Anda di halaman 1dari 14

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS KEMAHASISWAAN

Sintesis Nanopartikel Candesartan-Kitosan dengan

Metode Ion Gelation sebagai

Penghantar Obat

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Sartika Arbantini 3335160045 2016

i
ii

RINGKASAN

Nanopartikel saat ini sedang berkembang pesat karena dapat diaplikasikan secara
luas seperti dalam bidang elektronik, lingkungan dan biomedis. Kitosan merupakan
sumber bahan yang memiliki potensi aplikasi yang sangat luas, salah satunya
sebagai penghantar obat (drug delivery). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari preparasi nanopartikel candesartan dengan kitosan dengan metode
ionic gelation (gelasi ionik). Formulasi dilakukan dalam 2 tahap. Pertama,
penentuan konsentrasi candesartan dan kitosan terbaik yang dapat membentuk
nanopartikel yang stabil secara fisik (tidak terjadi pengendapan), yang ditunjukkan
dengan uji penyimpanan pada suhu kamar selama 40 hari. Kedua, optimasi sintesis
dilakukan dengan dua variabel yaitu kecepatan pengadukan (500 rpm dan 750 rpm)
dan pH(4,5 dan 5,5), dengan respon yang diamati yaitu dengan loading capasity.

Kata Kunci: candesartan, kitosan, nanopartikel,

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

RINGKASAN ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Ruang Lingkup ...................................................................................... 1
1.3 Luaran .................................................................................................... 2

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCNA USAHA

2.1 Gambar Umum Produk .......................................................................... 3

2.2 Sumber Daya Produk ............................................................................. 4

2.3 Peluang Pasar ......................................................................................... 4

2.4 Analisis Pasar......................................................................................... 4

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

BAB 4. JADWAL PELAKSANAAN

4.1 Anggaran Biaya ..................................................................................... 8

4.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 8

LAMPIRAN

iii
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak masyarakat Indonesia yang mengnidap penyakit hipertensi.
Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang,
sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218
kematian (Pusdatin.kemkes.go.id, 2018).
Candesartan merupakan golongan angiotensin II receptor
blockers (ARBs) yang mampu mengikat reseptor AT1 dengan afinitas tinggi
secara selektif yang berfungsi sebagai agen anti-hipertensi. Candesartan
berasal dari produk ester inaktif, candesartan cilexetil, yang mengalami
hidrolisasi pada saat absorpsi di traktus gastrointestinal (Alomedika, 2015).
Beberapa rute penghantaran obat secara sistemik dapat
dipertimbangkan, misalnya rute transdermal (melewati kulit secara non
invasif), rute nasal (melewati rongga hidung) maupun pulmonar (melewati
alveoli pada paru-paru). Pengembangan sediaan alternatif tersebut menjadi
lebih menarik dan menjanjikan bila dikombinasi dengan formulasi sediaan
dalam bentuk enkapsulasi nanopartikel, sebagaimana dilaporkan dalam
beberapa penelitian terdahulu dengan beberapa tipe obat (Efiana N.dkk,
2013).
Nanopartikel memiliki kemampuan untuk menembus folikel rambut
dan lapisan epidermis (Baroli et al, 2007). Pembentukan nanopartikel yang
banyak digunakan yaitu kitosan, karena memiliki sifat biodegradable,
biokompatibel, dan tidak toksik. Kitosan juga memiliki kemampuan dalam
mengontrol pengeluaran zat aktif, tidak perlu menggunakan pelarut organik,
karena dapat larut dalam asam. Kitosan (poli [β-(1-4)-2-amino-2-deoksi-D-
glukopiranosa]) sebagai bahan pembawa mempunyai sifat yang
menguntungkan yaitu bermuatan positif (Majeti NV, 2000).
Pada penelitian ini dilakukan sintesis nanopartikel candesartan dengan
bahan pembentuk cross-link natrium tripolifosfat dengan metode ionic
gelation. Optimasi formula dilakukan menggunakan desain faktorial dengan
dua variabel yaitu kecepatan pengadukan (500 rpm dan 750 rpm) dan
pH(4,5 dan 5,5), dengan respon yang diamati yaitu dengan loading capasity.

1
2

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari preparasi


nanopartikel candesartan dengan kitosan dengan metode gelasi ionik serta
memperoleh kondisi optimal pada pembentukan nanopartikel candesartan
dengan kitosan.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan hal diatas, pembuatan sintesis nanopartikel candesartan
dengan kitosan termasuk dalam memodifikasi obat yang di lapisi dengan
kitosan supaya mampu menghantarkan tepat pada sasaran saraf yang ingin
dituju.
1.4 Keutamaan Penelitian
Penelitian ini memodifikasi obat candesartan yaitu obat hipertensi
yang akan dilapisi dengan kitosan sebagai penghantar obat.
1.5 Temuan Penelitian
Hasil yang diteliti ini adalah sintesis nanopartikel candesartan-
kitosan sebagai penghantar obat yang dihasilkan dari proses ionic gelation.
1.6 Luaran yang Diinginkan
Hasil dari penelitian ini berupa produk obat yang berukuran
nanopartikel yang memiliki kestabilan dalam menghantar obat dan berupa
data-data komposisi optimum yang dapat dipublikasikan dalam bentuk
poster, jurnal atau prosiding skala international dan draft patent.
1.7 Manfaat
Hasil dai penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk
parameter pembuatan sintesis modifikasi nanopartikel candesartan yang
dilapisi kitosan sebagai penghantar obat yang baik.

2
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nanopartikel
Nanopartikel didefinisikan sebagai partikulat yang terdispersi atau partikel-
partikel padatan dengan ukuran partikel berkisar 10 – 100 nm (Abdullah dkk.,
2008). Material nanopartikel telah banyak menarik peneliti karena material
nanopartikel menunjukkan sifat fisika dan kimia yang sangat berbeda dari bulk
materialnya, seperti kekuatan mekanik, elektronik, magnetik, kestabilan termal,
katalitik dan optik. Ada dua hal utama yang membuat nanopartikel berbeda dengan
material sejenis dalam ukuran besar (bulk) yaitu : (a) karena ukurannya yang kecil,
nanopartikel memiliki nilai perbandingan antara luas permukaan dan volume yang
lebih besar jika dibandingkan dengan partikel sejenis dalam ukuran besar. Ini
membuat nanopartikel bersifat lebih reaktif. Reaktivitas material ditentukan oleh
atom-atom di permukaan, karena hanya atom-atom tersebut yang bersentuhan
langsung dengan material lain; (b) ketika ukuran partikel menuju orde nanometer,
hukum fisika yang berlaku lebih didominasi oleh hukum-hukum fisika kuantum
(Abdullah dkk., 2008).
Material nanopartikel menunjukkan potensi sebagai katalis karena material
nanopartikel memiliki area permukaan yang luas dan rasio-rasio atom yang
tersebar secara merata pada permukaanya, sifat ini menguntungkan untuk transfer
massa di dalam pori-pori dan juga menyumbangkan antar muka yang besar untuk
reaksi-reaksi adsorpsi dan katalitik (Widegren and Finke, 2003). Selain itu,
material nanopartikel telah banyak dimanfaatkan sebagai katalis untuk
menghasilkan bahan bakar dan zat kimia serta katalis untuk mengurangi
pencemaran lingkungan.
Banyak metode yang telah dikembangkan untuk preparasi material
nanopartikel, seperti metode pemanasan sederhana dalam larutan polimer. Secara
sederhana prinsip kerja dari metode ini adalah mencampurkan logam nitrat dalam
air dengan larutan polimer dengan berat molekul tinggi yang disertai dengan
pemanasan (Abdullah dkk., 2008).
Sifat-sifat yang berubah pada nanopartikel biasanya berkaitan dengan
fenomena-fenomena berikut ini. Pertama adalah fenomena kuantum sebagai
akibat keterbatasan ruang gerak elektron dan pembawa muatan lainnya dalam
partikel. Fenomena ini berimbas pada beberapa sifat material seperti perubahan
warna yang dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik
dan magnetisasi. Kedua adalah perubahan rasio jumlah atom yang menempati
permukaan terhadap jumlah total atom. Fenomena ini berimbas pada
perubahan titik didih, titik beku, dan reaktivitas kimia. Perubahan-perubahan
tersebut diharapkan dapat menjadi keunggulaan nanopartikel dibandingkan
partikel sejenis dalam keadaan bulk (Abdullah dkk., 2008).

3
4

2.2 Candesartan
Candesartan merupakan golongan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
yang mampu mengikat reseptor AT1 dengan afinitas tinggi secara selektif yang
berfungsi sebagai agen anti-hipertensi. Candesartan berasal dari produk ester
inaktif, candesartan cilexetil, yang mengalami hidrolisasi pada saat absorpsi di
traktus gastrointestinal. Candesartan cilexetil memiliki nama kimia (±)-1-
(cyclohexyloxycarbonyl-oxy) ethyl 2-ethoxy-1-[[2’-(1H-tetrazol-5-
yl)biphenyl-4-yl] methyl]-1H-benzimadozole-7-carboxylate dengan bentuk
empiris C7H8ClN3O4S2. Zat ini tersedia dalam bentuk bubuk putih dan tidak
larut dalam air yang dikemas dalam tiga bentuk, yaitu bentuk kristal I, bentuk
kristal II dan bentuk amorf. Bentuk kristalin I digunakan dalam Atacand.
Atacand (candesartan cilexetil) tersedia dalam 4 mg, 8 mg, 16 mg dan 32 mg
tablet serta juga mengandung calcium carmellose, hidroksipropilselulosa, besi
oksida, laktosa, magnesium stearat, pati jagung dan makrogol 8000
(Alomedika, 2015).
2.3 Kitosan
Kitosan adalah produk deasetilasi kitin yang merupakan polimer rantai
panjang glukosamin (β-1,4-2 amino-2-deoksi-D-Glukosa), memiliki rumus
molekul [C6H11NO4]n dengan bobot molekul 2,5x10-5 Dalton. Kitosan
berbentuk serpihan kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa. Kitasa tidak
larut dalam air, dalam larutan basa kuat, dalam asam sulfat, dalam pelarut-
pelarut organic seperti dalam alcohol, dalam aseton, dalam dalam
dimelformamida, dan dalam dimetilsulfoksida. Sedikit larut dalam asam
klorida dan dalam asam nitrat, larut dalam asam asetat 1%-2% dan mudah larut
dalam asam format 0,2%-1,0% (Teguh, 2003).

Gambar 1. Struktur Kimia Kitosan

Kitosan murni mengandung gugus amino, sedangkan kitin murni


mengandung gugus asetamida (NH-COCH3). Perbedaan gugue ini tentu akan
mempengaruhi sifat kimia kitin dan kitosan. Sebenarnya yang diproduksi
secara komersial memiliki kedua gugus asetamido dan gugus amino pada rantai
polimernya, dengan beragam komposisi gugus tersebut (Robets, 1992).

4
5

2.4 Ionic Gelation

5
6

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Tahap Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Tahapan penelitian ini meliputi 2 tahapan dalam metode
pembuatannya. Pertama, penentuan konsentrasi candesartan dan kitosan
terbaik yang dapat membentuk nanopartikel yang stabil secara fisik (tidak
terjadi pengendapan), yang ditunjukkan dengan uji penyimpanan pada suhu
kamar selama 40 hari. Kedua, optimasi formula dengan metode desain faktorial
dengan dua variabel yaitu pH (4,5 dan 5,5) dan kecepatan pengadukan (500
dan 750 rpm), dengan respon yang diamati yaitu loading capacity.

3.2 Prosedur Percobaan


Pada percobaan tahap I dilakukan optimasi formula dengan variasi kadar
kitosan dan kadar candesartan dengan model matrik yang disajikan pada Tabel
1. Pembuatan nanopartikel kitosan candesartan dilakukan dengan
mencampurkan 1,5 mL larutan kitosan (dalam dapar asetat 0,15 M pH 5,0)
dengan 0,3 mL larutan candesartan (dengan kadar seperti yang tertera pada
Tabel 1).

Tabel 1. Formulasi nanopartikel kitosan-candesartan

Kadar Candesartan (mg%)


12 24 36 48
Kadar 6 D1 D2 D3 D4
Kitosan
(mg%) 12 D5 D6 D7 D8

Campuran kitosan dan candesartan diaduk dengan menggunakan magnetic


stirrer dengan kecepatan 500 rpm pada suhu kamar selama 10 menit, kemudian
ditambah 0,3 mL larutan natrium tripolifosfat (TPP) 14 mg%. Pengadukan
dilanjutkan hingga 30 menit kemudian disonikasi selama 20 menit(9). Selama
proses pengadukan tersebut sediaan dijaga agar terlindung dari cahaya.
Nanopartikel kitosan yang mengandung losartan tersebut disimpan dalam
kondisi terlindung dari cahaya untuk diuji stabilitasnya selama penyimpanan
dalam waktu tertentu.
Pada percobaan tahap II dilakukan pemilihan formulasi yang dapat
membentuk opalescent dan stabil dengan kadar candesartan tertinggi dari
percobaan tahap I. Pada percobaan tahap II ini dilakukan optimasi sintesis
dengan menggunakan desain faktorial dengan dua variabel bebas yaitu pH dan
kecepatan pengadukan (rpm), masing-masing pada dua level (rendah dan
tinggi). Respon yang diamati (sebagai variabel tergantungnya) yaitu loading
capacity nanopartikel candesartan.
Penghitungan loading capacity nanopartikel candesartan. Masing-masing
formula terpilih disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 45 menit

6
7

pada suhu 10oC. Supernatan yang diperoleh dipisahkan dari endapannya. Kadar
candesartan bebas (yang tidak terenkapsulasi) dalam supernatan dianalisis
menggunakan HPLC dengan detektor UV pada panjang gelombang 223 nm,
fase gerak campuran larutan 0,05 M dapar asetat pH 4,0 dan asetonitril (60:40
v/v), kecepatan alir 1 mL/menit dan fase diam Lichrospher RP 18 250-4 (5
μm)(14).
Parameter loading capacity (LC) dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:

(𝑆 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑆 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠)𝑥 100


LC (%) =
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑛𝑎𝑛𝑜𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙

Jumlah obat total adalah jumlah candesartan yang digunakan dalam


formulasi, sedangkan jumlah obat bebas adalah jumlah candesartan yang tidak
termuat (unloaded) dalam nanopartikel. Untuk perhitungan bobot nanopartikel
(dalam mg) diperoleh dengan menimbang endapan hasil sentrifugasi yang
sudah di freeze dried (di mana endapan tersebut adalah nanopartikel yang
terbentuk).
Formula terbaik hasil optimasi di-scaling up 10 kali (volume 2,1 mL
menjadi 21 mL). Hasil scaling up dihitung kembali loading capacity-nya.
Produk nanopartikel yang dihasilkan dikarakterisasi ukuran partikel serta zeta
potensialnya masing-masing dengan menggunakan particle size analyzer dan
zeta size analyser.

3.3Luaran
3.4Indikator Capaian
3.5Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

7
8

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya PKM
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1. Peralatan penunjang 23.000.000
2. Bahan habis pakai 1.598.500
3. Perjalanan/Transportasi 400.000
4. Lain-lain : publikasi dan laporan 920.000
Jumlah 25.918.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 3. Jadwal Kegiatan PKM

Bulan Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4
Pesiapan alat bahan dan studi
1
literattur
2 Pembuatan Nanopartikel

3 Analisa

4 Penyusun laporan akhir

8
9

Ketua Kelompok

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar)


2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. Email
7. Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan - -
Tahun Masuk -
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)

No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


Ilmiah/Seminar Tempat
- - - -

D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
- - - -

9
10

Anggota

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Sartika Arbantini


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknik Kimia
4. NIM 3335160045
5. Tempat dan Tanggal Lahir Serang, 23 Mei 1998
6. Email Sartika.arbantini.sa23@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 08979683067

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Serdang II SMP Madinatul SMAN 3 Cilegon
Hadid
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk - 2004-2010 2010-2013 2013-2016
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)

No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


Ilmiah/Seminar Tempat
- - - -

D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
- - - -

10
11

Anggota

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar)


2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. Email
7. Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan - -
Tahun Masuk -
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)

No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


Ilmiah/Seminar Tempat
- - - -

D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
- - - -

11

Anda mungkin juga menyukai