Anda di halaman 1dari 20

NANOPARTIKEL

Oleh salman, S.Si, M.Farm

PENDAHULUAN
Selama beberapa dekade terakhir, pengembangan nanopartikel biodegradable
sebagai sistem pengantaran obat yang efektif menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.
Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel padat koloidal yang terdiri dari zat
makromolekul dengan rentang ukuran dari 10 nm sampai 1000 nm (1 μm). Dimana Bahan
aktif obat akan terlarut, terjebak, teradsorpsi, melekat atau dienkapsulasi ke dalam matriks
nanopartikel.(Sahoo & Labhasetwar, 2003)

Gambar 1. Dimensi Nanoteknologi

Nanopartikel dapat menjadi pembawa dari beberapa kelas obat-obatan seperti


agen antikanker, obat antihipertensi, imunomodulator, dan hormon, dan makromolekul
seperti asam nukleat, protein, peptida, dan antibodi. Banyak teknik baru untuk persiapan
nanopartikel obat sedang dikembangkan dan disempurnakan. Berbagai metode yang
digunakan untuk persiapan nanopartikel dengan kelebihan dan keterbatasan mereka. Inti
dari semua permasalah adalah stabilitas nanopartikel yang telah dibuat. Nanopartikel dapat
dirancang untuk pengiriman obat target spesifik. Kemampuan penargetan nanopartikel
dipengaruhi oleh ukuran partikel, muatan permukaan, modifikasi permukaan, dan
hidrofobik. Sedangkan kinerja nanopartikel in vivo dipengaruhi oleh karakteristik morfologi,
kimia permukaan, dan berat molekul. Nanopartikel dapat dibuat dari bahan biokompatibel
dan biodegradable seperti polimer, baik berasal dari alam (misalnya gelatin dan albumin)
atau sintetis (misalnya polylactides dan polyalkylcyanoacrylates), atau dari lemak padat. Di

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


dalam tubuh, obat yang diloading ke dalam nanopartikel dilepaskan dari matriks melalui
difusi, swelling, atau erosi (Bala, Hariharan, & Kumar, 2004).
Partikulat sistem seperti nanopartikel telah digunakan sebagai pendekatan fisik
untuk mengubah danmeningkatkan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik dari berbagai
jenis molekul obat. Nanopartikel telah digunakan secara in vivo untuk melindungi entitas
obat dalam sirkulasi sistemik,membatasi akses obat hanya ke tempat yang dipilih dan untuk
memberikan obat yang dapat dikontrol secara berkelanjutan padatempat aksi. Berbagai
polimer telah digunakan dalam formulasi nanopartikel untuk penghantaran obat agar
manfaat terapeutik meningkat dan meminimalkan efek samping (Mohanraj & Chen, 2007)
Manfaat penting dari teknologi nanopartikel sebagai pembawa obat adalah
stabilitas yang tinggi, kapasitas pembawa yang tinggi (yakni banyak molekul obat dapat
dimasukkan dalam partikel matrik); memungkinkan penggabungan dua substansi hidrofilik
dan hidrofobik, dan memungkinkan berbagai rute administrasi, termasuk oral dan inhalasi.
Sistem pembawa ini juga dapat dirancang untuk memungkinkan pelepasan obat
berkelanjutan dari matrik (Couvreur et al., 1980)
Beberapa keuntungan menggunakan nanopartikel sebagai sistem pengantaran obat
antara lain meliputi :
1. Ukuran partikel dan karakteristik permukaan nanopartikel dapat dimanipulasi
dengan mudah untuk memperoleh targeting obat baik aktif maupun pasif setelah
pemberian parenteral.
2. Nanopartikel dapat mengontrol dan mempertahankan pelepasan obat selama
transportasi dan dapat memodifikasi distribusi obat pada organ lokasi target, dan
memperlambat klirens obat sehingga terapi obat dan meminimalkan efek samping.
3. Pelepasan terkendali dan karakteristik degradasi partikel dapat dimodulasi dengan
pemilihan matrix konstituen. Loading obat relatif tinggi dan obat dapat dijerapkan
ke dalam sistem tanpa reaksi kimia; hal ini merupakan faktor penting untuk
menjaga aktivitas obat.
4. Targeting pada lokasi spesifik dapat diperoleh dengan melekatkan ligand pada
permukaan partikel atau dengan menggunakan magnetic guidance.
5. Sistem dapat digunakan pada berbagai rute pemberian termasuk oral, nasal,
parenteral, intra okular dan lain-lain
6. Dapat menghindari terjadinya peleburan senyawa aktif sehingga stabilitas fisik
dapat ditingkatkan.

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


7. Dapat mereduksi mobilitas dari senyawa aktif obat yang dimasukkan sehingga
dapat mengurangi kebocoran/perembesan obat.
8. Antarmuka dari nanopartikel solid/cair bersifat statis sehingga memfasilitasi untuk
memodifikasi antarmuka. (Choudhary, Lakshmi Goswami, 2013)
Tipe Nanopartikel
Nanopartikel dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi nanocapsules dan
nanospheres berdasarkan struktur mereka seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Sebuah
nanokapsul terdiri dari inti pusat minyak yang mengandung obat lipofilik dikelilingi oleh
shell terdiri dari polimer. Nanospheres adalah partikulat bulat dengan inti padat memiliki
matriks yang terdiri dari distribusi homogen dari obat dan polimer. Obat ini baik solubilised
dalam matriks polimer untuk membentuk partikel amorf atau tertanam dalam matriks
polimer sebagai kristalit.

Source : (Sahoo & Labhasetwar, 2003)

Gambar 2. Tipe Nanopartikel


Source : http://www.pharmatutor.org/articles/review-article-nanoparticle?page=0,0

Berdasarkan sifat fisik, nanopartikel dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


 solid nanoparticles (polymeric np, solid lipid np (SLN), nanosuspension, dll) ;
 semisolid nanoparticles (liposom, neosome) ;
 liquid nanoparticles (microemulsion, nanoemulsion, dll).
Sintesis/Pembuatan nanopartikel
Pengembangan metoda sintesis nanopartikel merupakan salah satu bidang yang
menarik minat banyak peneliti. Nanopartikel dapat terjadi secara alamiah ataupun melalui
proses sintesis oleh manusia. Sintesis nanopartikel bermakna pembuatan nanopartikel
dengan ukuran yang kurang dari 100 nm dan sekaligus mengubah sifat atau fungsinya.
Secara umum, sintesis nanopartikel akan masuk dalam dua kelompok besar. Cara pertama
adalah memecah partikel berukuran besar menjadi partikel berukuran nanometer.
Pendekatan ini kadang disebut pendekatan top-down. Pendekatan kedua adalah memulai
dari atom-atom atau molekul-molekul atau kluster-kluster yang diassembling membentuk
partikel berukuran nanometer yang dikehendaki. Pendekatan ini disebut bottom-up.
(Abdullah, Nirmin, Yudistira Virgus, & Khairurrijal, 2008)
Kedua kategori sintesis nannopartikel diilustrasikan pada Gambar 2. teknologi top-
down menggunakan kekuatan mekanik untuk menghasilkan partikel makroskopik yang
ukuran nano. Teknologi bottom-up membuat partikel berukuran nano dengan pelarutan
molekuler yang melibatkan reaksi kimia dari sejumlah material awal (prekusor) sehingga
dihasilkan material lain yang berukuran nanometer. Contoh proses top-down termasuk
Pearl/Ball Milling dan homogenisasi tekanan tinggi (High-pressure homogenization). Contoh
teknologi bottom-up termasuk Supercritical Fluid dan Emulsifikasi Polimer.

Gambar. 3 Perbandingan 2 cara pembuatan nanopartikel


top-down (atas) dan bottom-up (bawah) (Gupta & Kompella, 2006)

a. Top-down
Metode top-down dilakukan dengan memecah partikel berukuran besar menjadi partikel
berukuran nanometer. Metode yang digunakan pada proses top-down antara lain:
 Pearl/Ball Milling: milling atau penggilingan merupakan metode mekanis untuk
pengecilan ukuran partikel yang tertua. Dalam metode ini material menjadi obyek
tekanan dan gesekan yang menghasilkan pecahnya partikel. Pearl mills umumnya

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


terdiri dari stainless steel vessel yang diisi dengan bola baja, bola kaca, atau bola
polystyrene keras. Operasi dapat mencakup memutar bola dengan impeller tetapi
tetap menjaga vessel dalam posisi statis/tetap atau bisa juga memutar seluruh
vessel sehingga bola dalam juga bergerak. Skema dari alat Pearl/Ball Milling
ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 4. Skema dari alat Pearl/Ball Milling (Gupta & Kompella, 2006)

 High-pressure homogenization
Kebanyakan high pressure homogenizer yang digunakan adalah piston gap
homogenization dan jet-stream homogenization. Piston gap homogenization bekerja
dengan cara memompa suspensi agar melewati celah kecil dengan ukuran 5-20μm sehingga
terjadi pengecilan partikel terdispersi, metode dengan jet stream homogenization bekerja
melalui mekanisme tabrakan suspensi yang disemprotkan dengan kecepatan tinggi
sehingga terjadi pemecahan partikel.

a b
Gambar 5. Alat high-pressure homogenization
a. piston gap homogenization dan b. jet stream homogen
(Gupta & Kompella, 2006)

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


b. Bottom-up
Metode bottom-up (penyusunan atom-atom) adalah memulai dari atom-atom atau
molekul-molekul atau kluster-kluster yang disassembly membentuk partikel berukuran
nanometer yang dikehendaki
1. Supercritical Fluid
Supercritical fluid terjadi pada temperature di atas temperature kritisnya dan tekanan di
atas tekanan kritisnya. Supercritical fluid merupakan media yang unik karena memiliki
difusifitas lebih tinggi dari cairan solvent pada umumnya, memiliki viskositas lebih rendah
dari gas, dan densitas yang dapat diatur berdasarkan tekanan. Supercritical CO2 paling
banyak digunakan karena nontoksik, noninflamabel, murah dan memiliki parameter mild
kritis (Tc = 31,3 ° C, Pc = 73,7 bar) sehingga sering digunakan sebagai solvent dalam RESS
(rapid expansion of supercritical solution dan SAS (supercritical antisolvent).(Gupta &
Kompella, 2006)

Gambar 6. Diagram daerah supercritic fluid


(Gupta & Kompella, 2006)

RESS (Rapid Expansion of supercritical solution)


Dalam RESS supercritical CO2 digunakan sebagai solvent obat-obat yang dapat larut di
dalamnya. Larutan obat dalam supercritical CO2 disemprotkan dalam container dengan
pengurangan tekanan, sehingga supercritical CO2 akan berubah menjadi gas dan
dikeluarkan dari container untuk memperoleh partikel dalam ukuran nano.

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


Gambar 7. Skema proses RESS(Gupta & Kompella, 2006)

Sas (Supercritical antisolvent)


Supercritical CO2 dalam SAS berfungsi sebagai antisolvent dimana bahan obat tidak larut
didalamnya. Obat dalam pelarut organik disemprotkan melalui fine nozzle ke dalam
container berisi supercritical CO2 sehingga kelarutannya menurun (presipitasi), selanjutnya
dilakukan penurunan tekanan sehingga gas CO2 dapat dikeluarkan melalui vessel dan
serbuk nanopartikel yang dihasilkan kemudian dikumpulkan.

Gambar 8. Skema proses Sas (Gupta & Kompella, 2006)

2. Emulsifikasi Polimer
Emulsi dapat digunakan untuk memproduksi nanopartikel melalui pelarutan obat
dan polimer dalam solvent yang tidak campur dengan air, kemudian air dan surfaktan
sebagai penstabil diteteskan pada campuran obat-polimer. Pengerasan droplet dilakukan
dengan penguapan solvent kemudian fase air dipisahkan melalui liofilisasi.

Gambar 9. Skema proses Emulsifikasi Polimer (Gupta & Kompella, 2006)

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


3. Produksi Nanokristal Menggunakan Spray Drying
Spray drying adalah suatu proses perubahan dari bentuk cair (larutan, dispersi
atau pasta) menjadi bentuk partikel-partikel kering oleh suatu proses penyemprotan
bahan ke dalam medium pengering yang panas (Kissel et al., 2005). Sesuai dengan
gambar di atas nanosuspensi dihasilkan melalui high pressure homogenization kemudian
nanosuspensi disemprotkan dalam udara panas pada kamar pengering sehingga diperoleh
serbuk kering

Gambar 10. Skema proses pembuatan Nanokristal Menggunakan Spray Drying


(Gupta & Kompella, 2006)

4. Produksi dengan metode Hot Melted Matrice


Produksi nanopartikel dengan hot melted matrice dilakukan pada obat-obat yang
tahan panas. Bahan obat dan solid matrix dilelehkan sehingga diperoleh makroosuspensi
dalam melted matrice, selanjutnya dengan high pressure homogenization dihasilkan
nanokristal dalam melted matrice dan didinginkan. Padatan yang dihasilkan kemudian
diserbukkan

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


Gambar 11. Skema proses pembuatan nanopartikel menggunakan
metode Hot Melted Matrice (Gupta & Kompella, 2006)

Serbuk nanopartikel hasil spray maupun proses lain seperti hot melted matrice dapat
dimasukkan dalam cangkang kapsul atau dibuat dalam bentuk tablet.

Gambar 12. Kapsul diisi dengan granul PEG 2000 yang berisi nanocrystals Amfoterisin-B
(kiri), tablet (kanan). Singkatan: PEG, polietilen glikol(Gupta & Kompella, 2006)

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


Berbagai jenis Nanopartikel yang digunakan untuk sistem pengantaran obat:

Nanopartikel Emas (Gold Nanoparticles)


Nanopartikel Emas dapat menjadi pembawa yang efektif untuk biomolekul seperti
DNA, RNA, protein dan obat-obatan, nanopartikel emas dapat melindungin bahan-bahan ini
dari degradasi dan mengangkut mereka melintasi penghalang-membran sel tanpa
menyebabkan toksisitas.(Bhatt & Goswami, 2013)

Gambar 13. Nano partikel emas sebagai drug delivery (Bhatt & Goswami, 2013)

Magnetic Nanoparticles (MNPs):


MNPs umumnya terdiri dari unsur-unsur magnetik seperti besi, kobalt dan oksida
mereka seperti magnetit, maghemite, kobalt ferit, dan kromium dioksida. Dengan ukuran
partikulat <100nm yang dapat dimanipulasi di bawah pengaruh medan magnet luar.

Gambar 14. Magnetic nanoparticle (Bhatt & Goswami, 2013)

Nanopartikel keramik
Nanopartikel silika, titanium, alumina dan lain-lain. Biasanya disebut sebagai
keramik
nanopartikel. Keuntungan dari nanopartikel keramik, pembuatannya sangat sederhana dan
nanopartikel jenis ini tidak terpengaruh oleh perubahan pH atau suhu.

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


Gambar 15. Nano partikel keramik(Bhatt & Goswami, 2013)

Nanopartikel Protein
nanopartikel Protein bersifat biodegradable, non-antigenik, metabolis dan dapat
juga mudah dilakukan modifikasi permukaan dan kovalen terhadap obat dan ligan. Protein
yang digunakan untuk pembuatan nanopartikel albumin, gelatin, gliadin dan legumin.

Gambar 16. Nanopartikel protein (Bhatt & Goswami, 2013)

Nanopartikel lemak padat (Solid Lipid Nanoparticles)


Nanopartikel lemak padat merupakan koloid pembawa berukuran submikron (50-
1000 nm). Nanopartikel lemak padat terdiri dari inti hidrofobik yang memiliki lapisan
tunggal fosfolipid. Inti padat mengandung obat yang terlarut atau terdispersi dalam matriks
lemak padat bertitik leleh tinggi. Rantai hidrofobik dari fosfolipid melekat pada matriks
lemak. Penambahan zat pengemulsi dilakukan untuk menjaga kestabilan fisik dari sistem,
misalnya poloxamer 188, polisorbat 80, lesitin, poligliserol, etilglukosa distearat dan
sebagainya. Dalam keadaan padat, komponen lemak dari nanopartikel lemak padat
terdegradasi lebih lambat sebagaimana mobilitas obat pada lemak padat juga lebih rendah
jika dibandingkan dengan mobilitas obat pada lemak cair, sehingga pelepasan obat dapat
dikontrol dan tahan lama. SLN merupakan sistem pembawa berbasis nanoteknologi yang
relatif baru dikembangkan belakangan ini untuk formulasi senyawa aktif termasuk obat
yang mempunyai masalah baik dalam hal kelarutan dan stabilitas. Komponen utama
SLN adalah lipid atau senyawa golongan lipid yang aman secara biologi (biodegradable

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


and biocompatible), membentuk matrik inti lipid yang distabilisasi oleh suatu surfaktan
atau emulgator. Dibandingkan dengan sistem pembawa berbasis nanoteknologi lain
seperti liposom, mikroemulsi, dan nanopartikel polimeri.

Gambar 17. Curcumin SLNs terdispersi dalam air (kiri). C-SLNs dilihat menggunakan
mikroskop elektron transmisi (kanan).(Sun et al., 2013)

Nanostructured lipid carriers (NLCs)


Untuk mengatasi beberapa kelemahan dari SLNs, maka dikembangkan nano
partikel lipid dengan mencampur lipid padat dengan lipid cair. Yang disebut nanostructured
lipid carriers (nlcs). Dibandingkan dengan SLNs, NLCs biasanya memiliki struktur terdistorsi
yang membuat struktur matriks yang tidak sempurna, menciptakan ruang untuk
mengakomodasi senyawa aktif. NLCs dapat diproduksi oleh berbagai teknik dispersi
konvensional. Metode produksi yang lebih disukai dan sering digunakan adalah teknik
homogenisasi bertekanan tinggi. Hampir kira-kira 60% lebih dapat diterapkan pada bahan
padat dapat dibuat dengan menggunakan teknik homogenisasi tekanan tinggi ini. misalnya,
sekitar 80% telah diaplikasikan, seperti dilihat bagaimana jika digunakan sebagai
pengiriman topikal obat, termasuk obat antijamur dan antiinflammatories non-steroid.
Selain itu juga ddiaplikasikan dalam kosmetik.(Jana Pardeike, Hommoss, & Müller, 2009)

Gambar 18. intraconazole NLCs (J. Pardeike et al., 2011)

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


Lipid-drug conjugates nanoparticles
Untuk mengatasi keterbatasan SLNs, telah dikembangkan juga Lipid-drug
conjugates nanoparticles. Lipid-drug conjugates (LDCs) berada di garis depan
pengembangan pesat bidang nanoteknologi dengan beberapa aplikasi potensial dalam
pemberian obat dan penelitian. Karena ukurannya yang unik dan sifatnya yang dependent,
nanopartikel lipid menawarkan kemungkinan untuk mengembangkan terapi baru.
Kemampuan untuk menggabungkan obat ke nanocarriers menawarkan prototipe baru
dalam pemberian obat yang dapat digunakan untuk obat tertarget. Oleh karena itu Lipid-
drug conjugates sangat menjanjikan untuk mencapai tujuan pemberian obat tertarget dan
terkontrol dan target spesifik. Teknologi nanopartikel lipid padat merupakan pendekatan
baru yang menjanjikan untuk pengiriman obat lipofilik.(Das, Baishya, & Pathak, 2013)

Nanogel
Nanogels adalah nano partikel yang berIkat silang (cross-linked) yang terbuat dari polimer
hidrofilik fleksibel dan larut dalam air. Nanogels memiliki area permukaan besar, ukuran
tuneable dan jaringan yang memungkinkan penggabungan molekul. Ini digunakan untuk
menggabungkan obat-obatan, DNA / RNA dan molekul anorganik seperti quantum dots.
Dan bisa digunakan tergantung pH rilis yang diinginkan.

A
B

C
Gambar 19. Desain nanogel anti bacteri A. Nanogel B. Hybrid nanogel (+ AgNO3) C. cryo-
TEM micrographs of the hybrid NG (scale bar, 100 nm).(Coll Ferrer, Dastgheyb, Hickok,
Eckmann, & Composto, 2014)

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


KARAKTERISASI NANOPARTIKEL

SEM (Scanning Electron Microscopy)


SEM merupakan suatu mikroskop electron yang mampu untuk menghasilkan gambar
beresolusi tinggi dari sebuah permukaan sampel. Gambar yang dihasilkan oleh SEM
memiliki karakteristik penampilan tiga dimensi, dan dapat digunakan untuk menentukan
struktur permukaan dari sampel. Hasil gambar dari SEM hanya ditampilkan dalam warna
hitam putih. SEM menerapkan prinsip difraksi elektron dimana pengukurannya sama
seperti mikroskop optik. Prinsipnya adalah elektron yang ditembakkan akan dibelokkan
oleh lensa elektromagnetik dalam SEM.
Dalam mikroskop elektron scanning (SEM), elektron gun memancarkan sinar
elektron energi tinggi yang bergerak ke bawah melalui serangkaian lensa magnetik yang
dirancang untuk memfokuskan elektron ke titik halus. Dibagian bawah, satu set kumparan
pemindaian dengan sinar yang terfokus bergerak balok kembali-balik melintasi spesimen
baris demi baris. Berkas elektron menyentuh setiap titik pada sampel, elektron sekunder
menumbuk lepas dari permukaannya. Sebuah detektor menghitung elektron dan
mengirimkan sinyal ke amplifier. Gambar akhir dibangun dari jumlah elektron yang
dipancarkan dari masing-masing tempat di sampel. SEM menunjukkan gambar tiga dimensi
secara rinci dengan perbesaran jauh lebih tinggi daripada mikroskop cahaya.

Gambar 20. Anatomi SEM (Scanning Electron Microscopy)

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


Gambar 21. Scanning electron microscope (Choudhary, Lakshmi Goswami, 2013)

XRD (X-Ray Difraction)

Difrkasi sinar X digunakan untuk mengidentifikasi struktur Kristal suatu padatan dengan
membandingkan nilai jarak d (bidang Kristal) dan intensitas puncak difraksi dengan data
standar. Sinar-X merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang sekitar 100
pm yag dihasilkan dari penembakan logam dengan electron berenergi tinggi. Melalui
analisis XRD diketahui dimensi kisi (d=jarak antar bidang) dalam struktur mineral sehingga
dapat ditentukan apakah suatu material mempunyai kerapatan yang tinggi atau tidak.

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


PSA (Particle size analyzer)
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan kearah nanoteknologi para peneliti mulai
menggunakan Laser Diffraction (LAS). Metode ini dinilai lebih akurat bila dibandingkan
dengan metode analisa gambar maupun metode ayakan (sieve analyses), terutama untuk
sampel-sampel dalam orde nanometer maupun submikron). Keunggulan penggunaan PSA
untuk mengetahui ukuran partikel adalah:
1. Lebih akurat, hal ini disebabkan partikel didispersikan ke dalam media sehingga
ukuran partikel yang terukur adalah ukuran dari single partikel.
2. Hasil pengukuran berupa bentuk distribusi sehingga dapat menggambarkan
keseluruhan kondisi sampel.
3. Rentang pengukuran dari 0.6 nanometer sampai 7 mikrometer
Beberapa analisa yang dapat dilakukan dengan PSA antara lain:
1. Menganalisa ukuran partikel
2. Menganalisa nilai zeta potensial dari suatu larutan sampel
3. Mengukur tegangan permukaan partikel
4. Mengetahui ukuran partikel tegangan permukaan dari densitas pada emulsi yang
digunakan pada produk-produk industry minuman (Nanortim, 2010)

Gambar 22. Alat Particle size analyzer merek OMEC Model: Easysizer20
(Sumber: http://www.beatop.com)

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


DRUG LOADING DAN PELEPASAN OBAT
Drug Loading
Obat berikatan dengan nanopartikel baik melalui:
a. Polimerisasi dengan adanya obat- pada kebanyakan kasus dalam bentuk terlarut
(metode inkorporasi), atau
b. Mengadsorbsi obat setelah pembentukan nanopartikel dengan cara
menginkubasinya dalam larutan obat.
Tergantung pada afinitas obat dengan polimer, obat akan teradsorbsi pada bagian
permukaan, terdispersi pada matriks polimer partikel dalam pembentukan larutan
padat(Harmia, Speiser, & Kreuter, 1986), atau dispersi padat, atau pada beberapa kasus,
obat akan terikat secara kovalen pada polimer. Oleh karena itu, jumlah obat yang besar
dapat dijerap melalui metode inkorporasi dibandingkan dengan cara adsorpsi(Breitenbach
MA, Kamm, Hungere, Hund, and Kissel T, 1999). Makromolekul atau protein menunjukkan
efisiensi loading yang paling baik pada atau dekat titik isoelektrik yang kelarutannya rendah
dan adsorpsinya maksimal. Drug loading dari nanopartikel secara umum ditentukan sebagai
jumlah obat terikat per massa polimer (biasanya dalam mol obat per mg polimer atau mg
obat per mg polimer), dapat juga berupa persentase basis berdasarkan polimer(Jahanshahi
& Babaei, 2008).

SISTEM PENGANTARAN OBAT BERBASIS NANOPARTIKEL YANG TERSEDIA SECARA


KOMERSIAL
Sebuah kemajuan besar dalam dua dekade terakhir terkait dengan produk obat
berbasis nanopartikel yang telah tersedia secara komersial. Menurut sebuah survei yang
telah dilakukan oleh Observatorium Sains dan Teknologi Eropa, melaporkan bahwa lebih
dari 150 perusahaan yang mengembangkan terapi berbasis nanopartikel. Beberapa produk
terapi di baris ini telah disetujui untuk penggunaan klinis dan dengan total nilai penjualan
dilaporkan lebih dari $ 5,4 miliar. Banyak produk telah disetujui dalam 20 tahun terakhir
(Tabel 1). Pada tahun 1995, sistem pengiriman nano yang disebut "Doksorubisin" adalah
obat pertama yang disetujui oleh FDA US yang digunakan untuk pengobatan AIDS.
Kemudian hampir bersamaan menyusul, AmBisome (liposom amfoterisin B), DaunoXome
(liposom daunorubisin), DepoCyt (liposom sitarabin), Visudyne (verteporfin liposom), dan

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


lain-lain, yang merupakan produk yang telah disetujui dan telah dipasarkan (Chakraborty,
Pal, Doss, Wen, & Lin, 2013)

Table 1. sistem pengantaran obat berbasis nanopartikel yang tersedia secara komersial

Product name and Nanoparticle based delivery system and


Sl.No Indication Delivery route
company name Pharmaceutical ingredient
1 Abelcet (Enzon ,USA) Delivery system: Lipid complex Fungal Injection (Intravenous
Ingredient: Amphotericin B infections route)

2 AmBisome (Gilead Science, Delivery system: Liposome Ingredient: Fungal and Injection (Intravenous
Japan) Amphotericin B protozoal route)
infection
3 DaunoXome (Gilead Delivery system: Liposome Kaposi sarcoma Injection (Intravenous
Science, Japan) Ingredient: Daunorubicin route)
4 Doxil/Caelyx (Ortho Biotech, Delivery system: Liposome Cancer, Kaposi Injection (Intravenous
USA and Schering- Ingredient: Doxorubicin sarcoma route)
Plough,USA)
5 DepoCyt (SkyePharma, UK) Delivery system: Liposome Cancer Injection (Intravenous
Ingredient: cytarabine route)
6 Epaxal Berna (Berna Delivery system: virosome Hepatitis A Injection (Intravenous
Biotech, Switzerland) Ingredient: Hepatitis A Vaccine route)
7 Visudyne (QLT Canada and Delivery system: Liposome Age-related Injection (Intravenous
Novartis AG, Switzerland) Ingredient: Verteporfin macular route)
degeneration
8 Neulasta (Amgen, USA) Delivery system: Polyethylene glycol neutropenia Injection (Intravenous or
(PEG) Ingredient:Granulocyte colony- subcutaneous route)
stimulating factor (GCSF)
9 Pegasys (Nektar, USA and Delivery system: Polyethylene glycol Hepatitis C Injection (Intravenous or
Hoffmann-La Roche (PEG) Ingredient: interferon-α 2a subcutaneous route)
Switzerland)
10 PEG-Intron Delivery system: Polyethylene glycol Hepatitis C Injection (Intravenous or
(PEG) Ingredient: Interferon-α 2b subcutaneous route)
10 Renagel (Genzyme,USA) Delivery system: Crosslinked Chronic kidney Oral delivery
poly(allylamine) resin Ingredient: disease
Sevelamer HCL
11 Tricor (Abbott Laboratories, Delivery system: Nanocrystalline Lipid regulation Oral delivery
USA) Ingredient: fenofibrate
12 Abraxane (Abraxis BioScience, Delivery system: Albumin Nanoparticles Cancer Injection (Intravenous
USA and AstraZeneca,UK) Ingredient: paclitaxel route)
13 Copaxone (TEVA Delivery system: L-Glutamic acid, L- Multiple Injection (Intravenous
Pharmaceuticals,USA) alanine, L-lysine, and L-tyrosine sclerosis route)
copolymer Ingredient: Glatiramer
Acetate
14 Estrasorb (NovavaxInc.USA) Delivery system: micellar anoparticle Menopausal Topical
Ingredient: estradiol emulsion therapy
*
(Chakraborty et al., 2013)

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


REFERENSI :

Abdullah, M., Nirmin, Yudistira Virgus, & Khairurrijal. (2008). Review : Sintesis
Nanomaterial. Jurnal Nanosains & Nanoteknologi, Vol. 1 No.2, Juli 2008, 34–57.
Bala, I., Hariharan, S., & Kumar, M. N. V. R. (2004). PLGA nanoparticles in drug delivery: the
state of the art. Critical reviews in therapeutic drug carrier systems, 21(5), 387–422.
Bhatt, A., & Goswami, L. (2013). Current and Future Trend in Nanotechnology: A Review.
International Journal Of Pharmaceutical & Research Sciences, Vol. 2,(Issue 7), 859–
884.
Breitenbach MA, Kamm, Hungere, Hund, and Kissel T. (1999). Oral and nasal administration
of tetanus toxoid loaded nanoparticles consisting of novel charged biodegradable
polyesters for mucosal vaccination. Proc. Intern. Symp. Control. Release. Bioact.
Mater, 26: 348–349.
Chakraborty, C., Pal, S., Doss, G. P. C., Wen, Z.-H., & Lin, C.-S. (2013). Nanoparticles as
“smart” pharmaceutical delivery. Frontiers in bioscience (Landmark edition), 18,
1030–1050.
Choudhary, R., Lakshmi Goswami. (2013). Nanoparticles: A Novel Approach. Journal of
Advanced Pharmaceutical Sciences, JAPS/Vol.3/Issue.2/2013, 485–494.
Coll Ferrer, M. C., Dastgheyb, S., Hickok, N. J., Eckmann, D. M., & Composto, R. J. (2014).
Designing nanogel carriers for antibacterial applications. Acta Biomaterialia, 10(5),
2105–2111. doi:10.1016/j.actbio.2014.01.009
Couvreur, P., Kante, B., Lenaerts, V., Scailteur, V., Roland, M., & Speiser, P. (1980). Tissue
distribution of antitumor drugs associated with polyalkylcyanoacrylate
nanoparticles. Journal of pharmaceutical sciences, 69(2), 199–202.
Das, R. J., Baishya, K., & Pathak, K. (2013). Recent Advancement Of Lipid Drug Conjugate As
Nanoparticulate Drug Delivery System. International Research Journal of Pharmacy,
4(1), 73–78.
Gupta, R. B., & Kompella, U. B. (2006). Nanoparticle Technology for Drug Delivery. Taylor &
Francis.
Harmia, T., Speiser, P., & Kreuter, J. (1986). A solid colloidal drug delivery system for the
eye: encapsulation of pilocarpin in nanoparticles. Journal of microencapsulation,
3(1), 3–12. doi:10.3109/02652048609049580
Jahanshahi, M., & Babaei, Z. (2008). Protein nanoparticle: A unique system as drug delivery
vehicles. African Journal of Biotechnology, 7(25).
Kissel, T., Seidel, N., Schnieders, J., Kissel, T., Maretschek, S., & Packhauser, C. (2005).
Microencapsulation Techniques for Parenteral Depot Systems and Their Application
in the Pharmaceutical Industry. In Microencapsulation (Vol. 20051612, pp. 99–122).
Informa Healthcare. Retrieved from
http://www.crcnetbase.com/doi/abs/10.1201/9781420027990.ch4
Mohanraj, V., & Chen, Y. (2007). Nanoparticles-a review. Tropical Journal of Pharmaceutical
Research, 5(1), 561–573.
Pardeike, J., Hommoss, A., & Müller, R. H. (2009). Lipid nanoparticles (SLN, NLC) in cosmetic
and pharmaceutical dermal products. International Journal of Pharmaceutics,
366(1–2), 170–184. doi:10.1016/j.ijpharm.2008.10.003
Pardeike, J., Weber, S., Haber, T., Wagner, J., Zarfl, H. P., Plank, H., & Zimmer, A. (2011).
Development of an Itraconazole-loaded nanostructured lipid carrier (NLC)
formulation for pulmonary application. International Journal of Pharmaceutics,
419(1–2), 329–338. doi:10.1016/j.ijpharm.2011.07.040

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm


Sahoo, S. K., & Labhasetwar, V. (2003). Nanotech approaches to drug delivery and imaging.
Drug Discovery Today, 8(24), 1112–1120. doi:10.1016/S1359-6446(03)02903-9
Sun, J., Bi, C., Chan, H. M., Sun, S., Zhang, Q., & Zheng, Y. (2013). Curcumin-loaded solid lipid
nanoparticles have prolonged in vitro antitumour activity, cellular uptake and
improved in vivo bioavailability. Colloids and Surfaces B: Biointerfaces, 111, 367–
375. doi:10.1016/j.colsurfb.2013.06.032

NANOPARTIKEL disusun oleh Salman, S.Si, M.Farm

Anda mungkin juga menyukai