Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM PENGHANTAR OBAT

“MIKROENKAPSULASI”

KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH:
1. NADIA DWIYANA (2248201054)
2. SILVIA WULANDARI (2248201061)
3. SAPNA FEBRIANA (2248201062)
4. EKA SEPTI EFRIAMI NASUTION (2248201063)
5. ZAHRA FITRIANI (2248201064)
KELAS: 3B
DOSEN PEMBIMBING: apt. INDRI MEIRISTA, M.Farm
MATA KULIAH: SISTEM PENGHANTAR OBAT

PROGAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN IBU JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke-Hadirat Allah SWT berkat limpahan


berkah dan rahmat-Nya sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan proposal ini bertujuan menyelesaikan tugas mata kuliah

Dalam menyelesaikan proposal ini penyusun tidak lepas dari bantuan dan
dorongan berbagai pihak, oleh karenanya penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Medi Andriani M.Pharm. Sci selaku dosen pengampu mata kuliah
Farmasi Rumah Sakit. Penyusun menyadari bahwa proposal ini jauh dari
sempurna. Oleh karenanya penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca
untuk kesempurnaan proposal selanjutnya. Semoga proposal ini bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Jambi, 23 November 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Manfaat

1
BAB II
ISI

A. Pendahuluan
1. Definisi Mikroenkapsulasi
Mikrokapsul adalah hasil dari meode peleburan berupa partikel-
partikel kecil yang mengandung bahan aktif atau bahan inti yang
dikelilingi oleh penyalut atau matriks.
Mikroenkapsulasi merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk memperlambat pelepasan obat. Mikroenkapsulasi adalah
suatu proses enkapsulasi mikroskopik partikel-partikel obat dengan suatu
bahan penyalut yang khusus yang membuat partikel-partikel obat dalam
karakteristik fisika dan kimia yang lebih dikehendaki, partikel-partikel
yang di mikroenkapsulasi mempunyai suatu laju pelarutan yang lebih
lambat dengan mikroenkapsulasi maka, suatu bahan-bahan padat, cairan,
bahkan gas pun dapat dijadikan kapsul dengan ukuran partikel
mikroskopik dengan membentuk salutan tipis (dinding) sekitar bahan yang
akan dijadikan kapsul mikroenkapsulasi adalah salah satu cara pemberian
penyalut yang relatif tipis pada partikel-partikel kecil, zat padat, atau
tetesan cairan atau dispersi sedangkan Mikroenkapsulasi adalah teknologi
untuk menyalut atau melapisi suatu zat inti dengan suatu lapisan dinding
polimer sehingga menjadi partikel-partikel kecil berukuran mikro. Dengan
adanya lapisan dinding polimer ini, zat inti akan terlindung dari pengaruh
lingkungan luar. Bahan inti dapat berupa padatan cairan atau gas.
Mikroenkapsulasi adalah teknologi atau teknik untuk menyalut
atau melapisi suatu zat inti dengan suatu lapisan dinding polimer, sehingga
menjadi partikel-partikel kecil berukuran mikro. Dengan adanya lapisan
dinding penyalut polimer ini, zat inti akan terlindungi dari pengaruh
lingkungan luar. Bahan inti bisa berupa zat padat, cair, atau gas.
Mikrokapsul yang terbentuk dapat berupa partikel tunggal, atau bentuk
agregat, dan memiliki rentang ukuran partikel antara 5-5000 µm.

2
2. Tujuan Mikroenkapsulasi
Berikut ini beberapa tujuan dari proses mikroenkapsulasi:
a) Mengubah bentuk cairan menjadi padatan
b) Melindungi inti dari pengaruh lingkungan
c) Memperbaiki aliran serbuk
d) Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
e) Menyatukan zat-zat yang tidak tersatukan secara fisika dan kimia
f) Menurunkan sifat iritasi inti terhadap saluran cema
g) Mengatur pelepasan bahan inti
h) Memperbaiki stabilitas bahan inti
i) Mengatur pelepasan bahan aktif

B. Jenis-Jenis Mikroenkapsulasi
Ada dua jenis mikroenkapsulasi berdasarkan banyak bahan intinya sebagai
berikut:

1. Mikrokapsul single core


Mikrokapsul single core adalah mikrokapsul yang hanya mengandung
satu inti atau bahan inti di dalam kapsul tersebut. Inti ini dapat berupa zat
aktif tunggal atau kombinasi tertentu yang diinginkan.
2. Mikrokapsul multiple vore
Sementara itu, mikrokapsul multiple core adalah mikrokapsul yang
mengandung lebih dari satu inti atau kompartemen di dalam satu kapsul.
Ini berarti kapsul tersebut dapat membungkus beberapa bahan inti yang
masing-masing dapat memiliki sifat atau zat aktif yang berbeda.

Perbedaan utama terletak pada jumlah inti atau kompartemen di dalam


kapsul, dimana mikrokapsul single core hanya memiliki satu inti, sementara
mikrokapsul multiple core memiliki lebih dari satu inti. Keputusan untuk
menggunakan salah satu jenis mikrokapsul tergantung pada kebutuhan
aplikasi spesifik dan tujuan penggunaannya.

3
C. Struktur Mikrokapsul
Komponen struktur utama dalam mikrokapsul terdiri atas bahan inti, bahan
penyalut, dan pelarut. Ketiga bahan ini adalah penyusun utama dari suatu
mikrokapsul, ketiganya harus ada dalam suatu mikrokapsul.

1. Bahan Inti
Inti adalah bahan spesifik yang akan disalut, dapat berupa cairan, padatan,
atau gas. Komposisi bahan inti dapat bervariasi, misalnya pada bahan inti
cair dapat terdiri dari bahan terdispersi dan atau bahan terlarut. Sedangkan

bahan inti padat dapat berupa zat tunggal atau campuran zat aktif dengan
bahan pembawa lain seperti stabilisator, pengencer, pengisi dan
penghambat atau pemacu pelepasan bahan aktif dan sebagainya. Selain
itu, bahan inti yang digunakan sebaiknya tidak larut atau tidak bereaksi
dengan bahan penyalut dan pelarut yang akan digunakan
2. Bahan Penyalut
Bahan penyalut adalah bahan yang akan melapisi bahan inti.
Pemilihan bahan penyalut akan menentukan sifat fisik dan kimia yang

4
dihasilkan. Ketebalan penyalutan bergantung pada luas material yang
akan dilapisi dan sifat dari bahan inti. Karena bahan penyalut harus
mampu membentuk film yang kohesif dengan bahan inti, maka bahan inti
yang digunakan pun harus memenuhi syarat-syarat seperti sifatnya yang
fleksibilitas, impermeabilitas, non-higroskopis, menstabilkan bahan inti,
larut dalam pelarut, dan yang terpenting mampu untuk rilis terkendali
dengan kondisi tertentu seperti contoh kondisi pada dalam tubuh.
Bahan penyalut yang biasa digunakan pada saat ini adalah polimer
atau matriks. Suatu polimer dan matriks dapat digambarkan sebagai
senyawa pembawa (carrier) berupa zat padat inert yang di dalamnya
terdapat bahan inti yang tercampur secara merata. Contoh bahan penyalut
misalnya adalah gelatin, gum arabik, amilum, polivinil alkohol, etil
selulosa, polietilen, asam stearat, stearil alcohol, gliseril stearat. Dan
masih banyak lagi bahan penyalut yang digunakan dan disesuaikan
dengan metode yang ingin digunakan seperti contohnya adalah
penggunaan kitosan dalam metode crosslinker.
3. Pelarut
Pelarut adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan bahan
penyalut dan mendispersikan bahan inti. Pemilihan pelarut didasarkan
atas sifat kelarutan bahan penyalut dan bahan inti. Di mana pelarut
tersebut bersifat tidak atau sedikit melarutkan bahan inti, tetapi dapat
melarutkan bahan penyalut dengan baik. Prinsip like dissolves like
digunakan di sini. Pelarut polar akan melarutkan bahan polar, dan pelarut
non polar akan melarutkan bahan non polar.

D. Keunggulan dan Kekurangan Sistem Mikroenkapsulasi


1. Keunggulan Dari Sistem Mikroenkapsulasi
Berikut ini keunggulan dari sistem mikroenkapsulasi
a) Teknik ini dapat digunakan untuk mengkonversi obat cair dalam
bentuk serbuk mengalir bebas.
b) Obat-obatan, yang tidak stabil terhadap oksigen, kelembaban atau
cahaya, dapat distbillkan dengan mikrokenkapsulasi.
c) Inkompatibilitas antara obat dapat dicegah dengan mikroenkapsulasi.

5
d) Obat yang mudah menguap misalnya metil salisilat dan minyak
peppermint dapat dicegah penguapannya dengan mikrokapsulasi.
e) Banyak obat dibuat dalam bentuk mikrokapsul untuk mengurangi
toksisitas dan iritsai GI termasuk sulfat besi dan KCI
f) Perubahan ditempat penyerapan juga dapat dicapai dengan
mikroenkapsulasi.
g) Bahan kimia beracun seperti insektisida dapat dibuat dalam bentuk
mikroenkapsulasi untuk mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi
negatif oleh orang yang sensitif terhadap zat kimia tersebut.
2. Kekurangan Dari Sistem Mikroenkapsulasi
Berikut ini kekurangan dari sistem mikroenkapsulasi
a) Adakalanya penyalutan bahan inti oleh polimer kurang sempurna atau
tidak merata sehingga akan mempengaruhi pelepasan zat inti dari
mikrokapsul.
b) Dibutuhkan teknologi mikroenkapsulasi.
c) Harus dilakukan pemilihan polimer penyalut dan pelarut yang sesuai
dengan bahan inti agar diperoleh hasil mikrokapsul yang baik.

E. Metode Penghantaran Obat


Metode pelepasan obat terkendali dimana obat dari mikrokapsul yaitu
melaui proses difusi melewati lapisan polimer, erosi dari lapisan polimer atau
melalui kombinasi dari kombinasi erosi dan difusi. Umumnya obat yang
dibuat dengan cara ini lebih banyak dilepaskan melalui difusi membrane.
Cairan dari saluran pencernaan berdifusi melalui membrane ke dalam sel,
kemudian obat akan melalui difusi pasif dari larutan konsentrasi tinggi di
dalam sel kapsul melalui membrane ketempat konsentrasi rendah pada cairan
saluran pencernaan. Jadi kecepatan pelepasan obat ditentukan oleh difusi obat
oleh membran.

Pembuatan mikroenkapsulasi dapat dibuat berdasarkan secara kimiawi,


fisika – kimia, elektrostatis, dan fisika – mekanik. Berikut penjelasan keempat
metode tersebut:

1. Kimiawi

6
Metode ini prinsipnya dengan polimerisasi, dimana kumpulan dari
monomer – monomer itu menyatu secara reaksi kimia yang akan menjadi
polimer. Metode ini contohnya seperti ada 2 zat yang tidak saling
bercampur. Prosesnya zat atau monomer akan di tambahkan dalam fase
cair, apabila fase cairnya itu di fase internal maka monomer tersebut
ditambahkan dalam fase tersebut, barulah setelahnya di tambahkan fase
eksternal sampai ukuran yang diinginkan. Namun jika pada monomer
yang ada di fase internal tersebut akan berpindah ke fase eksternal maka
di tambahkan zat crosslinker contohnya seperti kitosan, CaCl2.
2. Fisika – kimia
Metode ini secara fase koaservasi, dimana pemisahan zat cair yang
banyak mengandung polimer – polimer. Fase tersebut terbagi menjadi 2
klasifikasi yaitu secara sederhana dan secara kompleks yaitu sebagai
berikut:
 Secara sederhana, hanya ditambahkan zat hidrofilik kedalam
larutan.
 Secara kompleks, pembentukan mikrokapsul bergantung pada pH.
Apabila pHnya tidak sesuai dengan pH yang di inginkan maka
mikrokapsul tersebut tidak akan terbentuk.
3. Elektrostatis
Prinsip metode ini 2 zat yang harus memiliki electron yang
bermuatan dan harus berlawanan. Prosesnya bahan pelapis dan bahan inti
diuapkan, setelah diuapkan keduanya baru dicampurkan.
4. Fisika – mekanik
Metode ini memanfaatkan instrumen – instrumen dalam proses
pembuatannya sebagai berikut:
 Multiorifice – sentrifuga, ini akan memanfaatkan gaya sentifugasi
dimana prinsipnya bahan inti akan di lewatkan kedalam bahan
enkapsulasi sehingga dapat membentuk mikroenkapsulasi.
 Suspensi udara, dimana partikel – partikel inti akan didispersikan
kedalam arus udara panas yang kemudian mengalami penyalutan
oleh cairan – cairan penyalut yang disemprotkan secara periode.

7
Penggunaan instrumen ini bahan intinya harus tahan terhadap
panas.
 Penyalutan dalam panci, prosesnya penyalut dilarutkan terlebih
dahulu ke dalam pelarut organik yang mudah menguap, taburkan
bahan inti kedalam panci. Kemudian diuapkan pelarutnya dengan
udara panas.
 Spray dry dan Spray congealing, keduanya memiliki prinsip yang
sama namun perbedaan keduanya yaitu untuk spray dry
pengubahan cairan kedalam bentuk padatan dengan cara
menguapkan campuran bahan inti dan penyalut kemudian air itu
akan menguap dan yang tertinggal adalah mikroenkapsulasi,
sedangkan spray congealing ini perbedaannya hanya pada suhu
yaitu menggunakan suhu dingin.

F. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Mikroenkapsulasi


Faktor-faktor yang menpengaruhi keberhasilan mikroenkapsulasi antara
lain sifat fisikokimia bahan inti atau zat aktif, bahan penyalut yang
digunakan, tahap proses mikroenkapsulasi, sifat dan struktur dinding
mikrokapsul serta kondisi pembuatan (basa atau kering).

G. Upaya yang Bisa Dilakukan Untuk Meningkatkan Penghantarannya


Beberapa upaya untuk meningkatkan sistem penghantaran obat dengan
mikroenkapsulasi melibatkan:

a) Pemilihan Bahan Berkualitas Tinggi


Memilih bahan mikroenkapsulasi yang berkualitas tinggi untuk
meningkatkan stabilitas dan efektivitas penghantaran obat.
b) Desain Partikel yang Optimal
Mengoptimalkan desain partikel mikroenkapsulasi agar sesuai dengan
karakteristik obat dan kondisi penghantaran yang diinginkan.
c) Penggunaan Metode Produksi yang Tepat
Memilih metode produksi mikroenkapsulasi yang sesuai, seperti
metode semprot (spray drying) atau pengendapan (coacervation),
untuk mencapai partikel dengan ukuran dan sifat yang diinginkan.

8
d) Penambahan Penyalut (Coating)
Menambahkan lapisan pelindung pada mikroenkapsulasi untuk
meningkatkan stabilitas, kontrol pelepasan obat, dan menghindari
kerusakan obat selama penyimpanan.
e) Teknologi Pelepasan Terkendali
Menggunakan teknologi pelepasan terkendali untuk mengatur waktu
dan tingkat pelepasan obat, memastikan efisiensi terapi dan
mengurangi efek samping.
f) Pemilihan Pelarut yang Sesuai
Memilih pelarut yang sesuai untuk proses mikroenkapsulasi agar tidak
merusak sifat obat dan memastikan efisiensi tinggi dalam produksi.
g) Pengembangan Nanoteknologi
Mengintegrasikan nanoteknologi untuk menciptakan mikro-
enkapsulasi berukuran nanometer, yang dapat meningkatkan penetrasi
sel dan efektivitas penghantaran obat.

H. Contoh-Contoh Penelitian

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai