NIM : TK01701018
Di bidang pangan, teknologi nano telah mendapat perhatian yang cukup signifikan.
dan nano-material additive pada produk-produk susu, nutritional drink, dan pengemas. Di tahun
2008, Friends of the Earth (lembaga internasional yang bergerak dalam pelestarian lingkungan
hidup) melaporkan terdapat 104 jenis pangan, bahan tambahan pangan, food contact materials
(kemasan, dll) yang mengandung partikel nano. Setidaknya, terdapat 4 benefit dapat diperoleh
1. Kemampuan antimikroba
dapat secara langsung berinteraksi dengan sel-sel mikroba, misalnya mengganggu transmembran
transfer elektron, mengganggu/menembus membran sel, atau oksidasi komponen sel, atau
menghasilkan produk sekunder (misalnya reactive oxygen species (ROS) atau ion-ion logam
berat terlarut yang menyebabkan kerusakan (Li et al. 2008; Yousef dan Danial. 2012). Selain itu,
adanya interaksi NP-ZnO dengan gugus fosfor dalam DNA menyebabkan penghambatan fungsi
enzim pada bakteri (Fanny dan Silvia. 2012). Dengan kelebihan tersebut, maka nanopartikel
dapat dimanfaatkan untuk memperpanjang masa simpan jenis-jenis pangan yang mudah rusak
akibat aktivitas mikroba seperti daging dan olahannya, minimally processed food, sayuran, dll.
Di bidang kemasan, khususnya untuk biofilm maupun film sintetis, inkorporasi partikel-partikel
nano seperti ZnO, Ag, TiO2, TiN, SiO2 terbukti berkontribusi terhadap perbaikan sifat barrier
(gas, uap air, noda) dan mekanis (fleksibilitas, durabilitas, stabilitas terhadap temperatur dan
moisture). Mekanisme perbaikan sifat mekanis tersebut berhubungan dengan interaksi interfasial
antara partikel nano (filler) dengan matriks (Ma et al. 2009; Rhim dan Wang 2013). Pendapat
lain melaporkan bahwa partikel nano berperan sebagai agen penguat karena dapat menurunkan
mekanisme plastisasi dari matriks (Marbun. 2012). Sedangkan, mekanisme perbaikan sifat
barrier yaitu adanya partikel nano dalam matriks polimer film menyebabkan perpindahan uap air
dan gas menjadi semakin sulit akibat adanya mekanisme jalur yang berliku (tortuous pathway).
3. Perbaikan stabilitas sistem emulsi
Nanoemulsi merupakan pengembangan terbaru dari teknologi emulsi (sistem yang terbentuk dari
campuran dua fase yaitu terdispersi dan pendispersi). Beberapa contoh produk emulsi
diantaranya santan, susu, margarin, dll. Kelebihan yang dimiliki nanoemulsi yaitu ukuran droplet
yang jauh lebih kecil dibandingkan generasi sebelumnya (emulsi konvensional dan
mikroemulsi). Ukuran droplet dalam skala nano menyebabkan penurunan gaya gravitasi
sehingga mencegah sedimentasi, creaming, flokulasi, dll. Dengan demikian, stabilitas sistem
emulsi menjadi semakin baik. Alat-alat yang biasanya digunakan untuk mendapatkan
nanoemulsi diantaranya high pressure homogenizer, ultra turrax, ultrasonic disruptor, high speed
blender, dll.
4. Bioavailability
Saat ini, beberapa material berukuran nano seperti nano kalsium, nano gingseng, nano propolis
telah ditambahkan untuk menambah nilai pada produk-produk pangan komersial seperti susu,
maksimal. Ukuran bahan yang sangat halus dan kecil menyebabkan peningkatan tingkat
kelarutan yang lebih tinggi dan terdispersi secara merata (Rochman, 2013)
Gambar 1. Variasi mekanisme antimikroba oleh material nano (Emamifar et al. 2010)
Gambar 2. Ilustrasi tortuous pathway. (Duncan 2011)
sangat efektif untuk menstabilkan emulsi. Mereka dapat merakit diri pada antarmuka air/minyak
dan bertindak sebagai surfaktan padat. Teknologi penghantaran obat secara terkendali
menggambarkan salah satu ilmu, yang melibatkan pendekatan multidisiplin sains, dan
obat secara terkendali telah digunakan untuk memperbaiki index terapeutik obat dengan
meningkatkan lokalisasinya terhadap organ yang spesifik, sel-sel jaringan dan dengan
menurunkan potensinya untuk menyebabkan toksisitas atau efek samping pada lokasi normal
yang sensitif.
Aplikasi nanopartikel
Salah satu contohnya pada terapi kanker, agen kemoterapi memiliki efek toksik terhadap sel
tumor sebagaimana pada sel normail lainnya; penghantaran obat yang terkendali pada lokasi
terapeutiknya. Penghantaran obat terkendali melibatkan gabungan antara obat dengan sistem
pembawa yang akan mempengaruhi karakteristik farmakokinetik dan biodistribusinya obat
tersebut.
Oleh karena itu, teknologi nanopartikel yang telah digunakan dewasa ini, menjanjikan adanya
peningkatan efikasi obat. Distribusi pembawa tersebut dapat dikendalikan melalui pengaturan
ukuran dan sifat permukaannya. Sistem partikulat pembawa obat dikarakterisasi dengan
mempertimbangkan banyaknya obat yang terjerap, sehingga efek pelepasan obat secara
Tujuan utama dalam mendisain nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat adalah untuk
mengontrol ukuran partikel, sifat permukaan dan pelepasan zat aktif untuk memperoleh aksi
spesifik obat secara farmakologis pada dosis regimennya. Keuntungan dalam menggunakan
parenteral.
dan memodifikasi distribusi obat pada organ loka aksi,dan memperlambat klirens obat
pemilihan matrix konstituen.Loadingobat relatif tinggi dan obat dapat dijerapkan ke dalam
sistem tanpa reaksi kimia; hal ini merupakan faktor penting untuk menjaga aktivitas obat.
4. Targetingpada lokasi spesifik dapat diperoleh dengan melekatkan ligand pada permukaan
5. Sistem dapat digunakan pada berbagai rute pemberian termasuk oral, nasal, parenteral,
pembuatan nano filler. Berdasarkan fungsinya, material pengisi (filler) digolongkan menjadi tiga
kelompok yakni sebagai penguat (reinforcing filler), semi penguat (semi reinforcing), dan tidak
terjadinya efek rumah kaca, sehingga harus dicari solusi untuk masalah ini. Nanoteknologi dapat
meningkatkan harga jual dari karet itu tersendiri dan meningkatkan perekonomi dari petani
otomatis akan menjadi nilai tambah bagi produk tersebut, sehingga akan banyak konsumen
yang menggunakan produk tersebut. Hal ini berimbas pada meningkatnya jumlah produksi
produk, dan meningkatnya kebutuhan akan bahan baku yakni karet. Hal ini menjadi
keuntungan bagi petani karet karena produk yang mereka olah laku di pasaran.
busa kendaraan dapat meningkatkan kestabilan busa tersebut pada kondisi yang ekstrim
seperti suhu dan kelembaban yang tinggi. Hal ini cocok diaplikasikan di Indonesia terutama
di daerah Sumatera Selatan karena memiliki suhu yang panas dengan tingkat humidifikasi
udara yang tinggi. Selain itu Sumatera Selatan juga dikenal sebagai salah satu daerah
produk ini.
Selain itu, penggunaan nanomaterial dalam bidang otomotif juga bertujuan untuk
dalam mesin dan katalis untuk pembersihan emisi otomotif, serta pengaplikasian dalam
efisiensi energi dan sel bahan bakar. Massa dari kendaraan dapat direduksi dikarenakan
suatu nanomaterial akan memiliki massa yang lebih ringan jika dibandingkan dengan
material berukuran bulk, dan juga memiliki kekuatan fisik yang jauh lebih kuat
kecelakaan yang terjadi. Seiring dengan ringannya massa dari kendaraan tersebut, maka
akan semakin kecil gaya beratnya, dan akan berdampak pada semakin kecil energi yang
b. Nanokatalis digunakan pada bagian saluran pembuangan emisi kendaraan yang berasal dari
ruang pembakaran mesin. Pada bagian tersebut terdapat katalis yang memiliki pori-pori
berukuran nano. Pori-pori yang memiliki ukuran nano tersebut akan memiliki luas
permukaan yang sangat luas, sehingga daerah kontak antara nanokatalis dengan gas emisi
buang akan semakin luas, dan akan semakin banyak jumlah polutan yang terserap di dalam
nanokatalis tersebut.
Berkembang suatu ide dimana meletakkan solar cell pada kendaraan yang bertujuan sebagai
sumber energi untuk menggerakkan kendaraan tersebut, namun hal ini masih perlu
dari solar celltersebut. Contoh dari nanokomposit yang telah mulai digunakan adalah
TiO2 yang ditanam dalam sel semikonduktor. Efisiensi sebesar 10% dapat menghasilkan
energi sebesar 0,5 kW. Energi ini hanya perlu disimpan dalam baterai untuk selanjutnya
INFORMASI
Teknologi Quantum diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Richard Feynman dari CalTech
USA pada tahun 1982 yang dipublikasi di “Simulating physics with computers”. International
mengembangkan Teknoligi Kuantum dengan menerapkan rumus dalam fisika kuantum yaitu
kemampuan dari artsitektur Von Neuman saat ini Mengacu kepada tulisan Longdell, J. J.;
Computer atau komputer kuantum memiliki karateristika yang disebut sebagai superposisi.
Tidak seperti komputer konvesioal, komputer kuantum tidak menggunakan Bits tetapi QUBITS
(Quantum Bits) dan komputer digital melakukan perhitungan secara linier, sedangkan komputer
kuantum melakukan semua perhitungan secara bersamaan (simultan). Komputer yang umumnya
digunakan sehari-hari merupakan komputer digital. Komputer digital sangat berbeda dengan
komputer kuantum, Komputer digital bekerja dengan bantuan microprocessor yang berbentuk
London
Penelitian yang dilakukan di CERN Teoritical Physcs yang dipubliksikan oleh Enrique
Martin Lopez, Anthony Laing, Thomas Lawson, Roberto Alvarez, Xiao-Qi Zhou, Jeremy L.
O’Brien (2011). “Implementation of an iterative quantum order finding algorithm”. Nature
bahwa komputer kuantum juga memiliki beberapa gate seperti yang terdapat pada komputer
kebutuhan akan waktu proses kmputas, maka teknologi sudah menghasilkan komputer kuantum
sampai 7 qubit, tetapi menurut penelitian dan analisa yang ada, dalam beberapa tahun mendatang
dan memori, semakin kecil dan bertambahnya fungsi telepon genggam, adalah contoh-contoh
kongkrit dari perkembangan teknologi nano di bidang IT. Dalam tulisan ini akan dipaparkan
kontribusi teknologi nano pada pengembangan IT secara garis besar, yang sampai saat ini dapat
dibagi menjadi tiga. Hal ini mengacu kepada penelitian dari Bao, Xiao-Hui; Xu, Xiao-Fan; Li,
Che-Ming; Yuan, Zhen-Sheng; Lu, Chao-Yang; Pan, Jian-wei (November 13, 2012). “Quantum
Pertama, penambahan kepadatan jumlah divais. Gambaran mudahnya, bila ukuran satu
buah transistor bisa dibuat lebih kecil maka kepadatan jumlah transistor pada ukuran chip yang
sama secara otomatis akan menjadi lebih besar. Dalam pembuatan LSI (large scale integrated),
Megabit SRAM (static random access memory) yang dikembangkan dengan nano proses tipe 65
nanometer (nm). Pada produk SRAM ini, di dalam satuchip berisi lebih dari 500 juta buah
transistor, dimana lebih maju dibanding teknologi processor tipe 90 nm yang dalam satu chipnya
berisi kurang lebih 200 juta transistor. Diperkirakan ke depannya, sejalan dengan terus majunya
teknologi nano, ukuran transistor terus akan mengecil sesuai dengan hukum Moore dan
processor tipe 45 nm akan masuk pasar tahun 2007, dan selanjutnya tahun 2009 akan
Kedua, Peningkatan dari algoritma Quantum yang secara signifikan. Penignkaan dari
ini
Ketiga, evolusi arsitektur komputer ke bentuk superposisi. Model bisa dilihat di bawah
ini.
Sumber : http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf20/skins/common/images/magnify-clip.png
dipelajari di Pusat Studi Energi, Universitas Gadjah Mada adalah zeolite, hidrotalsit dan
lapis dengan kation-kation antarlapis yang umumnya dapat dipertukarkan. Bentonit merupakan
85%. Jenis clay ini ditemukan hampir diseluruh wilayah Indonesia dengan deposit tinggi.
Fragmen sisa umumnya merupakan campuran dari mineral kuarsa atau kristobalit, feldspar,
kalsit, gypsum, kaolinit, plagioklas, illit dan sebagainya. Secara struktural, montmorilonit
memiliki struktur tiga lapis dengan lapisan oktahedral alumina sebagai pusat, tertumpuk di antara
dua lapisan tetrahedral silica. Komposisi montmorilonit di dalam suatu bentonit berbeda-beda
tergantung pada proses pembentukannya di alam dan asal daerah bentonit itu. Sifat-sifat umum
dari bentonit antara lain: Berwarna dasar putih dengan sedikit kecoklatan atau kemerahan atau
kehijauan, tergantung pada jumlah dan jenis fragmen-fragmen mineralnya, memiliki sifat fisik
sangat lunak, ringan, mudah pecah, berasa seperti sabun, mudah menyerap air dan melakukan
pertukaran. Berdasarkan komposisi kation-kation di dalam antar lapis bentonit yang
yaitu:Natrium-bentonit (swelling bentonite). Bentonit jenis ini mengandung ion Na+ yang relatif
lebih banyak dibandingkan ion Ca2+ dan Mg2+ dan mempunyai sifat mengembang bila terkena
air, sehingga dalam suspensinya menambah kekentalan. Bentonit ini sering disebut sebagai
ion Ca2+ dan Mg2+ yang relatif lebih banyak dibandingkan ion Na + dan sedikit menyerap air. Bila
didispersikan ke dalam air bentonit ini akan cepat mengendap. Montmorilonit memiliki
kombinasi sifat pertukaran ion, interkalasi dan kemampuan dapat mengembang. Kapasitasnya
sebagai penukar ion adalah dasar dari sifat interkalasi dan kemampuan mengembangnya.
molekul netral, maka hampir semua proses interkalasi mungkin dapat terjadi. Sifat terpenting
dari montmorilonit dalam desain sebagai adsorben dan katalis adalah kemampuannya untuk
mengembang, yang dipengaruhi oleh sifat agen pengembang, kation penukar, muatan lapisan dan
lokasi muatan lapisan. Montmorilonit juga dapat mengadsorpsi senyawa organik polar atau yang
bersifat ionik di antara lapisannya. Adsorpsi senyawa organik membentuk material organik-
anorganik dari montmorilonit. Basal spacing dari material ini tergantung pada ukuran dan
Seperti juga clay, zeolit merupakan mineral yang kelimpahanya tinggi dan tersebar luas
di Indonesia. Mineral ini ditemukan lebih dari 200 tahun yang lalu oleh Cronstedt di dalam
bebatuan yang digunakan sebagai bahan bangunan. Spesies baru ini adalah suatu aluminosilikat
kristalin berpori yang kemudian diberi nama zeolite atau batu yang dapat mendidih. Mordenit
merupakan salah satu anggota group zeolit yang penyebarannya di alam cukup banyak. Mordenit
termasuk kelompok zeolit mikropori dengan struktur kristal orthorombik dengan kanal-kanal
atau saluran-saluran terbuka yang memungkinkan air dan ion-ion berukuran besar keluar dan
dapat berfungsi sebagai penyaring molecular dan adsorben. Selain mordenit, klinoptilolit
merupakan anggota group zeolit yang juga banyak dijumpai di alam Klinoptilolit merupakan
krsital monoklinik,dengan tingkat kekerasan 3,5 sampai 4 serta memiliki resistensi panas yang
Seperti telah dipaparkan di atas material bersekala nano (nanomaterial) merupakan material yang
sangat atraktif karena mereka memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan
apa yang mereka perlihatkan pada skala makroskopisnya. Sebagai contoh logam platina meruah
yang dikenal sebagai material inert dapat berubah menjadi material katalitik, bila ukurannya
diperkecil sehingga mencapai skala nano dan material stabil seperti aluminium dapat berubah
menjadi mudah terbakar (combustible). Pendekatan nanoteknologi di bidang energi diprediksi
Beberapa bidang teknologi energi yang telah mendapat sentuhan nanoteknologi saat ini
antara lain:
1. Photovoltaics: pendekatan nanoteknologi menghemat biaya operasi sampai 100 kali lebih
air
4. Sel Bahan Bakar (fuel cells) : nanoteknologi dibidang fuel cell menurunkan biaya 10-100
5. Batere dan kapasitor super (batteries and supercapacitors) : memiliki kemampuan 10-
10. Material super kuat dan ringan (Super-strong, light weight materials) : menurunkan bobot
benda sehingga dapat menghemat biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produk.
lampu incandescent dan fluorescent.
dan geotermal.
Referensi :
http://irenamusdalifah.it.student.pens.ac.id/NANO.html
https://farmasetika.com/2017/12/21/nanopartikel-partikel-yang-kecil-dengan-manfaat-
yang-besar-di-bidang-kesehatan/
https://www.iatekunsri.com/artikel/keteknikkimiaan/552-nanoteknologi-dalam-otomotif-
objek-yang-kecil-dampak-yang-besar
https://mti.binus.ac.id/2014/04/15/teknologi-nano-dan-terapannya-dalam-teknologi-
informasi/
https://pse.ugm.ac.id/nanoteknologi-dan-energi/