Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KAJIAN ANALISIS MASALAH

SISTEM PENGHANTARAN OBAT


‘’GEL NANOPARTIKEL’’

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Salsabella NIM.11194761920223

Sri Wahyu Vita NIM.11194761920227

Yuditha Mutia Windy NIM.11194761920231

Yuliana Alfarida NIM.11194761920232

Zellin Eldina Gunawan NIM.11194761920233

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
BAB II ANALISIS MASALAH..............................................................................3
A. Kajian Ilmiah.............................................................................................3
BAB III KAJIAN MASALAH................................................................................5
A. Penggalian Informasi.................................................................................5
BAB IV KESIMPULAN........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem penghantar obat yang bersifat biodegradable nanopartikel telah
menjadi hal yang umum dijumpai karena keuntungan yang diberikan, seperti
dapat meningkatkan stabilitas obat, dapat mencapai target spesifik ke dalam
sel atau jaringan, serta dapat memodifikasi pelepasan. Telah dilaporkan pula
bahwa ukuran kecil dari nanopartikel dapat meningkatkan kapasitas obat di
dalam sistem pembawa obat dan ukuran nanopartikel dapat meningkatkan
laju pelepasan obat ke dalam jaringan, disertai hidrasi yang dilakukan pada
stratum korneum [CITATION Put181 \l 1033 ].
Nanopartikel telah berkembang dalam beberapa kurun waktu mengenai
nanoteknologi dengan berbagai metode untuk membuat nanopartikel dalam
beberapa bentuk dan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Aplikasi dari
nanopartikel dan nanomaterial telah berkembang secara cepat [ CITATION
Put181 \l 1033 ].
Teknologi nanopartikel dikembangkan untuk memodifikasi efektivitas
penghantaran obat. Salah satu nanopartikel yang banyak diteliti yaitu
nanopartikel dengan basis lipid (nanopartikel lipid). Nanopartikel lipid
memiliki biokompatibilitas yang tinggi, dapat diformulasikan ke dalam
sediaan topikal, oral, dan parenteral. Selain itu, nanopartikel lipid dapat
membawa obat yang lipofilik maupun hidrofilik. Nanopartikel lipid juga
bersifat non toksik, non-alergenik, dan tidak bersifat iritatif. Nanopartikel
lipid dapat diformulasikan dengan teknologi berbasis air sehingga dapat
menghindari pelarut organik [ CITATION Rin20 \l 1033 ].
Binahong telah dikenal masyarakat sebagai tanaman yang memiliki
efek menyembuhkan luka. Daun binahong digunakan dengan cara diremas
lalu ditempelkan pada kulit yang luka. Daun binahong (Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis) memiliki kandungan saponin, flavonoid, quinon, steroid,
monoterpenoid, dan sesquiterpenoid. Menurut penelitian, zat yang terdapat
dalam daun binahong yang memiliki efek penyembuhan luka yaitu asam
ursolat. [ CITATION Rin20 \l 1033 ].

1
2

B. Tujuan
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui
sediaan gel nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat.
BAB II
ANALISIS MASALAH

A. Kajian Ilmiah
Gel merupakan sistem semipadat yang dibuat dari partikel anorganik
yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Formulasi gel membutuhkan senyawa gelling agent sebagai bahan pembentuk
gel. Gelling agent atau bahan pembentuk gel merupakan komponen polimer
yang mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan gabungan dari
beberapa molekul dan lilitan dari polimer yang akan memberikan sifat kental
pada gel. Molekul-molekul polimernya berikatan melalui ikatan silang
sehingga membentuk struktur jaringan tiga dimensi dengan molekul pelarut
yang terperangkap dalam jaringan ini [ CITATION Ade17 \l 1033 ].
Nanopartikel adalah bahan dengan ukuran pada skala nanometer.
Nanopartikel banyak digunakan dalam sistem penghantaran obat karena
mempunyai keuntungan dapat mencegah hidrasi kulit, meningkatkan efek
absorpsi, meningkatkan penetrasi zat aktif dan dapat digunakan untuk sistem
lepas terkendali [ CITATION Dwi19 \l 1033 ].
Nanopartikel telah berkembang dalam beberapa kurun waktu mengenai
nanoteknologi dengan berbagai metode untuk membuat nanopartikel dalam
beberapa bentuk dan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Nanoteknologi dapat
memiliki istilah yang serupa dengan sintesis, penjelajahan, dan aplikasi dari
ukuran nano (1 – 1000 nm). Ukuran partikel yang tergolong kecil membuat
nanopartikel memiliki sifat yang berbeda apabila dibandingkan dengan
sejumlah besar materi. Ukuran partikel ini dapat berbeda pada nanopartikel,
bergantung pada jenis teknik yang digunakan nanoteknologi tersebut
[ CITATION Put181 \l 1033 ].
Beberapa kelebihan nanopartikel adalah kemampuan untuk menembus
ruang-ruang antar sel yang hanya dapat ditembus oleh ukuran partikel
koloidal, kemampuan untuk menembus dinding sel yang lebih tinggi, baik
melalui difusi maupun opsonifikasi, dan fleksibilitasnya untuk dikombinasi
dengan berbagai teknologi lain sehingga membuka potensi yang luas untuk

3
4

dikembangkan pada berbagai keperluan dan target. Kelebihan lain dari


nanopartikel adalah adanya peningkatan afinitas dari sistem karena
peningkatan luas permukaan kontak pada jumlah yang sama. Pembentukan
nanopartikel dapat dicapai dengan berbagai teknik yang sederhana.
Nanopartikel pada sediaan farmasi dapat berupa sistem obat dalam matriks
seperti nanosfer dan nanokapsul, nanoliposom, nanoemulsi, dan sebagai
sistem yang dikombinasikan dalam perancah (scaffold) dan penghantaran
transdermal [ CITATION Ron12 \l 1033 ].
Secara garis besar, nanopartikel dibagi menjadi 2 tipe, yaitu
nanopartikel polimer (polymeric nanoparticle) dan nanopartikel lemak padat
(solid lipid nanoparticle). Nanopartikel polimer terbentuk dari polimer yang
bersifat mampu didegradasi oleh tubuh (biodegradable) dan biokompatibel.
BAB III
KAJIAN MASALAH

A. Penggalian Informasi
1. Ekstrak Daun Binahong
Binahong telah dikenal masyarakat sebagai tanaman yang memiliki
efek menyembuhkan luka. Daun binahong digunakan dengan cara diremas
lalu ditempelkan pada kulit yang luka [ CITATION Rin20 \l 1033 ].
Cordifolia anredera lokal dikenal sebagai binahong yang berpotensi
sebagai tanaman obat karena senyawa bioaktif dari tanaman ini. Skrining
fitokimia diketahui mengandung flavonoid, saponin, steroid / triterpenoid
dan kumarin. Kelas flavonoid senyawa yang dikenal memiliki aktivitas
biologis beragam seperti antioksidan. [ CITATION Try16 \l 1033 ].
Menurut penelitian, zat yang terdapat dalam daun binahong yang
memiliki efek penyembuhan luka yaitu asam ursolat. Asam ursolat dalam
ekstrak etanol daun binahong mampu memperbaiki fungsi permeabilitas
barrier kulit. Asam ursolat diprediksi merupakan senyawa aktif yang
mempunyai potensi sebagai penyembuh luka. Asam ursolat memiliki
kelarutan yang rendah pada pelarut air sehingga perlu dilakukan formulasi
sediaan yang dapat meningkatkan zat aktif dalam ekstrak binahong. Salah
satu upaya untuk meningkatkan kelarutan zat aktif adalah dengan
melakukan formulasi sediaan dalam bentuk nanopartikel [ CITATION
Rin20 \l 1033 ].
Penelitian ini menggunakan nanopartikel lipid karena sifatnya yang
dapat membawa obat hidrofilik maupun lipofilik. Nanopartikel lipid
ekstrak daun binahong diformulasikan ke dalam bentuk gel dengan
carbopol sebagai gelling agent.
2. Carbopol
Karbopol merupakan polimer sintetis yang dibuat dari karbomer.
Polimer karbomer dibuat dengan persilangan (cross linked) dan
membentuk struktur mikrogel yang sangat berguna untuk aplikasi
dermatologi. Polimer ini termasuk dalam polimer alam non ionik sehingga

5
6

netralisasi menjadi hal yang penting untuk struktur mikrogel [ CITATION


Put181 \l 1033 ].
3. Formulasi
Gel dengan konsentrasi ekstrak 5% diberi ekstrak sebanyak 7,5 ml
sedangkan gel dengan konsentrasi ekstrak 10% diberi ekstrak sebanyak 15
ml. Setelah diberi ekstrak, campuran disonikasi selama 30 menit dengan
suhu 60℃. Hasil dari sonikasi disebut nanopartikel lipid ekstrak daun
binahong.
4. Metode penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu blender, ultra turrax,
particle size analyzer (PSA Horiba SZ100), ayakan, cawan porselin,
termometer, mortir dan stamper, kertas saring, timbangan analitik, oven,
rotary evaporator, corong, plastic wrap, aluminium foil, hotplate magnetic
stirrer, pH meter, viscometer Rheosys, kaca bundar berskala, beban 150 g,
alat-alat gelas.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun binahong,
etanol 96%, aquabidest, serbuk soy lecithin (Nacalai), Carbopol 940,
propilen glikol, triethanolamine (TEA), gliserin.
Pembuatan sediaan gel nanopartikel dimulai dengan membuat serbuk
simplisia daun binahong dengan cara mengeringkan daun binahong yang
telah dibersihkan. Daun binahong dikeringkan dengan oven bersuhu 60℃.
Daun kering dihaluskan dengan blender kemudian diayak hingga lolos
ayakan no. 40. Serbuk simplisia daun binahong ditimbang sebanyak 10
gram kemudian ditambahkan etanol 96% sebanyak 100 ml (perbandingan
serbuk simplisia dengan etanol yaitu 1:10). Wadah ditutup dengan
aluminium foil kemudian dipanaskan di atas hotplate magnetic stirrer
selama 90 menit dengan kecepatan pengadukan 200 rpm dan suhu 50℃.
Setelah 90 menit, campuran tersebut disaring menggunakan kertas saring.
Hasil penyaringan dievaporasi menggunakan rotary evaporator sehingga
didapatkan ekstrak sejumlah 25% dari volume awal (25 ml).
Serbuk soy lecithin ditimbang sebanyak 3 g kemudian dimasukkan
ke dalam mortir. Aquabidest bersuhu 60℃ sebanyak 50 ml dimasukkan ke
7

dalam mortir untuk mendispersikan serbuk soy lecithin. Campuran diaduk


hingga rata dan tidak ada gumpalan. Campuran tersebut kemudian
diblender dengan kecepatan tinggi selama 60 detik. Campuran yang sudah
diblender dihomogenkan menggunakan ultra turrax selama 60 detik
dengan kecepatan skala 4. Penambahan ekstrak dilakukan sebelum proses
sonikasi. Gel dengan konsentrasi ekstrak 5% diberi ekstrak sebanyak 7,5
ml sedangkan gel dengan konsentrasi ekstrak 10% diberi ekstrak sebanyak
15 ml. Setelah diberi ekstrak, campuran disonikasi selama 30 menit
dengan suhu 60℃. Hasil dari sonikasi disebut nanopartikel lipid ekstrak
daun binahong. Nanopartikel lipid yang telah terbentuk diuji dengan
particle size analyzer (PSA) untuk mengetahui besar ukuran partikel.
Nanopartikel lipid esktrak daun binahong dimasukkan ke dalam
wadah kemudian ditaburi carbopol sebanyak 1 g. Gelas beker ditutup
dengan plastic wrap dan dibiarkan selama 24 jam. Carbopol yang telah
mengembang dimasukkan ke dalam mortar kemudian diberi TEA, diaduk
hingga rata. Campuran carbopol-TEA kemudian dipindahkan ke blender,
propilen glikol dan gliserin juga dimasukkan ke dalam blender. Campuran
diblender selama 3 menit dengan kecepatan rendah.

B. Analisis Pemecahan Masalah


Pada penelitian kali ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
formulasi yang digunakan dan hasil evaluasi dari kedua formula tersebut.
Sehingga penelitian ini bisa memperlihatkan hasil perbandingan beberapa
formulasi untuk melihat formulasi mana yang lebih baik untuk ekstrak
daun binahong yang dijadikan sebagai sediaan gel nanopartikel.
Pada formulasi 1 dan formulasi 2 yang membedakannya adalah
terletak dari konsentrasi ekstrak yang digunakan. Pada gel dengan
konsentrasi ekstrak 5% diberi ekstrak sebanyak 7,5 ml sedangkan gel
dengan konsentrasi ekstrak 10% diberi ekstrak sebanyak 15 ml.
Berdasarkan teori, hasil pengukuran ukuran partikel nanolipid yaitu 50-
100 nm. Hasil ukuran partikel nanopartikel lipid dengan 5% ekstrak
binahong telah sesuai dengan yang diharapkan, yaitu berada pada rentang
8

50-100 nm. Sedangkan untuk nanopartikel lipid dengan 10% ekstrak


binahong belum memenuhi rentang 50-100 nm. Hal ini kemungkinan
disebabkan jumlah ekstrak yang lebih banyak dibandingkan nanopartikel
lipid dengan 5% ekstrak sehingga ekstrak yang terenkapsulasi lebih
banyak dan mengakibatkan ukuran partikel menjadi lebih besar. Berikut
adalah tabel hasil dari ukuran partikel nanopartikel lipid ekstrak daun
binahong.

Pengujian sifat fisik gel meliputi organoleptis, viskositas, daya sebar,


homogenitas, pH, dan sineresis. Uji yang pertama adalah uji organoleptis
dengan gel yang dihasilkan berwarna hijau transparan, berbau khas ekstrak
binahong, dan berbentuk semisolid. Uji selanjutnya gel homogen
dibuktikan dengan uji homogenitas yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat partikel yang tidak rata. Setelah disimpan 3 siklus freeze-thaw gel
tidak mengalami sineresis atau suatu proses yang terjadi akibat adanya
kontraksi didalam masa gel. Hal ini menandakan humektan yang
digunakan telah melakukan fungsinya dengan baik, yaitu menjaga gel dari
kehilangan air.
Uji selanjutnya yakni uji viskositas menggunakan viscometer
Rheosys pada kecepatan 10 rpm. Viskositas diharapkan berada pada
rentang 200-300 dPa.s (20-30 Pa.s) supaya gel nyaman digunakan namun
tetap melekat dengan baik (Aeni et al. 2012). Berdasarkan uji viskositas,
gel yang dihasilkan belum mencapai target yang diharapkan karena berada
di bawah 20 Pa.s. Hal ini dapat disebabkan oleh penambahan propilen
glikol dan gliserin yang merupakan zat cair.
Uji selanjutnya yakni uji daya sebar, daya sebar yang baik yaitu pada
diameter 3-5 cm (Afianti and Murrukmihadi 2015). Hasil uji daya sebar
9

menunjukkan bahwa gel yang dibuat telah memenuhi kriteria daya sebar
yang baik sehingga dapat dikatakan bahwa gel cukup nyaman untuk
digunakan. Setelah diberi perlakuan freeze-thaw, gel 5% ekstrak
menunjukkan peningkatan daya sebar sedangkan gel 10% ekstrak
mengalami penurunan daya sebar. Meskipun terdapat perubahan daya
sebar namun masih tetap dalam rentang daya sebar yang baik.
Uji yang terakhir yakni uji pH dilakukan dengan menggunakan pH
meter. Sediaan harus memiliki pH yang sesuai dengan kulit yaitu 4,5-6,5.
Jika pH tidak sesuai rentang tersebut maka dapat mengakibatkan iritasi
pada kulit (Tsabitah et al. 2020). Berdasarkan hasil uji pH, gel yang dibuat
tidak sesuai dengan syarat pH kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh
penambahan TEA yang merupakan alkalizing agent. Diduga penambahan
TEA agak berlebih sehingga pH sediaan menjadi lebih dari 6,5.
Pada penelitian ini, formulasi yang dibuat adalah hasil studi literatur
dari beberapa sumber baik buku maupun jurnal mengenai aspek
farmakologi dan aspek fisika kimia. Sehingga sebagian besar hasil
evaluasi yang didapatkan sudah menunjukkan kesesuaian dengan teori.
Selain itu uji yang dilakukan belum sampai ke uji kadar zat aktif. Sehingga
kita tidak dapat mengetahui formulasi mana yang lebih baik untuk ekstrak
daun binahong yang dijadikan sebagai sediaan gel nanopartikel.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil analisis didapatkan formula pada sediaan gel nanopartikel terdiri
atas zat aktif, pelarut/pembawa, pengemulsi/pelumas, gelling agent, peningkat
penetrasi, buffer dan emolien. Berdasarkan hasil evaluasi sebagian besar hasilnya
sudah sesuai yang diinginkan hanya saja pada ukuran partikel, uji viskositas dan
uji pH hasilnya tidak sesuai dengan teori dikarenakan oleh faktor-faktor tertentu
yang sudah dijelaskan seperti yang diatas.

10
DAFTAR PUSTAKA
Adeltrudis Adelsa Danimayostu, N. M. S. D. P., 2017. Pengaruh Penggunaan
Pati Kentang (Solanum tuberosum) Termodifikasi AsetilasiOksidasi
sebagai Gelling agent terhadap Stabilitas Gel Natrium Diklofenak , pp.
25-32.
Dwi Saryanti, D. N. N. S. A. N. I. P., 2019. OPTIMASI KARBOPOL DAN HPMC
DALAM FORMULASI GELANTIJERAWAT NANOPARTIKEL EKSTRAK
DAUN SIRIH (Piperbetle Linn), pp. 192-199.
Putri Eka Savitry, N. W., 2018. ARTIKEL TINJAUAN: KARAKTERISASI
EFISIENSI PENJERAPAN PADA NANOPARTIKEL NATRIUM
DIKLOFENAK DALAM SEDIAAN TOPIKAL, Volume 16.
Rini Dwiastuti, S. E. A., 2020. FORMULASI SEDIAAN GEL NANOPARTIKEL
LIPID EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis), Volume 3.
Ronny Martien, A. I. D. K. I. V. F. D. P. S., 2012. PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI NANOPARTIKEL SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN
OBAT, Volume 8.
Tryda Meutia Anwar, T. U. S., 2016. Manfaat Daun Binahong (Anredera
cordifolia) sebagai terapi Acne Vulgaris, Volume 5.

11

Anda mungkin juga menyukai