PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara beriklim tropis yang memiliki kelembaban tinggi sehingga
mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik adalah jamur yang merupakan salah satu
berkeringat dan lembab,kebersihan diri,pola hidup yang tak sehat kurang mejadi perhatian bagi
merupakan factor yang memungkinan pertumbuhan jamur penyebab penyakit kulit.penyakit kulit
yang disebabkan oleh jamur ditandai dengan bercak bersisik,rasa gatal di daerah yang terkena
organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel,seperti cendawan dan ragi
Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada permukaan tubuh yang bisa menyebabkan infeksi
kulit,kuku,mulut dan vagina.Jamur yang paling umum menyebabkan penyakit kulit adalah
tinea.infeksi umum yang ada pada mulut dan vagina disebut sariawan hal ini itu disebabkan oleh
Candida.Mekanisme kerja obat antijamur dengan mempengaruhi sterol membrane plasma sel
jamur ,sintesis asam nukleat jamur dan dinding sel jamur.Obat Anti jamur terdiri dari beberapa
Azol(Ketokonazole,ekonazol,klotrimazol,mikonazol,flukonazol,itrakonazol),
1
Ketokonazole merupakan obat anti jamur yang mempunyai spectrum antimikotik yang
efektif terhadap dermatofit dan ragi.Ketokonazole digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada
kulit. Misalnya kurap pada bagian kaki,panu seta ketombe.antijamur ini berfungsi membunuh
jamur penyebab infeksi,sekaligus mencegah tumbuh nya kembali.Obat ini termasuk golongan
a-demethylase. Enzim ini berperan dalam jalur biosintesis sterol yang mengarah dari lanostrerol
memblokir biosintesis testicular dan adrenal androgen sehingga terjadi penurunan tingkat
ikatan yang kuat dengan keratin dan mencapai keratin dalam waktu 2 jam melalui kelenjar
keringat ekrin.
Namun saat Sekarang ini banyak obat-obat yang digunakan untuk anti jamur.,Maka oleh
sebab itu Penjaminan kualitas obat sangatlah penting dilakukan maka untuk memenuhi
.Istilah Validasi pertama kali dicetuskan oleh Dr.Bernard T.Loftus Direktur Food an Drug
Administration (FDA) Amerika Serikat pada akhir tahun 1970-an sebagai bagian penting dari
upaya untuk meningkatkan mutu produk industry Farmasi.Validasi merupakan suatu proses
penilaian sesuai tidaknya suatu metoda harus divalidasi berdasarkan parameter parameter
tertentu.Validasi dilkukan untuk menguji keakuratan metode baru atau metode standar yang telah
dimodifikasi.terdapat beberapa manfaat validasi metoda analisa yaitu evaluasi kinerja suatu
metode analisis,menjamin akurasi dan presisi dari hasil prosedur analisa.Penetapan kadar zat
2
aktif ketokonazole dapat dilakukan dengan menggunakan alat instrument salah satunya
yang komplek dalam suatu bahan serta dapat menetukan residu sampai tingkat microgram.
Suatu metoda analisis baru dapat digunakan apabila telah dilakuakan validasi.Hal ini
karena adanya perbedaan alat,keterbatasan alat,bahan kimia atau kondisi lain yang meyebabkan
1. Membuktikan bahwa validasi metoda analisa penetapan kadar kandungan zat aktif
ketokonazole yang digunakan secara konsisten dapat memberikan hasil yang akurat
2. Menunjukan bahwa semua metode tetap yang digunakan sesuai dengan tujuan
dalam melakukan fungsi ukurannya agar data yang diperoleh bisa relevan
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ketokonazole
Struktur Ketokonazole
Kelarutan :
Ketokonazol adalah suatu obat anti jamur turunan imidazol yang memiliki
tricophyton,
4
pengobatan Candidiasis kulit dan mycose permukaan atau disebut tinea
(Katzung, 2004)
tinggi (KCKT)
2.2 Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang
dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis tablet
dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam
saluran pencernaan.Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan
dibantu zat tambahan yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.
1. Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi
2. Menurut USP 26 (hal : 2406)Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat
dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan
5
3 Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)
Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk
umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung
Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk
mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk
silinder,kubus, batang dan cakram serta bentuk seperti telur atau peluru.
1. Bentuk silinder
2.Bentuk kubu
3.Bentuk cakram
4.Bentuk bundar
5.Bentuk batang
6.Bentuk telur/peluru
7.Bentuk pipih/sirkuler
6
8.Bentuk oval
9.Bentuk cincin
10.Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat, panjang, bentuk hati.
2.2.1 Penggolongaan
Dikenal dua jenis tablet berdasarkan metode pembuatan, yaitu tablet cetak dan
tablet kempa.
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan
prosentasi tinggi kadar Etanol tergantung dengan kelarutan zat aktif dan bahan
pengisi dalam pelarut, serta kekerasan tablet yang diinginkan. Pembuatan dengan
cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.
1 Tablet cetak agak rapuh sehingga tablet dapat di potek dan harus hati-hati saat
2. Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan
7
pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi,
bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan
1) Tablet salut biasa / salut gula (dragee), Adalah tablet kempa yang disalut dengan
beberapa lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi
dalam air mengandung serbuk yang tidak larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau
2) Tablet salut selaput (film-coated tablet), Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam
saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali. Disalut dengan hidroksi propil metil
selulosa, metil selulosa, hidroksi propil selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat
ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau mengandung air.
3) Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa
granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula
dibuat tablet inti, kemudian dicetak lagi bersama granulat kelompok lain sehingga
terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). Tablet ini sering di gunakan untuk
8
4) Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda, Adalah tablet yang
dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam,
tetapi terlarut dalam usus halus. maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk
menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. Bahan yang sering digunakan
5) Tablet lepas lambat, Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet
tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul
dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam
darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam,
dsb).
6) Tablet berlapis, tablet yang disiapkan dengan pengempaan granuler tablet pada
granulasi yang baru dikempa. Proses ini dapat diulangi untuk menghasilkan tablet
Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan pada pengaruh udara ,
Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Misalnya tablet enteric yang pecah
di usus
9
C. Berdasarkan Cara Pemakaian
Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah di lambung.
Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian
ditelan,
umumnya tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga meninggalkan residu yang
tertentu. Dibuat dengan cara dikempa .biasanya digunakan manitol, sorbitol dan sukrosa
sebagai pengikat dan pengisi. Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan
dasr beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam
mulut. Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan
untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Tablet
ini dibuat dengan cara tuang disebut pastilles atau dengan cara kempa tablet
antiseptic, adstringensia.
10
Dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran zat asam
dannatrium bikarbonat yang jika dilarutkan dengan air akan menghasilkan CO2. Diberi
wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari lembab, di etiket diberi tanda bukan untuk
ditelan. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.Contohnya Ca-D-Redoxon,
Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah
kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit
kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat berdasarkan teknik aseptik,
mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan,
mencegah kehamilan).
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet biasanya berbentuk oval, keras dan
berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu
8. Tablet sublingual
11
Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif secara
langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral. Tablet kempa berbentuk pipih
yang berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung
(angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi.
dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi Cair kinerja Tinggi atu KCKT atau bisa juga disebut dengan
1960-an dan awal tahun 1970-an.Saat ini,KCKT merupakan teknik pemisahan yang
diterima secara luas dan paling cepat berkembang untuk analisis dan pemurnian senyawa
molekul netral ,pemisahan senyawa senyawa yang strukturnya hampir sama ,pemisahan
senyawa senyawa dalam jumlah banyak dan dalam skala proses industry.KCKT
merupakan metoda yang dapat digunakan dengan baik untuk analisa kualitatif maupun
kuantitatif (Gandjar&Rohman,2007;Harmita,2006)
12
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai
fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada
HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan
retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya
terpisah.
senyawa terhalogenasi < golongan eter < golongan ester < golongan keton < golongan
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses kualitatif
cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat Retention time
(RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standard umumnya adalah sebagai
peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari
signal kromatogram. Zat yang sama akan mempunyai spektrum 3D yang juga sama.
Sehingga jika spektrum 3D antara dua zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga
dianalisis di dalam sampel. Yang berperan dalam proses separasi pada system HPLC
adalah kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa, misalnya kolom
C18 yang dapat digunakan untuk analisa carotenoid, protein, lovastatin, dan sebagainya.
Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk tujuan analisa tertentu, seperti kolom
13
Zorbax carbohydrat (Agilent) yang khusus digunakan untuk analisa karbohidrat (mono-,
di-, polysakarida). Keberhasilan proses separasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis
kolom dan juga fasa mobil., Setelah komponen dalam sample berhasil dipisahkan, tahap
selanjutnya adalah proses identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal
gelas dan baja antikarat. Daya tampung tandon harus lebih besar dari 500 ml yang dapat
digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir yang umumnya 1-2 ml/menit.
b. Fase Gerak
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang
secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini
ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam dan sifat komponen-
14
Dalam kromatografi cair komposisi pelarut atau fase gerak adalah salah satu variabel
yang mempengaruhi pemisahan. Dalam KCKT, terdapat keragaman yang luas dari solven
yang digunakan dalam semua metode KCKT, tetapi ada beberapa sifat-sifat yang
diinginkan yang mana umumnya harus dipenuhi oleh semua solven. Fase gerak harus:
1. Murni; tidak ada pencemar/kontaminan
2. Tidak bereaksi dengan pengemas
3. Sesuai dengan detektor
4. Melarutkan cuplikan
5. Mempunyai viskositas rendah
6. Mudah recovery cuplikan
7. Tersedia di perdagangan
Dari semua persyaratan di atas, 4 persyaratan pertama adalah yang paling
penting.Gelembung udara (degassing) yang ada harus dihilangkan dari pelarut karena
udara yang terlarut keluar melewati detektor dapat menghasilkan banyak noise sehingga
c. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat
sebagaimana syarat wadah pelarut, yaitu : pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan
yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, teflon dan batu nilam.
Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan
mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 ml/menit. Pompa yang digunakan
untuk tujuan preparatif harus mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/
d. Injektor
kolom. Terlebih lagi dengan adanya pengaruh injeksi sampel. Dengan demikian, volume
15
sampel harus sangat kecil (Skoog, 1998). Pada saat pengisian sampel, sampel
saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir melewati keluk sampel dan
e. Kolom
Kolom merupakan jantung kromatografi. Keberhasilan atau kegagalan analisis
bergantung pada pemilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi
1. Kolom analitik: garis tengah dalam 2-6 nm. Panjang bergantung pada jenis kemasan, untuk
kemasan pelikel biasanya panjang kolom 50-100 cm, sedangkan untuk kemasan mikropartikel
2. Kolom preparatif : umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang kolom 2-100
cm.
f. Fase Diam
Pada metode kromatografi cair ini digunakan kolom tabung gelas dengan bermacam
stasioner. Banyaknya cairan pada kolom jumlahnya sedemikian rupa sehingga hanya
cukup menghasilkan sedikit tekanan untuk memelihara aliran fase gerak yang seragam.
KCKT menggunakan kolom dengan diameter umumnya kecil, 2-8 mm dengan ukuran
partikel penunjang 50 nm, sedangkan laju aliran dipertinggi dengan tekanan yang tinggi
(Khopkar, 2003).
g. Detektor
Detektor ideal untuk KCKT tidak perlu responsif dalam berbagai rentang suhu. Sebuah
detektor KCKT harus memiliki volume internal minimal untuk mengurangi zona yang
luas dan harus kompatibel dengan aliran cairan. Jenis detektor kromatografi cair terdiri
16
dari dua jenis. Bulk-properti detektor menanggapi fase gerak massal, seperti indeks bias,
konstanta dielektrik atau kepadatan yang dimodulasi oleh kehadiran zat terlarut.
Sebaliknya, solut-properti detektor merespon beberapa properti dari zat terlarut, seperti
absorbansi UV, fluoresensi atau difusi. Detektor DAD yang paling banyak digunakan
untuk kromatografi cair didasarkan pada penyerapan ultraviolet atau radiasi visibel
(Skoog, 1998).
h. Pengolahan Data
Komponen yang terelusi mengalir ke detektor dan dicatat sebagai puncak-puncak yang
waktu retensi yang selalu konstan dalam setiap kondisi kromatografi dapat digunakan
untuk identifikasi (kualitatif), luas puncak proporsional dengan jumlah sampel yang
mengevaluasi efisiensi pemisahan dan kinerja kolom (kapasitas, selektifitas, jumlah pelat
Berdasarkan jenis fase gerak dan fase diamnya, jenis pemisahan KCKT dibedakan atas :
a. Kromatografi Fase Normal
Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat polar, misalnya silika gel,
alumina, sedangkan fase geraknya bersifat non polar seperti n-heksan. Pada fase normal
(fase diam lebih polar daripada fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan
Pada kromatografi fase terbalik, fase diamnya bersifat nonpolar yang banyak dipakai
adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan oktilsilan (C8), sedangkan fase geraknya
bersifat polar, seperti air, metanol dan asetonitril (Mulja dan Suharman, 1995). Pada fase
17
terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan
2.7 Validasi
Validasi adalah suatu tindakan terhadap parameter tertentu pada prosedur penetapan yang
Parameter-parameter validasi yang diuji pada penelitian ini adalah batas deteksi,
Uji kesesuaian sistem adalah pengujian yang dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian
dan keefektifan sistem operasional yang digunakan (Depkes, 2001). Uji ini diperlukan jika
metode analisis yang dilakukan digunakan secara rutin. Proses pengerjaan uji kesesuaian sistem
ini yaitu dengan mengukur larutan standar sebanyak lima kali dan menghitung faktor ikutan (T)
puncak kromatogram yang dihasilkan. Kriteria penerimaan uji kesesuaian sistem yaitu jika 0.5
T 2.0 (Levin 2002; FDA, 1994). Uji kesesuaian sistem dihitung dengan rumus berikut.
A 5 %h+ B 5 %h
T=
2 X A 5 %h
Keterangan:
T : faktor ikutan ,
18
Kualitas pemisahan dengan kromatografi kolom dapat dikontrol dengan melakukan
serangkaian uji kesesuaian sistem yang meliputi ukuran banyaknya pelebaran puncak dari
masing-masing puncak solut (efisiensi) dan tingkat pemisahan puncak-puncak yang berdekatan
(resolusi) (Gandjar dan Rohman, 2007). Uraian mengenai parameter-parameter untuk uji
berdekatan (tR = tR2-tR1) dibagi dengan rata-rata lebar puncak (W1 + W2)/2.
2 tR
Rs=
W 1+W 2
Nilai Rs harus mendekati atau lebih dari 1,5 karena akan memberikan pemisahan puncak
asimetri muncul karena berbagai faktor. Peningkatan puncak yang asimetri akan
Gambar tersebut menunjukkan cara menghitung nilai faktor pengekoran (tailing factor,
19
tersebut bersifat setangkup atau simetris. Harga TF > 1 menunjukkan bahwa
yang dipakai semakin kurang efisien. Dengan demikian harga TF dapat digunakan untuk
masingnya), tinggi lempeng (H) atau juga disebut HETP. HETP merupakan panjang
molekul solut dalam fase gerak dan fase diam. Kolom yang memberikan jumlah lempeng
(N) yang besar dan nilai HETP yang kecil akan mampu memisahkan komponen-
komponen dalam suatu campuran yang lebih baik yang berarti bahwa efisiensi kolom
semakin besar (Gandjar dan Rohman, 2007). Jumlah lempeng (N) dihitung dengan:
tR
N=16 ( ) 2
Wb
Keterangan
d. Kapasitas kolom
Kapasitas kolom dinyatakan dalam faktor kapasitas. Faktor kapasitas (k) juga
merupakan ukuran retensi suatu komponen dalam kolom. Jika nilai k kecil, maka
komponen tertahan sebentar dalam kolom dan jika nilai k yang lebih besar, maka
pemisahan baik tetapi waktu yang dibutuhkan untuk analisis lebih lama dan dan
20
puncaknya melebar sehingga ditentukanlah nilai k optimum, yaitu antara 1 sampai 10.
Keterangan:
k : faktor kapasitas
tM : waktu retensi fase gerak (waktu retensi solut yang tidak tertahan sama sekali).
Volume retensi yang bersesuaian juga dapat digunakan karena volume retensi berbanding
lurus dengan waktu retensi. Volume retensi kadang-kadang terpilih dibanding waktu
retensi karena tR bervariasi dengan kecepatan alir (Rohman, 2009). Volume retensi
V = (Vr-Vm)/Vm
Keterangan:
Vm: volume retensi fase gerak (waktu retensi solut yang tidak tertahan sama sekali)
B. Kecermatan (akurasi)
(kadar) suatu analit dengan nilai yang sebenarnya. Kecermatan diukur dengan
21
a
PK ( )= X 100
b
Keterangan:
b : konsentrasi standar
Nilai PK bergantung pada matriks sampel, prosedur proses sampel, dan konsentrasi
C. Kesesuaian (linearitas)
Linearitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesesuaian atau korelasi antara
kadar analit dengan respons detektor. Linearitas diukur dengan menghitung koefisien
korelasi (r) yang didapat dari kurva hubungan antara kadar analit dengan respons detektor
(Depkes 2001). Respons detektor yang digunakan ialah luas puncak. r yang didapat harus
lebih besar dari 0.990 (ICH, 1994). Secara matematis, nilai r dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
r : koefisien korelasi
X
: konsentrasi analit rata-rata
22
yi : luas puncak setiap ulangan
D. Keseksamaan (presisi)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang h
SD
KV =
Keterangan :
KV : Koefisien variasi
SD : Standar deviasi
X
: Rata-rata
E. Spesifisitas
Spesifisitas adalah kemampuan menguji secara tepat suatu analit dengan adanya
komponen lain dan diperkirakan da sebagain cemaran,hasil degradasi dan matriks sampel
retensi aktif
Kadar bahan aktif dalam sampel berbeda 2% dari kadar zat aktif standar
23
F. Robustnees (ketangguhan)
Ketangguhan adalah suatu metode analisis untuk tidak terpengaruh oleh variasi kecil
yang sengaja dilakukan pada parameter uji atau metode analisisnya (ukuran pengaruh
factor internal tehadap metode).Umumnya yang diuji adalah stabilitas larutan dalam
disimpan dalam interval waktu tertentu dengan larutan standar yang dipreparasi segar
24
BAB III
METODE PENELITIAN
25
sisi
26
Ketokonazole
Presisi
Lineritas
Spesifisitas
27
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas yang umum digunakan di
3.2 Bahan
Ketokonazole,Tablel zoralin,Placebo.
28
Bahan kimia yang dibutuhkan, air suling ganda untuk KCKT (PT IPHA), purified
29