1. Pengertian Nanopartikel
Nanopartikel adalah partikel berukuran antara 1-1000 nanometer. Nanopartikel dalam
bidang farmasi mempunyai dua pengertian yaitu senyawa obat yang melalui suatu cara
tertentu dibuat berukuran nanometer yang disebut dengan nanokristal dan senyawa obat
dienkapsulasi dalam suatu sistem pembawa tertentu berukuran nanometer yang disebut
dengan nanocarrier.
2. Jenis Nanopartikel
a. Nanokristal
Nanokristal adalah penggabungan dari ratusan atau ribuan molekul yang membentuk
kristal, terdiri dari senyawa obat murni dengan penyaluran tipis dengan menggunakan
surfaktan. Pembuatan nanokristal disebut nanonisasi. Tidak seperti nanocarrier, nanokristal
hanya memerlukan sedikit surfaktan untuk stabilisasi permukaan karena gaya elektrostatik
sehingga mengurangi kemungkinan keracunan karena bahan tambahan untuk pembawa.
Penggunaan nanokristal dapat mencegah penggunaan pelarut berbahaya dan surfaktan
dalam pembuatan larutan obat suntik. Nanokristal juga memungkinkan pengembangan
formulasi sediaan melalui rute pemberian dimana ukuran partikel adalah faktor yang kritis
seperti obat tetes mata, topikal, cairan infus dan obat suntik.
b. Nanotube
Nanotube adalah lembaran atom yang diatur dalam bentuk tube atau struktur
menyerupai benang dalam skala nanometer. Struktur ini memiliki rongga di tengah, dan
memiliki struktur menyerupai sangkar dan berbahan dasar karton.
Gambar Nanotube
Nanotube terdiri atas 2 macam yaitu, nanotube berdinding tunggal dan nanotube berdinding
ganda. Nanotube berdinding tunggal dapat digunakan sebagai sistem pembawa obat dan gen
karena bentuk dan fisiknya yang menyerupai asam nukleat. Nanotube berdinding ganda dapat
pula digunakan sebagai sistem pembawa untuk transformasi khususnya untuk sel bakteri (E,
coli) dan untuk elektroporasi sel dalam skala nano.
c. Liposom
Liposom adalah konsentral vesikel lapis yang didalmanya terdapat cairan yang
dibungkus dengan membran lipid lapis ganda yang umumnya terbuat dari fosfolipid alam
atau sintesis dan kolestrol. Liposom terbentuk ketika lapisan lipid yang tipis terhidrasi dan
sejumlah besar kristal cair lapis ganda menjadi cair dan mengembang. Liposom biasanya
digunakan sebagai pembawa obat ataau sedian kosmetik untuk mempertahankan kelembaban
kulit.
Gambar Liposom
Gambar Misel
Misel merupakan agregat molekul ampifatik dalam air dengan bagian nonpolar berada
pada bagian dalam dan bagian polar pada bagian luar yang terpapar air. Dalam lingkungan
air, kopolimer dengan sifat ampifatik akan membentuk misel polimerik berukuran
mesoskopik (1-100 nm). Dengan struktur demikian obat yang bersifat hidrofob (sukar larut
dalam air) akan terdisposisi dibagian dalam inti misel sehingga struktur ini sangat cocok
sebagai pembawa obat yang tidak larut air. Misel memiliki kegunaan dalam stabilitas
termodinamik di dalam larutan fisiologi yang mengakibatkan disolusi yang lambat secara in
vivo.
g. Dendrimer
Dendrimer adalah senyawa makromolekul yang terdiri atas cabang-cabang di
sekeliling inti pusat yang ukuran dan bentuknya dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan.
Struktur Dendrimermempunyai tingkat keseragaman molekular, dengan bentuk dan
karakteristik tertentu dan unik.
Gambar Dendrimer
h. Nanopartikel Polimerik
Nanopartikel Polimerik meliputi nanokapsul dan nanosfer. Nanokapsul terdiri atas
polimer yang membentuk dinding yang melingkupi inti dalam tempat dimana senyawa obat
dijerat. Nanosfer dibuat dari matrik polimer padat dan di dalamnya terdispersi senyawa obat.
Polimer sintesis yang biasa digunakan sebagai bahan untuk nanopartikel polimerik
antara lain poli(asam laktat) (PLA), poli(asam glikolat) (PGA), poli(asam laktat-glikolat)
(PLGA), poli(metilmetakrilat) (PMMA), poli(alkilsianoakrilat) (PACA) dan
poli(metilidenmanolat)(PMM). material polimer memiliki sifat-sifat yang menguntungkan
meliputi kemampuan terdegradasi dalam tubuh, modifikasi permukaan dan fungsi yang dapat
disesuaikan dengan keinginan. Sistem polimerik dapat mengatur sifat farmakokinetik dari
obat yang dimuatkan yang mengakibatkan obat berada pada keadaan stabil.
Disamping manfaat dan kelebihannya, naopartikel polimerik memiliki keterbatasan
seperti sitotoksisitasnya. Ukurannya yang kecil akan membuat makrofag memasukkannya
dalam sel dan proses degradasi dalam sel dapat memberikan efek sitotoksik.
5. Pembuatan Nanopartikel
Pemilihan metode pembuatannanopartikel bergantung pada sifat obat dan polimer.
Secara konvensional, secara umum nanopartikel dibuat dengan dua metode, yaitu:
a. Polimerisasi monomer sintesi
b. Dispersi polimer sintesis atau makromolekul alam
Beberapa metode telah dikembangkan dalam pembuatan nanopartikel dengan menggunakan
polimer PLA,PLG, PLGA dan poly(e-kaprolakton) dengan metode dispersi polimer.
Metode Penguapan pelarut
Dalam metode ini, polimer dilarutkan dalam pelarut organik, misalnya diklorometan,
kloroform, atau etil asetal. Zat aktif dilarutkan atau didespersikan dalam fase organik tersebut
dan campuraan ini kemudian diemulsikan dalam air untuk membentuk emulsi fase organik
dalam fase air, misalnya emulsi dengan menggunakan surfaktan atau emulgaator .
Metode Emulsifikasi Spontan/Difusi Pelarut
Metode emulsifikasi spontan/difusi pelarut adalah hasil modifikasi dari metode
penguapan pelarut. Dalam metode ini, faseminyak yang digunakan berupa pelarut yang dapat
larut dengan air (aseton atau metanol) yang ditambahkaan daalam pelarut orgaanik yang tidak
larut air (diklorometan dan kloroform).