear yang secara esensial terdiri
dari satu polimer dengan polimer lain yang bercabang darinya disebut
kopolimer cangkok. Berikut ilustrasi dari struktur kopolimer: (Fahlman,
2010).
8
B. Struktur dan Morfologi Polimer
Polimer diketahui lebih dahulu berat mlekulnya sebelum diketahui
sifat-sifat mekanik yang bermanfaat. Sifat-sifat mekanik terjadi dari gaya
tarik antar molekul yaitu interaksi dipol-dipol, gaya induksi, dispersi atau
gaya london antar molekul-molekul non polar, atau dapat terjadi dari ikatan
on dan interaksi ion dipol dengan polimer yang mengandung gugus-gugus
ionik. Gay london menyebabkan timbulnya kohesi molekul dan kekuatan
mekanik resultan. Gaya antar molekul turun dengan cepat dengan semakin
jauhnya jarak separasi. Oleh karena itu, merupakan hal yang esensial bahwa
molekul-molekul polimer mampu menyusun bersama dengan rapat untuk
mencapai kekuatan kohesif maksimum (Stevens, 2001).
Keadaan amorfus adalah karakteristik dari polimer-polimer yang
strukturnya tidak memperlihatkan kecenderungan terhadap kekristalan. Hal
ini merupakan karakteristik dari semua polimer pada suhu diatas titik
leburnya. Dalam kedaan amorfus yang tervitrifikasi menyerupai gelas, ketika
suatu polimer amorfus mencapai derajat kebebasan rotasi tertentu maka dapat
dideformasi. Untuk menyebabkan suatu polimer dapat dideformasi, jika suatu
gaya dikenakan polimer tertarik dengan tiba-tiba, maka molekulnya
cenderung mengembalikan konfigurasi awal dan stabil. Elastisitas terjadi
karena molkul-molekul polimer terdapat kerusakan dari susunannya yang
menguntungkan secara termodinamik (Stevens, 2001).
Sifat morfologi polimer sebagai berikut:
1. Ikatan primer : ikatan kovalen yang terhubung/terikat pada rantai pokok
atom.
2. Ikatan sekunder: ikatan non kovalen yang terikat pada rantai pokok satu
polimer yang terdiri dari ikatan hidrogen dan interaksi dipol-dipol.
3. Kristal polimer: polimer padat dengan struktur derajat kebebasan tinggi
dan bersifat keras
4. Amorfus polimer: polimer dengan struktur derajat kebebasan rendah.
9
5. Polimer semikristal: polimer yang terdiri dari sifat polimer kristal dan
amorfus.
6. Gelas: bentuk amofus padat dengan karakteristik keras dan mudah rapuh
7. Titik lebur kristal (Tm)
8. Suhu transisi gelas (Tg)
9. Termoplastik
10. Termoset
11. Polimer kristal cair
12. Elastomer
10
Polimerisasi reaksi tahap yaitu membuat polimer yang mempunyai
dua gugus fungsi reaktif dalam satu molekul dan pendekatan yang
memiliki dua monomer difungsional. Salah satu contoh polimersisai
reaksi tahap yaitu poliesterifikasi. Reaksi esterifikasi tersebut dapat terjadi
di sembarangbagian dalam matriks monomer dimana dua molekul
monomer yang mempunyai energi dan orientasi yang saling bertumbukan
sehingga ester terbentuk dan bisa beraksi lanjut dengan memanfaatkan
gugus-gus hidroksil dan karboksilnya yang masih reaktif. Polimersiasi
reaksi rantai melibatkan dua tahap kinetik yaitu inisiasi dan propagasi.
Dalam polimerisasi adisi dan pembukaan cincin, reaksi berpropagasi pada
suatu ujung rantai yang reaktif dan terus berlangsung hingga suatu reaksi
terminasi menonaktifkan ujung rantai tersebut (Stevens, 2001).
Dalam sebuah jurnal dijelaskan bahwa metode utama untuk
memodifikasi sifat-sifat selulosa adalah untuk mensintesis ester yang berbeda,
mencakup sintesis turunan selulosa berikut dengan heterocycles mengandung
nitrogen yang berbeda: pyrrolidine selulosa , ftalimida desoxyeellulose, dan
turunannya yang mengandung pyrridine, piperidin dan pirolidin dan
heterocycles turunan selulosa ini, yang mengandung gugus amino, yang penukar
ion. Penambahan asam yang mengandung heterosiklik radikal terhadap
makromolekul selulosa membuka kemungkinan yang cukup besar untuk
berbagai reaksi yang berbeda. Jika dilakukan diester sebagian maka dihasilkan
kain katun yang resisten terhadap busuk dan cahaya (Shaposhnikova dkk, 1964).
Karet merupakan polimer alam yang dipakai secara luas, karet
merupakan politerpena yang disintesis melalui polimerisasi enzimatik
isopentil pirofosfat. Bentuk utama karet alam terdiri dari 97% cis-1,4-
poliisoprena. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit seejenis pohon
Havea brasiliensis. Karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari
35% karet dan 5% senyawa lain berupa asam lemak, gula, protein, sterol,
ester dan garam. Karet termasuk polimer dengan berat nolekul yang
sangat tinggi dan amorfus sehingga menjadi kristalisasi secara acak pada
suhu rendah. Lateks bisa dikonversi ke karet busa dengan aerasi mekanik
yang diikuti oleh vulkanisasi. Sarung tangan karet dan balon biasanya
11
dibuat dengan mangjoating lateks diatas cetakan sebelum vulkanisasi.
Sebagiann besar lateks dikoagulasi dan dipakai dalam pembuatan ban,
alas kaki, segel karet dan lain-lain (Stevens, 2001).
2. Karakterisasi dan Analisis Permukaan Polimer
Berkas insiden Berkas keluar Teknik Singkatan
Elektron Elektron Mikroskopi Elektron SEM
Skan
Foton (IR) Foton Spektroskopi refleksi ATR
total atenuasi
(spektroskopi
reflektansi internal) (IRS)
Foton (IR atau Sinyal akustik Spektroskopi PAS
UV) fotoakustik
Foton (sinar X) Elektron Spektroskopi elektron ESCA
untuk analisis (aplikasi)
kimia (spektroskopi
fotoelektron sinar X)
(XPS)
Foton (sinar X) Elektron Spektroskopi elektron AES
Auger
Ion Ion Spektroskopi massa ion SIMS
sekunder
Ion Ion Spektroskopi hamburan ISS
ion
(Stevens, 2001).
D. Aplikasi Polimer
Aplikasi polimer telah banyak ditemukan, aplikasi polimer tergantung
dari struktur polimer yang mempengaruhi perbedaan sifat dari polimer satu
dengan yang lainnya. Interaksi antar molekul sisi rantai polimer tetangga
mempengaruhi kekuatan, kelarutan, kristalinitas dan suhu transisi gelas (Tg).
Contoh:
1. Aplikasi untuk polimer biodegradable berbagai bidang seperti:
12
Pertanian (film mulsa, pot penanaman sementara, pengiriman
pupuk / pestisida)
Perikanan (tali pancing, jaring, kait)
Barang olahraga (tee golf)
Kemasan makanan (pakai piring, cangkir, tas, alat makan, botol, tas
ritel, cincin enam-pack)
Hygiene (produk kesehatan feminin, menolak tas, cangkir)
Medis (penjahitan, fiksasi tulang yang patah, luka meliputi, kulit /
darah kapal rekonstruksi / saraf, pengiriman obat dikontrol )
(Fahlman, 2010).
2. Aplikasi Biomedis
Polimer ditanamkan dapat dirancang untuk menurunkan pada
tingkat yang tepat untuk mentransfer stres ke jaringan sekitarnya seperti
sembuh. Hal ini diberikan dengan merancang geometri sebagian besar
implan, stabilitas kimia dari tulang punggung polimer, dan adanya
konsentrasi aditif seperti plasticizer. Derajat kristalinitas polimer
berperan dalam kinetika degradasi secara keseluruhan, suatu polimer
dengan berbagai tingkat kristalinitas untuk aplikasi pemberian obat
waktu-tertunda. Penggunaan PLA untuk aplikasi biomedis implan adalah
karena tingkat tinggi dari bioresorption melalui degradasi menjadi asam
laktat, yang dimetabolisme melalui siklus Krebs (Fahlman, 2010).
3. Dan lain-lain.
BAB III
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam makalah ini,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Polimer adalah material yang tersusun atas molekul-molekul atau
monomer-monomer yang mengakibatkan rantai panjang.
2. Struktur dan morfologi polimer meliputi: Ikatan primer, ikatan
sekunder, kristal polimer, amorfus polimer, polimer semikristal, gelas,
titik lebur kristal (Tm), suhu transisi gelas (Tg), termoplastik termoset,
polimer kristal cair dan elastomer.
3. Sintesis polimer yaitu dengan polimerisasi dan karakterisasi polimer
meliputi: FTIR, Raman, NMR, ESR, UV-Vis, Fluoresensi, SEM, PAS,
ESCA, AES, SIMS, ISS, DSC, DTA, TMA, TGA, PGC dan uji daya
nyala.
4. Aplikasi polimer diantaranya sebagai kemasan makanan, barang
olahraga, ban, biomedis dan lain-lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
15