- Disampul kertas hvs biru, cover buku diprint sesuai format + disampul plastik biar rapi
📌 Format Penulisan
- Margin : Kanan 3 cm, atas mengikuti garis atas halaman buku, kiri 2 cm, bawah mengikuti
garis halaman buku
- Lampiran hasil revisi dibuat setelah tutorial dan syarat masuk lab.
- Laporan praktikum akhir dibuat untuk syarat ikut tutorial selanjutnya ditambahkan laporan
sementara p berikutnya
📌 Materi Praktikum
- tulisan harus jelas dan bisa dibaca (risiko kalau tidak terbaca akan diminus oleh asdos)
- lampiran berupa lampiran foto dan lampiran perhitungan (jika ada)
- Dapus Vancouver
- Dapus masing-masing laporan (awal& akhir) minimal 10 pustaka jadi total 20 pustaka
berbeda di laporan akhir
- buat halaman pertama di buku dikosongkan ya, untuk lembar pengesahan akhir
- Bab 3 disamakan
- minimal pretest 65
Misal : I.1, II.1, untuk P1 yang dah terlanjur pake ABC lanjut
Urutan Buku
I.1 Tujuan
III.1.1 Alat
III.1.2 Bahan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Pake DOI, 10 tahun terakhir, 40% artikel bahasa Inggris, Minimal 2 buku
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi proses hidup dan suatu
senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis
penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu.. Obat dapat untuk
mengobati penyakit, mengurangi gejala atau memodifikasi proses kimia dalam
tubuh (1). Obat baru akan terus dihasilkan oleh industri farmasi setiap tahunnya untuk
memenuhi kebutuhan akan obat yang akan dipasarkan dengan efektif dan terjangkau.
Banyak bentuk sediaan obat yang dihasilkannya dan yang sering dijumpai adalah
tablet dan kapsul.
Tablet merupakan sediaan yang paling praktis dibanding dengan sediaan lain,
hal ini dapat dibuktikan dari segi keuntungan tablet baik formulasi, pembuatan,
pengemasannya, dan penggunaannya. Sedangkan kapsul merupakan salah satu bentuk
sediaan padat yang banyak digunakan karena pembuatannya yang sederhana(2).
Kapsul merupakan sediaan yang diproduksi dari gelatin, yang diberikan secara oral
dan banyak digunakan karena praktis, mudah ditelan, bentuk dan warna cangkang
yang menarik, tidak berasa dan mudah terlarut dalam tubuh(3)(4). Selain efektif dan
terjangkau, kenyamanan pasien juga perlu diperhatikan seperti metode formulasi serta
jenis sediaan baru terus dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas obat yang
dikonsumsi pasien. Salah satu faktor pertimbangan dalam desain formulasi adalah
kelarutan obat(5).
kelarutan obat dalam air merupakan faktor utama yang menentukan laju
disolusi. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa data kelarutan bahan obat dapat
digunakan sebagai prediksi adanya kemungkinan masalah mengenai bioavailibilitas,
yang merupakan suatu faktor pertimbangan dalam desain formulasi sediaan obat.
Tablet dan kapsul merupakan salah satu sediaan yang banyak mengalami
perkembangan dari segi metode formulasi. tablet dan kapsul merupakan sediaan obat
yang kadang mempunyai masalah dengan disolusi (5).
Dalam industri farmasi, disolusi didefinisikan sebagai jumlah zat obat yang
masuk ke dalam larutan per satuan waktu dalam kondisi standar antar muka cair atau
padat, suhu dan komposisi pelarut. Disolusi dianggap sebagai salah satu uji kontrol
kualitas terpenting yang dilakukan pada bentuk sediaan farmasi dan sekarang
berkembang menjadi alat untuk memprediksi bioavailabilitas. Data bioavailabilitas
yang diperoleh sebagai hasil uji disolusi dapat digunakan untuk memandu
pengembangan formulasi baru dan proses pengembangan produk ke arah optimalisasi
produk, serta memastikan kualitas produk yang berkelanjutan dan kinerja proses
sediaan(6). Salah satu sediaan tablet yang mengalami disolusi adalah ketoprofen.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TABLET
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang dibuat dengan mengompres suatu obat atau
campuran obat, dengan atau tanpa eksipien. Tablet memiliki bentuk yang bervariasi dan
sangat berbeda dalam ukuran dan berat tergantung pada jumlah zat obat. Tablet harus
memiliki identitas produk yang bebas dari cacat seperti retak, perubahan warna, dan
kontaminasi. Tablet harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan guncangan
mekanis selama pengemasan, pengiriman, dan pengeluaran produksinya.
II.2 KAPSUL
Kapsul adalah salah satu bentuk sediaan padat yang banyak digunakan karena
pembuatannya yang sederhana (2). Kapsul merupakan sediaan yang diproduksi dari gelatin
dan mudah ditemukan dalam bentuk cangkang lunak atau keras (3). Kapsul termasuk sediaan
farmasi yang diberikan secara oral dan banyak digunakan karena praktis, mudah ditelan,
bentuk dan warna cangkang yang menarik, tidak berasa dan mudah terlarut dalam tubuh.
Kapsul mengandung satu atau lebih bahan aktif obat, baik berupa cairan, serbuk, maupun
granul, yang dimasukkan ke dalam cangkang lunak maupun keras (4).
II.3 PARTIKULAT
Proses disolusi terjadi ketika molekul obat dibebaskan dari fase padat (bentuk
sediaan) dan akan masuk ke dalam fase larutan (cairan tubuh), secara fisikokimia disolusi
merupakan proses zat padat memasuki fasa pelarut melewati proses multi langkah yang
melibatkan berbagai reaksi heterogen antara fasa solut-solut (zat terlarut-zat terlarut) dan fasa
pelarut pada antarmuka solut dan pelarut. Sifat disolusi dapat menggambarkan hubungan
suatu obat dengan aktivitas farmakologinya karena terjadinya absorpsi obat dan respons
klinis (aini dkk 2015).
II.3 KETOPROFEN