Anda di halaman 1dari 2

NANOTEKNOLOGI

Perkembangan dibidang teknologi semakin pesat terutama nanoteknologi yang semakin


hangat diperbincangkan. Perkemabangan, nanoteknologi banyak berkontribusi pada
pengembangan material-material baru dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih detil. Secara
umum, nanoteknologi merupakan ilmu dan rekayasa untuk menciptakan material, struktur
fungsional, maupun piranti alam dengan skala nanometer. Nanoteknologi dapat didefinisikan
sebagai teknologi kontrol atau manipulasi ukuran dari suatu material yang tadinya mempunyai
ukuran besar sampai berukuran nano sekitar (1-100 nm).
Material dengan ukuran nanometer memiliki banyak keunggulan dari segi sifatnta baik
sifat kimia mapun sifat fisika. Selain itu, material dengan ukuran nanomater memiliki sifat
yang tidak dimiliki oleh material dengan ukuran yang besar. Sejumlah sifat yang dimiliki
tersebut dapat dimanipulasi melalui pengontrolan ukuran material, modifikasi permukaan,
pengaturan komposisi kimiawi, dan pengontrolan interaksi antar partikel. Material
nanopartikel merupakan material yang dibuat oleh manusia dengan skala nano yaitu lebih kecil
dari 100 nm.
Teknologi nanopartikel banyak diimplementasikan dalam produk-produk yang
digunakan kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang elektronik, energi, kosmetik, kesehatan,
katalis dan juga lingkungan. Perkembangan nanoteknologi ini terus dilakukan oleh para
peneliti baik dibidang akdemik maupun di bidang industri, Pembuatan nanopartikel dapat
dilakukan dengan sintesis dari berbagai jenis logam dengan menggunakan medium dan cara
tertentu. Sintesis nanopartikel ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara kimia, biologi,
dan fisika.
Secara kimia, sintetsi nanopartikel dapat dilakukan dengan melalui penambahan zat
kimia atau agen pereduksi kimia yang berfungsi untuk menstabilkan ukuran nanopartikel,
pereduksi kimia tersebut dapat berupa pereduksi kuat maupun lemah. Penggunaan pereduksi
kuat akan menghasilkan nanopartikel dengan ukuran kecil sedangkan untuk pereduksi lemah
akan menghasilkan nanopartikel dengan ukuran yang lebih besar. Namun, pada sintesis secara
kimia ini akan menimbulkan racun yang tidak ramah lingkungan. Sintesis nanopartikel secara
biologi dapat dilakukan dengn cara penambahan suatu agen pensintesis yang berasal dari alam,
seperti dari organisme sampai mikroorgenisme. Sistensis nanopartikel secara fisika dapat
dilakukan dengan menggunakan evaporasi maupun kondensasi. Pengembangan metode
sintesis nanopartikel menjadi metode yang paling menarik perhatian saat ini, hal ini
dikarenakan nanopartikel memiliki banyak keunggulan, nanopartikel sangat reaktif karena
memiliki permukaan kontak yang luas. Jika ditinjau secara umum, ada dua metode sintesis
nanopartikel yang dapat digunakan, yaitu:
1. Metode top-down. Sintesis nanopartikel dengan menggunakan metode ini dapat
menghasilkan nanopartikel dengan ukuran 10-100 nm yang dilakukan dengan
memperkecil ukuran dari suatu partikel melalui pemberian gaya luar terhadap suatu
material yang berukuran besar sehingga memiliki ukuran nano, serta pada metode ini
hanya dapat diaplikasikan untuk bahan dengan fasa padat. Mettode top-down ini dapat
dilakukan dimulai dari pemotongan, penggilingan dan penggoresan pada skala nano.
2. Metode buttom-up. Sintesis nanopartikel dengan metode bottom-up dapat
menghasilkan partikel dengan struktur nano yang komposisi kimianya lebih homogen
yang dilakukan dengan pembentukan struktur nanopartikel oleh suatu molekul.
Metode buttom-up dapat dilakukan dengan melalui dua fasa yaitu fasa gas dan fasa
liquid berbeda dengan metode top-down. Pada penggunaan fasa liquid dapat dilakukan
dnegan metode reduksi kimia dimana dengan menggunakan metode tersebut maka
agen pereduksi, suhu reaksi, pendispersi, dan waktu dapat disesuaikan untuk
memperoleh bentuk dan ukuran nanopartikel yang diinginkan. Contoh dari
penggunaan metode bottom-up ini adalah pembentukan nanopartikel garam dengan
mereaksikan asam dan basa yang saling bersesuaian.
Dengan menggunakan metode diatas maka akan diperoleh material-material dengan ukuran
yang lebih kecil.

Referensi:

Ariningsih, Ening. (2016). Prospects of Nanotechnology Application in Agriculture and Food


Processing in Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 34, no. 1, 1-20.

Suwarda, R. dan M. S. Maarif. (2012). Pengembangan Inovasi Teknologi Nanopartikel


Berbasis Pat Untuk Menciptakan Produk Yang Berdaya Saing. Jurnal Teknik
Industri: 1411- 6340.

Anda mungkin juga menyukai