Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH REKAYASA POLIMER

SMART POLYMER DAN APLIKASINYA

Disusun oleh :
Achmad Alfian A. 3335160009
Sartika Arbantini 3335160045
Irma Qadarsih 3335160063

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
A. Pendahuluan
Sampai saat ini, pengembangan teknologi pembuatan polimer
untuk berbagai aplikasi terus dikembangkan. Pembuatan polimer
umumnya masih menggunakan bahan dasar Sintesis yang tidak bersifat
biodegradable, dan kurang ekonomis (high cost). Dalam beberapa tahun
terakhir, pengembahan biopolymer berbasis bahan alam yang bersifat
renewable, biodegradable, dan biocompatible telah banyak dikembangkan
untuk mengatasi permasalahan di atas (Mohzen, et al., 2011). Pemanfaatan
polimer berbasis bahan alami untuk berbagai aplikasi diyakini akan lebih
ekonomis (ketersediaan bahan baku di alam yang melimpah) juga lebih
ramah lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan zaman telah
menyebabkan meningkatnya permintaan untuk materi baru dan teknologi
baru dalam pengembangan. Dalam hal ini polimer sangat cocok , ada
dalam berbagai bentuk, dan juga bisa diwujudkan sebagai properti yang
diinginkan dan final aplikasi. Dalam pengertian ini kita dapat berbicara
tentang polimer alam (pati, selulosa, protein,ber, dll., sintetis (diperoleh
dengan rute berbeda dar ipolimerisasi), atau semi sintetik (untuk
pemrosesan polimer alam), sesuai dengan asal usulnya.
Dua hingga tiga dekade terakhir telah menyaksikan minat
pertumbuhan yang sangat besar pada "bahan pintar"berdasarkan polimer
dan pada nano compo polimersitus. Namun, untuk menemukan definisi
unik dari Polimer "pintar" cukup sulit, mengingat hal itu semua polimer
dapat menjadi stimuli-responsif,terlarut-tidak larut, atau peka terhadap
lingkungan didefinisikan sebagai materi "cerdas" atau "pintar" dan mereka
telah menemukan aplikasi di banyak bidang, seperti bioteknologi,
kedokteran, dan teknik. Sebagian besar perkembangan penting telah
didaftarkan dalam bidang biomedis dan menggunakan polimer pintar
dalam pemngembangan tetapi baru digunakan untuk pengobatan beberapa
penyakit atau medis canggih dengan perangkat yang dapat bereaksi karna
pengaruh lingkungan jaringan sekitarnya (pH, suhu, enzim, konsentrasi
dan analit dll). Substrat polimer yang responsive atau substrat instruktif
mengatur sel prilaku dalam menanggapi faktor-faktor eksternal dan sangat
penting dalam aplikasi teknik jaringan.
Stimuli-sensitif atau "pintar" sistem polimer adalah polimer yang
dapat mengatasi perubahan sifat dramatis menanggapi perubahan kecil di
lingkungan. Sistem yang paling penting, juga dari sudut pandang
biomedis, adalah yang peka terhadap pH atau suhu (T). Tubuh manusia
menghadirkan variasi pH di sepanjang saluran pencernaan, dan juga di
beberapa area tertentu seperti jaringan tertentu (dan area tumor) atau
kompartemen sub-seluler. Polimer termosensitif dengan T kritis dekat
dengan nilai fisiologis, mis. Poli (N-isopropil akrilamida) (PNIPAm),
menawarkan banyak kemungkinan dalam bidang biomedis,

B. Sejarah Polimer
Polimer lebih dikenal sebagai “platik” bagi orang awam. Namun
sebenarnya polimer bukanlah plastic saja. Polimer pun sebenernya sudah
dipakai sejak dahulu kala, lebih tepatnya papda penggunaan polimer alam
seperti wool, kapas, dan damar. Sejak tahun1925 dunia telah mengenal
polimer sintesis dan mulai berkembaang pesat pada tahun 1955, dimana
Staudinger berhasil mendapatkan Nobel atas hipotesis makromolekul yang
ditemukannya. Sampai saat ini konsep polimer semakin berkembang
dengan semakin majunya teknologi.

C. Smart polimer
Polimer cerdas (smart-polymer) merupakan istilah yang digunakan
untuk polimer yang mempunyai kepekaan terhadap perubahan atau
stimulus lingkungannya. Polimer cerdas (smart polymer) mungkin masih
terdengar asing di telingga kita. Kata "cerdas" disini janganlah
diintreprestasikan seperti "cerdas" yang dimiliki oleh manusia yang
cakupannya sangat luas. Kita ketahui bahwa polimer adalah benda mati,
sehingga apabila polimer tersebut mampu beradaptasi atau memberikan
respon kecil terhadap berubahnya kondisi lingkungan, sudah cukup untuk
menyebut polimer tersebut sebagai polimer cerdas.
Perubahan lingkungan internal atau eksternal yang meliputi pH,
temperatur, medan listrik, medanmagnet, cahaya, pelarut, agen biokimia
(enzim), tekanan, faktor ionik, dan sebagainya disebut stimulus. Ketika
stimulis dimasukan kedalam reseptor sensoris, stimulus akan
memengaruhi refleks melalui transduksi stimulus. Dari kondisi lingkungan
ini, dapat mengklasifikasikan jenis polimer cerdas. Untuk polimer yang
mampu merespon perubahan pH disebut polimer cerdas peka pH atau
lazim dinamakan polimer peka pH. Untuk yang mampu merespon
perubahan temperatur, dinamakan polimer peka temperatur, dan
seterusnya
Respon yang diberikan polimer cerdas terhadap berubahnya
kondisi lingkungan dapat berubah menjadi mengkerut, mengembung,
melarut, mengendap, ataupun membentuk transisi antara sol dan gel (sol-
gel) bergantung pada bentuk fisik ikatannya, bentuk fisik ini dapat
diklasifikasikan seperti sebagai berikut :
Tabel 1 Klasifikasi dari polimer cerdas dan jenis responnya.

Bentuk fisik ikatan Jenis respon


Ikatan linear (konjugat) Mengkerut
Crosslink (hydrogel) Mengeras/
Modifikasi permukaan Respond interface (antarmuka)
Sumber: Aguilaretal (2007)
1. Ikatan Linier (Konjugat)
Bentuk paling sederhana dari molekul polimer adalah rantai lurus
atau disebut juga sebagai polimer linear yang terdiri dari monomer yang
sama (homopolimer) atau monomer yang berbeda (kopolimer). Molekul
polimer bercabang disusun dari rantai utama dengan satu atau lebih cabang.
Jika polimer yang memiliki ikatan linier diberikan stimuli berupa (pH,
temperature dll) akan merespon dan berubah bentuk dari rantai lurus
menjadi keriting, dimana kedua ujung dari rantai tersebut akan merepon lalu
mendekat ketika mendeteksi perubahan lingkungan disekitarnya.

HOMOPOLIME
R Linier

KOPOLIMER
Alternative

Random and
Statistical

Block
Gambar 1. Ikatan Linier Responsive terhadap Stimuli

2. Crosslink (hydrogel)

Gambar 2. Polimer Responsive terhadap pH


Terjadinya cross-linking dalam polymer ketika ikatan valensi
primer terbentuk antara moleku-molekul rantai polymer yang terpisah.
Selain ikatan monomer membentuk rantai polymer, ikatan polymer yang
lain terbentuk diantara polymer tetangganya. Pada saat polymer
diregangkan, ikatan cross-links mencegah rantai untuk berpisah, dan ikatan
ini menguat, namun ketika tegangan dihilangkan maka struktur akan
kembali kebentuk semula. Perubahan lingkungan (stimuli) yang terdeteksi
akan merubah bentuk suatu ikatan crosslinking (hydrogel) menjadi
menggembung (swelling) atau bahkan mengkerut (unswelling), dimana
akan mengalami perubahan sifatnya pula.
Pada gambar diatas, menggambarkan suatu polimer yang
responsive terhadap pH. Gambar tersebut menjelaskan bahwa, jika
lingkungannya mengalami perubahan nilai pH < 4 maka akan membentuk
mengkerut (unswelling) dan jika mengalami perubahan nilai pH > 4 maka
akan menggembung (swelling).

3. Modifikasi Permukaan
Pada modifikasi permukaan terdapat pencangkokan (grafting)
polimer pada subrate yang terdiri dari dua jenis pencangkokan yaitu :
grafting from dan grafting onto. Klasifikasi ini bisa termasuk dalam jenis
polimer ikatan linier/ratai lurus yang berjalannya waktu bisa menjadi
keriting dan memendek.

Gambar 3. Modifikasi Permukaan Grafting Onto

Gambar 4. Modifikasi Permukaan Grafting From


Gambar 5. Modifikasi Permukaan Grafting Through

a. Grafting From
Grafting from merupakan jenis pencangkokan antara
polimer yang masih berbentuk monomer dilekatkan pada subrate,
dan dengan berjalannya waktu, monomer tersebut akan berubah
menjadi polimer keriting. Sehingga ikatannya lebih kuat.
Persyaratan pertama untuk reaksi “grafting from” yang
berhasil adalah makromolekul preformed dengan fungsi inisiasi
terdistribusi.

b. Grafting Onto
Grafting onto merupakan jenis pencangkokan antara
polimer yang dilekatkan pada subrate, dan dengan berjalannya
waktu polimer tersebut akan berubah menjadi keriting. Akan tetapi
jenis pencangkokan ini ikatannya kurang kuat karena saat
dilekatkan sudah berbentuk polimer.

c. Garfting Through
Metode “grafting through” adalah salah satu cara paling
sederhana untuk mensintesis kopolimer graft mensintesis
kopolimer graft dengan rantai samping yang terdefinisi dengan
baik. Biasanya monomer dengan berat molekul lebih rendah
dikopolimerisasi secara radikal dengan makromonomer akrilat
yang difungsikan.
Metode ini memungkingkan penggabungan makromonomer
yang telah disiapkan oleh proses polimerisasi terkontrol lainnya ke
dalam tulang punggung yang disiapkkan oleh CRP.
Makromonomer seperti etilena, polisiloksan,poli etilena oksida,
polycaprolakton, telah dimasukan ke dalam tulang punggung
polistirena atau poliakrilat.

D. Berdasarkan Stimuli
Stimulsi dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Stimulsi Fisik (suhu, ultrasound, cahaya, mechanical stress)
b. Stimulsi Kimia (pH and kekuatan ionic)
c. Stimulsi Biologi (enzyme dan biomolekul)

Gambar 4. Hidrogel yang saling bertautan karna ada nya pemicu (a)karna adanya
temperature, pH, cahaya ; (b)karna adanya ikatan silang dengan antigenic (c)
rantai polimer dengan RGD yang dihubungkan dengan persilangan.

 Polimer Responsif Terhadap Suhu


Polimer cerdas yang mampu merespon perubahan suhu dapat
diaplikasikan pada : plester luka (hancaplas), pakaian atlit, penurun
panas. Biasanya polimer ini terdiri dari monomer yang berbeda, tetapi
memiliki sensitifitas yang sama dan responnya pun akan sama jika
dipengaruhi 1 stimulsi.
Polimer yang mampu merespon perubahan suhu dapat merubah
micro structural. Switching ON/OFF yang sangat cepat dan reversible,
jika temperature dinaikan maka akan membentuk hydrogel, akan tetapi
jika temperature diturunkan akan membentuk fiber.

 Polimer Responsif Terhadap Cahaya


Respon sensitive pada perubahan cahaya ini merupakan
pengembangan dari polimer responsive terhadap suhu. Namun pada
pengembangan ini lebih mudah untuk dikontrol karena tidak melakukan
kontak pada polimer dari stimulannya. Perubahannya pun dapat dapat
mempengaruhi property wettability, permeability, dll.
Biasanya polimer ini diaplikasikan pada isomerization dengan
teknik UV Spectroscopy. Ketika cahaya dihidupkan makan akan bersifat
hidrophobik dan sebaliknya jika dimatikan akan bersifat hidrofilik.
Dapat diaplikasikan sebagai kemasan plastic smart polimer yang akan
merepon dengan memudarkan warna jika terpapar cahaya.

 Polimer Responsif Terhadap pH


Polimer jenis polyelectrolit ini dapat melepaskan atau menerima
proton sebagai respon perubahan pH. Contohnya pada polimer garam-
garam amino dan carboxylic or sulphonic. Polimer ini yang memiliki
keasaman dan kebasaan yang tinggi. Jika dipengaruhi oleh perubahan
pH yang besar maka akan berikatan dan akan bersifat keras, dan
sebaliknya.

 Polimer Responsif Terhadap multi stimulan


Polimer ini tidak termasuk homopolimer, hanya polimer kopolimer
yang dapat merespon multi stimulant karena polimer kopolimer terdiri
dari 2 atau lebih monomer yang berbeda sehingga memiliki sifat respon
yang berbeda pula. Polimer ini memiliki monomer yang berikatan
functional grupnya.
Dual stimuli bisa berbeda stimulinya ataupun bisa sama stimulinya:
 Stimulinya beda, responnya sama
 Stimulinya beda, responnya beda (responya lebih cepat
yang perubahan pH dari pada suhu)

Gambar 5. Jenis dual stimuli responsive polymers

Contoh smart polymer yang lain dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Nama Polimer Cerdas Klasifikasi

Polyacrylic acid (PAA) Peka Ph

Polmethacrylic acid (PMAA) Peka Ph

Poly(ethylene imine) Peka pH

Poly(L-lysine) Peka Ph
Poly(N-isopropylacrylamide) (PNIPAAM) Peka Temperatur

Poly(N,N-diethylacrylamide) (PDEAAM) Peka Temperatur

Poly(ethylene oxide) (PEO) Peka Temperatur

Poly(ethylene glycol) (PEG) Peka Cahaya

Poly(Vinyl alcohol) (PVA) Peka Cahaya

Diblock copolymer (PEO-PPO) Peka Cahaya

Poly(D,L-lactide) Peka Phase

Poly(amino acid) Peka Phase

E. Aplikasi
Polimer cerdas telah dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti
sebagai berikut :
a. Drug Delivery
Pemanfaatan polimer cerdas di bidang medis terutama
dalam aplikasi pada sistem drug delivery (penyampai obat), gen
carier, sensor glukosa, tes diagnosis, kontak lensa mata, pemisahan
membran, mempertinggi biokompaktibel permukaan, penyerapan
air (water-sorption), dan lain-lain.
Cara kerja dari drug delivery ini adalah dengan
memanfaatkan variasi pH yang terdapat pada gastrointestinal tract
(GIT) atau lambung perut yang mempunyai variasi pH anatara 2
(pada perut) dan 10 (pada usus besar). Dimana dalam lingkungan
asam, drug delivery menahan obat yang dikandungnya untuk tidak
terdegradasi dengan cara mengkerut, dan ketika telah tiba pada
lokasi spesifiknya yang bermedium basa akan menggembung
sekaligus melepas obat yang dikandungnya ke target.
Respon diatas umumnya bersifat reversible (dalam artian
dapat bolak-balik). Sebagai contoh polimer cerdas adalah hidrogel
poli Asam Akrilat (AA) yang mampu beradaptasi sesuai perubahan
pH lingkungannya. Pada pH rendah hidrogel AA akan mengkerut
(Unswell/Shrinking) dan apabila pH bertambah naik (tinggi), AA
akan menggembung(swelling).

Gambar 6. Ilustrasi Respon Hidrogel Poli Asam Akrilat terhadap


pH

Variasi pH ini, juga terdapat pada lokasi spesifik lainnya


seperti pada jaringan (termasuk pada jaringan tumor) atau pada
sub-sub sel. Polimer peka temperatur dengan T kritis juga ideal
untuk digunakan sebagai drug delivery pada daerah fisiologis ini.
Pada beberapa tahun belakangan, pengembangan polimer cerdas
mulai dikembangkan kearah polimer yang mempunyai dua
kepekaan sekaligus. Umumnya metode yang digunakan adalah
dengan pencangkokan atau dikenal dengan istilah grafting.
Beberapa peneliti telah sukses mengrafting seperti Leung et al
(2005) yang telah mempreparasi mikrogel kulit-inti (core-shell)
cerdas bebasis PNIPAAm, MBAAm, dan kitosan
(Polyethyleneimine) yang menghasilkan mikrogel yang dapat peka
pH sekaligus peka temperatur. Kurata dan Dobashi(2004) yang
telah berhasil membuat kopolimer baru dari N,N
-dimethylaminoethylmethacrylate (DMAEM) dan asam akrilat
(AA) yang mampu peka pH dan temperatur. Begitupun dengan
Gonzalez et al (2005) yang telah menemukan polimer baru turunan
dari ethylpyrrolidine yaitu N -ethylpyrrolidine methacrylate
(EPyM) yang juga peka pH dan temperatur. Polimer yang
mempunyai dua kepekaan sekaligus ini juga sangat potensial
dikembangkan baik sebagai drug delivery maupun pemanfaatan di
bidang lain.
Sebagai contoh lainnya Hidrogel poli (NIPAAm)
merupakan salah satu jenis hidrogel yang pada beberapa tahun
belakangan ini dikembangkan untuk aplikasi baik untuk keperluan
di bidang kimia maupun kesehatan dan biomedis Hal ini
dikarenakan hidrogel poli (NIPAAm) mempunyai sifat yang unik
antara lain mempunyai suhu kritis terendah berkisar 31-35 °C
mendekati suhu tubuh manusia dan kepekaannya terhadap suhu
inilah yang paling menarik beberapa peneliti untuk
memodifikasinya sebagai bahan baru. Suhu kritis terendah ini
dikenal sebagai LCST (Lower Critical Solution Temperature),
yaitu menunjukkan bahwa jika hidrogel direndam dalam media
pada suhu (T) dibawah suhu kritisnya (T<LCST) akan mengalami
ekspansi jaringannya dan hidrogel menggembung (swelling) karena
air masuk ke dalam jaringannya. Jika pada sistem suhunya
ditingkatkan hingga melampui suhu kritisnya (T>LCST), maka
hidrogel akan mengalami kontraksi pada struktur jaringannya
secara sempurna yang diikuti keluarnya air dari dalam jaringan
(deswelling). Diatas suhu kritisnya (T>LCST), hydrogel secara
total tidak dapat lagi menyerap air karena struktur jaringannya telah
menciutnya. Pada dasarnya kepekaan hidrogel poli (NIPAAm)
terhadap suhu dapat diukur secara kuantitatif pada perubahan
jumlah air yang terserap (rasio swelling) secara gravimetri.
Kelemahan utama dari hidrogel poli (NiPAAm) adalah dikarenakan
hidrogel poli (NIPAAm) ini berbentuk homopolimer yang
mempunyai sifat mekanik yang relatif rendah dan mudah rapuh

b. Starlite
Komposit starlite terbuat dari 21 jenis polimer, sejumlah
kopolimer keramik dan bahan aditif. Komposit biasanya
merupakan campuran dua macam polimer, yaitu matrix dan serat.
Bahan matriks biasanya dari jenis polyester, polyuerethane atau
epoxy. Sedang seratnya berupa serat karbon, atau Kevlar. Didalam
pembuatan starlite dipergunakan kopolimer yang mampu
mendorong polimer plastic itu membentuk sejumlah besar gugus
radikal, kemudian gugus radikal itu yang membuat ikatan menjadi
lebih kukuh dan tahan suhu tinggi.
 Komposit polimer yang tahan terhadap sinar laser.
 Mampu menahan sengatan suhu sampai 10.000 C.
 Starlite telah diakui NATO untuk digunakan landasan
pesawat induk.
 NASA akan sebagai pelapis pesawat ulak-alik atau tangki
roket pendorongnya.
 NASA juga melakukan uji coba simullasi penggunaan
Starlite dapat digunakan sebagai pelapis dinding bangunan
reactor PLTN.

c. Pakaian Olahragawan
Tekstil juga telah mengalami peningkatan besar melalui
penggabungan dari beberapa jenis polimer cerdas untuk formulasi
mereka. Suhu, pH, kelembapan atau cahaya yang bertanggung
jawab atas variable banding estetika (Hu et al., 2012). Sebut saja
untuk baju olahragawan pada Olimpiade Beijing 2008, telah
memanfaatkan polimer peka temperature untuk mengatur suhu
tubuh atlet. Begitupun dengan produk plastik kemasan yang juga
telah memanfaatkan berbagai jenis polimer cerdas. Selain sebagian
kecil pemanfaatan diatas, polimer cerdas juga telah dikembangkan
sebagai biomaterial dalam bidang medis.

d. Kemasan Makanan/Minuman
Polimer cerdas dalam industri kemasan makanan mikro
pintar atau nanopartikel telah digunakan untuk menggabungkan
bahan-bahan aktif (missal Asam karboksilat atau minyak zaitun)
dalam makanan atau polimer antimikroba seperti kitosan, yang
telah digunakan untuk membuat lapisan yang dapat dimakan.
Polimer cerdas dalam bentuk selaput yang telah ditemukan oleh
Andrea Puci dari Universitas Pisayang mempunyai kemampuan
peka tekanan (pressure) sekaligus peka temperatur. Polimer ini
dapat dimanfaatkan dalam produk plastik kemasan
makanan/minuman yang rentan terpapar tekanan dan temperatur
yang berlebihan.

e. Teknologi Informasi dan komunikasi


Pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi ploimer
cerdas ini juga dapat dikembangkan, yaitu dengan
mengembangkan bahan yang terdapat dalam media penyimpan
data sehingga dapat lebih banyak lagi data yang berhasil disimpan
kedalam perangkat tersebut. Data yang disimpan dalam
perangkatpenyimpanan ini telah meningkat luar biasa dalam
beberapa tahun terakhir karena fibrikasi adanya polymer pintar.
Dengan mengembangkan polimer pintar ini, volume penyimpanan
holografik akan memunculkan generasi ke depan yang
mengembangkan perangkat ini, dengan kapasitas penyimpanan
data yang lebih tinggi dan kecepatan transfer yang jauh bila
dibandingkan sebelumnya.
F. Kesimpulan

Penelitian multi disiplin yang melibatkan para ilmuwan dari disiplin


ilmu yang sangan berbeda akan diminta untuk membuat kemajuan di masa
depan dalam polimer cerdas dan aplikasinya. Ahli kimia organik, ahli kimia
polimer, insinyur material, fisikawan, ahli biologi, apoteker dan dokter
harus bekerja sama dalam menciptakan suatu polimer untuk kebutuhan
masyarakat dan mengembangkan bahan baru yang dapat meningkatkan
kualitas hidup, tidak hanya dibidang medis tetapi juga dibidang arsitektur,
tekstil, makanan, penyimpanan data dan masih banyak lagi yang dapat
diciptakan.
Daftar pustaka

Alian S. Hoffman and Patrick S. Stayton. 2003. Smart Polymer-


Smart ProteinBioconjugates . University of Washington, Seattle, WA
98195
Andrew Whittaker. Polymer Hidrogels and Biopolymers. Centre of
MagneticResonance Gerhmann Lab. University of Queensland.
Aquilar, M.R, C.Elvira, A. Gallardo, B. Vazquez, and J.S. Roman.
2007. SmartPolymer and Their Applications as Biomaterials. Topic in
Tissue Enginering, Vol3, 2007. Eds. N. Ashammakhi, R.Reis and E
Chiellini.
Gonzalez N, Elvira C, San Román J. 2005. Novel dual-stimuli-
responsive polymersderived from ethylpyrrolidine. Macromolecules
2005;38:9298-9303
Irwan Ginting Suka. 2008. Pengembangan Polimer Cerdas (Smart
Polymer)Berbasis Selulosa Onggok dan Uji Aktivitasnya. Research Report
dariLAPTUNILAPP. Lampung University Library.
Khaled Al-Tahami and Jagdish Singh. 2007. Smart Polymer Based
DeliverySystems for Peptides and Proteins . Recent Patents on Drug
Delivery andFormulation 2007, I, 65-71. Bentham Science Publishers Ltd.
Kurata K and Dobashi A. 2004. Novel temperature and pH-
responsive linearpolymers and crosslinked hydrogels comprised of acidic
L- α-amino acidderivatives
. J Macromol Sci Part A- Pure Appl Chem 2004;41:143-164
Leung MF, Zhu J, Li P, Harris FW. 2005. Novel synthesis and
properties of smartcore-shell microgels . Macromol Symp 2005;226:177-
185
Malcolm Butler. 2008. Smart Polymers and New Polymer
Concepts . Paper ScienceParafack Lab Product.
www.parafackpolymers.com
Rosa. Maria and Julio roman. 2014. Smart Polymer and their
Applications.
Samarth Kulkarni. 2006. Smart Polymer Nanoparticles for
Diagnostics. The CenterFor Nanotechnology. University of Washington.
Sebastian Mendrek. 2006. Synthesis and Characterization of
Stimuli-ResponsiveMicrogels Based on Poly(Glycidol) Block
Copolimers . Dissertation. TehnischenUniversitat Dresden.

Anda mungkin juga menyukai